BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Definisi Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat lintas fungsi organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari berbagai profesi dan organisasi. Adapun kegiatan dalam proyek sifatnya kompleks, tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasanketerbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Setiap proyek adalah unik, bahkan tidak ada dua proyek yang persis sama. Dipohusodo (1995) menyatakan bahwa suatu proyek merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu serta harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan. Proyek adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk menjadikan/mewujudkan sasaran-sasaran (goals) proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian berakhir (PT. PP, 2003). Sedangkan menurut Heizer dan Render (2006:81) menjelaskan bahwa proyek dapat didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan kepada suatu hasil utama. Disisi lain, Schwalbe yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014:2) menjelaskan bahwa proyek adalah usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan produk atau layanan yang unik. Pada umumnya, proyek melibatkan beberapa orang yang saling berhubungan aktivitasnya dan sponsor utama proyek biasanya tertarik dalam penggunaan sumber daya yang efektif untuk menyelesaikan proyek secara efisien dan tepat waktu. Sedangkan menurut Nurhayati (2010:4) menjelaskan bahwa sebuah proyek dapat diartikan sebagai upaya atau aktivitas yang Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 22
diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. 3.2 Tujuan Proyek Menurut Larson yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014:3-4), menjelaskan tujuan utama proyek adalah memuaskan kebutuhan pelanggan. Disamping kemiripan, karakteristik dari sebuah proyek membantu membedakan proyek tersebut dari yang lainnya dalam organisasi. Karakteristik utama proyek adalah: Penetapan tujuan Masa hidup yang terdefinisi mulai dari awal hingga akhir Melibatkan beberapa departemen dan professional Melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya Waktu, biaya dan kebutuhan yang spesifik. 3.3 Atribut Proyek Schwalbe yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014:4), mendefinisikan atribut proyek, sebagai berikut: a. Proyek memiliki tujuan unik. Proyek merupakan pekerjaan yang tidak sederhana dan memiliki tujuan spesifik. Produk atau output yang dihasilkan dari proyek harus didefinisikan secara jelas. b. Proyek bersifat sementara. Dalam proyek harus ditentukan waktu awal dan akhir proyek. Proyek bukan sebuah proses yang berkelanjutan. Proyek memerlukan alat bantu kontrol. Alat bantu seperti gantt charts atau PERT charts diperlukan dalam sebuah proyek untuk mengukur dan pengendalian. c. Proyek memerlukan sumber daya yang bersifat sementara dan lintas disiplin ilmu. Proyek membutuhkan sumber daya dari berbagai area atau bidang, yang meliputi manusia, hardware, software dan aset lain yang bersifat sementara. Tim akan dinyatakan bubar setelah proyek selesai. Banyak proyek melibatkan departemen atau instalasi lain dan memerlukan tenaga dari berbagai keahlian yang bisa bekerja penuh pada posisinya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 23
d. Proyek memiliki sponsor utama. Suatu proyek melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, salah satunya menjadi sponsorship yang menyediakan arahan dan mendanai proyek. Proyek memiliki ketidakpastian. Karena proyek memiliki karakteristik khusus, sulit didefinisikan tujuan secara jelas, mengestimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, dan biaya yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut sering menjadi penyebab munculnya kendala atau tantangan. 