PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR): ALTERNATIF PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN DAN KARAKTER

dokumen-dokumen yang mirip
INTEGRASI PPR DALAM KURIKULUM 2013

Oleh : Adi Saputra, M.Pd Pendahuluan

BAGIAN 1. PRINSIP-PRINSIP PEDAGOGI IGNATIAN

Paul Suparno, S.J. Universitas Sanata Dharma Yogyakartsa

OPTIMALISASI PPR UNTUK PENGEMBANGAN KECERDASAN DAN PEMBINAAN KARAKTER 1

ISSN X Elementary School 3 (2016) Volume 3 nomor 1 Januari 2016

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKSI (PPR) DI SEKOLAH Serviam, educating, enhacing and caring, Januari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

PENDIDIKAN DALAM SEMANGAT IGNATIAN Seminar Pendidikan USD Mengajar USD, Yogyakarta, 2 Mei 2015 Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Maria Melani Ika Susanti, 2013

ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) BERDASARKAN UNSUR COMPETENCE-CONSCIENCE-COMPASSION

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKSI (PPR) DAN SILABUSNYA

BAB I PENDAHULUAN. yang mendasari perkembangan sains dan teknologi, mempunyai peran

ANALISIS HASIL REFLEKSI DALAM PENERAPAN PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X6 SMA KOLESE DE BRITTO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

Maria Melani Ika Susanti

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, baik dalam mengembangkan pemikiran kritis, kreatif,

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

PENGGALIAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN DALAM PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA BERBASIS PEDAGOGI IGNASIAN

PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si.

PENGANTAR TUGAS PEMERINTAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI TUGAS BERBASIS PROYEK PADA MATAKULIAH TEKNIK KENDALI

F049 PENERAPAN PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA BIOLOGI I DI PRODI PGSD UNIVERSITAS SANATA DHARMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian pada Mata Kuliah Termodinamika

DINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN. Oleh Herminarto Sofyan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

RENCANA PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

ANALYSIS OF MATHEMATICS TEACHER PROBLEM IN LEARNING IMPLEMENTATION SENIOR HIGH SCHOOL

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik

RELASI GURU-MURID-BIDANG STUDI BAGI GURU SEJATI

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah berpikir kritis. Menurut Maulana

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

PENDAHULUAN. pendidikan dapat tercapai. Proses pembelajaran, sering dipahami sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang

MEMBANGUN BUDAYA KERJA TIM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PEDAGOGI IGNASIAN DALAM MATAKULIAH PROYEK REKAYASA PERANGKAT LUNAK

2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember

BAB I PENGANTAR. A. Latar belakang. Pada saat ini, masyarakat telah menuntut peran nyata apoteker dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Kelas/ Semester : X/ Ganjil Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERUBAHAN FISIKA SERTA MENGEMBANGKAN KARAKTER KOMUNIKATIF, KERJA KERAS, DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR IPA

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Universitas Sanata Dharma PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR): ALTERNATIF PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN DAN KARAKTER Oleh: Margaretha Madha Melissa, M.Pd. madha.melissa@usd.ac.id Teacher Training Mathematics and Science Education Universitas Sanata Dharma Sogang University Yogyakarta, 16 November 2017

Universitas Sanata Dharma Dulu Sekarang 2 Integrating academic excellence and humanistic values

Universitas Sanata Dharma Pembelajaran di Indonesia Perubahan Kurikulum 2013 Siswa berkembang dalam pengetahuan Siswa berkembang menjadi pribadi yang berkarakter Maka tidak mungkin lagi menggunakan model/metode/strategi/pendekatan yang berpusat kepada guru namun kita perlu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif Integrating academic excellence and humanistic values

Mengapa PPR? Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 Revisi 2017: PPK(Penguatan Pendidikan Karakter) Literasi 4C (creative, critical thinking, communicative, collaborative) HOTS (higher order thingking skill)

PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) Terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kegiatan yang diharapkan: Pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas); Pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat; Penambahan kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa, Penambahan dan penajaman kegiatan belajar siswa

Literasi Kemampuan literasi adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.

4C Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C Yaitu kemampuan Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation

HOTS Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Apa itu PPR? Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah pedagogi bukan sekedar metode pembelajaran. Pedagogi/pendekatan adalah cara guru mendampingi siswa berkembang menjadi pribadi yang utuh. Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pendekatan yang menekankan perkembangan pengertahuan, hati, dan karakter siswa. (Suparno, 2015)

Tujuan PPR Tujuan PPR: siswa menjadi manusia bagi dan bersama sesama. Menurut Kolvenbach, tujuan itu diungkapkan lebih rinci dalam 3C. 3C yaitu Competence (kompetensi/pengetahuan), Conscience (suara hati), dan Compassion (berbela rasa terhadap orang lain).

