THOMAS KUHN. Ajat Sudrajat FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAKWA, MANDIRI, CENDEKIA.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Invaliditas aplikasi..., Bio In God Bless, FIB UI, 2009

KRITIK LARRY LAUDAN. Department of Ethics/Philosophy, Atma Jaya Catholic University Jakarta, Indonesia. Yeremias Jena

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

STRUKTUR KEILMUAN. Ana Ratna Wulan/UPI Bahan Kuliah Filsafat Sains

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

Metode ilmiah dan Teori ilmiah

PENGANTAR METODE PENELITIAN. Pertemuan Kesatu

KRISIS ILMU BARAT SEKULER DAN ILMU TAUHIDILLAH

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

PENDIDIKAN PANCASILA

Standar Menilai Teori dalam Metode Ilmiah pada Kajian Filsafat Ilmu

III. PERKEMBANGAN DAN PENEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM. DANNER SAGALA, S.P., M.Si.

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

Paul Karl Feyerabend

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat

Misiologi David Bosch

WACANA FILSAFAT ILMU DALAM PSIKOLOGI. Aditya Nanda Priyatama Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

PAR. Dr. Tantan Hermansah

BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia

Rekonstruksi Ilmu Pengetahuan Kontemporer

BAB V PENUTUP. serta merta membuat sosiologi ilmu menggunakan metode-metode filsafat.pada

Metodologi penelitian

MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI JUMLAH SKS : 3 SKS MATA KULIAH PRASARAT AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH

Teori juga membantu dalam memilih metode penelitian, menguji data, menarik kesimpulan, dan merumuskan tindak lanjut kebijaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI : TINJAUAN UMUM. DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PENDIDIKAN PANCASILA

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian

Selayang Pandang Penelitian Kualitatif

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

Ilmu Hubungan Internasional: Tinjauan epistemologi, Metodologi dan Ontologi

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, perkembangan teknologi dan perekonomian telah

TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2012/ 2013 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA

A. Dari segi metodologi:

Konsep Pengembangan Kurikulum

Hipotesa Efficient Market mungkin menjadi salah satu dalil di bidang ekonomi. yang didukung bukti empiris yang kuat. Hipotesa ini sudah teruji dengan

PARADIGMA ADMINISTRASI NEGARA Nicholas Henry

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


EKSPLORASI PEMIKIRAN TENTANG PARADIGMA, KONSEP, DALIL, DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

Modul Perkuliahan II. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Penelitian Ilmiah. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perspektif / Paradigma Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Pengertian Paradigma. Paradigma I Normal Sc. Anomalies Crisis Revol Paradigma II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)

BAB I PENDAHULUAN. konsisten dan kehadiran orang tua untuk mendukung dan mendampingi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEORI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU. Ismail Hasan

RADIASI BENDA HITAM DAN EFEK FOTOLISTRIK SEBAGAI KONSEP KUNCI REVOLUSI SAINTIFIK DALAM PERKEMBANGAN TEORI KUANTUM CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Week 2 Metode Ilmiah

ETIKA LINGKUNGAN (Kuliah V)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hal ini juga diiringi dengan meningkatnya APBN dari lima tahun

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI AKUNTANSI BAB IV : TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA

19 October 2016 RGS 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. kritik sastra itu sendiri. Berbagai maacam pendapat mengenai manfaat kritik sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB V PENUTUP. ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan oleh para

METODOLOGI PENELITIAN EKONOMI DAN BISNIS Teori dan Praktik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik)

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan


Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Sudut pandang teori materialisme historis dalam filsafat sejarah

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS

I. PENDAHULUAN. dapat belajar. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru diharapkan mengupayakan

1. RPP LKS MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONTRUKSI SOSIAL DARI TEORI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL. Oleh : Dr. Purwowibowo, M.Si

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perwujudan tersebut tentu tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam menghadapi perkembangan. menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk bertahan hidup.

Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara. Masih ingatkah Anda, apa yang dimaksud dengan ideologi? Mungkin

Transkripsi:

THOMAS KUHN Ajat Sudrajat ajat@uny.ac.id FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SCIENTIFIC REVOLUTIONS Scientific revoloutions, bentuk plural, artinya meliputi kurun waktu yang luas, peralihan satu periode ke periode yang lain. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak berlangsung akumulatif-linear, melainkan menurut suatu revolusi yang bersifat berkala dalam cara shift paradigm. Ilmu pengetahuan berkembang, ketika komunitas ilmiah meninggalkan paradigma ilmu yang selama ini diterima karena ketidakmampuan paradigma menjawab persoalanpersoalan baru..

PARADIGM Paradigm atau paradigma, menunjuk kepada ilmu pengetahuan normal, sesuatu yang rutin menyangkut cara kerja yang dilakukan ilmuwan dari hari ke hari. Shift paradigm merupakan evolusi paradigma, sedangkan makna revolusi menunjuk pada perkembangan yang luas, yang terjadi dalam seluruh bidang ilmu pengetahuan.

SHIFT PARADIGM Perubahan ilmu pengetahuan normal melewati tiga fase: 1. Pra-sains atau pra-paradigma, ketika belum ada suatu paradigma kunci. 2. Normal sains, ketika para ilmuwan berupaya memperluas paradigma kunci melalui pengandain pemecahan masalah; ilmu normal berlaku pada suatu periode tertentu. 3. Anomali, apabila terjadi anomalitas terhadap norman sains, hal itu akan menimbulkan krisis yang mengarahkan lahirnya paradigma baru yang dinamakan proses revolusi ilmu pengetahuan.