1.4 Ruang Lingkup Proyek Menurut Schwalbe yang dikutip dari buku Dimyati & Nurjaman (2014:21), setiap proyek akan dibatasi dengan ruang lingkup (scope), waktu (time) dan biaya (cost). Batasanbatasan ini seringkali digunakan ke dalam manajemen proyek sebagai tiga batasan utama. Agar proyek berhasil, manajer proyek harus mempertimbangkan hal berikut. Pertama, ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan sebagai bagian dari proyek tersebut, serta produk dan layanan atau hasil yang diinginkan oleh pelanggan (sponsor) yang dapat dihasilkan dalam suatu proyek. Kedua, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Ketiga, biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Setiap proyek memiliki tujuan khusus, dan dalam proses pencapaian tujuan tersebut ada tiga konstrain yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan Trade-Off Triangle atau Triple Constraints. Triple Constraints adalah usaha pencapaian tujuan yang berdasarkan batasan sebagai berikut. a. Tepat mutu, mutu adalah apa yang akan dikerjakan oleh proyek tersebut, produk, layanan atau hasil yang diraih proyek tersebut atau disebut sebagai kinerja (performance), harus memenuhi spesifikasi dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik. b. Tepat waktu, yang di maksud dengan waktu ialah berapa lama waktu yang di butuhkan untuk melaksanakan suatu proyek serta apa itu jadwal proyek. salah satu komponen yang menjadi target utama dalam sebuah proyek. Pada intinya faktor waktu ini adalah bagaimana kita menentukan lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Komponen waktu begitu berarti, terutama pada saat-saat yang memang sangat krusial. Terkadang suatu proyek dipaksa untuk selesai pada waktu tertentu, walaupun berdampak pada membengkaknya biaya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 24
c. Tepat biaya, dalam proyek kita tidak akan pernah lepas dari biaya, biaya dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek harus di perhitungkan secara matang. Pada intinya faktor biaya atau cost ini adalah menentukan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan untuk sebuah proyek. Faktor biaya ini sangat dipengaruhi oleh 2 faktor sebelumnya, yaitu faktor scope dan faktor time. Secara umum semakin besar ruang lingkup dan semakin lama waktu, maka akan semakin besar pula biaya suatu proyek. 1.5 Jenis-jenis Proyek Menurut Soeharto (1999), proyek dapat dikelompokkan menjadi : a. Proyek Engineering-Construction terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan, dan konstruksi. b. Proyek Engineering-Manufacture dimaksudkan untuk membuat produk baru, meliputi pengembangan produk, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan. c. Proyek penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan produk tertentu. d. Proyek pelayanan merupakan manajemen proyek pelayanan dimana manajemen tidak memberikan hasil dalam bentuk fisik, tetapi laporan akhir, misalnya merancang sistem informasi manajemen. e. Proyek kapital, merupakan proyek yang berkaitan dengan pengunaan dana kapital untuk investasi. f. Proyek radio-telekomunikasi, bertujuan untuk membangun jaringan telekomunikasi yang dapat menjangkau area yang luas dengan biaya minimal. g. Proyek konservasi bio-diversity, merupakan proyek yang berkaitan dengan usaha pelestarian lingkungan. 1.6 Proyek Konstruksi Salah satu dari jenis proyek adalah Proyek Konstruksi. Komponen kegiatan utama proyek jenis ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi. Produknya berupa pembangunan jembatan, gedung, pelabuhan, jalan raya, dan sebagainya. Proyek konstruksi ini semakin kompleks dan canggih dan melibatkan penggunaan sumber daya dalam bentuk tenaga manusia, material, Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 25
peralatan dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Pada dasarnya proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi ) dalam batasan waktu, biaya dan mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu). Dalam Suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner, 2006). Pada umumnya, mutu konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga untuk senantiasa sesuai dengan perencanaan. Namun demikian, pada kenyataannya sering terjadi pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan (Proboyo, 1999; Tjaturono, 2004). Dengan demikian, seringkali efisiensi dan efektivitas kerja yang diharapkan tidak tercapai. Hal itu mengakibatkan pengembang akan kehilangan nilai kompetitif dan peluang pasar (Mora dan Li, 2001). Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek konstruksi antara lain: 1. Pemilik 2. Perencana (konsultan) 3. Pelaksana kontraktor 4. Pengawas (konsultan) 5. Penyandang dana 6. Pemerintah (regulasi) 7. Pemakai bangunan 8. Masyarakat : a. Asosiasi b. Masyarakat umum Jasa konstruksi merupakan jasa pelayanan : 1. Perencanaan Konstruksi 2. Pelaksanaan Konstruksi 3. Pengawasan Konstruksi 4. Atau gabungan dari dua atau tiga pelayanan. Rangkaian kegiatan dalam proyek konstruksi diawali dangan lahirnya suatu gagasan yang muncul dari adanya kebutuhan dan dilanjutkan dengan penelitian terhadap Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26
