PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM.

CAMPUR KODE BAHASA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG ARTIKEL ILMIAH

ROSI SUSANTI NIM

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN MASYARAKAT DESA PANGKE KECAMATANMERAL BARAT KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL

ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG

ANALISIS CAMPUR KODE PADA DIALOG TOKOH DALAM FILM PUNK IN LOVE KARYA ODY C. HARAHAP ARTIKEL E-JOURNAL

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ARTIKEL E-JOURNAL

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

ANALISIS CAMPUR KODE DAN ALIH KODE BAHASA MELAYU MASYARAKAT DESA TEMBELING KECAMATAN TELUK BINTAN KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E-JOURNAL

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTsS AL- MUHTADIN MUARA SIKABALUAN KECAMATAN SIBERUT UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM SURAT KABAR BATAM POS RUBRIK OPINI EDISI 11 JANUARI-11 MARET 2013 ARTIKEL E-JOURNAL

KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN KEMBALI BERITA YANG DIDENGAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH MARLINA NPM

CAMPUR KODE PADA BERITA UTAMA BALI ORTI BALI POST

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE MAHASISWA PBSID ANGKATAN 2013 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH DALAM FORUM DISKUSI PERKULIAHAN

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

CAMPUR KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS 1 SD NEGERI 3 GEROKGAK

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF KICK ANDY DI METRO TV EPISODE 06 MARET 24 APRIL

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TEMPEL KATA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 PADANG ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh NURUL FAJRI HANDAYANI NIM

Pendidikan (S.Pd) Oleh YAMSUKINDAH NIM

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

THE ANALYSIS OF CODE SWITCHING AND MIXED CODE OF LANGUAGE STUDENTS OF PBSID STKIP GETSEMPENA IN BANDA ACEH LECTURES DISCUSSION FORUM

PENGHILANGAN FONEM, PENAMBAHAN FONEM DAN PERUBAHAN MAKNA BAHASA INDONESIA DARI BAHASA MELAYU DIALEK DESA NEREKEH KABUPATEN LINGGA

CAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika

KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 SUTERA

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

Kemampuan Menulis Surat Resmi Berdasarkan Memo Siswa Kelas VIII SMPN 8 Koto XI Tarusan ARTIKEL ILMIAH. Lili Endrayeni NPM

KAJIAN PENGGUNAAN BAHASA GURU SMA NEGERI 8 BENGKULU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Sumarsih. Abstract

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS POSTER SISWA KELAS VIII SMPN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS. Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENERUSKAN TULISAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG SKRIPSI

ARTIKEL ILMIAH. diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

KEMAMPUAN MENULIS SURAT PEMBACA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 PADANG ARTIKEL ILMIAH RONA YULIA NPM.

JURNAL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

LENI EXTRISNAWELI NPM

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

Zilvia Rozi Yunita NPM

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS BERDASARKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBUAT KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

Key Words : Reading Comprehension, Answer the Questions

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGANMENGGUNAKAN METODE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP N 1 RAO ARTIKEL ILMIAH

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah

STUDI DESKRIPTIF TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA PADA REKLAME DI TOKO-TOKO FOTOKOPI SEKITAR KAMPUS STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG JURNAL ILMIAH

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Disusun oleh: ISTI JABAHTUL MAULIA

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PERBANDINGAN PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN DENGAN TEKNIK MIND MAPPING DALAM MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS DALAM PERCAKAPAN DI FACEBOOK

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN

Keyword: Effectiveness, Guided Note Taking strategy, and News

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

KEEFEKTIFAN PENERAPAN STRATEGI SKIMMING TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR. Oleh

ANALISIS TATA KALIMAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK TAMBELAN KABUPATEN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM NOVEL GALAKSI KINANTHI: SEKALI MENCINTAI SUDAH ITU MATI KARYA TASARO GK

KEMAMPUAN MEMBAWAKAN ACARA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District)

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIPERDENGARKAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII SMP N 1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

CAMPUR KODE PADA IKLAN TELEVISI JUNI - NOVEMBER TAHUN 2014

KEANEKABAHASAAN (MULTILINGUALISME) DALAM VIDEO PROMOSI DESTINASI PARIWISATA JEGEG BAGUS DENPASAR

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM.

