SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK RESIN EPOKSI - POLIANILIN /BARIUM M-HEKSAFERRIT

dokumen-dokumen yang mirip
Sintesis dan Karakterisasi Komposit Isotropik Resin Epoksi- PANi / Barium M-Heksaferit BaFe12-2xCoxZnxO19 sebagai Material Antiradar

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERRIT DENGAN DOPING ION Zn PADA VARIASI TEMPERATUR RENDAH

KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK DAN SERAPAN GELOMBANG MIKRO BARIUM M-HEKSAFERIT BaFe 12 O 19

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) F-108

Analisa Sifat Magnetik dan Morfologi Barium Heksaferrit Dopan Co Zn Variasi Fraksi Mol dan Temperatur Sintering

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

SIDANG TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

PENGARUH HOLDING TIME KALSINASI TERHADAP SIFAT KEMAGNETAN BARIUM M-HEXAFERRITE (BaFe 12-x Zn x O 19 ) DENGAN ION DOPING Zn

Pengaruh Holding Time Kalsinasi Terhadap Sifat Kemagnetan Barium M-hexaferrite (BaFe 12-x Zn x O 19 ) dengan ion doping Zn

PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND

FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK

Pengaruh Jumlah Lapisan Terhadap Reflection Loss pada Komposit Barium Heksaferit / Polianilin sebagai RAM (Radar Absorbing Material)

SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI

Sintesis dan Karakterisasi Lapisan Radar Absorbing Material (RAM) Berbahan Dasar BaM/PANi pada Rentang Gelombang X-Band dengan Variasi Ketebalan

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X B-41

Pengaruh Substitusi Ion Dopan Co/Zn Terhadap Struktur Kristal Barium M-Hexaferrit (BaFe 12 O 19 )

SINTESIS NANOKOMPOSIT PAni/Fe 3 O 4 SEBAGAI PENYERAP MAGNETIK PADA GELOMBANG MIKRO

SINTESIS BARIUM M-HEKSAFERIT BaFe 12 O 19 DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI

PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

Deriyana Tri Rahmawati S1 Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Pengaruh Ukuran Partikel Fe 3 O 4 Dari Pasir Besi Sebagai Bahan Penyerap Radar Pada Frekuensi X-Band dan Ku-Band

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci : Barium Heksaferrit, Doping Ni Zn dan Temperatur Sintering.

Pelapisan Single Layer Penyerap Gelombang Radar Dispersi Barium M-Heksaferit/Polianilin pada Rentang X-Band

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur

Pengaruh temperatur sintering terhadap struktur dan sifat magnetik La 3+ - barium nanoferit sebagai penyerap gelombang mikro

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

Callister, D W Materials Science and Enginering. Eighth Edition. New York : John Willy & Soon.inc

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: 7-13 ISSN (cetak) ISSN (online)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

PENGARUH SUBSTITUSI ION Ti-Zn TERHADAP SIFAT KEMAGNETAN dan SIFAT PENYERAPAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK MATERIAL SISTEM BaFe12-xTix/2Znx/2O19

Fabrikasi Komposit PANi/CaCO 3 berbasis Material Alam sebagai Pelapis Anti Korosi

Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya

Karakterisasi Sifat Listrik dan Magnetik PANI/HCl/Fe 3 O 4 akibat Penambahan Fe 3 O 4 pada Komposit PANI/HCl

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

Sintesis dan Karakterisasi Komposit PANi-SiO 2 dengan Pengisi Gel SiO 2 dari Pasir Bancar Tuban

ARIUM. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Erfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3

Bab III Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Partikel Magnetik Terlapis Polilaktat (PLA)

[KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA] 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

16! 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

Pengaruh Suhu Polimerisasi Terhadap Sifat Transpor dan Struktur Polianilina Berbentuk Garam Emeraldine

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN SIFAT STRUKTUR KRISTAL PADA BAHAN BARIUM HEKSAFERIT YANG DITAMBAH VARIASI Fe2O3 MENGGUNAKAN ANALISIS RIETVELD

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

BAB 2 Teori Dasar 2.1 Konsep Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Jenis Polimer Terhadap Reflection Loss Pada Polymer Matrix Composite (PMC) Barium Heksaferrit Sebagai Radar Absorbing Material (RAM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 3 Metodologi Penelitian

