PENGARUH PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII SMPN 3 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( STRATA 1 ) ELVINA NORA NIM. 10050004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHRMASRAYA Elvina Nora*, Yulia Haryono **, Lita Lovia** *)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR, **)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR ABSTRACT The background of this research is the students are not able to find out their selfconcept to the material, so their test result were low. This research aims to know do students learning result by using Guided Discovery Learning better than conventional learning in math of students grade VIII at SMPN 3 Pulau Punjung.This research is an experimental research. the populations of this research are students at grde VIII SMPN 3 Pulau Punjung academic year 2014/2015 that consist of 4 classes with random samling technique. The instrument of this research is final test, with test realibility 0,84. The data analysis technique is one way T-test.Based on data analysis, both of samples distributed normally and homogeneous. The hypothesis of this research can be accepted. So, it can be concluded that the students learning result in math by applying Guided Discovery Learning model is better than conventional learning of students grade VIII at SMPN 3 Pulau Punjung. Keywords: Guided Discovery Learning, Learning result in math PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang menjadi dasar bagi ilmu lain seperti fisika, kimia, biologi, ekonomi, dan bidang lainnya.besarnya peran matematika menjadikan matematika sebagai mata pelajaran wajib yang dipelajari pada setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi.matematika juga mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, penemuan dan kemampuan menyampaikan serta melalui pembelajaran matematika siswa dilatih untuk berfikir logis, kritis dan sistematis. Observasi yang dilakukan di SMPN 3 Pulau Punjungpada 8-11 Agustus 2014 terlihat bahwa proses pembelajaran masih bersifat konvensional. Guru menjelaskan konsep materi pelajaran di depan kelas, kemudian menjelaskan contoh soal, siswa hanya mendengarkan yang dijelaskan guru. Dalam belajar siswa malu bertanya dan ketika guru
memberikan pertanyaan siswa tidak berani menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa menganggap pembelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat rumit dan membosankan. Siswa masih kurang mampu menerapkan konsep saat guru memberikan latihan dan tugas dirumah, hanya beberapa siswa saja yang dapat menyelesaikannya. Hasil wawancara dengan guru diperoleh informasi diperoleh informasi bahwa siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru dan tidak berani untuk mengeluarkan pendapat.ketika didalam kelas siswa kelihatan tidak senang dan merasa bosan padahal sudah diberikan motivasi sebelum memulai pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran siswa belum mampu menemukan penyelesaikan masalah dalam matematika sehingga hasil belajar matematika siswa rendah. Hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa didalam pembelajaran matematika selama ini siswa menganggap matematika itu adalah rumit dan membingungkan sehingga menyebabkan siswa malas dalam pembelajaran, didalam pembelajaran guru selalu menggunakan model pembelajaran yang sama dan pada saat pembelajaran berlangsung guru lebih banyak berperan mulai menjelaskan materi sampai menjawab soal, sehingga didalam pembelajaran siswa merasa bosan dan dapat menyebabkan siswa kurang mampu menemukan serta menerapkan konsep sendiri. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang masih rendah, guru harus mampu menerapkanmodel pembelajaran yang tepat dalam mengajar. Model yang dipilih guru diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dan aktivitas siswa dalam belajar yaitu salah satunya dengan menerapkan Model Guided discovery learning. Guided Discovery learning adalah model pengajaran yang dalam pelaksanaanya siswa diarahkan untuk menemukan informasi dari buku pegangan yang akan diberikan oleh guru, dalam model ini siswa dibimbing dalam menemukan suatu konsep matematika, sehingga siswa akan aktif didalam kegiatan belajar sebab siswa berpikir dan menggunakan
kemampuan untuk menemukan hasil akhir. Siswa akan memahami dengan baik materi yang dipelajari karena mengalami sendiri proses menemukan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui Apakah penerapan ModelGuidedDiscovery Learning berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelasviiismpn 3 Pulu Punjung. Penelitian yang relevan yang sudah dilakukan: oleh Triandi yang berjudul Penerapan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Model Discovery Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan pemahaman konsep matematis siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini dilihat hasil belajar matematika siswa setelah penerapan Model GuidedDiscovery Learning sedangkan pada penelitian sebelumnya hanya melihat pada aspek pemahaman konsep. METODE PENELITIAN Waktu penelitian adalah pada tanggal 7 januari 2015 sampai tanggal 21 januari 2015,Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Tempat pelaksanaan penelitian ini di SMPN 3 Pulau Punjungdi kelas VIII, dan uji coba soal dilaksanakan pada tanggal 19 januari 2015 dikelas VIII.D SMPN 2 Pulau Punjung. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.rancangan dalam penelitian ini digunakan Random terhadap Subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIISMPN 3 Pulau Punjung yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa SMPN 3 Pulau Punjung kelas VIII. Sampel diambil secara acak, kelas VIII.4 sebagai kelas eksperimen, dan kelas VIII.2 sebagai kelas kontrol.prosedur dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajaryang mengandung indikator
