BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Alat Bahan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

III. BAHAN DAN METODE

Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung. Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Pemurnian isolat bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

METODE. A. Peremajaan Salmonella sp. B. Verifikasi Salmonella sp.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

III. Bahan dan Metode

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Isolat Aspergillus flavus NTGA7A4UVE10 hasil penelitian terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

II. METODELOGI PENELITIAN

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

1 atm selama 15 menit

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat. Cara Kerja

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Bab III Bahan dan Metode

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.

LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM)

3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI TAHAN KROM(VI) DAN PENGUJIAN AKTIVITAS ENZIM KROM(VI) REDUKTASE NINA HERMAYANI SADI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

3 Metode Penelitian Alat

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Transkripsi:

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Rekayasa Genetika Puslit Limnologi LIPI Cibinong, Laboratorium Bioremediasi Puslit Bioteknologi LIPI Cibinong, dan Laboratorium Mikrobiologi PT Charoen Pokphan Jakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2008 hingga bulan Juni 2009. Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: ph meter, sentrifus merk IEC Sentra tipe MP-4R, orbital shaker, otoklaf, pipet mikro, pengaduk vortex, inkubator, mikroskop digital merk DinoLite, penyaring vakum, spektrofotometer UV-Vis merk Hach tipe DR/2010, elektroforesis BioRad Mini- Sub Cell GT CA, PCR merk TOUCH, neraca analitik, pengaduk magnetik, sonikator, dan peralatan gelas. Bahan Bahan yang digunakan adalah efluen reaktor pengolahan limbah pelapisan logam (asal kawasan industri Kabupaten Bekasi) yang terdapat di Laboratorium Prototipe Puslit Limnologi LIPI Cibinong, medium PYE Cr-25 25% dalam bentuk cair dan padat (komposisi pada Lampiran 1) yang diperkaya dengan efluen pengolahan limbah sebanyak 1%, air demin (demineralized water), K 2 CrO 4, membran selulosa merk Whatman dengan ukuran pori 0,45 µm, buffer Tris-HCl, bovine serum albumin, Comassie brilliant blue G-250, asam fosfat 85%, metanol, NADH disodium salt, H 2 SO 4, difenil karbazid, KOH 3%, PrepMan Ultra (Applied BioSystem), GoTaq Green Master Mix (Promedia), primer DNA, dan Wizard SV Gel and PCR Clean System (Promega). Semua bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kemurnian tinggi dengan spesifikasi proanalisis (p.a).

Metode Penelitian Isolasi Bakteri Tahan Krom Sebanyak 100 ul air outlet reaktor pengolahan limbah pelapisan logam, yang terdapat di Laboratorium Pengendalian Pencemaran Puslit Limnologi LIPI Cibinong, diaduk dengan pengaduk vortex lalu disebarkan pada medium padat Peptone Yeast Extract (PYE) 25% yang mengandung krom(vi) 25 mg/l sebagai K 2 CrO 4 (medium ini selanjutnya disebut PYE Cr-25 25%). Inokulum diinkubasi selama 2 hari pada suhu 30 o C. Bakteri-bakteri yang muncul pada medium dengan kandungan krom tertinggi kemudian ditumbuhkan kembali pada medium padat PYE Cr-25 25%. Isolat-isolat yang diperoleh kemudian disimpan pada agar miring dalam lemari pendingin. Peremajaan isolat dilakukan dengan cara menumbuhkan biakan stok sebanyak satu mata ose di dalam medium agar PYE Cr-25 25%. Uji Ketahanan Terhadap Krom(VI) Uji ketahanan bakteri terhadap 50, 100, dan 250 mg/l Cr(VI) dilakukan berdasarkan metoda yang digunakan oleh Luli dan kawan-kawan (1983) yang dimodifikasi. Sebanyak satu mata ose isolat bakteri dari medium cair PYE Cr-25 25% disebarkan di medium agar PYE Cr-25 25% dalam diameter 5 mm. Di atas sebaran tadi diletakkan kertas saring steril berdiameter 8 mm yang masingmasing telah direndam semalam dalam larutan K 2 CrO 4 50,100, dan 250 mg/l serta dikeringkan dalam suhu 37 o C selama 2 jam. Kultur diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 30 o C. Pembentukan koloni di pinggir kertas saring menunjukkan bahwa isolat tahan terhadap Krom(VI). Sebagai pembanding, digunakan isolat Alcaligenes sp. dan Pseudomonas stutzeri koleksi Labortorium Mikrobiota Puslit Limnologi LIPI. Identifikasi Isolat Morfologi koloni bakteri diamati dengan menggunakan mikroskop digital DinoLite pada perbesaran 100-200x, sedangkan pengamatan bentuk sel dilakukan dengan menggunakan pewarna safranin dan mikroskop cahaya merk Olympus pada perbesaran 1000x. Selanjutnya isolat bakteri dikelompokkan berdasarkan