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

BAB III METODOLOGI III.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

Transkripsi:

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK RESIN EPOKSI - POLIANILIN /BARIUM M-HEKSAFERRIT BaFe 12-2x Co x Zn x O 19 SEBAGAI MATERIAL ANTIRADAR Oleh: Aghesti Wira Sudati, M. Zainuri Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email : aghesti_07@physics.its.ac.id Abstrak Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit isotropik resin epoksi PANi/Barium M-Heksaferit sebagai material antiradar. Proses sintesis dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, Sintesis PANi(HCl) dilakukan dengan metode polimerisasi, dan dengan menggunakan LCR meter 1,28 S/cm.Kedua, sintesis Barium M-Heksaferit BaFe 12-2x Co x Zn x O 19 dilakukan dengan metode kopresipitasi. Kedua material tersebut dikombinasikan sebagai filler dan resin epoksi sebagai matriksnya. Komposit resin epoksi PANi/Barium M-Heksaferit dengan komposisi perbandingan 1:1, 1:2 dan 2:1 pada substitusi x =0,4 dan x=0,6 diukur sifat kemagnetan dan konduktivitasnya untuk dijadikan material penyerap radar. Dari aspek penyerapannya menggunakan Network Analyzer menunjukkan komposit resin epoksi-pani/barium M-Heksaferit pada komposisi perbandingan 1:1 dengan substitusi x = 0,6 memiliki penyerapan sebesar -37,12 db pada range x-band. Kata Kunci: material antiradar, rugi refleksi I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan terbaru dari teknologi radar saat ini adalah dikembangkannya teknologi tandingan dari radar yaitu pesawat siluman yang tidak dapat dideteksi radar. Mekanisme tak terdeteksinya suatu obyek oleh radar bersandarkan pada dua aspek: (1) Obyek/pesawat dirancang dengan geometri bersudut radar absorbing structure (RAS), sehingga pantulan gelombang elektromagnetik tidak dapat ditangkap kembali oleh receiver, (2) Badan pesawat dilapisi oleh bahan penyerap gelombang radar radar absorbing materials (RAM) sedemikian sehingga jika masih terjadi pantulan pun akan sangat lemah (Ramprecht J, 2007). Material komposit Polianilin /Barium M-Hexaferrit BaFe 12-2x Co x Zn x O 19 adalah salah satu material anti radar yang dikembangkan selain Fe 3 O 4 dengan penguat Ni/Zn (Wu K.H., 2008). Material ini memiliki kemampuan untuk menyerap gelombang mikro dan memiliki konduktivitas yang tinggi (Feng YB, 2007), sehingga material sangat cocok sebagai material antiradar. Sifat kelistrikan dan kemagnetan pada material tersebut adalah syarat sebagai material antiradar. Untuk memperoleh sifat kelistrikan dan kemagnetan diperoleh dari dua material yang berbeda. Untuk material yang memiliki sifat kemagnetan pada penelitian ini akan disintesis dengan metode kopresipitasi, yang divariasikan dengan konsentrasi ion doping Co 2+ dan Zn 2+ pada Barium Ferrit(BaFe 12 O 19 ) sehingga terbentuk Barium M-Hexaferrit sebagai material magnetik dan metode polimerisasi pada Polianilin sebagai material yang memiliki nilai konduktivitas tinggi untuk mendapatkan material yang memiliki sifat kelistrikan. Kemudian kedua material tersebut yang dijadikan bagian dari material komposit yaitu filler Polianilin /Barium M- Hexaferrit BaFe 12-2x Co x Zn x O 19 dan resin epoksi sebagai matrik dan diteliti dengan Network Analyser untuk mengetahui daya penyerapan terhadap radar. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Identifikasi dan karakterisasi kualitatif dan kuantitatif material komposit resin epoksi- PANi/BAM. b. Pengaruh komposisi material komposit resin epoksi-pani/bam terhadap efek penyerapan gelombang mikro. 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah membuat material gelombang penyerap antiradar berdasarkan nilai frekuensi terhadap rugi refleksi pada range frekuensi 8,2-12,4 GHz. 1.4 Batasan Masalah Pada penelitian ini permasalahan dibatasi antara lain pada substitusi ion doping Co dan Zn dengan nilai variabel x = 0.4 dan x=0,6, pada material BAM dengan sintering temperatur ruang sebesar 270 0 C dengan metode kopresipitasi dan metode polimerisasi pada polimer konduktif PANi serta komposisi pengisian material komposit Polianilin /Barium M-Hexaferrit BaFe 12-2x Co x Zn x O 19 sebagai material penyerap radar pada range frekuensi 8,4 12,4 GHz. II. Tinjauan Pustaka 2.1 Komposit Material komposit adalah suatu material yang terdiri dari dua atau lebih makrokonstituen dimana sifat kimia maupun sifat fisis masing-masing komponen pembentuknya berbeda satu sama lain dan secara makroskopis tetap terpisah dalam hasil akhir material tersebut. Komposit isotropik adalah komposit yang penguatanya memberikan memberikan penguatan yang sama pada semua arah (baik dalam transversal maupun longitudinal) sehingga segala pengaruh tegangan atau regangan dari luar akan mempunyai nilai kekuatan yang sama Aplikasi bahan komposit yang sedang dikembangkan saat ini adalah keefektifannya dalam penggunaan material penyerap antiradar. Dikarenakan bahan penyerap antiradar harus memiliki sifat kelistrikan dan kemagnetan. 2.2 Barium M-Heksaferit Heksagonal ferrit mempunyai beberapa tipe seperti M(BaFe 12 O 19 ),Y(BaMe 2 Fe 12 O 22 ),W(BaMe 2 Fe 16 O 27 ),Z(Ba 3 Me 2 Fe 24 O 14 ), dan U(Ba 4 Me 2 Fe 36 O 60 ). M, Y, W, Z, dan U menyatakan tipe dari barium hexaferrit yang ditentukan oleh jumlah kandungan ion besi dan oksigen dalam senyawa. Sedangkan Me menyatakan suatu variabel yang bisa diganti dengan ion Zn, Ti, Co, Ga, Al serta kation logam lainnya yang ukurannya hampir sama sesuai dengan sifat yang ingin dimunculkan. Hexagonal ferrit memiliki resistifitas, anisotropik magnetokristalin, dan magnetisasi saturasi yang tinggi, serta tegangan hilang dielektrik yang rendah pada stabilitas termal (Hahn, 2006). Pada frekuensi microwave, sifat menyerap bahan ferrit dikontrol oleh magnet yang bersinggungan rugi (tanδ m = μ r /μ r ") yang pada gilirannya dikontrol oleh komposisi dan pengolahan bahan ferrit. Namun selain dari permeabilitas relatif μ r, permitivitas relatif ε r memainkan peranan penting untuk menentukan kinerja keseluruhan karakteristik penyerap gelombang mikro. 2.3 Polianilin Polianilin merupakan salah satu jenis polimer konduktif. Polimer konduktif adalah polimer yang dapat menghantarkan arus listrik. Polianilin sendiri merupakan bahan polimer yang terbentuk dari pengulangan unit kimia monomer monomer anilin (C 6 H 5 NH 2 ).Struktur umum dari polianilin ditunjukkan pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Struktur umum Polianilin Bentuk-bentuk polianilin adalah basa pernigranilin, basa emeraldin, basa leokomeraldin dan garam emeraldin. Polianilin bentuk basa emeraldin (EB) dapat dibuat konduktif dengan memberikan perlakuan asam (proses protonasi) yang menghasilkan garam emeraldin (ES).