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI BERBANTUAN MEDIA GRAFIK BATANG SISWA KELAS XI SMK PERBANKAN PADANG ARTIKEL ILMIAH RENI SUSRI NPM

JURNAL. Javanese Language Interferance in Language Essay of Fifth Grader in MI Yaa Bunayya Dandong Srengat Blitar

Transkripsi:

PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH YELLI MARNIS NPM 11080096 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh Yelli Marnis 1, Asmawati 2, Indriani Nisja 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tiga alasan berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat pada tanggal 12 Januari 2015. Pertama, penelitian tentang campur kode tuturan guru belum pernah dilakukan di kelas maupun di sekolah tempat penelitian. Kedua, Sekolah Dasar Negeri 19 Kinali merupakan Sekolah Dasar (SD) yang jauh dari keramaian sehingga guru menggunakan bahasa daerah untuk menjalin keakraban dengan siswa. Ketiga, ada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar dikarenakan siswa kurang terbiasa menggunakan bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis campur kode dan bentuk campur guru dalam proses belajar mengajar di kelas V SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskripstif. Informan dalam penelitian ini adalah guru kelas V SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara merekam tuturan guru yang sedang mengajar dengan menggunakan alat penelitian Handphone (HP). Penelitian ini mendeskripsikan jenis dan bentuk campur kode. Jenis campur kode yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing) dan campur kode ke luar (out code mixing). Bentuk campur kode terdiri atas tiga; yaitu (1) penyisipan unsur bahasa berupa kata, (2) penyisipan unsur bahasa berupa frasa, dan (3) penyisipan unsur bahasa brupa klausa. Jenis campur kode yang dominan adalah campur kode ke dalam dan bentuk campur kode yang dominan adalah penyisipan unsur bahasa berupa kata. Kata Kunci: campur kode dan tuturan

MIXED USE CODE SPEECH TEACHER IN THE PROCESS OF LEARNING IN CLASS V SD STATE 19 KINALI WEST PASAMAN By Yelli Marnis 1, Asmawati 2, Indriani Nisja 3 1) Students of STKIP PGRI West Sumatra 2) 3) Lecturer Language Study Program and Literature Indonesia of STKIP PGRI West Sumatra ABSTRACT This research is motivated by three reasons based on interviews with 19 elementary school principals Kinali West Pasaman on January 12, 2015. First, research on teacher speech code-mixing has not been done in the classroom and at the school where the study. Second, the State Elementary School 19 Kinali an elementary school (SD) which is away from the crowd so that teachers use local languages to establish familiarity with the students. Thirdly, there is the element of intent made by the teacher in the learning process because students are less accustomed to using the Indonesian language. This study aimed to describe the type of code-mixing and mixed forms of teachers in teaching and learning in class V SD Negeri 19 Kinali Pasaman Barat. The research is a qualitative method deskripstif. Informants in this study is the Elementary School fifth grade teacher 19 Kinali Pasaman Barat. The research data was collected by recording the speech of teachers who are teaching using research tools Mobile (HP). This study describes the type and form of code-mixing. Mixed types of code that is mixed into a code (inner code mixing) and codemixing to the outside (out code mixing). Form of code-mixing consists of three; namely (1) the insertion of language elements in the form of words, (2) the insertion of language elements in the form of a phrase, and (3) the insertion of a clause brupa language elements. The dominant type of code-mixing is code-mixing into and form of code-mixing is the dominant language elements such as insertion of the word. Keywords: code-mixing and speech