kemungkinan terwujudnya gagasan tersebut (studi kelayakan). Selanjutnya dilakukan desain awal (preliminary design), desain rinci (detail desain), pengadaan sumber daya (procurement), pembangunan di lokasi yang telah disediakan (construction), dan pemeliharaan bangunan yang telah didirikan (maintenance) sampai dengan penyerahan bangunan kepada pemilik proyek. 1.7 Tahapan Dalam Proyek Konstruksi Pekerjaan proyek konstruksi dimulai dengan tahap awal proyek yaitu tahap perencanaan dan perancangan, kemudian dilanjutkan dengan tahap konstruksi yaitu tahap pelaksanaan pembangunan fisik, berikutnya adalah tahap operasional atau tahap penggunaan dan pemeliharaan. Berikut ini adalah bagan tahap kegiatan dalam proyek konstruksi: Gambar 1. Skema Durasi Kegiatan Proyek KHI dan Praktik Profesi Sumber : Ervianto, 2005 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 27
Secara umum terdapat lima tahapan dalam proyek konstruksi, adapun tahapanya antara lain : 3.7.1 Tahap perencanaan (planning) Menurut Zainudin (2011), perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif agar dapat diimplementasikan. Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen proyek. Perencanaan dikatakan baik bila seluruh proses kegiatan yang ada didalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta hasil akhir yang maksimal. Didalam tahap perencanaan berisi penetapan garis besar rencana proyek yang meliputi Rekruitment konsultan (MK, perencana) untuk menterjemahkan kebutuhan pemilik, membuat TOR, survey, feasibility study kelayakan proyek, pemilihan desain, schematic design, program dan budget, financing. Disini merupakan tahap pengelolaan (briefing), studi, evaluasi dan program yang mencakup hal-hal teknis ekonomis, lingkungan, dan lainnya. Sehingga hasil yang didapat melalui tahap ini berupa laporan survei, studi kelayakan (feasibility study), program dan budget, TOR (Term Of Reference), dan Master plan. a. Studi kelayakan (feasibility study) Tujuan dari tahap ini untuk meyakinkan Pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek lingkungannya. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah : Menyusun rancangan proyek secara kasar dan mengestimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun manfaat tidak langsung (fungsi sosial) Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 28
Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut dilaksanakan. b. Tahap penjelasan (briefing) Tujuan dari tahap penjelasan adalah untuk memungkinkan pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain: Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan mutu. Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan implikasinya, serta rencana pelaksanaan Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu yang menggambarkan denah dan batas-batas proyek. 3.7.2 Tahap perancangan (design) Merupakan kelanjutan tahap perencanaan yang berupa rancangan kawasan, sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan konstruksi. Tahap perancangan meliputi dua sub tahap yaitu tahap Pra-Desain (Preliminary Design) dan tahap pengembangan desain (Development design atau DED). a. Pra-desain (preliminary design) yaitu mencakup kriteria desain, skematik desain, proses diagram blok plan, rencana tapak, potongan, denah, gambar situasi/ site plan tata ruang, estimasi cost. b. Pengembangan desain (design development) merupakan tahap pengembangan pra rancangan yang sudah dibuat dan perhitungan-perhitunhan yang lebih detail, mencakup antara lain: Perhitungan-perhitungan detail (structural maupun non struktural) secara terperinci Gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur, mekanikal dan lainnya) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 29
