MERCYANO FEBRIANDA Dosen Pembimbing : Ir. Wahju Herijanto, MT.

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Perencanaan Rute LRT (Light Rail Transit) Sebagai Moda Pengumpan (Feeder) MRT Jakarta

ANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA

PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN PEDESAAN SEBAGAI PENGUMPAN (FEEDER) DARI KECAMATAN KALIDAWIR MENUJU KOTA TULUNGAGUNG

Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

EVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Dukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS

PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi BAB VIII PENUTUP

Manajemen Angkutan Umum Perkotaan

BAB IV DATA DAN ANALISA. Jumlah Penumpang di Terminal Awal Akhir. Dalam mengatur headway atau selang waktu keberangkatan dari suatu

PELUANG INVESTASI PEMBANGUNAN LRT DAN BRT

DepartemenTeknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Ke 13. PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM (Frekuensi, Headway, dan Jumlah Armada)

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR SURABAYA SIDOARJO ( LEWAT JALAN AHMAD YANI)

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

PERENCANAAN PEMBERHENTIAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) DAN AKSES BAGI PENUMPANG DI KORIDOR UTARA SELATAN SURABAYA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :

Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Lyn T2 Jurusan Terminal Joyoboyo - Wisma Permai Surabaya ABSTRAK

BAB V. SIMPULAN dan SARAN. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka terdapat beberapa simpulan sebagai

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT TREM DI JALAN RAYA DARMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KINERJA TRANSJAKARTA BUSWAY KORIDOR I RUTE (BLOK M-KOTA) Oleh : ANINDITO PERDANA ( )

Tabel 5.21 Karakteristik penumpang KA ekonomi berdasarkan Profesi... Tabel Karakteristik penumpang KA ekonomi berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Keyword : Trans Metro Bandung, optimum headway, revenue

PERECANAAN RUTE ANGKUTAN UMUM DI KOTA SIBOLGA. Oleh : Olga kristama Silalahi ( )

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA

PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM (Rute, Terminal, Tempat Henti)

BAB II TINJAUAN TEORI

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kepadatan lalu lintas di daerah tersebut, salah satunya ialah ketersediaan lahan

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002)

BAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil

DIV TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Depok merupakan wilayah penyangga (buffer state) bagi Daerah

MAHASISWA : DANANG IDETYAWAN DOSEN PEMBIMBING: IR HERA WIDIYASTUTI, MT.PHD ISTIAR, ST.MT

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan masyarakat Jakarta dengan kendaraan pribadi sudah sangat

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

I. PENDAHULUAN. transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas kota.

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Penerapan Exhaustive Search dan Algoritma A Star untuk Menentukan Rute Terbaik dari KRL Commuter Line dan Bus Transjakarta

ANALISA TRIP DISTRIBUTION DAN TRIP ASSIGNMENT PADA JALAN ARTERI RELOKASI PORONG SIDOARJO

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN TOD

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan. Setelah dilakukan penelitian pada masyarakat baik pengguna moda eksisting seperti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat

disatukan dalam urutan tahapan sebagai berikut :

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengevaluasi travel time dan headway, tidak akan terlepas dari

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

ANALISIS PENERAPAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) DENGAN PEMBANGUNAN BUSLANE PARSIAL PADA KORIDOR UTARA-SELATAN KOTA SURABAYA

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

Implementasi Rute Percontohan Sutan JuHI

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN DI HALTE ELANG TRANS METRO BANDUNG (TMB) ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. angkutan umum, biaya angkutan menjadi beban angkutan bersama, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara baru untuk

SEMINAR TUGAS AKHIR MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN SURABAYA ORGAN TRANSPLANT CENTER (SOTC) RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

BAB III. Landasan Teori Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum

BAB IV PEMBAHASAN. operasional suatu perusahaan ataupun badan pelayanan sektor publik dibutuhkan

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA A KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL DI KAWASAN RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA

No Tahun Kabupaten Gresik Jumlah PDRB per kapita

BAB III LANDASAN TEORI

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah gabungan beberapa komponen (objek) yang saling berkaitan dalam

1. BPTJ DAN KONDISI JABODETABEK 2. INDIKATOR KINERJA 3. RENCANA INDUK TRANSPORTASI JABODETABEK

BAB III LANDASAN TEORI. dan diatur dalam beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut :


BAB II LANDASAN TEORI. transportasi untuk kebutuhan produksi, distribusi dan konsumsi

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA

BAB IV DATA DAN ANALISIS. yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

Rencana Operasi. Suatu bagian bagian dari manajemen Sistem transportasi

t= t 0 exp(v/q) = 0,0226 exp(0,174) = 0,0269 jam

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

PERMASALAHAN DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA SURABAYA

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS

Transkripsi:

MERCYANO FEBRIANDA 3109100005 Dosen Pembimbing : Ir. Wahju Herijanto, MT.

1. Kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk Pembangunan MRT Jakarta 2. Rencana rute MRT Jakarta belum mencakup seluruh daerah di Jakarta sendiri. 3. Belum adanya rencana feeder untuk MRT Jakarta yang cepat dan efisien. 4. LRT memiliki keunggulan karena dapat menggunakan jalur yang sudah ada.

1. 1. Bagaimana analisis permodelan bangkitan untuk perencanaan LRT berdasarkan letak halte Transjakarta koridor 1 yang diumpamakan sebagai letak stasiun MRT Jakarta? 2. Bagaimana analisis besar bangkitan pada halte halte rute LRT rencana? 3. Bagaimana perhitungan trip distribution (analisis distribusi) antar zona berdasarkan halte halte rute LRT rencana? 4. Bagaimana analisis trip assignment (analisis pembebanan) penumpang pada rute LRT rencana? 5. Bagaimana perencanaan moda dan pola operasional LRT berdasarkan analisis pembebanan?

1. Moda yang ditinjau hanya moda transportasi berbasis LRT. 2. Penentuan rute tidak secara detail seperti penentuan geometrinya. 3. Perencanaan rute berdasarkan rencana Pola Transportasi Makro DKI Jakarta. 4. Tidak mendesain tempat pemberhentian secara detail. 5. Tidak menghitung biaya perencanaan rute. 6. Lokasi studi hanya di daerah DKI Jakarta yang dilewati jalur MRT.

1. Mendapatkan analisis permodelan bangkitan untuk perencanaan LRT. 2. Mendapatkan hasil besar bangkitan pada setiap halte rute LRT rencana. 3. Menentukan analisis distribusi antar zona berdasarkan halte halte rute LRT rencana. 4. Mendapatkan analisis pembebanan penumpang pada rute LRT rencana. 5. Merencanakan moda dan pola operasional LRT berdasarkan analisis pembebanan.

Rencana Rute MRT Jakarta

Jaringan Jalan di Lokasi Studi

Ligt Rail Transit (LRT) Light Rail Transit menggunakan tenaga listrik sebagai penggeraknya, berkapasitas besar, suara yang ditimbulkan sangat minim dan dengan operasi kendaraan yang sangat nyaman di satu, dua, atau tiga gerbong kereta yang didominasi dengan pemisahan jalur dengan moda lain yang terkadang berada di elevasi yang berbeda.

START A PENGUMPULAN DATA : Data Sekunder ANALISIS BANGKITAN PADA RUTE LRT RENCANA STUDI LITERATUR ANALISIS DISTRIBUSI PERJALANAN Dengan Metode Furness PRELIMINARY ZONA RUTE LRT : Letak dan Jarak Halte Rencana PASSENGER ASSIGNMENT Analisis Pembebanan Rute PERMODELAN BANGKITAN: Model Regresi PERENCANAAN MODA DAN POLA OPERASIONAL LRT A FINISH

Permodelan menggunakan metode regresi linier berdasarkan : Jumlah penduduk per kelurahan, Jumlah rumah, dan daerah Luas bangunan komersial dengan jumlah lantai. Variabel bebas yang didapatkan dengan membuat zona pada halte Transjakarta Koridor 1 dengan radius 1 km, 500 m, dan 250 m, dan variabel tetapnya adalah jumlah penumpang Transjakarta Koridor 1 yang diumpakan sebagai penumpang MRT Jakarta yang naik dan turun. Hasil dari regresi linier tersebut merupakan persamaan persamaan yang akan digunakan pada permodelan rute LRT.

