PENDAHULUAN ARTIKEL PENELITIAN. Aretha Aprillya Kusumadjaja 1, I Gusti Ayu Indah Ardani 2

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK SKRINING DEPRESI PADA IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA MENGGUNAKAN ALAT BECK DEPRESSION INVENTORY

Karakteristik Demografi Pasien Depresi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali Periode

ABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP PENGASUHAN DARI ORANG TUA DENGAN ANAK PENYANDANG RETARDASI MENTAL DI SLB-C KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikarenakan pada anak retardasi mental mengalami keterbatasan dalam

BAB V PEMBAHASAN. tunagrahita ringan dan sedang di SLB Negeri Surakarta dilakukan pada bulan

v Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI KELUARGA DALAM MERAWAT ANAK RETARDASI MENTAL

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

ABSTRAK PERILAKU BUNUH DIRI PADA KLIEN TERAPI METADON DI PTRM SANDAT RSUP SANGLAH

GAMBARAN KEJADIAN KECEMASAN PADA IBU PENDERITA RETARDASI MENTAL SINDROMIK DI SLB-C BANJARMASIN

INSOMNIA DAN DIAGNOSIS PSIKIATRI PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT (IRD) RSUP SANGLAH


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian

SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM...ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

Putu Arysta Dewi, 1 dr. I Gusti Ayu Indah Ardani, SpKJ 2

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

PERBEDAAN DEPRESI ANTARA GURU SMA BERJENIS KELAMIN PRIA YANG BEKERJA DENGAN TUGAS TAMBAHAN DAN YANG BEKERJA SECARA REGULER DI SMA NEGERI SURAKARTA

Keyword: Parenting, The States of Cooperative in Children, Children Aged 6-12 years old

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

BAB I PENDAHULUAN. belumlah lengkap tanpa seorang anak. Kehadiran anak yang sehat dan normal

GAMBARAN TINGKAT STRES ORANG TUA DENGAN ANAK TUNAGRAHITA DAN TUNADAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) MEDAN TAHUN 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang

HUBUNGAN TINGKAT HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) DENGAN TINGKAT ANSIETAS ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK TUNAGRAHITA DI SDLB C NEGERI DENPASAR

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SDLB YPLB BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan melakukan aktivitas secara mandiri. pembentukan pengertian dan belajar moral (Simanjuntak, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak lazim atau tidak sesuai dengan norma lingkungan dimana mereka berada.

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam

DERAJAT DAN FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2008 PERIODE SEPTEMBER 2009 DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Retardasi mental adalah suatu gangguan yang heterogen yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional (non

HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN POLA ASUH ORANG TUA ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA C NEGERI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang ringan sampai efek yang berat (Dickinson et al., 2007).

Prevalensi Depresi pada Narapidana di Lembaga Permasyarakatan Anak

BAB I PENDAHULUAN. dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan.

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. reaksi fisik maupun psikologis yang mengganggu kehidupan sehari-hari (Priyoto,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) DI DENPASAR, BALI Dico Gunawijaya 1, Ni Ketut Sri Diniari 2

Kata kunci : Pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut, indeks def-t/dmf-t.

Asri Atyanta*, Farichah Hanum**,Musri Amurwaningsih***

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 1

Perbandingan Tingkat Depresi antara Narapidana Non Residivis dan Residivis di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Banceuy

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. sehat jasmani dan rohani. Namun pada kenyataannya tidak semua anak lahir

ANGKA KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

Kata kunci: kepercayaan diri, perawatan ortodontik cekat, remaja, PIDAQ.

HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN POLA ASUH ORANG TUA ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA C NEGERI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

APLIKASI UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN ANAK RETARDASI MENTAL BERBASIS WEBSITE

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

PERBEDAAN SKOR KECEMASAN DAN SKOR DEPRESI ANTARA IBU PENDERITA TUNAGRAHITA RINGAN DAN SEDANG DI SLB NEGERI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lain dan kelak dapat hidup secara mandiri merupakan keinginan setiap orangtua

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO DEPRESI POSTPARTUM DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

ABSTRAK. Kata kunci: Bunuh diri, karakteristik percobaan bunuh diri, masalah psiko-sosial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pasangan suami istri pada hakikatnya ingin. memiliki anak sebagai tujuan dan aspek penting dari

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

LUH PUTU MEITA PRIMAYUNI YADNYA

2015 PENGASUHAN YANG DILAKUKAN ORANG TUA YANG MEMILIKI LEBIH DARI SATU ANAK INTELLECTUAL DISABILITY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

HUBUNGAN KEJADIAN FLAT FOOT DENGAN OBESITAS PADA ANAK. Oleh: LAVENIA

I Gusti Ayu Trisna Windiani, Soetjiningsih Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RS Sanglah Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

Transkripsi:

Aretha Aprillya Kusumadjaja, I Gusti Ayu Indah Ardani (Skrining E-JURNAL Depresi pada MEDIKA, Ibu dengan VOL. 6 Anak NO. 11, Tuna NOVEMBER, Grahita...) 2017 : 103-107 ISSN: 2303-1395 Skrining Depresi pada Ibu dengan Anak Tuna Grahita Menggunakan Alat Beck Depression Inventory di Sekolah Luar Biasa Negeri C dan C1 Kota Denpasar Tahun 2014 Aretha Aprillya Kusumadjaja 1, I Gusti Ayu Indah Ardani 2 ABSTRAK Besarnya angka ketergantungan anak tuna grahita atau retardasi mental akan kebutuhan asuhan yang terus menerus dari kedua orang tauanya dapat menimbulkan beban psikologis dan mengakibatkan timbulnya faktor resiko munculnya depresi pada ibu yang memiliki peran besar dalam pengasuhan anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat depresi pada ibu dengan anak tuna grahita menggunakan alat Beck Depression Inventory di Sekolah Luar Biasa Negeri C dan C1 kota Denpasar tahun 2014. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri C dan C1 kota Denpasar dari tanggal 1 April 2014 hingga 31 Oktober 2014. Metode penelitian adalah cross-sectional descriptive untuk mengetahui tingkat depresi pada ibu dengan anak tuna grahita di Sekolah Luar Biasa Negeri C dan C1 kota Denpasar tahun 2014. Data merupakan data primer yang diperoleh langsung dari sumber data dengan menggunakan metode pengisian kuesioner oleh responden langsung dan telah memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan 77 responden yang didapatkan, ibu dengan anak tuna grahita sebagian besar memiliki diagnosis tingkat depresi minimal atau normal (77,9%). Dengan karakteristik responden paling banyak memiliki tingkat pendidikan SMA, status pernikahan menikah, yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan memiliki rentang umur anatar 41 hingga 50 tahun. Tingkat depresi pada ibu dengan anak tuna grahita di Sekolah Luar Biasa Negeri C dan C1 kota Denpasar tahun 2014 sebagian besar adalah tingkat depresi minimal atau normal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara tingkat depresi pada ibu dengan anak tuna grahita. Kata Kunci : Depresi pada ibu, Tuna Grahita, Retardasi Mental, Prevalensi, Disabilitas Intelektual 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian/ SMF Psikiatri FK UNUD/ RSUP Sanglah Denpasar E-mail : arethakusumadjaja@ yahoo.com Diterima : 3 Oktober 2017 Disetujui : 23 Oktober 2017 Diterbitkan : 1 November 2017 ABSTRACT The high level of children with intelectual dissability s demand on ongoing nurture from their parents, makes not only high burden of psychological condition but also could serve as precipitating factor of depression, especially in mother who have bigger part on extra care and practical work that the child with intelectual dissabuility requires. This study examine the depression rate in mother with intelectual dissability children using Beck Depression Inventory at Sekolah Luar Biasa Negeri C and C1 Denpasar 2014. This study s subject taken from Sekolah Luar Biasa Negeri C and C1 Denpasar started from 1st April 2014 until 31th October 2014. This study using cross-sectional descriptive methods to examine the depression rate in mother with intelectual dissability children using Beck Depression Inventory at Sekolah Luar Biasa Negeri C and C1 Denpasar 2014. Primary data is taken using Questionnaire directly from the study s subject and already meet the inclsion criteria. The analyse based on 77mothers participating in this study revealed the depression rate in mother with intelectual dissability children mostly have minimal depression rate or normal (77,9%). With higher characteristic are educational level on senior high school graduate, married, as a housewife and range of age from 41 to 50 years old. The depression rate in mother with intelectual dissability children at Sekolah Luar Biasa C and C1 Denpasar 2014 mostly have minimal depression rate or normal. The result of the study are expected can be used as a reference of the next study to know the relationship between depression in mother with intelectual dissability children. Keyword: Maternal Depression, Depression in Mother, Intelectual Dissability, Mental Retardation, Prevalence PENDAHULUAN Retardasi mental atau yang di Indonesia biasa disebut dengan Tuna Grahita adalah penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermakna dan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan bermanifestasi selama masa perkembangan. 1 Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ di bawah 70. Dengan terbatasnya daya pikir para penderita retardasi mental tersebut, sebanyak kurang lebih 0,1% dari anak anak yang menderita retardasi mental akan memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya. 2 Besarnya angka ketergantungan akan pengawasan dan pengasuhan yang terus menerus ini dapat menimbulkan beban psikologis dan http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 103

