MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI CINTA RAKYAT

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD

KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR

ROSLIANA SITOMPUL* DAN DEBBIE GUSTRINI ARUAN**

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS V SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DI II SDN TANJUNG SARI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA SDN MEDAN DENAI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI BANDAR KLIPPA

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

Frikson Jony Purba Dosen FKIP Universitas Quality E mail

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DEBATE PADA PELAJARAN PKN DI KELAS V SD NEGERI 086 DALAN LIDANG

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI TG.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD NEGERI TEBING TINGGI

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

EVA BETTY SIMANJUNTAK DAN JUNIKO ESRA TARIGAN Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE KELAS IV SD NEGERI DESA SENA BATANG KUIS

EFFENDI MANALU* DAN RIA MEI CHRISTINA SARAGIH** *Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI

Aprillya Mondhita Sari* Drs. Purbo Suwasono, M.Si** Dr. Parno, M.Si***

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA IPA DI KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

MENINGKATKAN KREATIVITAS BERCERITA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORY TELLING

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

SDN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Pada Pembelajaran Materi Bagian-Bagian Tumbuhan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Lipulalongo

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

Rinendah Sihwinedar 16

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

OLEH : PUJI EKA BRIHANTARI NPM:

PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN GEOMETRI DI KELOMPOK B TK RAHMAT HARAPAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol. 3 No.1 (2017) : 12-19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan cara mencari tahu tentang alam

Pardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI STABAT

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NASRANI 4 MEDAN T.P 2013/2014

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN

Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Make A Match Pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas V SDN Sawit Seberang

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

Transkripsi:

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI 107403 CINTA RAKYAT Khairul Anwar, Nita Yanti *Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED **Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel: khairulanwar25@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pokok energi dan kegunaannya. Subjek dalam penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri 107404 Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan T.A 2014/2015, yang berjumlah 26 orang siswa. Penentuan subjek berdasarkan hasil observasi dan angket yang diakukan peneliti terhadap guru kelas IV. Hasil penelitian menunjukkan pada Siklus I pertemuan I kreativitas belajar siswa tergolong rendah dengan nilai rata-rata (19,23%), siklus I pertemuan II nilai rata-rata (47,88%). Siklus II pertemuan I kreativitas belajar siswa tergolong tinggi dengan nilai rata-rata (60,00%), sedangkan siklus II pertemuan II nilai rata-rata (88,46%). Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Model Cooperative Script dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada pelajaran IPA materi pokok energi dan kegunaannya di kelas IV SD Negeri 107403 Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan. Kata Kunci : Kreativitas Belajar, Model Cooperative Script PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan merupakan suatu kunci pokok untuk mencapai cita cita suatu bangsa. Untuk mewujudkan cita cita tersebut tentunya perlu usaha yang maksimal dari guru, dimana pada saat menyampaikan pelajaran guru mampu membangkitkan minat dan keantusiasan siswa dalam belajar, sehingga terciptanya siswa yang terampil dan berintelektual. Tetapi kenyataannya hal tersebut tidak tercapai. Hal ini dapat dilihat dari kreativitas pembelajaran sehari hari di kelas. Salah satu yang di hadapi bangsa Indonesia pada saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan suatu pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah dasar. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang menempatkan aktivitas nyata anak dengan berbagai objek yang dilihat dan di pelajari, merupakan hal utama yang perlu dikembangkan. Dalam pembelajaran seperti ini anak langsung berbuat dan belajar mengenai apa yang akan di pelajari. Siswa di bimbing oleh guru tentang pelajaran yang akan di pelajarin, mencari masalah tentang materi yang akan di pelajarin, mengembangkan kemampuan fisik (motorik) dan melatih penalaran kemampuan peserta didik. IPA berhubungan dengan cara mencari 1

tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta fakta, konsep konsep, atau prinsip prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA di harapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Dalam kenyataannya banyak siswa yang tidak kreatif dalam belajar IPA, hal ini mungkin di karenakan oleh siswa tidak menyukai pelajaran IPA, harsat keinginanaya kurang dalam belajar, dan siswa kurang memiliki pemikiran yang kritis dalam belajar. Berdasarkan wawancara Guru bidang studi IPA SD Negeri 107403 Cinta Rakyat nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV sebanyak 20 orang masih rendah, dimana siswa 8 (40%) yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu nilai 60 dan masih terdapat 12 siswa yang tidak memenuhi kriteria KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa masih kurang memuaskan. Berdasarkan observasi dan angket kreativitas yang diberikan kepada siswa dengan indikator hasrat keinginantahuan yang besar, bahwa 3 (15%) siswa menjawab sangat baik dan 2 (10%) siswa menjawab baik, dan 5 (25%) siswa menjawab cukup. Hal ini dapat dihubungkan dengan hasil wawacancara dari guru, bahwa masih terdapat 12 siswa yang tidak memenuhi kriteria KKM. Maka dapat dikatakan masih banyak siswa yang harsat keinginan tahuanya kurang dalam belajar. Berdasarkan indikator cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan, bahwa 3 (15%) orang siswa menjawab sangat baik dan 4 (20%) siswa menjawab baik, dan 3 (15%) siswa menjawab cukup. Hal ini dapat dihubungkan dengan hasil wawacancara dari guru, bahwa masih terdapat 10 siswa yang tidak memenuhi kriteria KKM. Maka dapat dikatakan masih banyak siswa yang kurang cenderung berkreativitas mencari jawaban yang memuaskan dalam belajar, Serta indikator menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru, bahwa 1 (5%) orang siswa menjawab sangat baik dan 2 (10%) siswa menjawab baik, dan 3 (15%) siswa menjawab cukup. Hal ini dapat dihubungkan dengan hasil wawacancara dari guru, bahwa masih terdapat 14 siswa yang tidak memenuhi kriteria KKM. Maka dapat dikatakan masih banyak siswa yang kurang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Sedang indikator memiliki daya atraksi yang baik. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan kreativitas belajar siswa pelajaran IPA siswa masih rendah. Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kreativitas belajar siswa dalam belajar IPA, disebabkan karena guru kurang memberikan kesempatan kepada 2

siswa untuk bertanya. Faktor lainnya adalah mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat sulit, membosankan dan tidak ada manfaat yang di rasakan siswa dalam belajar IPA. Hal ini disebabkan karena guru cenderung menggunakan metode ceramah yang proses pembelajarannya berpusat pada buku yang ada. Selama pembelajaran, guru juga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan ide atau gagasan mereka, serta kurang memberikan tantangan kepada siswa untuk mampu berpikir secara kreatif melalui tugas-tugas atau pertanyaan pertanyaan yang di berikan, sehingga siswa lebih banyak pasif sebagai mendengar dengan memperhatikan dan mencatat apa yang disampaikan guru. Serta siswa kurang harsat keinginantahuannya dalam proses pembelajaran berlangsung, kebosanan siswa juga terlihat dari banyaknya siswa yang sering sibuk sendiri dengan teman sebangkunya daripada mendengarkan penjelasan dari guru dan tidak semangat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan model pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa secara optimal yaitu dengan menggunakan model Cooperative Script. Dengan adanya model pembelajaran ini di harapkan siswa mampu mengembangkan kreativitas belajar dalam menyelesaikan soal soal IPA. Karena kreativitas itu merupakan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu hal yang baru dan berbeda, kreatif siswa berbeda beda, siswa memiliki kreativitas yang tinggi, dan dapat menciptakan cara belajar dengan baik, dapat menciptakan cara belajar dengan mudah serta mampu memahami penyelesaian soal soal yang di hadapi dalam belajar. proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan aktif. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik menerapkan model pembelajaran tersebut dan penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul tentang kan Kreativitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Cooperative Script dalam Pelajaran IPA Kelas IV SDN. 107403 Cinta Rakyat T.A 2014/2015. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran IPA pada materi pokok energi dan penggunaannya dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script di kelas IV SD Negeri 107403 Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan. Sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini memiliki beberapa tahapan yang merupakan suatu 3