Outline specification Estimasi cost untuk konstruksi secara terperinci Adapun tujuan dari tahap perancangan (design) adalah : Untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metoda konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari Pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat. Untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen tender. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perancangan (design) ini adalah : 1. Mengembangkan rancangan proyek menjadi penyelesaian akhir. 2. Memeriksa masalah tekni 3. Meminta persetujuan akhir rancangan dari Pemilik proyek. 4. Mempersiapkan rancangan skema (pra-desain) termasuk taksiran biayanya, rancangan terinci (detail desain), gambar kerja, spesifikasi, jadwal, daftar volume, taksiran biaya akhir, dan program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal waktu. 3.7.3 Tahap pengadaan/pelelangan (procurement) Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang melaksanakan konstruksi di lapangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah : a. Prakualifikasi Seringkali dalam tahap pelelangan diadakan beberapa prosedur agar kontraktor yang berpengalaman dan berkompeten saja yang diperbolehkan ikut serta dalam pelelangan. Prosedur ini dikenal sebagai babak prakualifikasi yang meliputi pemeriksaan sumber daya keuangan, manajerial dan fisik kontraktor yang potensial, dan pengalamannya pada proyek serupa, serta integritas perusahaan. Untuk proyekproyek milik pemerintah, kontraktor yang memenuhi persyaratan biasanya dimasukkan ke dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM). Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 30
b. Dokumen Kontrak Dokumen kontrak sendiri didefinisikan sebagai dokumen legal yang menguraikan tugas dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Dokumen kontrak akan ada setelah terjadi ikatan kerja sama antara dua pihak atau lebih. Sebelum hal itu terjadi terdapat proses pengadaan atau proses pelelangan dimana diperlukan dokumen lelang atau dokumen tender. 3.7.4 Tahap pelaksanaan (construction) Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dan sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan kualitas yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan semua operasional di lapangan. Pengendalian proyek secara umum meliputi : a. Pengendalian jadwal waktu pelaksanaan. b. Pengendalian organisasi lapangan. c. Pengendalian tenaga kerja. d. Pengendalian peralatan dan material. 3.7.5 Tahap pemeliharaan (maintenance) Pada tahap pemeliharaan bertujuan untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dilakukan adalah : a. Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing). b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan. c. Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan. d. Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan. Pihak yang terlibat adalah konsultan pengawas/ MK, pemakai, pemilik. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 31
1.8 Jenis Proyek Konstruksi Proyek konstruksi berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia dan kemajuan teknologi. Bidang-bidang kehidupan manusia yang makin beragam menuntut industri jasa konstruksi, membangun proyek-proyek konstruksi sesuai dengan keragaman bidang tersebut. Proyek konstruksi untuk bangunan pabrik tentu berbeda dengan bangunan gedung untuk sekolah. Proyek konstruksi bendungan, terowongan, jalan, jembatan dan proyek teknik sipil lainnya membutuhkan spesifikasi, keahlian dan teknologi tertentu, yang tentu berbeda dengan proyek perumahan atau pemukiman (Real Estate). Cukup sulit mengkategorikan jenis-jenis proyek dalam kategori yang rinci dan tegas, namun secara umum kategori proyek konstruksi dapat dibagi menjadi 5 kategori sebagai berikut : a. Proyek konstruksi bangunan gedung (Building Construction) Proyek konstruksi bangunan gedung mencakup bangunan gedung perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah sakit, rumah tinggal dan sebagainya. Apabila dilihat dari segi biaya dan teknologi maka terdiri dari berskala rendah, menengah, dan tinggi. Pada umumnya perencanaan untuk proyek bangunan gedung lebih lengkap dan detail. Pada proyek-proyek pemerintah, proyek bangunan gedung ini di bawah pengawasan dan pengelolaan Departemen Pekerjaan Umum sub Dinas Cipta Karya. b. Proyek bangunan perumahan atau pemukiman (Residential Contruction /Real Estate) Pada proyek pembangunan perumahan atau pemukiman (real estate) dibedakan menjadi proyek bangunan gedung secara rinci yang didasarkan pada klase pembangunannya bersamaan dengan penyerahan prasarana-prasarana penunjangnya. Oleh sebab itu, memerlukan perencanaan infrastruktur dari perumahan tersebut (jaringan transfusi, jaringan air, dan fasilitas lainnya). Proyek pembangunan pemukiman terdiri dari rumah yang sangat sederhana sampai rumah mewah, dan rumah susun. Pengawasannya di bawah Sub Dinas Cipta Karya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 32