No Nama Regresi Hasil Regresi R² 1 Jumlah Rumah 500 m vs Penumpang Naik Pagi y = 0,1513x + 753,23 0,3618 2 3 4 Luas Bangunan x Lantai 1 km vs Penumpang Naik Malam Luas Bangunan x Lantai 1 km vs Penumpang Turun Pagi Jumlah Rumah 250 m vs Penumpang Turun Malam y = 0,0012x + 194,18 0,7675 y = 0,0002x + 649,09 0,3668 y = 0,3955x + 1249,3 0,155

Menentukan Letak stasiun. Panjang rute 18,56 km (Pulang pergi) Membuat zona radius 1 km, 500 m,dan 250 m berdasarkan letak stasiun. Perhitungan jumlah rumah pada zona radius 500 m dan 250 m Perhitungan luas bangunan komersial dengan jumlah lantai pada radius 1km. Hasil perhitungan dimasukkan pada persamaan yang didapat.

Jarak Stasiun Zona Radius 500 m No Stasiun Lokasi Jarak (m) 1 1 Depan Gedung Landmark 0 2 2 Jl. Karet Pasar Baru Timur 350 3 3 Jl. Karet Pasar Baru Timur 450 4 4 Jl. Karet Pasar Baru Barat 230 5 5 Jl. Administrasi Negara 650 6 6 Jl. Pejompongan Raya 550 7 7 Jl. Gelora 7 750 8 8 Jl. Gelora 530 9 9 Jl. Gelora (Dekat Gedung TVRI) 450 10 10 Jl. Asia Afrika (Depan Gelora Bung Karno) 600 11 11 Jl. Asia Afrika (Depan Senayan City) 800 12 12 Jl. Senopati 650 13 13 Jl. Senopati 450 14 14 Jl. Senopati 350 15 15 Jl. Suryo 400 16 16 Jl. Suryo 400 17 17 Jl. Kapten Tendean 470 18 18 Jl. Kapten Tendean 600 19 19 Jl. Kapten Tendean 600

Hasil Bangkitan dan Tarikan No Stasiun Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Pagi Pagi Malam Malam 1 1 871 869 1512 1404 2 2 938 979 2172 1491 3 3 1106 998 2286 1710 4 4 1091 1023 2439 1691 5 5 941 719 613 1495 6 6 1128 743 756 1740 7 7 807 784 1001 1320 8 8 829 776 955 1349 9 9 820 770 917 1337 10 10 829 808 1149 1349 11 11 936 903 1716 1488 12 12 839 802 1110 1361 13 13 860 877 1563 1389 14 14 835 819 1214 1357 15 15 855 804 1126 1382 16 16 857 766 896 1384 17 17 878 798 1087 1413 18 18 887 810 1158 1424 19 19 805 778 967 1317

Data yang digunakan adalah jumlah penumpang Trasnjakarta naik dan turun pada pagi dan malam hari yang diasumsikan sebagai penumpang MRT Jakarta. Berikut adalah hasil perhitungan analisis transit LRT : Nilai rata rata halte transit : halte non transit nak pagi : 1.315/ 678 = 1,939686962 Nilai rata rata halte transit : halte non transit turun pagi : 3.742 / 2.247 = 1,665166873 Nilai rata rata halte transit : halte non transit naik malam: 1.535 / 765 = 2,006974717 Nilai rata rata halte transit : halte non transit turun malam: 2.557 / 1.453 = 1,75971245 Hasil diatas dikalikan dengan hasil bangkitan dan tarikan pada stasiun transit pada tahun eksisting dan tahun rencana

Menggunakan RTRW DKI Jakarta tahun 2030 Menghitung jumlah rumah dan luas bangunan komersial x jumlah lantai yang diperkirakan akan bertambah pada tahun 2030 Untuk jumlah rumah diasumsikan berupa apartemen berlantai 10 dengan luas unit 59 m 2 Untuk bangunan komersial diasumsikan gedung perkantoran berlantai 10

No Stasiun Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Pagi Pagi Malam Malam 1 1 871 950 1998 1404 2 2 1135 1088 2830 1734 3 3 1188 1053 2618 1710 4 4 1173 1055 2628 1691 5 5 941 744 765 1495 6 6 1232 825 1252 1740 7 7 807 828 1267 1320 8 8 882 820 1221 1485 9 9 853 817 1204 1337 10 10 829 856 1436 1349 11 11 1211 944 1962 1488 12 12 1088 863 1478 2013 13 13 897 939 1931 1389 14 14 872 880 1582 1357 15 15 855 908 1746 1382 16 16 857 896 1676 1384 17 17 878 891 1648 1413 18 18 940 918 1805 1564 19 19 856 827 1261 1450