mengakibatkan timbulnya faktor resiko munculnya depresi terutama pada ibu, sebagai pengasuh utama dalam keluarga. 3 Gangguan depresi sendiri menurut DSM IV TR adalah suatu gangguan suasana perasaan yang terjadi selama setidaknya 2 minggu disertai dengan dialaminya minimal 4 gejala dari gejala berikut, yaitu mencakup penurunan berat badan dan nafsu makan, perubahan tidur dan aktifitas, tidak ada energi, rasa bersalah, masalah dalam berpikir dan membuat keputusan, serta pikiran berulang mengenai kematian dan bunuh diri, episode ini muncul tanpa disertai dengan adanya riwayat episode manik, campuran atau hipomanik. 4 Secara global terdapat setidaknya 4,46% dari total keseluruhan ketidakmampuan untuk mengatur kehidupan menahun dan 12,1% untuk keseluruhan tahun hidup dengan ketidakmampuan atau kecacatan. 5 Tingginya angka ketergantungan anak dengan retardasi mental akan kebutuhan perawatan dan pengasuhan yang terus menerus oleh orang tua, terutama ibu sebagai pengasuh utama dalam keluarga, serta sedikitnya perhatian dan dukungan mental bagi orang tua dengan anak retardasi mental membuat faktor resiko terjadinya depresi pada orang tua dengan anak retardasi mental semakin meningkat. Berpijak dari latar belakang tersebut, peneliti ingin melaksanakan screening untuk melihat tingkat depresi pada ibu dengan anak yang memiliki tuna grahita menggunakan alat Beck Depression Inventory ( BDI ) di Sekolah LuarBiasa Negeri C dan C1 ( SLB Negeri C dan C1) di kota Denpasar pada tahun 2014. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk menentukan tingkat depresi pada ibu dengan anak yang memilki tuna grahita menggunakan alat Beck Depression Inventory (BDI) di Sekolah Luar Biasa Negeri C dan C1 (SLB Negeri C dan C1) di kota Denpasar pada tahun 2014. Sampel yang digunakan adalah Ibu dengan anak retardasi mental yang bersekolah di SLB C dan C1 Denpasar pada tahun 2014 dan memenuhi kriteria inklusi menggunakan metode konsekutif sampling. pada penelitian ini terdapat 77 sampel yang diteliti. HASIL Penelitian ini dilaksanakan di SLB C dan C1 kota Denpasar pada tahun 2014 dengan menggunakan sampel sebanyak 77 responden ibu dengan anak retardasi mental. Terdapat empat gambaran karakteristik yang diteliti dalam penilitian ini dalam kaitannya dengan distribusi tingkat depresi, yaitu berdasarkan tingkat pendidikan, status pernikahan, pekerjaan, dan umur ibu. Didapatkan bahwa sebagian besar sample, dengan jumlah 35 responden memiliki tingkat pendidikan SMA atau sederajat (45,5%) dengan status pernikahan terbanyak menikah sejumlah 75 responden (97,4%). Sebagian besar sample berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan total 56 responden (72,7%) dengan rentang umur 41 hingga 50 tahun sebanyak 43 responden (55,8%) (Tabel 1.). Tabel 1 Karakteristik Ibu dengan Anak Tuna Grahita di SLB Negeri C dan C1 di Denpasar Tahun 2014 Karakteristik Jumlah (N=77) Persentase (%) Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD 4 5,2 SD 16 20,8 SMP 15 19,5 SMA 35 45,5 S1 7 9 Status Pernikahan Menikah 75 97,4 Janda 2 2,6 Pekerjaan Rumah Tangga 56 72,7 Bekerja di Dalam Rumah 9 11,7 Bekerja di Luar Rumah 12 15,6 Umur 21-30 1 1,3 31-40 28 36,4 41-50 43 55,8 >50 5 6,5 Tabel 2 Prevalensi