warna koloni, bentuk koloni, dan bentuk sel bakteri. Dari masing-masing kelompok diambil satu koloni yang memiliki ukuran diameter terbesar sebagai calon isolat unggul. Calon isolat unggul tersebut diamati reaksi Gram menggunakan teknik Ryu (Powers, 1995). Seleksi Isolat Bakteri Tahan Cr(VI) Calon isolat bakteri unggul diamati kurva pertumbuhannya dalam medium cair PYE Cr-25 25% (suhu 30 o C, 100 rpm) untuk mengetahui fase eksponensialnya. Selanjutnya dibuat kultur bakteri dalam kondisi yang sama hingga mencapai fase eksponensial. Sebanyak 1,0 ml kultur diambil dan dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf. Biakan disentrifus pada kecepatan 8000 g selama 6 menit pada suhu 20 o C. Pelet bakteri kemudian dicuci tiga kali dengan 1,0 ml medium cair PYE Cr- 25 25%; pada tiap pencucian, pelet bakteri dipisahkan dari supernatan dengan sentrifugasi. Selanjutnya pelet bakteri diresuspensi dalam 1,0 ml medium cair PYE Cr-25 25% dan diinkubasi selama 2 jam pada suhu 30 o C sambil di-shaker pada kecepatan 100 rpm. Setelah dua jam, kultur bakteri diaduk dalam pengaduk vortex dan dipipet sebanyak 100 ul untuk perhitungan jumlah sel menggunakan metoda pengenceran bertingkat. Sisa kultur disentrifus pada kecepatan 8000 g dan suhu 20 o C selama 6 menit. Supernatan dipisahkan kemudian dianalisis kadar Cr(VI) dalam supernatan secara spektrofotometri menggunakan metoda difenil karbazid (Lampiran 3). Untuk mengetahui jumlah krom yang diserapkan oleh isolat, dilakukan juga pengukuran kadar awal Cr 6+ dalam medium sebelum inkubasi. Sebagai kontrol untuk mengetahui adanya penyisihan krom oleh medium, digunakan medium tanpa bakteri yang diinkubasikan pada kondisi yang sama. Selanjutnya dihitung daya penyisihan tiap isolat bakteri. Daya penyisihan isolat didefinisikan sebagai jumlah krom(vi) yang hilang dari medium tiap satuan waktu untuk setiap sel isolat, yang dihitung menurut persamaan: Daya Penyisihan (mg Cr 6+. menit -1. sel -1 ) = A fk B x T

dimana: A : fk : B : T : selisih kadar Cr 6+ (dalam satuan mg/l) sebelum dan sesudah inkubasi dalam medium kultur uji. selisih kadar Cr 6+ (dalam satuan mg/l) sebelum dan sesudah inkubasi dalam medium kontrol tanpa bakteri. Jumlah sel dalam kultur uji (sel/l) Waktu uji (menit) Isolat unggul, yaitu isolat yang memiliki nilai daya penyisihan tertinggi, akan digunakan dalam pengujian selanjutnya. Isolasi DNA Genom Isolasi DNA genom merupakan tahap awal dalam analisis 16S rrna. DNA genom bakteri diisolasi dari kultur murni isolat nomor 15 yang dibiakkan dalam medium agar PYE Cr-25 25% selama 48 jam. Sebanyak satu mata ose biakan dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf yang telah berisi 200 µl pereaksi campuran Prepman Ultra (Applied BioSystem, www.acugenix.com) dan diaduk menggunakan vortex selama 15 detik. Suspensi dipanaskan dalam penangas air bersuhu 100 o C selama 10 menit kemudian didinginkan dalam suhu ruang selama 2 menit, campuran disentrifugasi pada kecepatan 10.000 rpm selama 2 menit pada suhu 4 o C. Supernatan dipisahkan dari pelet dan disimpan pada suhu 4 o C sebelum digunakan sebagai cetakan DNA pada tahap amplifikasi DNA menggunakan polymerase chain reaction (PCR). Amplifikasi Gen 16S rdna Gen bakteri yang menyandikan 16S rrna (rdna) diamplifikasi dalam PCR menggunakan universal primer yaitu primer 9F(5 - GAGTTTGATCCTGGCTCAG) dan primer 1492R(5 - GGCTACCTTGTTACGACTT). Terlebih dahulu dibuat 96 µl campuran pereaksi dalam tabung Eppendorf yang terdiri atas 50 µl GoTaq Green Master Mix, 2 µl masing-masing primer 9F dan 1492R, dan 42 µl air bebas nuklease. Ke dalam campuran tadi kemudian dimasukkan 4 µl DNA genom bakteri sebagai cetakan. Campuran segera dimasukkan ke dalam PCR dengan kondisi running sebagai berikut: Pre-PCR (95 o C, 2 menit), denaturasi (95 o C, 30 detik),