Proses ini menghasilkan cacat rantai dalam bentuk pasangan dikation dan pengikatan dopan A - misal : Cl -, HSO 4 -, ClO 4 -, dan lain lain seperti ditunjukkan gambar 2.13. Gambar 2.13 Struktur garam emeraldin. Gambar 2.2 Struktur Garam Emeraldin Pada mekanisme doping polianilin ini terjadi proses penarikan dan pelepasan proton. Pada proses ini jumlah proton yang terdapat dalam larutan asam yang digunakan mempengaruhi nilai konduktivitasnya. nilai konduktivitas listrik suatu bahan dapat digunakan untuk mengetahui kecenderungan bahan terhadap listrik. 1 σ = ρ (2.1) 2.4 Absorbsi Komposit PANi/BAM Penyerap microwave dapat digunakan untuk meminimalkan refleksi elektromagnetik dari pelat logam seperti pesawat terbang, kapal, tank dan dinding kamar anechoic dan peralatan elektronik. Desain dari material penyerap antiradar dapat mengontrol sifat sifat material secara keseluruhan seperti konduktivitas, permitivitas kompleks dan permeabilitas. Polimer konduktif memiliki perhatian khusus pada beberapa tahun terakhir ini. Salah satunya adalah Polyanilline (PAni) yang memiliki kemudahan dalam sintesis dan kestabilan pada lingkungan. Polianillin sebagai material penyerap antiradar hanya memiliki rugi listrik, sehingga tidak akan membantu untuk meningkatkan sifat penyerapan gelombang mikro dan perluasan bandwithnya. Untuk mengganti kekurangan kekurangan ini maka dikorelasikan dengan material material magnetik dan polimer konduktif. Tipe M Hexaferrit BaFe 12 O 19 yang disubstitusi dengan ion Co dan Zn yang memiliki struktur molekul heksagonal adalah material yang menjanjikan untuk sifat kemagnetannya (Hao Ting, 2009). Permitivitas ε dan permeabilitas μ adalah parameter fisik mendasar yang menggambarkan sifat elektromagnetik untuk menentukan perilaku hamburan gelombang elektromagnetik (Wang, 2008). Permitivitas (ε, ε ) dan permeabilitas (μ, μ ) pada komposit diukur menggunakan network analyzer dengan skala frekuensi 2 18 Ghz dan 18 40 GHz.Untuk lapisan penyerap microwave diakhiri oleh arus pendek, impedansi masukan normalisasi terkait dengan impedansi di ruang bebas, Z, dan rugi refleksi (RL) berhubungan dengan kejadian gelombang normal diberikan oleh teori dinding penyerap...2.2...2.3 Gambar 2.3 Reflection loss dari gelombang mikro pada sampel epoksi Ba Ferrit dan komposit epoksi Pani Ba Ferrit Dengan mengurangi energi yang dipantulkan kembali ke radar, bahan penyerap radar mencegah benda-benda terdeteksi. Penyerapan ini dicapai melalui dielektrik dan/atau mekanisme rugi magnet yang mengubah energi elektromagnetik menjadi panas. Diharapkan bahwa RAM merupakan material yang tipis, ringan, tahan lama, murah, tidak peka terhadap korosi dan suhu (Ramprecht, 2007).

III. Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang dipakai dalam eksperimen ini antara lain adalah gelas beker, gelas ukur, pipet, spatula, digital balance, corong buchner, tissue, termometer, kertas saring, magnet permanen, aluminium foil, oven untuk pengeringan, furnace sebagai alat pemanas, kertas label, ph meter, dan pengaduk magnetik (hot plate dan magnetik stirrer). Untuk mengetahui struktur dan ikatan molekulnya menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), untuk mengidentifikasi kristal/fasa menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD), mikrostuktur dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), dan untuk mengetahui daya penyerapan gelombang elektromagnetik pada bahan serta permitivitas dan permeabilitas menggunakan Network Analyzer. 3.2 Bahan Bahan utama yang digunakan dalam adalah BaCO 3, Co, Zn, FeCl 3.6H 2 O, Aniline (C 6 H 5 NH 2 ) 10.9 M, Ammonium Peroksidisulfat (NH 4 ) 2 S 2 O 8 ), Metanol,Aseton, resin epoksi, pengeras resin epoksi, THF 1.5 M, larutan HCl, NH 4 OH dipakai dalam sintesa dengan metode kopresipitasi, dan aquades digunakan sebagai bahan pencuci dalam proses kopresipitasi. 3.3 Prosedur Kerja Terdapat beberapa tahapan yang akan ditempuh pada penelitian ini. Tahapan tersebut antara lain: 1. Pembuatan serbuk PANi(Pembuatanlarutaninisiator& monomer Anilin) 2. Pembuatan serbuk BAM 3. Pembuatan komposit resinepoksi- PANi/BAM Polianilin : BAM (1:1, 2:1, 1:2) Persiapan alat & bahan Mencampur BaFe 12-2x Co x Zn x O 19 & Polianilin serta resin epoksi Uji Network Analyzer Gambar 3.1 Skema kerja Komposit Resin Epoksi -PANi/ BAM IV Analisa dan Pembahasan 4.1 Identifikasi Kuantitatif dan Kualitatif Fasa BAM Gambar 4.1 Pola difraksi BAM (a) suhu 80 0 C (b) suhu 270 0 C Dalam penelitian ini, Barium M heksaferit (BaFe 12 O 19 )tersubstitusi oleh ion Co 3+ /Co 2+ dan Zn 2+. Mengingat jari jari ion yang hampir sama, dan presentasi dopping yang tidak terlalu tinggi (0 x 1) menyebabkan pengaruh dopping tidak sampai mengubah struktur dasar dari barium BAM.Pada proses substitusi dengan suhu pengeringan 80 0 C, pengaruh substitusi tersebut kecil seperti gambar 4.1(a), dimana tidak terlihat adanya pergeseran posisi puncak pola difraksi seiring dengan meningkatnya substitusi variabel x. terlihat pola difraksi yang hampir sama pada setiap nilai x, dengan bentuk puncak yang melebar dan kasar cenderung lebih

