HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Suhu rumah kaca berkisar antara C hingga 37 C, kondisi yang cukup baik bagi pertumbuhan tanaman. Menurut Sarief (1985) kisaran maksimum pertumbuhan tanaman antara 15 C sampai C suhu terbaik untuk pertumbuhan tanaman juga pertumbuhan mikroorganisme tanah. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman relatif sama seperti intensitas cahaya, suhu lingkungan, kelembaban, dan angin. Gambar. Rumah Kaca Laboratorium Lapang Agrostologi IPB Minggu pertama pengamatan setelah penanaman keseluruhan pertumbuhan sudah menununjukkan tanda-tanda pertumbuhan. Pertumbuhan pada kontrol (tanpa perlakuan) jauh lebih cepat dibanding pertumbuhan tanaman dengan perlakuan. Gambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam 13
Pertambahan Jumlah Node Node merupakan tempat tumbuhnya tunas, semakin banyak jumlah node maka pertambahan tunas akan semakin banyak. Jarak antara node disebut dengan internode. Internode setiap rhizome memiliki panjang yang berbeda-beda. Jumlah node berbanding lurus dengan panjang rhizome, sedangkan semakin panjang rhizome maka jumlah node akan semakin banyak. Pertambahan jumlah node setelah masa tanam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pertambahan Jumlah Node Sebelum Tanam dan Setelah Tanam Panjang Jumlah node rhizome (cm) Sebelum tanam Setelah tanam Perubahan,5 7 11 5 13 1 3 7,5 17 1 1 Tabel 1 menunjukkan bahwa perubahan jumlah node setelah tanam tidak berbeda signifikan antara panjang rhizome yang berbeda. Hal ini karena masa tanam yang sama sehingga pertumbuhannya tidak berbeda signifikan. Bobot Rhizome Rumput Bahia membentuk sistem perakaran yang ekstensif salah satu yang membuatnya paling toleran ketika kekeringan. Memiliki kinerja yang baik pada tanah yang tandus, tanah berpasir, tidak memerlukan input pupuk yang banyak, dan memiliki masalah yang sedikit dalam hal penyakit (Trenholm et al., 3). Ketahanan suatu bahan tanam untuk disimpan dicirikan oleh kemampuan bahan itu untuk dapat tumbuh setelah mengalami masa simpan (Rohayati, 1997). Menurut Soesarsono (1988) tujuan penyimpanan adalah menjaga dan mempertahankan mutu komoditi yang disimpan dengan cara menghindari, mengurangi ataupun menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas komoditi tersebut. Whidiyani (1993) menyatakan bahwa tujuan dari penyimpanan adalah mempertahankan viabilitas maksimum bibit dalam periode simpan selama mungkin dengan menghindarkan terjadinya kemunduran fisiologis. Berikut ini informasi penurunan bobot rhizome setelah simpan dan panen yang disajikan dalam bentuk diagram batang : 1
Bobot Rhizome 1 1 8 Sebelum Tanam Setelah panen,5 cm 5 cm 7,5 cm 1 cm Gambar. Bobot Rhizome Sebelum dan Setelah Panen pada Penyimpanan Hari (kontrol) Bobot Rhizome 9 8 7 5 3 1,5 cm 5 cm 7,5 cm 1 cm Sebelum Simpan Setelah Simpan Setelah Panen Gambar 7. Bobot Rhizome Sebelum dan Setelah Simpan serta Setelah Panen pada Penyimpanan 1 Hari 15
Bobot Rhizome 7 5 3 1 Sebelum Simpan Setelah Simpan Setelah Panen,5 cm 5 cm 7,5 cm 1 cm Gambar 8. Bobot Rhizome Sebelum dan Setelah Simpan serta Setelah Panen pada Penyimpanan Hari 8 7 Bobot Rhizome 5 3 1,5 cm 5 cm 7,5 cm 1 cm Sebelum Simpan Setelah Simpan Setelah Panen Gambar 9. Bobot Rhizome Sebelum dan Setelah Simpan serta Setelah Panen pada Penyimpanan 3 Hari 1
Bobot Rhizome 9 8 7 5 3 1,5 cm 5 cm 7,5 cm 1 cm Sebelum Simpan Setelah Simpan Setelah Panen Gambar 1. Bobot Rhizome Sebelum dan Setelah Simpan serta Setelah Panen pada Penyimpanan Hari Diagram batang diatas menunjukkan bahwa bobot rhizome setelah simpan dan setelah panen mengalami penurunan, kecuali penyimpanan 1 hari pada panjang rhizome 7,5 cm dan 1 cm mengalami peningkatan setelah panen. Penurunan bobot rhizome setelah panen karena cadangan nutrien terutama energi yang terdapat dalam rhizome telah digunakan untuk pertumbuhan daun dan pertambahan tunas, sedangkan peningkatan bobot rhizome setelah panen karena nilai nutrien yang digunakan untuk pertumbuhan daun dan tunas sedikit. Tabel menunjukkan penyusutan bobot rhizome setelah penyimpanan. Tabel. Persentase Penyusutan Bobot Rhizome Setelah Disimpan (%) Panjang Waktu Simpan (hari) Rhizome (cm) 1 3,5, 7, 1,3 7,9 5,,5 1, 8,1 7,5 1, 8,3 9, 9,8 1 1, 1, 9,5 11, Tabel menunjukkan bahwa penyusutan terbesar ditunjukkan oleh penyimpanan selama hari dengan panjang rhizome 1 cm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin panjang rhizome maka bobot penyusutan semakin tinggi dan semakin lama waktu simpan maka bobot penyusutannya juga semakin tinggi. Syarif 17