Tingkat Depresi Tingkat Depresi Frekuensi Persentase (%) Normal 60 77.9 Depresi Ringan 10 13.0 Garis Batas Depresi Klinis 2 2.6 Depresi Sedang 3 3.9 Depresi Berat 1 1.3 Depresi Ekstrem 1 1.3 Total 77 100.0 104 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel dengan Gejala Depresi Karakteristik Gejala Depresi Persentase (%) Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD 1 5,9 SD 1 5,9 SMP 3 17,6 SMA 11 64,7 S1 1 5,9 Status Pernikahan Menikah 16 94,1 Janda 1 5,9 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 16 94,1 Bekerja di Dalam Rumah 1 5,9 Bekerja di Luar Rumah 0 0 Umur 21 30 0 0 31-40 6 35,3 41 50 11 64,7 > 50 0 0 Tabel 2 menunjuukkan sebanyak 60 responden dengan Tingkat Depresi Minimal atau Normal (77,9%), sebanyak 17 responden (22,1%) terdiagnosa memiliki gejala depresi, dengan rincian 10 responden dengan Tingkat Depresi Ringan (13%), sebanyak 2 responden dengan Tingkat Garis Batas Depresi Klinis (2,6%), sebanyak 3 responden dengan Tingkat Depresi Sedang (3,9%), sebanyak 1 responden dengan Tingkat Depresi Berat (1,3%) dan sebanyak 1 responden dengan Tingkat Depresi Ekstrem (1,3%). Tabel 3 menunjukkan distribusi karakteristik Karakteristik Sampel dengan Gejala Depresi pada SLB C dan C1 Denpasar Tahun 2014. Berdasarkan tabel tersebut didapati frekuensi sampel dengan gejala depresi tertinggi terdapat pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 11 responden (64,7%) dengan status pernikahan terbanyak adalah menikah sebanyak 16 responden (94,1%). Pada tabel ini juga didapatkan bahwa sampel yang menunjukkan gejala depresi signifikan lebih banyak terdapat pada ibu tingkat pendidikan tertinggi SMA sebanyak 11 responden (64,7%) dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 16 responden (94,1%). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu dengan anak retardasi mental di SLB C dan C1 kota Denpasar tahun 2014 menyatakan bahwa sebagian besar resonden sebanyak 60 orang (77,9%) memiliki status mental normal dan sebanyak 17 responden (22,1%) lainnya positif memililiki gejala depresi dengan berbagai tingkat keparahan. Hasil penelitian yang dilakukan ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh M.B. Olsson di Swedia menunjukkan hasil bahwa ibu dengan anak yang memiliki keterbatasan mempunyai resiko yang lebih untuk menderita stres psikologis dan depresi (47%) dibandingkan ibu dengan anak normal (24%), hal ini dikarenakan ibu bertugas lebih untuk merawat dan mengurus anaknya daripada ayah serta pada ibu dengan anak yang memiliki keterbatasan didapatkan bahwa mereka seringkali harus mengorbankan karir dan cita citanya untuk mengurus anaknya, rasa kehilangan kebebasan personal, kehilangan impian untuk mendapatkan anak yang normal, rasa tidak berdaya, dan kegagalan. Walau demikian dalam penelitiannya Olsson mengatakan bahwa pada penelitiannya mungkin terjadi overexposed dikarenakan tingginya jumlah responden yang mengisi kuesioner dengan harapan akan memperoleh bantuan setelah berpartisipasi. 3 responden dengan gejala depresi memiliki tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA, yaitu sebanyak 11 responden (64,7%). Hal ini sesuai http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 105