amorphous. Sedangkan gambar 4.1(b) cenderung meruncing dan terlihat adanya kristal. 4.2 Analisa Mikrostruktur BAM Untuk mengidentifikasi dimensi partikel serbuk barium M heksaferit secara kualitatif dilakukan menggunakan TEM (Transmission Electron Microscope). Tujuan pengujian menggunakan TEM ini adalah untuk mengetahui gambaran profil mikrostruktur dan ukuran butir BAM Gambar 4.2 Grafik komposisi fasa dan substitusi nilai x pada suhu 80 0 C Hematit M-Hexaferrit (BAM) Gambar 4.3 Grafik komposisi fasa dan substitusi nilai x pada suhu 270 0 C Temperatur merupakan faktor yang utama dalam mempengaruhi perubahan fasa BAM. Pada temperatur yang semakin tinggi yaitu suhu 270 0 C komposisi fasa BAM lebih sedikit daripada suhu 80 0 C (gambar 4.2 dan gamabr 4.3), tetapi komposisi BAM pada substitusi x=0,4 jauh lebih besar 83,19. Sehingga substitusi x=0,4 ditingkatkan temperaturnya hingga 12000C, tetapi temperatur yang semakin tinggi fasa BAM jauh lebih kesil (gambar 4.4). Gambar 4.5 Hasil Foto TEM BAM. Dari hasil TEM yang ditunjukkan pada gambar 4.5 terlihat adanya perubahan mikrostruktur sebagai akibat dari temperatur sintering. Seiring dengan bertambahnya temperatur sintering, terlihat bahwa sebaran ukuran butir yang menyusun barium M heksaferit semakin besar. Gambar foto TEM BaFe 12-2xCo x Zn x O 19 untuk beberapa temperature menujukkan distribusi ukuran partikel yang serupa dengan ukuran Kristal hasil XRD dengan ukuran terkecil mencapai sekitar 50 nm. 4.3 Analsa Mikrostruktur Polianilin Hasil foto SEM pada penelitian ini digunakan untuk mengevaluasi morfologi dan distribusi ukuran dari polianilin.distribusi ukuran polianilin rata rata 2 µm dengan bentuk spherical Gambar 4.4 Pola difraksi BAM x=0,4 Gambar 4.6 Hasil foto SEM Polianilin