dan Halid (1993) menyatakan bahwa selama penyimpanan terjadi penyimpangan mutu yang dapat dikelompokkan kedalam penyusutan kualitatif dan kuantitatif. Penyusutan kualitatif adalah kerusakan yang terjadi akibat perubahan-perubahan biologi (mikrobiologi, serangga, tungau, respirasi), perubahan-perubahan fisik (tekanan, getaran, suhu, kelembaban), serta perubahan kimia dan biokimia (reaksi pencoklatan, ketengikan). Sedangkan penyusutan kuantitatif adalah kehilangan jumlah atau bobot hasil karena adanya gangguan biologi (proses respirasi, serangan serangga dan tikus). Tabel 3 menunjukkan persentase penyusutan setelah panen. Tabel 3. Persentase Penyusutan Bobot Rhizome Setelah Panen (%) Panjang Waktu Simpan (hari) Rhizome (cm) 1 3,5 1,1 9,9 19, 7, 5 9,1 11,9 15,7 38, 7,5 * 17,7 3,9 35,8 1 * 3,8,8 37,1 Keterangan: * : peningkatan bobot rhizome setelah panen Tabel 3 menunjukkan bahwa penyusutan terbesar diperoleh pada waktu simpan hari. Panjang Daun Pertumbuhan adalah proses dalam kehidupan yang mengakibatkan perubahan ukuran tanaman semakin besar dan juga menentukan hasil tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan berlangsung secara terus menerus sepanjang daur hidup, bergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Salah satu ciri dari pertumbuhan tanaman adalah dengan meningkatnya panjang daun. Daun secara umum dipandang sebagai organ produsen fostosintat utama, dengan demikian pengamatan daun sangat diperlukan selain sebagai indikator pertumbuhan juga sebagai data penunjang untuk menjelaskan proses pertumbuhan yang terjadi seperti pada pembentukan biomasaa tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Tabel memperlihatkan pengaruh perlakuan penyimpanan dan panjang rhizome terhadap panjang daun. 18
Tabel. Pengaruh dan Waktu Simpan terhadap Panjang Daun (cm) Waktu simpan (cm) Rataan (hari),5 5 7,5 1 39,9 38,9,5, 39, a 1 11,,3 8, 1,1 9, b 11, 9, 1,9 1, 1,3 b 3 11,, 1,3 1, 11, b,7,,5 9, 1, b Rataan 15,8 b 1,7 b 1,5 a 18, ab Keterangan : Huruf superskrip yang sama pada kolom atau baris yang sama menunjukkan pengaruh yang nyata. Tabel memperlihatkan bahwa nilai waktu simpan paling tinggi terlihat pada waktu simpan hari. Sedangkan panjang rhizome nilai tertinggi ada pada panjang rhizome 7,5 cm dan 1 cm namun antar keduanya tidak memberikan pengaruh nyata. Hal ini menunjukkan bahwa semakin singkat waktu simpan maka panjang daun akan semakin tinggi, begitu juga dengan panjang rhizome semakin panjang maka panjang daun akan semakin tinggi. Jumlah Daun Jumlah daun merupakan salah satu bagian penting dalam pertumbuhan tanaman, karena daun berperan penting dalam proses fotosintesis dan transpirasi. Daun berfungsi sebagai pembuat makanan utama bagi tumbuhan. Daun menerima energi dari cahaya matahari dan digunakan untuk membuat gula yang merupakan hasil penyerapan air dari tanah dan karbondioksida dari udara. Cadangan makanan tumbuhan dibuat oleh daun yang tersimpan dalam buah, akar, biji, batang dan bahkan didalam daun-daunnya (Irwanto, 1). Pengaruh perlakuan terhadap jumlah daun dapat dilihat dari Tabel 5. 19
Tabel 5. Pengaruh dan Waktu Simpan terhadap Jumlah Daun Waktu simpan (cm) Nilai rataan (hari),5 5 7,5 1 7,1 7,5,7 11, 8,1 a 1,7 1,3 3,,3,9 bc 3,,5, 3 3,7 b 3 3, 1,8 3, 3,9 3, bc 1,1 3,,, c Nilai rataan 3, bc 3, c,5 ab 5, a Keterangan : Huruf superskrip yang sama pada kolom atau baris yang sama menunjukkan pengaruh yang nyata. Tabel memperlihatkan bahwa waktu simpan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun (P<,1) dan berpengaruh nyata (P<,5) pada panjang rhizome, akan tetapi interaksi antara kedua perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata. Nilai rataan tertinggi jumlah daun terhadap waktu simpan ditunjukkan oleh kontrol dan perlakuan penyimpanan hari. Nilai rataan tertinggi jumlah daun terhadap panjang rhizome ditunjukkan oleh perlakuan panjang rhizome 1 cm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin singkat periode simpan maka jumlah daun akan semakin banyak dan semakin panjang rhizome maka jumlah daun akan semakin banyak. Jumlah Tunas Pertumbuhan tunas mulai terlihat pada minggu ke-3 setelah penanaman dan tidak merata disetiap ulangan perperlakuan. Jumlah tunas tidak dipengaruhi oleh waktu simpan akan tetapi dipengaruhi oleh panjang rhizome. Pertumbuhan tunas didasarkan pada node dari rhizome, karena node adalah tempat tumbuhnya tunas. Hartman dan Kester (1983) menerangkan bahwa nitrogen dalam tanaman berperan dalam pembentukan klorofil, protein dan lemak. Munculnya tunas dipengaruhi oleh hormon endrogen yang ada ditanaman yakni auksin, giberelin, dan sitokinin. Tunas memperlihatkan tanda-tanda tumbuh mulai pada minggu ke-3 setelah tanam. Gambar 8 adalah diagram batang yang memberikan informasi pengaruh panjang rhizome dan waktu simpan terhadap pertambahan jumlah tunas.