PENDAHULUAN Proses belajar mengajar memerlukan dua komponen yang manusiawi, yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak mengajar. Pada pelaksanaan proses belajar mengajar, guru harus berperan aktif menciptakan kondisi yang mampu merangsang siswa untuk berhasil memperoleh ilmu pengetahuan. Keberhasilan siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan tergantung kepada guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Pada proses belajar mengajar di SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat, misalnya cenderung mencampurkan bahasa yang digunakan, yaitu antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang, atau antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Adakalanya dalam berbahasa Indonesia, guru mencampurkan bahasa daerah atau bahasa asing. Tujuan guru melakukan hal tersebut, agar siswa tidak merasa bosan dan lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan. Selain itu, untuk menambah keakraban antara guru dan siswa sehingga proses belajar mengajar menjadi menarik dan lancar. Dalam hal ini terjadilah pencampuran bahasa yang disebut dengan campur kode. Apabila seorang guru menyisipkan bahasa daerah ke dalam bahasa nasional, ini disebut dengan campur kode ke dalam. Sebaliknya, apabila guru menyisipkan bahasa asing ke dalam bahasa nasional, hal ini disebut campur kode ke luar. Salah satu ciri yang menonjol dalam campur kode adalah kesantaian atau situasi informal. Dalam situasi formal, campur kode jarang digunakan. Sekiranya ada, itu disebabkan tidak adanya ungkapan yang tepat dalam bahasa yang sedang dipakai, sehingga perlu memakai kata atau ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing. Nursaid dan Marjusman Maksan (2002:110) mengungkapkan bahwa campur kode yang dilakukan oleh seorang guru hanya karena kesantaian atau kebiasaan, bukan karena tuntutan situasi komunikasi. Bahkan, kadang-kadang seorang guru melakukan campur kode tersebut hanya untuk memamerkan keterpelajaran, keintelektualan, serta kedudukannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekoah SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat pada tanggal 12 Januari 2015, ada beberapa pernyataan yang diungkapkan berkaitan dengan penelitian. Pertama, penelitian tentang campur kode tuturan guru belum pernah dilakukan di kelas maupun di sekolah tersebut. Kedua, sekolah tersebut merupakan Sekolah Dasar yang jauh dari kermaian, sehingga guru lebih banyak bahasa daerah pada proses belajar mengajar berlangsung. Ketiga, ada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar dikarenakan siswa kurang terbiasa menggunakan bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, penting dilakukan penelitian di SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat tentang Penggunaan Campur Kode Tuturan Guru dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas V SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2012:6) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motifasi, tindakan, dan lain-lain, secara horilistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sudaryanto (1992:62) metode deskriptif adalah penelitian yang hanya berdasarkan fakta atau fenomena bahasa yang ada dan memang secara empiris terdapat pada masyarakat penutur, sehingga hasil data yang diperoleh berupa varian bahasa. Metode ini digunakan karena data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa bentuk dan enis campur kode yang dilakukan oleh guru kelas V dalam proses belajar belajar mnegajar di SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Instrumen dalam penelitian ini adalah handphone (HP) sebagai alat perekam terhadap guru mengajar di kelas V SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Data dalam penelitian ini adalah penggunaan campur kode yang terdapat dalam tuturan guru kelas V SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Sumber data penelitian ini adalah rekaman tuturan guru ketika mengajar di kelas V SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan transkripsi data ditemukan campur kode dalam tuturan guru sebanyak 110 tuturan. Dari 110 tuturan, ditemukan jenis campur kode ke dalam sebanyak 93 tuturan, sedangkan jenis campur kode keluar ditemukan sebanyak 17 tuturan. Dari 110 tuturan ditemukan bentuk campur kode berupa kata sebanyak 57 tuturan, campur kode berupa frasa sebanyak 18 tuturan, dan campur kode berupa klausa sebanyak 18 tuturan. Pembahasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Jenis Campur Kode Tuturan Guru dalam Proses Belajar Mengajar di SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat a. Campur Kode Ke Dalam (inner code mixing) (1) Satu, dua yang ndak angkat tangan... tigaa. (T5/R1) Dalam tuturan 5 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Indonesia Satu, dua yang, kemudian guru melanjutkan dengan bahasa Minang ndak, dilanjutkan lagi dengan menggunakan bahasa Indonesia angkat tangan... tigaa. Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam). Munculnya campur kode pada tuturan 5 rekaman 1 disebabkan guru ingin mengetahui jumlah siswa yang tidak mengacungkan tangan.. (2) Alah... walaupun udah kan di kelas lima ini merupakan lanjutan dari pembelajaran atau materi di kelas empat... (T37/R1) Dalam tuturan 37 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Minang alah, kemudian guru melanjutkan dengan bahasa Indonesia walaupun udah kan di kelas lima ini merupakan lanjutan dari pembelajaran atau materi di kelas empat. Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam). Munculnya campur kode pada tuturan 37 rekaman 1 disebabkan guru menyatakan bahwa mereka sudah pernah belajar di kelas empat dilanjutkan di kelas lima. (3) Tahu kalian bagaimana bantuak tanda titik? (T39/R1) Dalam tuturan 39 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Indonesia Tahu kalian bagaimana, dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Minang bantuak, kemudian dilanjutkan lagi dengan bahasa Indonesia tanda titik. Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam). Munculnya campur kode pada tuturan 39 rekaman 1 disebabkan guru bertanya kepada siswa bentuk dari tanda titik. Berdasarkan analisis dan pembahasan jenis campur kode ke dalam (inner code mixing) di atas, penulis menganalisis berdasarkan teori Nursaid dan Marjusman Maksan (2002:112) yang membagi jenis campur kode menjadi dua bagian, yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing) dan campur kode ke luar (out code mixing) b. Campur Kode ke Luar (out code mixig) (1) Ok... apa-apa saja tanda baca yang kalian ketahui. (T34/R1) Dalam tuturan 34 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke keluar. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa asing (Inggris) berupa kata Ok, kemudian guru melanjutkan dengan bahasa Indonesia apa-apa saja tanda baca yang kalian ketahui. (2) Dah ok... tanda titik digunakan sebagai atau untuk hal-hal yang berikut. Yang pertama tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. (T50/R1) Dalam tuturan 50 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke luar. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Indonesia dah kemudian dilanjutkan