4.4AnalisaMikrostruktur PANi/BAM Pengamatan mikrografi secara kualitatif ditunjukkan pada gambar 4.7 Gambar 4.9 Hasil backscatter PANi / BAM 4.5 Hasil Uji Konduktivitas PANi/ BAM Gambar 4.7 Hasil Foto SEM PANi /BAM Pada gambar dan tabel diatas berdasarkan analisa EDX menunjukkan kandungan dari bahan pengisi komposit PANi/BAM mengandung elemen utama Fe, Ba, Co, Zn, dan O dimana elemen-elemen utama dari Bam sedangkan C dan N merupakan elemen utama dari material PANi. Berdasarkan pengamatan backscatter (warna) oranye (Fe), merah muda (Ba), hijau tua (Zn), biru (Co) dimana material tersebut menyebar merata, yang merupakan elemen utama pembentuk BAM. Untuk warna merah (C) dan ungu (N) merupakan elemen-elemen pembentuk PANi. Berdasarkan analisa tersebut PANI dan BAM tersebut tersebar merata setelah dilakukan percampuran dengan aseton(gambar 4.8 dan gambar 4.9). Gambar 4.10 Grafik Hubungan Komposit PANi / BAM dan Konduktivitas Hasil pengujian konduktivitas menggunakan LCR meter PANi 1,28 S/m. Pada gambar 4.10 perbedaan pada komposisi substitusi nilai x nya. Pada komposisi yang x yang lebih tinggi nilai kondultivitasnya menurun begitu pula sebaliknya. 4.6 Hasil Uji Sifat Kemagnetan Barium M Heksaferit a Gambar 4.8 Hasil Mapping SEM PANi / BAM b Gambar 4.11Kurva histeresis sampel BAM pada komposisi substitusi (a) x=0,4 (b) x = 0,6

Pada gambar 4.11 menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antara komposit dengan substitusi x = 0,4 dan x = 0,6. Hal ini dimungkinkan adanya subtitusi yang semakin besar akan mengurangi kemampuan benda untuk proses magnetisasi. Terlihat bahwa komposit dengan substitusi x = 0,4 nilainya 3 emu/gr sedangkan komposit dengan substitusi x = 0,6 nilainya 0,45 emu/gr. Pada gambar 4.11(a) terdapat perbedaan dengan gambar 4.11(b). Pada gambar 4.11 ketika barium M heksaferit disubstitusi dengan Co dan Zn dengan komposisi substitusi x = 0,6 menjadikan material tersebut bersifat hard magnetic. Sehingga pemberian komposisi substitusi Co dan Zn sebesar x = 0,6 akan memperbesar medan koersivitas dan sifat anisotropik barium M heksaferit. Meskipun nilai magnetisasi saturasi pada komposit dengan substitusi x = 0,4 lebih besar daripada x = 0,6 tetapi nilai medan koersivitasnya lebih besar komposit dengan substitusi x = 0,6 sehingga energi yang dibutuhkan bahan untuk bersifat kemagnetan lebih besar daripada komposit dengan substitusi x = 0,4. Namun meskipun barium M-heksaferit pada x =0,4 dan x=0,6 memiliki perbedaan dalam hal sifat kemagnetannya, kedua material tersebut masih tergolong soft magnetic dibandingkan material lain seperti Fe, Co, dan lain-lain sehingga barium M-heksaferit dapat diaplikasikan sebagai material antiradar. 4.7 Sifat Absorbsi Komposit Isotropik Resin Epoksi - PANi / BAM Gambar 4.12 merupakan hubungan rugi refleksi dan frekuensi dari aluminium dan komposit resin epoksi PANi/ BAM. Gambar 4.12 menunjukkan perbedaan yang jelas antara aluminium yang sudah dilapisi dengan yang belum dilapisi tetapi dengan range frekuensi dari 8,2 12,4 GHz.Range frekuensi 8,2 12,4 GHz merupakan frekuensi yang biasa digunakan radar pada x- band untuk aplikasi mata- mata pesawat militer, Gambar 4.12 Grafik Hubungan Rugi Refleksi dan Frekuensi dari aluminium dan komposit resin epoksi PANi/ BAM Gambar 4.13 Grafik hubungan return loss dan komposisi komposit resin epoksi PANi/barium M-heksaferit terhadap aluminium Pada gambar 4.13 menunjukkan hubungan return loss dan komposisi komposit dengan substitusi yang berbeda beda resin epoksi PANi/barium M- heksaferit terhadap aluminium. Pada komposisi komposit tersebut juga menggunakan perbandingan komposisi untuk PANi dan barium M-heksaferit yang berbeda beda yaitu pada sampel I menggunakan perbandingan PANi:BAM (1:1), pada sampel II menggunakan perbandingan PANi:BAM (2:1), dan pada sampel III menggunakan perbandingan PANi:BAM (1:2). Pada blok diagram yang berwarna biru menunjukkan return loss yang rendah yaitu sebesar 8,66 GHz. Nilai return loss yang rendah ini menunjukkan bahwa aluminium memiliki refleksi yang cukup tinggi. Kemampuan refleksi yang cukup tinggi ini menyebabkan sinyal yang datang pada aluminium akan dipantulkan kembali dengan begitu mudah, aspek pemantulan ini bisa dikatakan bahwa

