YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd. ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En MODUL BAHASA INDONESIA Teks Editorial Disusun Oleh: Elisabeth Prasetiawati, S.Pd. 1
I. Kompetensi Dasar 3.5 Mengidentifikasi informasi (pendapat, alternatif solusi dan simpulan terhadap suatu isu) dalam teks editorial 4.5 Menyeleksi ragam informasi sebagai bahan teks editorial baik secara lisan maupun tulis 3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks editorial 4.6 Merancang teks editorial dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan baik secara lisan maupun tulis II. Tujuan Siswa dapat mengidentifikasi informasi penting dalam teks editorial. Siswa dapat menyeleksi informasi sebagai bahan teks editorial secara tulis. Siswa dapat melengkapi informasi dalam proposal secara lisan supaya lebih efektif. Siswa dapat menganalisis struktur teks editorial. Siswa dapat menganalisis kaidah kebahasaan teks editorial. Siswa dapat memproduksi teks editorial dengan memperhatikan struktur teks editorial. Siswa dapat memproduksi teks editorial dengan memperhatikan kaidah teks editorial. 2
III. Materi Teks editorial bisa disebut juga sebagai tajuk rencana. Teks editorial adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi dari media yang bersangkutan terhadap suatu peristiwa yang menjadi sorotan. Dalam tajuk rencana, biasanya diungkapkan fakta peristiwa atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik, penilaian, dan saran atas maslaha, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca. Berdasarkan isi dan tujuannya, teks editorial tergolong jenis teks argumentatif seperti halnya eksposisi dan teks ulasan. Karakteristik Umum Teks Editorial: Berisi fakta-fakta tentang peristiwa atau masalah aktual. Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang menjadi sorotan, baik berupa kritik, penilaian, harapan, maupun saran-saran. Terkandung sudut pandang subjektif redaksi media yang bersangkutan terhadap suatu permasalahan, mungkin berupa sikap pro, netral, ataupun kontra. 3
Struktur teks editorial Struktur Teks Editorial a. Pengenalan isu sebagai pendahuluan teks, yakni berupa sorotan peristiwa yang mengandung suatu persoalan aktual. b. Penyampaian argumen-argumen sebagai pembahasan, yakni berupa tanggapan-tanggapanredaktur dari media yang bersangkutan berkenaan dengan peristiwa, kejadian dan persoalan aktual. c. Kesimpulan, saran, atau rekomendasi sebagai penutup, berupa pernyataan dalam menyelesaikan persoalan yang dikemukakan sebelumnya. Pengenalan Isu Penyampaian Argumen Kesimpulan Peristiwa, masalah faktual Berisi ulasan, saran, kritik, dan harapan. Pernyataan penyelesaian 4
Kaidah Teks Editorial Banyak menggunakan kata-kata populer. Contohnya gemerlap, geger, droping, cibiran, duit. Banyak menggunakan kata yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lain yang menjadi fokus ulasan. Banyak menggunakan ungkapan-ungkapan persuasif. Hal ini terkait dengan isi teks editorial yang pada umumnya bertujuan memengaruhi khalayak dengan sejumlah argumentasi. Banyak menggunakan pernyataan-pernyataan pertentangan yang ditandai dengan penggunaan konjungsi tetapi, melainkan, meskipun. Menggunakan kata ganti kita untuk melibatkan pembaca langsung pada topik yang dibahasnya. Bacalah teks editorial berikut ini! Pahlawan (Bertopeng) Buton Raya Provinsi Buton Raya belum terwujud, namun pergumulan siapa yang berjasa dalam pemekaran mulai diributkan. Inilah fenomena yang mulai mengemuka dalam sepekan terakhir. Memang diskusi seputar Buton Raya merupakan diskusi yang menarik bagi masyarakat di jazirah ini. Betapa tidak, sudah lebih dari satu dekade pemekaran provinsi ini diperjuangkan. Kini, setelah cakupan wilayah memadai 5
dengan masuknya Kabupaten Buton Tengah dan Buton Selatan, mengapa harus berpolemik? Semestinya, tenaga yang dimiliki komponen daerah ini jangan dihabiskan untuk bermusuhan karena tidak akan menghasilkan apa-apa. Semua daya harusnya dipakai untuk menggolkan provinsi yang diidamkan masyarakat di eks-kesultanan Buton ini. Caranya kerja sama, jangan sendiri-sendiri, apalagi kalau sampai bermusuhan. Ingat, Buton Raya belum terbentuk, jangan sampai gontok-gontokan ini justrus hanya akan menghambat pemekaran. Padahal, masyarakat sudah lama memimpikannya dan tidak penting siapa yang tulus dan punya modus lain dalam pemekaran. Bisa dilihat dari siklus pesta demokrasi yang terjadi di negeri ini, mulai dari pilkada kabupaten/kota, pilkada Sultra, pileg, hingga pilpres selalu saja Buton Raya dijadikan lagu merdu untuk pribadi, Namun, begitu mendapatkan takhta kuasa, mereka seolah terhinggapi penyakit amnesia, lupa dengan janji yang telah diucap. Mereka yang telah khianat dengan janjinya, pada akhirnya waktulah memberikan jawaban bahwa mereka hanya menjadikan publik di Buton Raya sebagai kayu bakar politiknya. Waktu juga yang akan menghukumnya melalui tangan rakyat. 6
Kini setelah Buton Raya di depan mata, harusnya semua figur sentral daerah ini berangkulan untuk menyamakan langkah dalam mewujudkan pemekaran. Dengan demikian, mereka layak disebut pahlawan. Walapun pada akhirnya publik juga yang akan menilai apakah mereka pahlawan sejati, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan kesiangan, atau pahlawan bertopeng. Semua tegantung pada ketulusan niat, cara, dan hasil perjuangannya. (Sumber: Buton Post) SOAL 1. Analisislah struktur teks di atas! 2. Analisislah kaidah kebahasaan teks di atas! Sertakan pula buktibuktinya! 3. Buatlah satu teks editorial dengan tema Pendidikan di Indonesia! GLOSARIUM Teks editorial adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi dari media yang bersangkutan terhadap suatu peristiwa yang menjadi sorotan. Daftar Pustaka Kosasih, Engkos. 2015. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII kelompok Wajib. Jakarta : Erlangga KBBI offline 7
8