dengan bahasa asing (Inggris) berupa kata ok, kemudian guru melanjutkan lagi dengan bahasa Indonesia tanda titik digunakan sebagai atau untuk hal-hal yang berikut. Yang pertama tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. (3) Aaaa tanda seru... berarti tanda titik itu digunakan pertama yaitu pada akhir kalimat, tapi dia bukan tanda tanya atau pun tanda seru... ok! (T53/R1) Dalam tuturan 53 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke luar. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Indonesia Aaaa tanda seru... berarti tanda titik itu digunakan pertama yaitu pada akhir kalimat, tapi dia bukan tanda tanya atau pun tanda seru... kemudian dilanjutkan dengan bahasa asing (Inggris) berupa kata ok. Berdasarkan analisis dan pembahasan jenis campur kode ke luar (out code mixing) di atas, penulis menganalisis berdasarkan teori Nursaid dan Marjusman Maksan (2002:112) yang membagi jenis campur kode menjadi dua bagian, yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing) dan campur kode ke luar (out code mixing) 2. Bentuk Campur Kode Tuturan Guru dalam Proses Belajar Mengajar di SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat a. Penyisipan Unsur Bahasa Berupa Kata (1) Ya duduk yang bagus semuanya, seperti biasa disiapkan dulu. Siapkan capek... capek... (T1/R1) Dalam tuturan 1 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Indonesia Ya duduk yang bagus semuanya, seperti biasa disiapkan dulu. Siapkan kemudian guru melanjutkan dengan bahasa Minang capek... capek... Munculnya campur kode pada tuturan 1 rekaman 1 disebabkan guru bermaksud menyuruh siswa agar duduk secepatnya untuk memulai pelajaran. Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam) (2)... Mmm lumayan ya kemaren banyak yang ndak sarapan, sekarang banyak yang sudah sarapan (T4/R1) Dalam tuturan 4 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Indonesia...Mmm lumayan ya kemaren banyak yang, kemudian guru melanjutkan dengan bahasa Minang ndak, dan dilanjutkan lagi dengan menggunakan bahasa Indonesia sarapan, sekarang banyak yang sudah sarapan Munculnya campur kode pada tuturan 4 rekaman 1 disebabkan guru menyatakan bahwa pada hari sebelumnya banyak siswa yang tidak sarapan. Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam). (3) Kalau jam anam pasti bisa sarapan, itu bohong samo apak tu mangicuah tu. (T9/R1) Dalam tuturan 9 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Indonesia Kalau jam, dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Minang anam, kemudian dilanjutkan lagi dengan bahasa Indonesia pasti bisa sarapan, itu bohong, dan dilanjutkan dengan bahasa Minang. Munculnya campur kode pada tuturan 9 rekaman 1 disebabkan guru ingin memberi tahukan kepada siswa jika bangun pagi jam enam pasti bisa sarapan. Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam). Berdasarkan uraian di atas, peneliti membahas penyisipan unsur bahasa berupa kata berdasarkan pendapat Ramlan (2005:28) mengemukakan kata adalah satuan bebas yang paling kecil atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. Contoh: rumah, duduk, dan negara.