Annealing primer (55 o C, 30 detik), Elongation (75 o C, 1 menit), dan Post PCR (75 o C, 5 menit). Jumlah siklus polimerisasi DNA sebanyak 30 kali. Sebanyak 10 µl DNA hasil PCR (amplikon) kemudian di-running pada mesin elektroforesis (BioRad) selama 25 menit dengan menggunakan arus sebesar 100 V. Konsentrasi agarose yang digunakan adalah sebesar 2%, sedangkan sebagai running buffer digunakan bufer 1xTAE (ph 8,0). Spot hasil elektroforesis kemudian dilihat di bawah UV Transiluminator. Pemurnian Amplikon Wizard SV Gel and PCR Clean System (www.promega.com) digunakan untuk memurnikan amplikon. Sebanyak 90 µl amplikon dimasukkan ke dalam satu set SV Minicolumn, kemudian ditambahkan membrane binding solution sebanyak volume amplikon yang digunakan dan didiamkan selama 1 menit pada suhu ruang. Kolom disentrifugasi pada kecepatan 12.000 x g selama 1 menit pada suhu ruang. Amplikon yang terikat pada kolom dicuci dengan 700 µl membrane wash solution dan disentrifugasi pada kecepatan 12.000 x g selama 5 menit pada suhu ruang. Amplikon dicuci kembali dalam 500 µl larutan pencuci dan disentrifugasi pada kondisi yang sama. Supernatan dibuang dan kolom disentrifus kembali dalam kondisi tabung terbuka untuk menguapkan sisa larutan pencuci. Amplikon yang terikat di kolom kemudian dilarutkan dalam 50 µl air bebas nuklease. Kolom dibiarkan dalam suhu ruang selama 1 menit, kemudian disentrifugasi pada kecepatan 12.000 x g selama 1 menit. Supernatan dipisahkan dan konsentrasi DNA dalam supernatan dianalisis menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 260 nm (Mac Kenzie, 1990). Supernatan yang diperoleh kemudian digunakan dalam analisis urutan basa (sequencing). Penentuan Urutan Nukleotida Gen 16S rdna Analisis untuk mengetahui urutan basa rdna dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi PT. Charun Phok Phan. Kromatogram yang diperoleh diedit menggunakan program Bioedit 7 untuk memperoleh urutan basa rdna. Urutan basa rdna selanjutnya dibandingkan dengan basis data nukleotida dari gen 16S

rdna berbagai jenis bakteri menggunakan program BLASTN (http://blast.ncbi.nlm.nih.gov.) untuk mengetahui kekerabatan filogenetik isolat bakteri. Ekstraksi Enzim Krom(VI) Reduktase Ekstraseluler, Periplasma, dan Sitoplasma Isolat bakteri dibiakkan dalam medium cair PYE Cr-25 100% selama 24 jam dengan perbandingan 1:10 pada suhu 30 o C dan kecepatan pengadukan 100 rpm.. Biakan disentrifus pada kecepatan 5000 g selama 10 menit pada suhu 4 o C. Supernatan disaring dalam kondisi steril menggunakan membran selulosa nitrat Whatman dengan ukuran pori-pori 0,45 µm. Hasil saringan yang mengandung enzim ekstraseluler digunakan untuk uji aktivitas reduksi Cr(VI) ekstraseluler pada tahap selanjutnya. Pelet bakteri yang diperoleh dari tahap sentrifugasi selanjutnya diekstraksi menurut metoda Van der Westen dkk untuk mendapatkan protein periplasma (Michel, et.al. 2001). Pelet bakteri dicuci dalam larutan fisiologis NaCl 0,85% dan diresuspensi dalam campuran buffer Tris-HCl dan EDTA, yang konsentrasi akhir masing-masing larutan sebesar 100 mm dan ph 9. Suspensi bakteri diinkubasi selama 30 menit dalam suhu 37 o C. Kemudian suspensi tersebut disentrifus selama 15 menit pada kecepatan 12.000 x g dan suhu 4 o C. Supernatan yang mengandung ekstrak kasar enzim periplasma dipisahkan, sedangkan pelet bakteri yang diperoleh digunakan untuk mengekstrak bahan sitoplasma. Pelet bakteri dicuci dalam larutan fisiologis NaCl 0,85%, kemudian di resuspensi dalam buffer Tris-HCl (ph 7) 50 mm. Pemecahan sel untuk memperoleh cairan sitoplasma dilakukan dengan menggunakan sonikator selama 20 detik (amplitude 40%) sambil direndam dalam es. Tahap pemecahan dilakukan 10 kali dengan waktu istirahat selama 20 detik hingga diperoleh larutan berwarna putih opaq.