Competence Penguasaan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya. Kompetensi mencakup beragam kemampuan - kemampuan akademis (termasuk kemampuan untuk berpikir secara reflektif, logis, kritis, imajinatif, dan kreatif), ketrampilan menggunakan teknologi, ketrampilan kejuruan, apresiasi seni kreatif, olahraga, dan rekreasi, dan keterampilan komunikasi yang efektif.

Conscience Mempunyai hati nurani yang dapat membedakan baik dan tidak baik. Seseorang yang memiliki hati nurani membedakan apa yang benar, baik, dan benar, dan memiliki keberanian untuk melakukannya, mengambil sikap bila diperlukan, memiliki hasrat akan keadilan social dan merupakan pemimpin berpengaruh dalam komunitas mereka. Orang seperti itu adalah pribadi integritas.

Compassion Kepekaan untuk berbuat baik bagi orang lain yang membutuhkan, punya kepedulian pada orang lain. Orang yang penuh kasih dengan murah hati menanggapi orang-orang yang paling membutuh, berjalan dengan orang lain untuk menguatkan mereka, dalam solidaritas dan empati.

Siklus PPR

Konteks Guru perlu memahami konteksnya: siswa yang diajar, lingkungan, sekolah, dan lain-lain. Konteks akan mempengaruhi pilihan pengalaman dan model pembelajaran yang akan digunakan. Jika pembelajaran sesuai dengan konteksnya, maka siswa akan lebih mudah memahami materi. Konteks siswa: asal, keluarga, budaya, media, kemampuan awal/prasyarat, gaya belajar, dll. Lingkungan sekolah: suasana belajar, nilai yang diperjuangkan, persaudaraan.

Pengalaman Guru harus menyediakan pengalaman bagi siswa, sehingga siswa sungguh mengalami sendiri/mengkonstruksi pengetahuannya. Pengalaman menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengalaman berupa langsung dan tidak langsung. Pengalaman langsung yaitu pengalaman yang sungguh dialami siswa, contohnya: praktikum, diskusi kelompok, praktek menggunakan alat peraga. Pengalaman tidak langsung yaitu pengalaman melalui membaca, simulasi, melihat video, berimaginasi, dll.

Refleksi Refleksi adalah unsur sangat penting dan khas dalam PPR. Lewat refleksi siswa dibantu untuk menggali pengalaman mereka lebih mendalam dan mengambil maknanya bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup kemasyrakatan. Berefleksi bisa dibimbing dengan pertanyaan: 1. Apa yang menarik dari pembelajaran hari ini? 2. Apa manfaat mempelajari materi ini? 3. Bagian mana yang masih sulit dipahami? Tantangan melakukan refleksi: 1. Siswa tidak biasa berefleksi 2. Jika terlalu sering hanya menjadi formalitas 3. Ada waktu sebelum selesai pelajaran untuk melakukan refleksi

Refleksi Dari hasil refleksi siswa bisa dijadikan evaluasi untuk guru. Siswa bisa diajak untuk merefleksikan bagaimana pembelajaran yang telah berlangsung? Apa saran mereka untuk pembelajaran berikutnya? Membaca umpan balik/refleksi bisa menjadi hal yang menarik bagi guru. Guru pun juga turut melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Hal apa yang perlu diperbaiki dan dipertahankan. Perlu menciptakan relasi yang baik antara guru dan siswa sehingga siswa bisa mengungkapkan dengan jujur apa yang dirasakan.

Aksi Dari hasil refleksi maka akan memunculkan aksi. Jika siswa sungguh mempunyai pengalaman dan dapat memaknai pengalaman tersebut maka akan memunculkan aksi tertentu. Aksi dapat berupa tindakan, sikap, atau niatan. Misalnya: siswa ingin lebih disiplin, lebih teliti, ingin membantu teman lain, bersikap jujur.

Evaluasi Setelah seluruh proses pengalaman, refleksi, dan aksi maka perlu diadakan evaluasi. Evaluasi terkait apakah proses tersebut berjalan baik dan dapat membantu perkembangan siswa. Apabila ada proses yang belum berjalan dengan maik, maka perlu ada perbaikan/penyempurnaan pada siklus selanjutnya.

Evaluasi

Sikap Guru yang perlu dimiliki: 1) Cura personalis (kepedulian terhadap pribadi]: relasional (mengenal, menghargai, mempercayai, peduli, mengembangkan). 2) Keinginan untuk belajar dan berkembang terus-menerus: life long learning. 3) Menjadi role model: mengajarkan apa yang dimengerti dan dihidupi. 4) Menjadikan PI sebagai pola berpikir dan pola bertindak (way of life).