siklus. Tiap siklus dilaksanakan berdasarkan perubahan yang akan dicapai. Pada penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus yakni siklus I dan siklus II. Prosedur Penelitian ini menggunakan beberapa tahapan yakni dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan terakhir refleksi. Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan angket. Siklus I Perencanaan Melatih rendahnya kreativitas belajar siswa upaya yang di lakukan guru untuk kegiatan belajar mengajar di lakukan sebagai berikut : a. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak di capai b. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran c. Menyusun alat observasi kegiatan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa d. Mempersiapkan media yang diperlukan e. Mempersiapkan indikator/ deskriptor minat belajar siswa Pelaksanaan Sebelum proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script di laksanakan guru terlebih dahulu mengatur tempat duduk siswa, dan mengucapkan salam. Pemberian Tindakan Sebagai tindakan awal, guru melakukan apersepsi dan memotivasi agar bersungguh sungguh dalam mengikuti proses belajar mengajar. Bentuk apersepsi yang di lakukan yaitu dengan bernyanyi dan menunjuk beberapa orang siswa agar menjawab soal yang diajukan guru. Secara bersamaan guru juga memotivasi siswa yang mampu menjawab pertanyaan seperti jawaban kamu benar, jawaban kamu bagus sekali Selanjutnya guru menjelaskan materi pembelajaran, pengertian energi dan penggunaannya. Guru juga menjelaskan tentang sumber sumber energi dan penggunaanya, kemudian guru menjelaskan macam macam energi dan penggunaanya, dan guru memberikan contoh contoh dari energi dan penggunaanya. Pengamatan Berdsarkan table di atas maka dapat di jelaskan bahwa aktivitas belajar siswa selama siklus 1 tinggi dengan nilai 47,88%. Walaupun demikian masih di temukan beberapa indikator / deskriptor dari aktivitas belajar siswa yang tergolong rendah oleh karenanya guru perlu mengaktifkan kegiatan siswa pada siklus berikutnya. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, maka peneliti melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan pada sikus I. 4

Hanya sebagian kecil siswa yang mau berpartisipasi memikirkan pemecahan masalah tentang model Cooperative Script yang diajukan pada setiap sekelompok dan hanya beberapa siswa yang senang terhadap diskusi. Guru kurang memberikan arahan kepada siswa tentang langkah model Cooperative Script. (1) Banyak siswa bingung menyelesaikan tahap demi tahap pembelajaran dengan penerapan model Cooperative Script, karena guru tidak menjelaskan bagaimana cara-caranya menyelasikannya. (2) siswa juga masih belum berani untuk mengungkapkan pendapatnya, karena guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapatnya. (3) siswa masih cenderung diam dan sulit berkomunikasi, karena guru tidak melibatkan siswa dalam belajar. (4) Siswa masih tunjuk tunjukkan dengan temannya ketika guru menyuruh siswa untuk mempresentasekan hasil kerjanya didepan kelas, karena guru tidak membiasakan siswa untuk memberanikan maju kedepan. (5) Siswa kurang percaya diri dengan hasil jawabannya sendiri, hal ini dilihat sebagain siswa mengganti jawabannya dengan jawabannya temannya, karena guru tidak memberikan contoh kepada siswa bagaimana cara bersifat jujur dan bercaya diri dalam diri kita. Hal ini diperkuat dengan data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi pada siklus I, hasrat keinginantahuan yang besar, cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan, keinginan untuk menemukan dan meneliti, menanggapi pertanyaan yang diajukan dan memiliki daya atraksi yang baik masih tergolong rendah. Hasil observasi kreativitas siswa pada siklus I rata-rata kreativitas siswa hanya 23,07%. Kriteria ini masih tergolog cukup yang belum seseuai dengan harapan. Dengan perincian 4 orang siswa (15%) memperoeh krieriaa sangat baik, 13 orang siswa (50%) memperoleh kriteria baik, 7 orang siswa (27%) yang memperoleh kriteria sedang, dan 2 orag siswa (8%) yang memperoleh kriteria rendah. Dengan demikian, pada pelaksanaan siklus II perlu adanya inovasi dari tahapan model cooperative script yang dapat mendorong siswa lebih aktif dan kreatif. Siklus II Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 yang telah di identifikasi, dapat di tarik kesimpulan bahwa ada beberapa tindakan pembelajaran yang perlu mendapatkan revisi atau perbaikan. Hal ini dapat di lihat masih rendahnya kreativitas belajar berlangsung selama penggunaan model cooperative script berlangsung. Melihat rendahnya kreativitas belajar siswa maka upaya yang di lakukan guru dalam menumbuhkan kreativitas belajar siswa di lakukan dengan cara sebagai berikut ini : 5