Contoh MAT Pagi Eksisting 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 oi Oi fo 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1690 93,88559 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 938 52,13451 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1106 61,43106 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1091 60,62412 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 941 52,269 6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1128 62,69189 7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 807 44,8553 8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 829 46,08251 9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 820 45,56137 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 829 46,0657 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1816 100,8638 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 839 46,60366 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 860 47,76362 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 835 46,41033 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 855 47,48624 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 857 47,58711 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 878 48,79751 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 887 49,26822 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 805 44,72922 dj 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18811,99 Dj 1447 979 998 1023 719 743 784 776 770 808 1503 802 877 819 804 766 798 810 778 17003 Dj' 1600,488 1082,863 1103,972 1132,119 795,4297 821,8259 866,9679 858,3765 851,5336 894,2871 1663,227 887,0568 970,5177 906,1741 890,0159 847,5806 882,8666 895,941 860,7502 18811,99

Contoh MAT hasil akhir Pagi Eksisting

Pagi No Jumlah Jumlah Ruas Ruas Penumpang Penumpang 1 1-2 1689,94 19-18 805,13 2 2-3 2434,34 18-17 1610,28 3 3-4 3201,39 17-16 2321,38 4 4-5 3812,62 16-15 2933,76 5 5-6 4275,94 15-14 3456,50 6 6-7 4772,30 14-13 3876,98 7 7-8 4949,67 13-12 4211,92 8 8-9 5066,57 12-11 4470,07 9 9-10 5103,85 11-10 4872,53 10 10-11 5045,49 10-9 4865,79 11 11-12 4795,35 9-8 4797,08 12 12-13 4489,00 8-7 4651,29 13 13-14 4043,29 7-6 4414,35 14 14-15 3552,02 6-5 4224,61 15 15-16 2994,02 5-4 3906,71 16 16-17 2390,63 4-3 3254,59 17 17-18 1675,01 3-2 2489,32 18 18-19 860,75 2-1 1600,49 Malam No Jumlah Jumlah Ruas Ruas Penumpang Penumpamg 1 1-2 3034,47 19-18 967,45 2 2-3 4833,16 18-17 2025,38 3 3-4 6447,54 17-16 2905,59 4 4-5 7897,31 16-15 3519,91 5 5-6 7827,97 15-14 4233,68 6 6-7 7697,65 14-13 4910,21 7 7-8 7793,30 13-12 5709,30 8 8-9 7759,27 12-11 6069,44 9 9-10 7623,80 11-10 7211,38 10 10-11 7503,89 10-9 7209,77 11 11-12 7338,64 9-8 7003,05 12 12-13 6805,84 8-7 6720,43 13 13-14 6260,98 7-6 6381,94 14 14-15 5519,75 6-5 5629,18 15 15-16 4629,80 5-4 4903,36 16 16-17 3606,93 4-3 4299,06 17 17-18 2482,70 3-2 3359,61 18 18-19 1241,22 2-1 2327,49

Pagi No Jumlah Jumlah Ruas Ruas Penumpang Penumpang 1 1-2 1689,94 19-18 855,90 2 2-3 2607,81 18-17 1708,24 3 3-4 3433,32 17-16 2410,07 4 4-5 4102,55 16-15 3004,58 5 5-6 4562,92 15-14 3508,82 6 6-7 5109,09 14-13 3945,83 7 7-8 5275,82 13-12 4294,95 8 8-9 5413,86 12-11 4697,48 9 9-10 5457,12 11-10 5359,71 10 10-11 5388,50 10-9 5310,02 11 11-12 5335,79 9-8 5214,76 12 12-13 5066,40 8-7 5050,68 13 13-14 4575,35 7-6 4775,05 14 14-15 4036,42 6-5 4547,47 15 15-16 3382,31 5-4 4204,29 16 16-17 2652,70 4-3 3541,11 17 17-18 1842,62 3-2 2737,92 18 18-19 915,20 2-1 1750,31 Malam No Jumlah Jumlah Ruas Ruas Penumpang Penumpamg 1 1-2 4010,41 19-18 1261,28 2 2-3 6319,16 18-17 2918,87 3 3-4 8067,04 17-16 4268,86 4 4-5 9496,37 16-15 5500,63 5 5-6 9478,74 15-14 6642,03 6 6-7 9436,41 14-13 7496,97 7 7-8 9687,08 13-12 8440,26 8 8-9 9722,88 12-11 8740,89 9 9-10 9675,53 11-10 9349,96 10 10-11 9665,49 10-9 9390,28 11 11-12 8814,28 9-8 9176,29 12 12-13 7927,95 8-7 8821,87 13 13-14 7337,91 7-6 8487,71 14 14-15 6549,14 6-5 7353,26 15 15-16 5682,88 5-4 6446,38 16 16-17 4651,39 4-3 5365,11 17 17-18 3418,88 3-2 3918,99 18 18-19 1877,80 2-1 2258,28