PPR dalam pembelajaran Matematika Materi: SPLDV Konteks: Untuk menggali konteks siswa guru bisa menanyakan beberapa pertanyaan berikut: 1. Apa yang kamu ketahui tentang SPLDV? 2. Berilah contoh persamaan linier dua varaiabel. Atau guru bisa memberikan tes awal sederhana terkait materi prasyarat mempelajari SPLDV yaitu operasi bentuk aljabar. 1. Sebutkan variabel, koefisien, dan konstanta pada persamaan berikut: 2x + y = 5 2. Sederhanakan bentuk aljabar berikut ini 2m + 5n 3m + 2n + 10 n 25.

Pengalaman Gambar berikut merupakan kombinasi pensil dan penghapus beserta harganya. Rp 13.800,00 Rp 5.400,00 Buatlah kombinasi pensil dan penghapus yang lain beserta harganya. Jelaskan bagaimana Anda memperoleh Kombinasi tersebut beserta harganya. Konsep matematika apa yang berhubungan dengan cara Anda memperoleh Kombinasi produk tersebut beserta harganya?

Berapakah harga 1 potong ayam dan 1 porsi nasi jika minumannya gratis?

Jelaskan bagaimana Anda menyelesaikannya?

Dengan menggunakan gambar di bawah ini, carilah nilai x yang 2 memenuhi x 10x 39 5 x x 5 28

Siswa boleh berdiskusi untuk menyelesaikan masalah matematika kerjasama, komunikasi, memahami masalah, mencoba menyelesaikan masalah, pantang menyerah, membantu teman, antusias, berfikir kritis, literasi matematis. Setelah siswa menyelesaikan beberapa permasalahan tersebut, guru bisa membimbing siswa untuk mensharingkan apa yang telah dilakukan komunikasi, peduli, menghargai, berani berpendapat, percaya diri.

Pengalaman tidak selalu di dalam kelas. Bisa di luar kelas, misalnya

Pada tahap pengalaman ini siswa bisa juga diajak melakukan percobaan untuk menemukan rumus, misal:

Tahap refleksi 1. Apa yang menarik dari pembelajaran hari ini? 2. Apa yang kalian dapatkan dari pembelajaran hari ini? 3. Apakah hal tersebut bermanfaat bagi kalian? 4. Pilihlah salah satu emoticon yang menggambarkan perasaan kalian hari ini:

Tahap Aksi Aksi dapat dilakukan dengan membuat hasil karya, misalnya peta konsep SPLDV Poster SPLDV Bisa juga berupa niat/komitmen: misalnya ingin lebih teliti dalam mengerjakan, bersedia membantu teman, dll. Aksi tidak harus dilakukan langsung/saat itu juga, bisa jadi dampaknya muncul setelah beberapa lama.

Tahap Evaluasi Evaluasi tidak hanya menyangkut kompetensi terkait kognitif saja tetapi juga 2C yang lainnya. Penilaian pengetahuan bisa dilakukan dengan kuis, penilaian portofolio, unjuk kerka. Conscience dan Compassion terkait karakter siswa observasi, wawancara, pemberian angket, penilaian antar teman.

Dampak PPR untuk perkembangan Pengetahuan dan Karakter Bila implementasi PPR dalam pembelajaran matematika dilakukan dengan baik, dampaknya bagi siswa akan sungguh terlihat. Siswa yang mengalami pembelajaran menggunakan PPR akan berkembang dari segi pengetahuan maupun pengembangan pribadi/karakter, antara lain: 1. Siswa sungguh menguasai ilmu pengetahuan karena menggali lebih mendalam dan mencari makna yang berguna bagi mereka dan orang lain. 2. Suara hati siswa berkembang, tahu mana yang baik dan tidak, berlatih mengambil keputusan.

3. Lebih peka terhadap kebutuhan teman 4. Lebih bertanggung jawab terhadap tugas mereka 5. Tidak mudah putus asa, karena bisa berefleksi dari kegagalan yang dialami 6. Siswa lebih dekat dan terbuka dengan guru 7. Siswa mampu berpikir kritis menghadapi persoalan 8. Selalu ingin berkembang lebih maju

Secara umum implementasi PPR dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuannya sekaligus menjadi pribadi yang lebih baik dan berkarakter.

Pustaka LPM USD. (2012). Model pembelajaran berbasis Pedagogi Ignasian (2 nd Edition). Yogyakarta: LPM USD. Konvelbach, P.H. Pedagogi Ignatian masa kini. Konteks: Humanisme Kristiani zaman sekarang. Terjemahan J. Drost, S.J. Kolvenbach, P.H. (2005). We aim to form leaders in service, men and women of competence, conscience and compassionate commitment. Jesuit Education and Ignatian Pedagogy. Retrieved from http://www.stbons.ca/jesuit-identity/ Suparno, Paul. (2015). Pembelajaran di Perguruan Tinggi bergaya PPR. Yogyakarta: USD. Jesuit Institute. (2014). Ignatian Pedagogy An Abridged Version. London: Jesuit Institude.

Terima kasih