c. Proyek konstruksi rekayasa berat (Heavy Engineering Construction) Konstruksi rekayasa berat (Heavy Engineering Construction) pada umumnya proyek yang masuk jenis ini adalah proyek-proyek yang bersifat infrastruktur seperti proyek bendungan, proyek jalan raya, jembatan, terowongan, jalan kereta api, pelabuhan, dan lain-lain. Jenis proyek ini umumnya berskala besar dan membutuhkan teknologi tinggi. d. Proyek konstruksi industri (Industrial Construction) Proyek konstruksi yang termasuk dalam jenis ini biasanya proyek industri yang membutuhkan spesifikasi dan persyaratan khusus seperti kilang minyak, industri berat/industri dasar, pertambangan, dan nuklir. Perencanaan dan pelaksanaannya membutuhkan ketelitian, keahlian dan teknologi yang spesifik. Dalam hal ini, jenis proyek pada Living Plaza Kota Harapan Indah Bekasi mengacu pada proyek konstruksi bangunan gedung yang berupa property komersial dibidang perdagangan dan retail. Adapun jenis property ini mempunyai kemampuan komersial untuk menghasilkan arus kas dan semua aspek komersialnya (CAUS, 2001). PT. Tiga Dua Delapan sebagai developer memang fokus dalam pengembangan commercial property seperti Mall (Living World, Living Plaza), Hotel dan Villa. 1.9 Metode Mendapatkan Proyek Pada awalnya pengadaan barang dan jasa mengacu pada Keppres 80/2003 namun saat ini telah pengadaan barang dan jasa telah mengacu pada Perpres 54/2010 sebagai penjelas dan pelengkap dari aturan yang berlaku sebelumnya, Perpres 54/2010 mengatur tata cara pengadaan barang dan jasa sebagai berikut : 1. Pengadaan pekerjaan Konstruksi 2. Pengadaan barang/ jasa lainya 3. Pengadaan jasa konsultasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 33
3.9.1 Pengadaan pekerjaan konstruksi Perpres 54/2010 mengatur pengadaan pekerjaan konstruksi harus dilakukan sesuai peraturan yang ditetapkan yaitu meliputi : 1. Pelelangan umum, metode pelelangan umum merupakan yang paling sering dilakukan untuk memilih penyedia barang/ jasa yang akan mendapatkan proyek pengadaan pekerjaan konstruksi. 2. Pemilihan langsung, metode untuk memilih penyedia jasa untuk proyek yang maksimal bernilai 200 juta. 3. Pengadaan langsung, digunakan untuk proyek pengadaan jasa konstruksi yang termasuk kebutuhan operasional dan bernilai paling tinggi 100 juta. 4. Pelelangan terbatas, dilakukan jika pekerjaan yang dibutuhkan dianggap kompleks dan penyedianya terbatas. 5. Penunjukan langsung, dilakukan untuk proyek konstruksi tertentu dengan persetujuan dari jajaran di instansi pemerintah terkait. 3.9.2 Pengadaan barang/ jasa lainnya Perpres 54/2010 mengatur pengadaan barang/ jasa harus dilakukan sesuai peraturan yang ditetapkan yaitu meliputi : 1. Pelelangan umum, paling umum dilakukan untuk dalam proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah. 2. Pelelangan sederhana, dilakukan jika proyek yang ada bernilai paling tinggi 200 juta dan tidak bersifat kompleks. 3. Pengadaan langsung, dilakukan jika proyek yang ada berupa pengadaan barang/ jasa operasional yang beresiko kecil, berteknologi sederhana dan bernilai maksimal 100 juta. 4. Penunjukan langsung 5. Kontes/ sayembara. Kontes dilakukan dengan memperlombakan gagasan, kreativitas maupun inovasi tertentu yang telah ditentukan harga/ biaya satuanya, sedangkan sayembara dilakukan untuk kriteria yang belum ditentukan harga/ nilai satuanya di pasaran. Biasanya kontes diaplikasikan untuk pengadaan barang dan sayembara untuk pengadaan jasa. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 34
3.9.3 Pengadaan Jasa konsultasi Perpres 54/2010 mengatur pengadaan barang/ jasa harus dilakukan sesuai peraturan yang ditetapkan yaitu meliputi : 1. Seleksi umum, merupakan metode paling utama untuk memilih penyedia jasa yang akan menangani penyediaan jasa konsultasi pemerintah 2. Seleksi sederhana, dilakukan untuk pengadaan jasa konsultasi untuk proyek yang bernilai maksimal 200 juta. 3. Pengadaan langsung, dilakukan jika proyek pengadaan jasa bernilai tidak lebih dari 50 juta. 4. Penunjukan langsung 5. Sayembara Adapun cara mendapat proyek pada proyek perencanaan Living Plaza Kota Harapan Indah Bekasi adalah melalui penunjukan secara langsung oleh pihak owner (PT Tiga Dua Delapan) kepada pihak konsultan perencana (Urban Co, Ltd) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 35