FASE PRA-SAINS ATAU PRA-PARADIGMA Fase ini merupakan sebuah periode yang memakan waktu yang lama. Penelitian-penelitian keilmuan dilakukan tanpa arah. Pada periode ini juga muncul berbagai macam aliran pemikiran yang saling bersaing satu sama lain. Tidak terdapat penjelasan yang memadai mengenai fase ini, tetapi kiranya dapat dikatakan bahwa fase ini terutama terjadi sebelum abad ke-19..

FASE SAINS NORMAL Dari antara berbagai sains yang berkembang pada fase praparadigma, muncullah salah satu aliran pemikiran atau teori yang mendominasi teori atau ilmu lainnya. Aliran pemikiran lainnya berkiblat pada dan mengakui superioritas aliran pemikiran yang dominan ini. Disebut dominan, karena ia menjanjikan pemecahan masalah yang lebih akurat dan masa depan penelitian yang lebih maju.

FASE SAINS NORMAL Fase inilah yang diacu oleh Kuhn sebagai paradigma. Kuhn membedakan paradigma ke dalam dua peran, yakni peran contoh praktik ilmiah (exemplar) dan matriks-matriks disipliner (diciplinary matrices). Contoh praktik ilmiah mengacu kepada pencapaian konkret ilmu tertentu, seperti teori mekanika dan gravitasi Newton dan teori heliosentrisnya Copernicus. Contoh matriks-matriks disipliner menyangkut seluruh masalah, metode, prinsip-prinsip teoretis, asumsi-asumsi metafisis, konsep-konsep dan standar-standar evaluasi dalam satu model.

FASE SAINS ANOMALI ATAU KRISIS Pada masa ini baik contoh praktik ilmiah (exemplar) maupun matriks-matriks disipliner tidak dapat lagi diandalkan dalam memecahkan persoalan dan melahirkan krisis dalam komunitas ilmu. Mereka juga mulai mempertanyakan paradigma yang diterima selama ini. Muncul kelompok-kelompok ilmuwan yang saling bersaing satu sama lain dan membentuk strategi-strategi untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.

INCOMMENSURABLE Kuhn menyatakan bahwa tidak ada standar objektif yang sama yang dipakai ilmuwan yang berbeda dengan hasil ilmiah yang sama. Paradigma bersifat incommensurable, tidak mungkin untuk memahami suatu paradigma dengan perantaraan paradigma lain; atau Pemahaman kita mengenai ilmu pengetahuan tidak pernah didasarkan pada sesuatu yang benarbenar objektif.

INCOMMENSURABILITY Incommensurability, ilmu pengetahuan bersifat objektif dan dapat dijadikan dasar untuk melakukan pilihan ilmiah menurut lima pengertian berikut: 1. Akurat, secara empiris sesuai dengan eksperiman dan observasi; 2. Konsisten, secara internal konsisten dengan teori-teori yang lain; 3. Jangkauan yang luas, akibat-akibat dari sebuah teori dapat dijelaskan oleh teori lain; 4. Sederhana, penjelasan teori dapat dilakukan secara sederhana; 5. Berguna, membuka fenomena baru. Theory Choice, kriteria yang digunakan sesuai dengan situasi pribadi si ilmuwan, dengan mengacu pada lima hal di atas.

RELATIVISME HISTORIS Istilah perubahan paradigma, pada awalnya digunakakan oleh M. Polanyi dan dikembangkan oleh Thomas Kuhn. M. Polanyi dan Thomas Kuhn, meyakini bahwa pengalaman subjektif ilmuwan menjadikan ilmu pengetahuan suatu disiplin yang relatif.

TEORI ANARKISME TEORITIS PAUL FEYERABEND Tidak ada metodologi yang sunggh-sungguh menyediakan aturan yang diikuti secara konsisten oleh para ilmuwan. Anarkisme teoritis diperlukan karena hal itu lebih bersifat humanis dibandingkan anarkisme dalam sistem organisasi. Metodologi ilmu pengetahuan bersifat anarkis karena setiap metode mengajukan aturan universal yang mengekang kebebasan dan mengerdilkan kreativitas para ilmuwan. Pluralisme metodologis atau metodologi pluralistik harus diakui merupakan kekuatan kritis dalam ilmu pengetahuan yang membuat kemajuan.

PLURALISME METODOLOGIS FEYERABEND Masyarakat pluralistik harus dilindungi dari pengaruh ilmu pengetahuan yang bersifat ideologis, yang melindungi diri dari dalam dunia yang tertutup bagi pengaruh ideologi yang lain. Bermula dari pemahaman bahwa tidak ada metode hostoris yang bersifat ilmiah, Feyerabend berpendapat bahwa ilmu pengetahuan menjamin status istimewanya dalam masyarakat Barat. Ilmu pengetahuan harus dipisahkan dengan kuasa negara, sama halnya dengan perbedaan negara dari agama dalam masyarakat sekular. Ilmu pengetahuan harus berada di ranah demokrasi yang memberikan kebebasan kepada setiap orang.

Tentang Thomas Kuhn Menurut Zianuddin Sardar, Kuhn telah meruntuhkan anggapan yang telah diterima tentang ilmuwan sebagai pencari kebenaran dan interogator alam dan realitas yang heroik, berpikir terbuka, dan bebas kepentingan. (Thomas Kuhn dan Perang Ilmu).