Ekstrak kasar enzim sitoplasma dipisahkan dari debris dengan cara sentrifugasi pada kecepatan 12.000 x g selama 30 menit pada suhu 4 o C dan total volume ekstrak enzim yang diperoleh kemudian diukur. Kadar protein dalam ekstrak kasar enzim ekstraseluler, enzim periplasma, dan enzim sitoplasma dianalisis secara spektrofotometri menggunakan metoda Bradford (Mac Kenzie, 1990) (Lampiran 2). Uji Aktivitas Enzim Krom(VI) Reduktase Dibuat campuran pereaksi dalam tabung Eppendorf yang terdiri atas 0,12 ml ekstrak enzim, 0,24 ml air demin, dan 0,12 ml buffer Tris-HCl 125 mm dengan tiga ulangan sampel. Sebagai kontrol negatif, digunakan campuran pereaksi dengan komposisi yang sama yang telah dipanaskan dalam air mendidih (suhu 96-100 o C) selama 2 menit. Uji aktivitas enzim krom(vi) reduktase dilakukan dengan cara memipet substrat yaitu 0,12 ml K 2 CrO 4 1,0 mm ke dalam campuran pereaksi. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 30 o C selama 30 menit. Reaksi enzimatis pada sampel uji dihentikan dengan memanaskannya dalam air mendidih selama 2 menit. Setelah didinginkan dalam suhu ruang, larutan uji disentrifus pada kecepatan 12.000 x g dan suhu 4 o C selama 5 menit untuk menurunkan uap air yang menempel di dinding tabung. Dianalisis kadar Cr(VI) dalam larutan uji dan kontrol dengan cara memipet 0,5 ml sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan secara berturut-turut 0,1 ml larutan difenil karbazida 0,5% (w/v dalam aseton) dan 4,5 ml H 2 SO 4 0,1 M. Warna merah-pink yang terbentuk diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Sebagai larutan standar digunakan larutan K 2 CrO 4 pada konsentrasi 0 0,2 mm. Kadar Cr(VI) dalam sampel dihitung dengan menggunakan kurva kalibrasi standar. Dari hasil analisis kadar Cr(VI), dihitung selisih penurunannya antara larutan kontrol dan larutan uji. Unit aktivitas enzim Cr(VI) reduktase didefinisikan sebagai nmol K 2 CrO 4 yang hilang tiap menit dan aktivitas spesifik enzim dihitung sebagai unit aktivitas enzim tiap mg protein.

Pengaruh Donor Elektron Terhadap Aktivitas Enzim Pada uji ini, sebagai donor elektron digunakan NADH dengan konsentrasi akhir dalam larutan uji sebesar dua kali konsentrasi substrat K 2 CrO 4 (Park, et.al., 2000). Uji aktivitas enzim krom(vi) reduktase dilakukan dengan cara memipet 0,12 ml K 2 CrO 4 1,0 mm ke dalam campuran pereaksi dalam tabung Eppendorf yang terdiri atas 0,12 ml ekstrak enzim, 0,12 ml air demin, 0,12 ml NADH 2 mm, dan 0,12 ml buffer Tris-HCl 125 mm. Tahap selanjutnya dilakukan sama dengan uji aktivitas enzim krom(vi) reduktase di atas. Dari hasil analisis kadar Cr(VI), dihitung selisih penurunannya antara larutan kontrol dan larutan uji. Unit aktivitas enzim Cr(VI) reduktase didefinisikan sebagai nmol K 2 CrO 4 yang hilang tiap menit dan aktivitas spesifik enzim dihitung sebagai unit aktivitas enzim tiap mg protein.