pemahaman konsep matematis dimana materi yang diuji sesuai dengan materi yang diberikan selama penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh setelah eksperimen adalah hasil belajar matematika siswa yang diperoleh setelah tes akhir. Peserta dari tes akhir ini adalah semua siswa kelas sampel yang terdiri dari 24 orang untuk kelas eksperimen dan 25 orang untuk kelas kontrol. Skor hasil belajar siswa pada kelas sampel dilakukan perhitungan skor maks, skor min, harga rata-rata (), dan simpangan Baku (S), terlihat pada tabel 9 Tabel 1. Analisis Hasil Belajar siswa Kelas sampel Kelas Sampel S Skor Max Skor Min Eksperimen 79,9 16,2 100 34 Kontrol 65,2 20,6 100 22 Tabel 1 memperlihatkan bahwa simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil dibanding dengan simpangan baku kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen memiliki keragaman yang kecil, sehingga menyebabkan pada umumnya nilai siswa tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata kelas. Nilai minimum yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen, juga lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Analisis data dilakukan untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian dan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada bab terdahulu. Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian hasil belajar matematika siswa dengan menerapkanmodel Guided Discovery Learning lebih baikdari pada hasil belajar menggunakan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 3 Pulau Punjung tahun pelajaran 2014/2015. Untuk mengetahui apakah hipotesis ini diterima atau ditolak, maka terlebih dahulu di lakukan uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan Liliefors. Uji hipotesis yang digunakan uji-t satu pihak karena data berdistribusi normal dan memilki variansi yang homogen. Uji hipotesis yang dilakukan uji-t satu pihak bahwa t hitung = 2,83dan t tabel = 1,678, sehingga t hitung > t tabel. Maka tolak H o dan terima H 1, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan model Guided Discovery Learning lebih baik dari pada hasil belajar siswa matematika dengan menggunakan pembelajaran konvensional di SMPN 3 Pulau Punjung. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen sesuai dengan tahap pelaksanaan model guided discovery learning yaitu guru memberikan suatu permasalahan yang terdapat di lembar kerja (LK), siswa diminta memberikan jawaban sementara, kemudian siswa diminta untuk melakukan penemuan didalam kelompok yang sudah dibagikan, kelompok yang sudah melakukan penemuan, salah satu perwakilan kelompok mempersentasikan hasil penemuan yang telah dilakukan kelompok. Apabila didalam penemuan yang dilakukan oleh kelompok salah, guru akan mengevaluasi kembali sehingga siswa bisa memahami dan mengerti. Kelas eksperimen siswa bekerja sama dalam menemukan konsep matematika di dalam kelompoknya.. Kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional. Pembelajaran ini berlangsung dimana guru menjelaskan materi mulai diawal pembelajaran sampai pembelajaran selesai, siswa hanya mendengar, memperhatikan dan mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis, tanpa siswa itu sendiri menemukan konsep. hal inilah yang mengakibatkan siswa kuarang aktif dalam belajar Hasil analisis tes akhir terdapat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa untuk kelas eksperimen adalah 79,9 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 34, kelas kontrol yang mempunyai skor rata-rata 65,2 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah. Setelah dilakukan uji-t satu pihak terlihat bahwa t hitung > t tabel yaitu 2,83 > 1,678. Hipotesis diterima yang menyatakan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model Guided Discovery Learning lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional kelas VIII SMPN 3 Pulau Punjung. KESIMPULAN Hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap masalah yang
telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Model Guided Discovery Learning lebih baik dari hasil belajar matematika siswa menggunakan pembelajaran Konvensional di SMPN 3 Pulau Punjung. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.(2010). Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.Triandi Penerapan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Model Discovery Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan. Laporan Penelitian