aluminium tidak dapat menyerap sinyal yang datang. Pada blok berwarna hijau dan kuning seperti gambar 4.13 menunjukkan plat aluminium yang dilapisi dengan komposit resin epoksi PANi/BAM dengan substitusi nilai x =0,4 dan x=0,6 serta setiap komposit diisi dengan komposisi PANi dan BAM yang berbeda beda. Pada gambar 4.13 terdapat kecenderungan nilai yang sama pada plat aluminium setelah dilapisi komposit yaitu rugi refleksinya bernilai negatif. Nilai negatif pada rugi refleksi ini menunjukkan bahwa material tersebut mampu menyerap sinyal yang masuk. V. Kesimpulan Material komposit resin epoksi PANi/ barium M heksaferit merupakan salah satu bahan yang bisa di aplikasikan untuk menjadi material antiradar. Proses material itu untuk menjadi material antiradar dengan cara menyerap radiasi gelombang elektromagnetik kedalam bahan kemudian berubah menjadi berubah menjadi energi lain yaitu energi panas. Proses sintesis dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, Sintesis PANi(HCl) dilakukan dengan metode polimerisasi, dan dengan menggunakan LCR meter menghasilkan konduktivitas 1,28 S/cm. Kedua, sintesis Barium M-Heksaferit dilakukan dengan metode kopresipitasi. Kedua material tersebut dikombinasikan sebagai filler dan resin epoksi sebagai matriksnya untuk dijadikan material penyerap radar. Dari aspek penyerapannya menggunakan Network Analyzer menunjukkan komposit resin epoksi- PANi/Barium M-Heksaferit pada komposisi perbandingan 1:1 dengan substitusi x = 0,6 memiliki penyerapan sebesar -37,12 db pada range x-band. DAFTAR PUSTAKA Bai Yang, Zhou Ji, Gui Zhilun, Li Longtu, (2003), Effect of Substitution on Magnetization Mechanism for Y-type Hexagonal Ferrite, Materials Science and Engineering B103 (2003) 115-117 Feng Y.B., Qiu T., Shen C.Y., (2007), Absorbing Properties and Structural Design of Microwave Absorbers Based on Carbonyl Iron and Barium Ferrite, Journal of Magnetism and Magnetic Materials 318 (2007) 8 13 G.B. Teh a,, N. Saravanan a.d.a. Jefferson b A study of magnetoplumbite-type (Mtype) cobalt titanium-substituted barium ferrite. BaCoxTixFe12 2xO19 (x = 1 6) Materials Chemistry and Physics 105 (2007) 253 259. Habibi Taufik, (2006), Pembuatan Magnet Komposit Berbasis Karet Alam dan Serbuk Magnet Barium Ferrite Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang. Hahn Dong W., Han Young Ho, (2006), C 02 Z Type Hexagonal Ferrites Prepared by Sol gel Method, Materials Chemistry and Physics, 95 (2006) 248 251 J.C. Corral-Huacuz, G. Mendoza-Su! Arez Preparation and magnetic properties of Ir Co and La Znsubstituted barium ferrite powders obtained by sol gel Journal of Magnetism and Magnetic Materials 242 245 (2002) 430 433 Kitaitsev Alexander A., Zhumabayeva Gulnur N., dan Koledintseva Marina Y., (2007), Method of Measuring Permittivity of Composite Materials with Hexagonal Ferrite Inclusions, 1-4244-1350-8/07/$25.00 2007 IEEE. Narang Bindra Sukhleen dan Hudiara I.S., (2006), Microwave Dielectric Properties of M-Type Barium, Calcium and Strontium Hexaferrite Substituted with Co and Ti, Journal of Ceramic Processing Research., Vol. 7, No. 2, pp. 113-116.