Jumlah Tunas 18 1 1 1 1 8.5cm 5cm 7.5cm 1cm minggu ke 3 minggu ke Gambar 8. Jumlah Tunas pada Pengamatan Minggu ke-3 dan Minggu ke- Pengamatan minggu ke-3 jumlah tunas meningkat dari panjang rhizome,5 cm, 7,5 cm dan 1 cm. Pengamatan minggu ke- jumlah tunas meningkat pada panjang,5 cm dan 1 cm. Penurunan jumlah tunas pada pengamatan minggu ke-3 terjadi pada panjang rhizome 5 cm, sedangkan pada pengamatan minggu ke- terjadi pada panjang rhizome 5 cm dan 7,5 cm. Hal ini disebabkan karena cadangan energi yang terkandung didalam rhizome sedikit. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa sitokinin dapat memacu pembelahan sel sehingga meningkatkan tunas yang terbentuk, perpanjangan tunas dan memacu perkembangan kloroplas serta sintesis klorofil. Harjadi (199) menambahkan salah satu hormon yang aktif dalam mengatur sintesis protein adalah sitokinin. Zat kimia ini dapat mempengaruhi pembelahan sel sehingga sitokinin dapat mempengaruhi jumlah tunas. Wattimena (199) juga menyatakan bahwa penambahan jumlah tunas meningkat dengan perimbangan jumlah sitokinin dan auksin. Wetherell (198) juga menyatakan secara alami beberapa eksplan memproduksi auksin dalam jumlah yang cukup, tetapi kebanyakan membutuhkan tambahan, paling tidak auksin yang tidak stabil. Persentase rhizome yang mati pada pengamatan minggu ke-3 dan minggu ke- diperlihatkan pada Tabel. 1
Tabel. Pengaruh dan Waktu Simpan terhadap Persentase Rhizome Mati Waktu Simpan Minggu ke-3 Minggu ke- (cm) (hari).. (%). 1,5 3 1 5 3 1 7,5 3 1 1 3 Berdasarkan data pada Tabel ditunjukkan bahwa panjang rhizome 5 dan 7,5 cm masih memiliki peluang tumbuh banyak jika disimpan selama hari. Jika dilihat dari aspek efisiensi pengangkutan pada aplikasinya dampak kematian paling sedikit pada umur penyimpanan hari dapat dicapai oleh rhizome dengan panjang 7,5 cm Berat Segar Daun Berat segar daun merupakan berat setelah panen untuk melihat hasil akhir dari produksi daun. Tabel 7 memperlihatkan pengaruh perlakuan terhadap berat segar daun.
Tabel 7. Pengaruh Periode Simpan dan terhadap Berat Segar Daun (g) Waktu simpan (cm) Rataan (hari),5 5 7,5 1,9,,7 3, a 1,5,,,8,5 b,8,7,3,5 1, b 3 1,,1 1,9,8 b,,3 1,7,7,7 b Rataan 1,1,7 1,5 1,5 Keterangan : Huruf superskrip yang sama pada kolom atau baris yang sama menunjukkan pengaruh yang nyata. Tabel memperlihatkan bahwa berat segar daun dipengaruhi (P<,5) oleh waktu simpan tapi tidak dipengaruhi oleh panjang rhizome, sedangkan interaksi antar kedua perlakuan tidak menunjukkan pengaruh nyata. Waktu simpan nilai tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan simpan hari, sedangkan untuk panjang rhizome meskipun tidak berpengaruh nyata tapi nilai kuantitatif tertinggi ada pada perlakuan panjang rhizome 7,5 cm dan 1 cm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin singkat waktu simpan maka berat segar daun akan semakin tinggi sedangkan panjang rhizome tidak memberikan pengaruh terhadap berat segar daun. 3