a. Mengembangkan materi ajar dan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran. b. Mempersiapkan media pembelajaran. c. Mempersiapkan indikator / desriptor penilaian terhadap tulisan siswa. d. Mempersiapkan aktivitas belajar mengajar guru selama menggunakan model Cooperative Script. e. Mempersiapkan lembar observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. f. Mempersiapkan indikator/deskriptor kreativitas belajar siswa. g. Mempersiapkan angket kreativitas belajar siswa. Pelaksanaan Selanjutnya guru menjelaskan materi pelajaran energi dan penggunaannya, guru juga menjelaskan manfat dan macam macam energi beserta fungsinya, setelah guru menjelaskan materi pelajaran guru kemudian menanyakan kepada siswa tentang energi dan kegunaannya yang pernah mereka ketahui. Selanjutnya guru menjelaskan materi pembelajaran, manfaat energi dan kegunaanya kepada setiap ketua kelompok dan guru juga dapat menunjukan contoh secara kongkrit manfaat energi dan kegunaannya kepada seluruh siswa, setelah guru menjelaskan apa manfaat energi, dan macam macam energi dan kegunaannya, kemudian setiap ketua kelompok mempunyai kewajiban untuk dapat mempesentasekan materi yang telah diberikan oleh guru tadi. Kemudian kelompok lain memberikan pertanyaan kepada yang telah memperesentasekan di depan kelas dan dapat di dengar oleh setiap anggota kelompok lainnya. Pengamatan Berdasarkan table di atas maka di jelaskan bahwa kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative script. selama siklus II tergolong sangat tinggi dengan nilai rata rata 90,62 %. Melihat data temuan penelitian ini maka guru tidak perlu melanjutkan pada siklus berikutnya Refleksi Berdasarkan hasil siklus II dalam hal refleksi peneliti bersama observejr bekumpul untuk merefleksi tindakan yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Dari hasil pengamatan tindakan yang dilaksanakan peneliti dari berbagai aspek kreativitas belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan tabel di atas maka dapat di ketahui bahwa dari 26 orang siswa secara klasikal terdapat 8 orang siswa (62,5%) yang memperoleh kriteria sangat tinggi, sebanyak 13 orang siswa (38,47%) yang memperoleh kriteria tinggi, sedangkan 5 orang siswa (100%) yang memperoleh kriteria cukup. Hasil observasi kegiatan megajar guru pada siklus II (80,77%). 6

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kreativitas belajar siswa meningkat dalam pelajaran IPA materi energi dan kegunaannya dengn menggunakan model Cooperative Script. Dari hasil pembelajaran pada siklus II di lakukan maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan dengan siklus I, pada pelaksanaan siklus II perubahan yang di alami adalah sebagai berikut : (1) siswa dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru, karena guru sudah menjelaskan bagaimana cara-cara mengerjakannya, (2) siswa berani mengungkapkan pendapatnya, karena guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapatnya, (3) siswa berani berkomunikasi dengan guru, karena guru sudah melibatkan siswa dalam belajar mengajar, (4) Siswa tidak tunjuk tunjukkan dengan temannya ketika guru menyuruh siswa untuk mempresentasekan hasil kerjanya didepan kelas, karena guru sudah membiasakan siswa untuk memberanikan maju kedepan, (5) siswa percaya diri dengan hasil jawabannya sendiri, Karena guru sudah memberikan contoh kepada siswa bagaimana cara bersifat jujur dan bercaya diri dalam diri kita. Untuk mengetahui tingkat perubahan kreativitas belajar siswa selama awal tindakan, siklus 1, siklus II dapat di lihat pada table berikut ini : Tabel 4.20 Rekapitulasi Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Kode Kondisi Awal Siklus I Siklus II Kerterangan 1 30 48,3 60 2 23 80 75 3 31 67,5 50 4 33,33 47 88,33 5 37,5 77,5 65,83 6 30 41,66 70,83 7 25 66,66 52,5 8 50 80,83 79,16 9 41,66 50 63,33 10 66,66 75,83 91,66 11 70,83 47 69,16 12 75 30 88,33 13 58,33 75 67,5 14 54,16 26 68,33 15 17 45,83 80 16 25 62,5 55 17 29,16 65 78,33 18 33,33 49,16 91,66 19 41,66 68,33 70 20 12,5 85 77,5 21 62,5 50 85,83 22 30 25 70 23 33,33 47 89,16 24 37,5 83,33 66,66 25 29,16 26,66 83,33 26 33,33 75,5 58,33 Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan adanya peningkatan persentase kreativitas belajar siswa dari Kondisi Awal, siklus I, dan siklus II. Pada Kondisi Awal diperoleh nilai rata-rata kreativitas belajar siswa 33,42%, siklus I diperoleh nilai rata-rata kreativitas belajar siswa 57,36% sedangkan 7

pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kreativitas belajar siswa 72,92%. Dari tabel diatas dapat diamati bahwa terdapat peningkatan kreativitas belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya melalui hasil penelitian memberikan jawaban bahwa dengan penggunaan model cooperative script pada pelajaran IPA materi energi dan penggunaannya dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil temuan dan data penelitian yang dilakukan terhadap peningkatan kreativitas belajar siswa pada pokok bahasan energi dan kegunaannya dengan menggunakan model Cooperative Script di SD Negeri 107403 Cinta Rakyat, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut : a. Pembelajaran dengan model Cooperative Script dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi pokok energi dan kegunaannya. b. Dengan model cooperative script dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa. Hal ini dapat ilihat adanya peningkatan pada 5 indikator kreativitas belajar yaitu : 1) hasrat keinginantahuan yang besar, 2) cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan, 3) keinginan untuk menemukan dan meneliti, 4) menenggapi pertanyaan yang diajukan, 5) memiliki daya atraksi yang baik. c. Dengan model cooperative script pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan guru dan peningkatan kualitas hasil belajar siswa. d. Rata-rata kelas kreativitas belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model cooperative script lebih baik daripada sebelumnya. Hal ini tersebut dari siklus I pertemuan I diperoleh 5 orang siswa yang memiliki kreativitas belajar siswa yaitu dengan nilai rata-rata (19,23%), sedangkan siklus I pertemuan II di peroleh 6 orang siswa yang memiliki kreativitas belajar siswa yaitu dengan nilai rata-rata (23,07%). e. Pada siklus II pertemuan I diperoleh 16 orang siswa yang memiliki kreativitas belajar siswa yaitu dengan nilai rata-rata (61,53%), sedangkan pada siklus II pertemuan II mengalami perubahan meningkat dan sesuai dengan persentase yang ingin dicapai pada tingkat kreativitas belajar siswa, yaitu 23 orang siswa memiliki kreativitas belajar baik (88,46%). f. Pada siklus I pertemuan I nilai rata-rata pada observasi guru terdapat 38,28% tergolong masih rendah, sedangkan pad siklus I pertemuan II mengalami sedikit peningkatan dengan nilai ratarata 59,37%. Dan Pada siklus II 8

pertemuan I nilai rata-rata pada observasi guru terdapat 64,84% tergolong masih tinggi, sedangkan pada siklus II pertemuan II mengalami peningkatan dengan nilai ratarata 90,62%. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, dapat dikemukan beberapa saran yaitu : a. Kepada sekolah memberikan pelatihan, menerangkan program-program pelatihan untuk peningkatkan keterampilan guru dalam penerapan model cooperative script untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa. b. Sebaiknya guru menggunakan model cooperative script dalam pembelajaran dengan menyesuaikan materi yang diajarkan. c. Sebaiknya siswa lebih aktif dalam pembelajaran serta berlomba-lomba dalam meningkatkan kreativitas belajarnya. d. Bagi peneliti sendiri, sekiranya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan suatu keterampilan serta pengetahuan untuk menambah wawasan dalam mendidik siswa SD. DAFTAR RUJUKAN Al-hajjaj. 2010. Beajar Kreatif. http://miftahulsakina. Wordpres.com Aqib, Zainal. 2013. Model-Model. Media. dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi. 2010. Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Azam, Much. 2012. Ilmu Pengeahuan Alam. Solo: Latimun Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed Hurlock, Elizabeth. 2010. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Ridwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2011. Model model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sani Abdullah Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta. 9

10