b. Penyisipan Unsur Bahasa Berupa Frasa (1) di rumah? (T23/R1) Dalam tuturan 23 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Indonesia buku pelajarannya dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Minang ndak ado. Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam). Munculnya campur kode pada tuturan 23 rekaman 1 disebabkan guru bertanya kepada siswa apakah tidak ada yang mengulang pelajaran di rumah. (2) Iyo lai dilakukan di rumah ko? Iyo lai dicubo di rumah? (T25/R1) Dalam tuturan 25 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Minang Iyo lai dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Indonesia dilakukan di rumah, kemudian dilanjutkan dengan bahasa Minang ko? iyo lai dicubo, dan dilanjutkan lagi dengan bahasa Indonesia di rumah. Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam). Munculnya campur kode pada tuturan 25 rekaman 1 disebabkan guru meyakinkan kepada siswa apakah siswa ada mengulang pelajaran di rumah. (3)...Lai namuah menjelaskan tentang apa bedanya menujukkan waktu dengan rentang waktu atau jangka waktu... (T82/R1) Dalam tuturan 82 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Minang lai namuah dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Indonesia menjelaskan tentang apa bedanya menujukkan waktu dengan rentang waktu atau jangka waktu. Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam).munculnya campur kode pada tuturan 82 rekaman 1 disebabkan guru bermakud menyuruh siswa menjelaskan beda penulisan menunjukkan waktu dengan rentang waktu atau jangka waktu. Berdasarkan uraian di atas, peneliti membahas penyisipan unsur bahasa berupa frasa berdasarkan pendapat Chaer (2003:222) mengemukakan frasa merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Contoh, sedang menulis. c. Penyisipan Unsur Bahasa Berupa Klausa (1) Kalau jam anam pasti bisa sarapan, itu bohong samo apak tu mangicuah tu. (T9/R1) Dalam tuturan 9 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Indonesia kalau jam, dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Minang anam, dan dilanjutkan lagi dengan bahasa Indonesia pasti bisa sarapan, itu bohong, kemudian dilanjutkan lagi dengan bahasa Minang samo apak tu mangicyah tu. Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam). Munculnya campur kode pada tuturan 9 rekaman 1 disebabkan guru menyatakan kalau siswanya berbohong. (2) Iyo lai dilakukan di rumah ko? Iyo lai dicubo di rumah? (25/R1) Dalam tuturan 25 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Minang iyo lai, dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Indonesia dilakukan di rumah, dan dilanjutkan lagi dengan bahasa Minang ko, iyo lai dicubo, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan bahasaindonesia di rumah. Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam). Munculnya campur kode pada tuturan 25 rekaman 1 disebabkan guru bertanya kepada siswa mngerjakan tugasnya di rumah. (3) Yang laki-laki... iko yang padusi me yang menjawab, yang laki-laki dimana lagi?...(t46/r1) Dalam tuturan 46 rekaman 1, jenis campur kodenya adalah campur kode ke dalam. Ditemukan pada awalnya guru menggunakan bahasa Indonesia Yang laki-laki, dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Minang iko yang padusi me, dan dilanjutkan lagi dengan bahasa

Indonesia yang menjawab, yang laki-laki dimana lagi? Dengan demikian terjadilah campur kode yaitu pencampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang (campur kode ke dalam). Munculnya campur kode pada tuturan 46 rekaman 1 disebabkan guru menyatakan bahwa yang perempuan sering menjawab pertanyaan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menganalisis dan membahas penyisipan unsur bahasa berupa klausa berdasarkan pendapat Chaer (2003:231) bahwa klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frasa, yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam konstruksi klausa ini, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib sedangkan yang lainnya tidak bersifat wajib. Contoh, nenek mandi (tidak diberi intonasi final). KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan pada bab IV, disimpulkan bahwa hasil penelitian tentang Penggunaan Campur Kode Tuturan Guru dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas V SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Jenis campur kode yang yang ditemukan dalam tuturan guru pada proses belajar mengajar di Kelas V SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat adalah campur kode ke dalam dan campur kode keluar. Bentuk campur kode yang ditemukan dalam tuturan guru pada proses belajar mengajar di Kelas V SD Negeri 19 Kinali Kabupaten Pasaman Barat adalah; (1) penyisipan unsur bahasa berupa kata (2) penyisipan unsur bahasa berupa frasa, dan (3) penyisipan unsur bahasa berupa klausa Hasil penelitian menemukan bahwa jenis campur kode yang dominan adalah campur kode ke luar dan bentuk satuan bahasa yang dominan mengalami campur kode berupa kata. Berdasarkan pembahasan dan simpulan, dapat diajukan tiga saran. Pertama, disarankan pada guru, terutama guru bahasa Indonesia dan guru kelas hendaknya mengembangkan kebiasaan menggunakan bahasa Indonesia secara benar, tertib dalam mengelola proses belajar mengajar. Kedua, disarankan pada mahasiswa sebagai bahan diskusi mata kuliah sosiolingustik agar memahami dengan baik tentang campur kode. Ketiga, disarankan pada peneliti selanjutnya sebagai masukan dan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan campur kode. KEPUSTAKAAN Aslinda dan Leni Syafyahya. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Gadjah Mada University Press. Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Pateda, Mansoer. 1992. Sosiolingustik. Bandung: Angkasa.