Perencanaan Jenis Moda dan Headway : penumpang terbanyak untuk rute LRT eksisting adalah 7897 yaitu pada malam hari dan untuk rute LRT tahun 2030 adalah 9390 yaitu pada malam hari (per 8 jam) Keterangan Eksisting Tahun rencana Kebutuhan penumpang maksimum (orang/jam) 987 987 987 1174 1174 1174 Jenis kendaraan LRT yang digunakan : (Cv) Alstom Citadis Dualis dengan kapasitas 234 penumpang Bombardier Flexity Freedom dengan kapasitas 251 penumpang Siemens Combino dengan kapasitas 352 penumpang Alstom Citadis Dualis dengan kapasitas 234 penumpang Bombardier Flexity Freedom dengan kapasitas 251 penumpang Siemens Combino dengan kapasitas 352 penumpang Headway maksimum (menit) (Cv x 3600)/P 14,22 15,26 21,39 11,96 12,83 17,99 Headway rencana (menit) 14 15 20 11 12 17 Kapasitas jalur (C) 1004 (Cv x 3600)/h 1002,86 1056 1276,36 1255 1242,35 Frekuensi (kendaraan/jam) 4 (1/h) x 3600 5 4 6 5 4 Co (Penumpang) (F x CV) 1170 1004 1056 1404,00 1255 1242,35 Kontrol (P/C <1) 0,984351085 0,98323 0,93481 0,83603 0,93529 0,94481 Jumlah Armada =

Separated right of way atau tipe B : Untuk rute LRT daerah Dukuh Atas, Pejompongan, Jalan Gelora 7, Jalan Asia Afrika, dan Mampang Prapatan Shared right of way atau tipe C: Kebayoran Baru dan Jalan Gelora 7 Senayan

Perencanaan Area Mengantri/Menunggu (Stasiun Biasa) Panjang moda LRT = Bombardier Flexity Freedom, 30,8 m Jumlah pintu kereta = 6 pintu Lebar stasiun LRT rencana = 2 m LOS (Level of Service) = C, 0,7 m2 / orang Luas stasiun = 61,6 m2 Jumlah penumpang = 354 penumpang/jam Jumlah orang mengantri = 354 / 6 = 59 orang/jam = 12 orang/12 menit Luas tempat menunggu = 0,7 x 12 orang = 8,3 m2 ~ 8 m2 ~

1. Didapatkan hasil persamaan regresi dari permodelan berdasarkan zona halte Transjakarta Koridor 1. 2. Bangkitan terbesar pada kondisi eksisting adalah stasiun 4 yaitu sebesar 2439 dan untuk kondisi tahun rencana tahun 2030 adalah stasiun 2 yaitu sebesar 2830. Tarikan terbesar pada kondisi eksisting adalah stasiun 6 yaitu sebesar 1740 dan dan untuk kondisi tahun rencana adalah stasiun 12 yaitu sebesar 2013. 3. Dari hasil analisis distribusi pergerakan yang paling maksimum pada tahun eksisting adalah pergerakan pada stasiun 11 menuju stasiun 1 pada malam hari yaitu sebesar 336,57 sedangkan tahun 2030 pergerakan pada stasiun 1 menuju stasiun 11 pada malam hari yaitu sebesar 394,06. 4. Dari hasil analisis pembebanan demand ruas terbersar adalah ruas 4-5 yaitu sebesar 7897,30 untuk kondisi eksisting dan ruas 8-9 yaitu sebesar 9722,88 untuk kondisi tahun rencana. 5. Headway rencana yang didapatkan dari hasil analisis adalah 720 detik atau 12 menit menggunakan jenis moda Bombardier Flexity Freedom. Travel time adalah 1 jam. Area mengantri/menunggu seluas 8 m 2 untuk stasiun biasa dan 6 m 2 untuk stasiun transit.