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutini di Sumedang yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan ibu dengan koping keluarga anak tuna grahita tetapi keeratan hubungan ini bersifat lemah. 6 Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka mekanisme koping yang dihasilkan juga semakin baik sehingga timbulnya gejala depresi juga akan semakin rendah. Walaupun demikian hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penlitian yang dilakukan oleh Olsson di Swedia yang menyatakan bahwa status ekonomi yang diukur berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua dengan anak tuna grahita menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara nilai depresi dengan status ekonomi. Adanya perbedaan dalam hasil penelitian tersebut di atas mungkin dikarenakan penelitian terhadap variabel tingkat pendidikan tidak dilakukan secara mandiri sehingga dapat menimbulkan bias. 3 Perlu diperhatikan bahwa kurangnya variabilitas sampel pada penelitian ini juga dapat mempengaruhi hasil. Dimana terdapat kecenderungan responden memiliki tingkat pendidikan rata rata SMA. Status pernikahan terbanyak yang memiliki gejala depresi pada penelitian ini adalah menikah, yaitu sejumlah 16 responden (94,1%). Hal ini bertentengan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh J. Kresh dan rekan rekannya di bagian Utara dan Timur Amerika Serikat menyatakan bahwa ibu dengan kualitas pernikahan yang baik memiliki gejala depresi yang lebih rendah, tingkat stres pengasuhan yang lebih rendah serta tingkat pengasuhan efektif yang lebih besar. 7 Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh E. Emerson di Lancaster, Inggris didapatkan bahwa kemungkinan ibu yang positif memiliki gangguan kesehatan jiwa meningkat 1,7 kali lebih besar pada ibu yang hidup sendiri 8 serta berdasarkan penelitian oleh Olsson juga disebutkan bahwa ibu dengan status pernikahan janda atau hidup sendiri ditemukan nilai depresi yang meningkat tajam dibandingkan ibu yang hidup bersama pasangannya. 3 Perbedaan hasil yang didapatkan peneliti dengan penelitian di atas kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan kultur, budaya, dan sudut pandang tertentu akan status pernikahan di Indonesia dengan di negara barat, dimana mengungkapkan diri sebagai janda dan memutuskan untuk mengasuh anak seorang diri tanpa pasangan merupakan hal yang tabu sehingga dapat terjadi bias. Serta kurang ditelitinya kualitas pernikahan terhadap tingkat depresi pada penelitian ini. responden dengan gejala depresi memiliki pekerjaan terbanyak sebagai seorang ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 16 responden (94,1%). Hal ini sesuai dengan Hasil penelitian oleh E.Emerson yang dilakukan di Lancaster, Inggris menyatakan bahwa ibu yang memiliki status ekonomi yang rendah berhubungan dengan buruknya keluaran status psikologis ibu baik secara umum dan pada ibu dengan anak tuna grahita 8 hal ini juga sesuai penilitian oleh J.Kresh dan rekan rekannya yang menunjukkan bahwa gejala depresi berhubungan dengan status sosial ekonomi keluarga, penemuan ini memperkuat hubungan antara tingkat sosial ekonomi yang rendah dengan kesehatan jiwa yang buruk yang banyak terdapat di penelitian lainnya. 7 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian tersebut di atas dengan asumsi bahwa ibu yang status pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja memiliki tingkat sosial ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang bekerja di dalam dan di luar rumah. Tapi tidak dengan penelitian yang dilakukan oleh Olsson yang menyatakan bahwa status ekonomi yang diukur berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua dengan anak tuna grahita menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara nilai depresi dengan status ekonomi, hal ini dikarenakan di Swedia tempat dilakukan penelitian oleh Olsson terdapat tunjangan sosial setiap bulan untuk orang tua dengan anak tuna grahita sebagai kompensasi pengeluaran yang meningkat dan berkurangnya pendapatan keluarga karena keperluan mengurus anaknya serta diterapkannya jaminan kesehatan gratis bagi seluruh warga di Swedia. 3 responden dengan gejala depresi paling banyak ditemukan pada kelompok umur 41 50 tahun, yaitu sebanyak 11 responden (64,7%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Titin Sutini di Sumedang menyatakan bahwa hubungan umur ibu dengan koping keluarga pada anak tuna grahita memiliki hubungan yang negatif, dimana semakin tinggi umur ibu akan menurunkan koping keluarga. 6 Penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan antara lain kurangnya jumlah sampel, variabilitas dan adanya faktor budaya yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, serta pada penelitian ini menggunakan metode penelitian cross-sectional maka pengambilan data atau sample pada penelitian ini hanya dilakukan pada satu periode waktu tertentu saja sehingga kurang akurat untuk menggambarkan faktor resiko dari suatu penyakit. SIMPULAN Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di SLB C dan C1 Kota Denpasar pada 106 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

