PENERAPANN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAII RODA KEBERUNTUNGAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL NUR SALIAH NIM: 11050252 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI RODA KEBERUNTUNGAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Nur Saliah*, Villia Anggraini **, Rina Febriana ** * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ** ) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK The research background showed that student s math concept understanding was low and students were not likely motivated on learning and their interaction was also limited. The research aimed at finding out whether student s math concept understanding by applying cooperative learning model completed by wheel of fortune was better than conventional learning at VIII class SMPN 17 Padang. It was an experiment research with research design random subject. The instrument used was essay final test with the test reliability. It is found that both of the sampling classes have normal and homogen distribution. Hypothesis test used was one party t-test where t calculated = 1.837 is greater than t 0,05 = 1.671, so that the hypothesis is accepted with its significance 95%. It is concluded that student s math concept understanding by applying cooperative learning model completed by wheel of fortune is better than conventional learning at VIII class SMPN 17 Padang. Keywords: Cooperative Learning Model Completed by Wheel of Fortune, Concept Understanding PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini terlihat dari penggunaan ilmu matematika dalam memecahkan masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika dapat melatih manusia berpikir secara logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Selain itu, matematika juga diperlukan untuk membantu memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, geografi dan ekonomi. Besarnya peran matematika tersebut menjadikan pelajaran matematika dipelajari secara luas dan dipahami secara mendasar mulai dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai ke perguruan tinggi. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 21 23 September 2015 pada kelas VIII SMPN 17 Padang,
ditemukan beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika. Masalah - masalah tersebut antara lain Siswa kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan materi, mereka sibuk dengan aktivitas lain seperti mengobrol dengan teman. Siswa juga cenderung hanya menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru dan kurang mau mengeluarkan pendapat. Siswa kurang termotivasi dalam belajar matematika sehingga muncul rasa bosan pada diri siswa dan interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran juga kurang, hal ini terlihat dari siswa yang berkemampuan tinggi kurang mau berbagi ilmu pengetahuan yang dia miliki kepada siswa yang berkemampuan rendah. Siswa yang berkemampuan rendah kurang mau bertanya dan hanya sekedar mencontoh kepada siswa yang berkemampuan tinggi tanpa menanyakan bagaimana langkah penyelesaiannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah di SMPN 17 Padang adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif disertai roda keberuntungan. Model Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi, bekerja sama dan berbagi informasi dalam kelompok. Menurut Eggen and Kauchak (1996:279) dalam Trianto (2007:42) Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif member kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama. Pembelajaran Kooperatif akan lebih baik apabila disertai roda keberuntungan. Roda keberuntungan menuntun siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar. Menurut Ginnis (2008: 190) Roda ini tidak memberitahu keberuntunganmu, ia tidak memberi keberuntungan pada anda, tetapi bagi yang beruntung ia membuatmu ikut serta. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif disertai roda keberuntungan lebih baik daripada dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 17 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian relevan dengan penelitian ini adalah Gezi Afrianti pada tahun 2009 yang berjudul Penerapan Teknik Pembelajaran Roda Keberuntungan Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas XI IPS SMAN 16 Padang Tahun Pelajaran 2013-2014. Kesimpulan yang diperoleh adalah pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan teknik roda keberuntungan lebih baik daripada yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI IPS SMAN 16 Padang. Perbedaan dengan penelitian Gezi Afrianti adalah penelitian ini menggunakan satu roda keberuntungan dan siswa tidak diberi nomor sebagai tanda pengenal sedangkan pada penelitian Gezi Afrianti menggunakan dua roda keberuntungan dan masing-masing siswa diberi nomor sebagai tanda pengenal. Hipotesis penelitian ini adalah: Pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif disertai roda keberuntungan lebih baik daripada menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 17 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Februari sampai 8 Maret 2016 semester II di kelas VIII SMPN 17 Padang. Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Pengambilan pertama kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan pengambilan kedua yaitu kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes akhir yang berbentuk essay yang disusun berdasarkan materi yang telah dipelajari. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau validitas kurikulum. Arikunto (2009:67).
Analisis data menggunakan uji t seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:239). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian berupa hasil tes akhir yang menunjukkan pemahaman konsep siswa yang diperoleh berdasarkan pada kedua kelas sampel. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Kelas Sampel x S X maks X min Eksperimen 76,12 13,96 100 53,09 Kontrol 70,15 11,63 92,59 44,44 Berdasarkan Tabel di atas, bahwa rata-rata pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi dari pada simpangan baku kelas kontrol, hal ini menunjukkan bahwa nilai siswa kelas eksperimen lebih beragam dari pada nilai siswa di kelas kontrol, sehingga menyebabkan pada umumnya nilai pada kelas ekperimen tersebar jauh dari nilai rata-rata kelas eksperimen. Selain itu, nilai maksimum dan minimum yang diperoleh siswa pada kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil perhitungan uji hipotesis yang dilakukan menggunakan uji t yang diperoleh = 1,8366 dan = 1,671, karena >, maka terima. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif disertai roda keberuntungan lebih baik dari pada dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas siswa VIII SMPN 17 Padang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif disertai roda keberuntungan lebih baik dari pada yang menerapkan pembelajaran
konvensional pada kelas VIII SMPN 17 Padang. DAFTAR KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. (20 10). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ginnis, Paul. 2008. Trik & Taktik Mengajar. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Sudjana.(2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Trianto. (2007). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana.