BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan dijelaskan mengenai simpulan, keterbatasan dan implikasi dari penelitian yang memiliki tujuan untuk menganalisa pengaruh keadilan organisasional dan efikasi diri pada keinginan berpindah yang dilakukan pada perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, maka simpulan, keterbatasan dan implikasi dari penelitian ini adalah: 5.2. Simpulan Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1) Pengujian hipotesis pertama yaitu gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh postif dan signifikan pada perilaku kewargaan organisasional. Kepemimpinan yang mampu memberikan motivasi pada perawat, dekat dengan peawat dan mengetahui kebutuhan dan masalah perawat dikategorikan sebagai gaya kepemimpinan transformasional. Perawat yang memiliki kenyamanan dengan gaya kepemimpinan transformasional di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok akan menunjukkan perilaku kewargaan organisasional, dimana mereka tidak hanya menjalankan 60
kewajiban yang seharusnya. Tapi juga mereka akan sukarela menunjukkan sikap dan perilaku lainnya yang dapat membantu performa di rumah sakit. 2) Pengujian hipotesis kedua yaitu keadilan prosedural persepsian berpengaruh positif dan signifikan pada perilaku kewargaan organisasional perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok. Dengan demikian, semakin tinggi keadilan prosedural yang dirasakan perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, maka semakin tinggi perilaku kewargaan organisasional yang ditunjukkan oleh perawat. Keadilan proseduran ini berkaitan dengan bagaiman pembentukan suatu keputusan di dalam organisasi di rumah sakit. Jika perawat merasa diperlakukan adil secara prosedural di rumah sakit, maka perawat di rumah sakit akan menunjukkan perilaku kewargaan organisasional seperti dengan senang hati akan membantu pekerjaan rekan kerja mereka, bekerja ekstra dan juga menujukkan sikap menolong kepada sesama perawat. 5.2. Keterbatasan Penelitian Setiap penelitian tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan, demikian pula dengan penelitian ini. Penelitian ini mendapati beberapa hal yang menjadi faktor keterbatasan, yaitu: 61
1) Pelaksanaan pengambilan data dinilai kurang efektif karena adanya peraturan yang membatasi saat dilakukannya pengambilan data di RSUD Solok Sumatera Barat. 2) Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai media pengumpulan data, dimana pendekatan memiliki kelemahan dan keterbatasan, seperti terjadinya pembiasan perseptual antara seseorang dalam memandang sesuatu variabel penelitian, dimana peneliti tidak dapat mengendalikan jawaban dari masing-masing jawaban responden. Hal ini dapat berdampak terhadap rendahnya pengukuran yang diperoleh dalam memenuhi nilai validitas. 5.3. Implikasi Implikasi dari temuan penelitian mencakup pada dua hal, yakni implikasi teoritis dan praktis 5.3.1. Implikasi Praktis Implikasi praktis dari hasil penelitian ini bagi organisasi atau manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok diharapkan dapat meyakinkan manajemen rumah sakit bahwa perilaku kewargaan organisasional merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan dan dikelola terkait dengan industri jasa yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok. Kepemimpinan di sebuah organisasi yang berada di bawah pemerintah merupakan posisi atau jabatan yang berlangsung dalam periode waktu tertentu. Berdasarkan kuesioner, terlihat bahwa gaya kepemimpinan 62
yang diterapkan oleh pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok pada saat ini merupakan gaya kepemimpinan transformasional. Gaya kepemimpinan yang diterapkan sekarang memiliki pengaruh positif dengan perilaku kewargaan perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok dengan mau mengeluarkan usaha yang lebih dari seharusnya dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka di rumah sakit. Dengan adanya regulasi yang mengatur tentang periode kepemimpinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, maka diharpakan nanti jika terjadi pergantian kepemimpinan di sana, gaya kepemimpinan transformasional juga dapat diadopsi oleh pemimpin Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok selanjutnya untuk menjaga konsistensi perilaku kewargaan organisasional perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok. Selain itu, berdasarkan hasil jawaban responden mengenai gaya kepemimpinan transformasional di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok terlihat bahwa aitem pertanyaan no.13 yaitu atasan saya memperlihatkan kekuasaan dan keyakinannya memiliki jawaban rata-rata terendah yaitu sebesar 3,020. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin di RSUD Solok saat ini kurang memperlihatkan dirinya sebagai seorang pemimpin dan juga kurang menunjukkan keyakinannya dalam memimpin di RSUD Solok, Sumatera Barat. Untuk mengatasi permasalahan yang ada sekarang dan nantinya, maka perlu diadakan pelatihan kepada pemimpin di Rumah Sakit Umum 63
Daerah (RSUD) Solok dan juga calon pemimpin, yang nantinya akan memimpin RSUD Solok, mengenai kepemimpinan transformasional, sehingga gaya kepemimpinan transformasional dapat konsisten di terapkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok. Dengan adanya pelatihan mengenai kepemimpinan transformasional ini juga diharapkan pemimpin di RSUD Solok dapat lebih meningkatkan keyakinannya dalam memimpin di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, Sumatera Barat. Terkait dengan penerapan keadilan prosedural, manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok harus secara terbuka mendeskripsikan prosedur yang digunakan secara menyeluruh kepada perawat dan melibatkan pegawai dalam keputusan organisasi sehingga perawat merasa diperlakukan adil oleh manajemen rumah sakit. Hal ini terkait dengan item pertanyaan pada kuesioner yang dibagikan ke perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok yang memiliki nilai jawaban terendah, yaitu mengenai kurangnya keterlibatan perawat dalam penentuan prosedural yang diterapkan oleh manajemen rumah sakit. Hal ini bisa dilakukan dengan diadakannya pertemuan rutin antara manajemen rumah sakit dan perawat dan juga pegawai lainnya. Diharapkan dari pertemuan rutin ini perawat di RSUD Solok dapat berdiskusi dan juga memberikan masukanmasukan dalam penerapan prosedur di RSUD Solok. Melalui forum ini juga perawat diharapkan juga mendapatkan informasi yang cukup dari manajemen mengenai prosedur-prosedur yang akan diterapkan sehingga perawat merasa banyak dilibatkan dalam organisasi dan merasa 64
diperlakukan adil oleh manajemen rumah sakit. Adanya keadilan prosedural yang ditunjukkan oleh manajemen rumah sakit akan mendorong perawat menunjukkan perilaku kewargaan di dalam rumah sakit. 65