Tahun 2014 terdapat 22,1% ibu dengan anak Tuna grahita yang terdiagnosa memiliki depresi, dengan berbagai tingkatan. Frekuensi sampel dengan gejala depresi tertinggi terdapat pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 64,7%. Sampel dengan status pernikahan terbanyak yang memiliki gejala depresi adalah menikah sebanyak 94,1%. Sampel yang menunjukkan gejala depresi signifikan lebih banyak terdapat pada ibu tingkat pendidikan tertinggi SMA sebanyak 64,7%. Sampel dengan profesi sebagai ibu rumah tangga yang positif terdiagnosis depresi sebanyak 94,1%. DAFTAR PUSTAKA 1. Sularyo TS, et al. Retardasi Mental. Jakarta: Sari Pediatri. 2000. Vol. 2, No. 3, Desember 2000: 170 177. 2. Salmiah S. Retardasi Mental. Medan: Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara. 2010. 3. Olsson MB dan Hwang CP. Depression in mothers and fathers of children with intellectual disability. Sweden: Journal of Intellectual Disability Research. 2001.Volume 45 part 6 pp 535 543. 4. Sadock BJ. dan Sadock VA. Kaplan & Sadock s Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/ Clinical Psychiatry, 10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins, USA. Hal. 1207. 2007. 5. Üstün, TB, et al. Global burden of depressive disorders in the year 2000. British Journal of Psychiatri 2004. 184. 386-392. 6. Sutini T, et al. Pengaruh Terapi Self Help Group TerhadapKoping Keluarga Dengan Anak Retardasi Mental Di SLB C Kabupaten Sumendang.Universitas Indonesia. 2009. 7. Kresh J, et al. The contribution of marital quality to the well-being of parents of children with developmental disabilities. Journal of Intelectual Dissability Research. 2006. Volume 50 part 12 pp 883 893. 8. Emerson E. Mothers of children and adolescents with intellectual disability: social and economic situation, mental health status, and the self assessed social and psychological impact of the child s difficulties. Journal of Intellectual Disability Research. 2003. Volume 47 part 4/5 pp 385 399. http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 107