BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Riau Pos Intermedia adalah sebuah perusahaan Swasta Nasional yang bergerak dibidang Media Masa/Koran diwilayah Provinsi Riau. Terdaftar sebagai anggota Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) : Nomor 140/1987/06/A/2002. Adapun nama koran yang diterbitkan oleh PT. Riau Pos Intermedia adalah Harian Pagi Riau Pos. Bemula dari sebuah Koran kecil yang berada di bawah bendera Jawa Pos Media Group. Terbit pertama kali pada 17 Januari 1991 dengan oplag awal 2.500 exemplar. Pada tahun berikutnya terus mengalami peningkatan menjadi 7.500 exemplar dan sampai tahun 1998 menembus oplag diatas 50.000 exemplar. Dan sejak tahun 1998 Riau Pos telah berkembang menjadi sebuah Group dengan 11 Surat kabar dan empat percetakan dengan total oplag keseluruhan mencapai 420.000 exemplar. Pada tahun 2008 Riau Pos Group berkembang menjadi sebuah Group dengan 18 Surat kabar 7 Percetakan dan 3 Televisi Lokal, sehingga menjadikan Riau Pos Group sebagai perusahaan Media terbesar di Sumatera. Rentang perjalanan waktu telah mengukuhkan Riau Pos sebagai market leader bisnis media di daerah. Keberhasilan demi keberhasilan membuat Riau Pos makin melebarkan sayap bisnisnya dengan membangun Koran-koran di daerah lain seperti di Batam, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Nanggro Aceh Darusalam. Dengan teknologi, dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, sehingga dalam kurun waktu satu dekade Riau Pos Group mampu tampil sebagai Group bisnis yang memeliki daya saing yang sangat diperhitungkan. Bisnis Riau Pos 35
Group tidak hanya terkonsentrasi pada media cetak saja. Sejalan dengan visi bisnisnya, Riau Pos Group ingin menjadi perusahaan multi media terdepan dan terkemuka di Sumatera, maka Riau Pos Group juga telah menshet up Bisnis Televisi, Internet Service Provider demi melengkapi porto polio bisnis dengan mempertimbangkan lingkungan bisnis yang sarat dengan persaingan. 2. Struktur Organisasi Dalam suatu struktur organisasi dengan hubungan antara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut. Makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam organisasi, makin kompleks pula hubungan yang ada. Untuk itulah perlu dibuat suatu bagan yang menggambarkan hubungan masing-masing kegiatan atau fungsi organisasi, yang menjadi dasar organisasi adalah pembagian kekuasaan dan tanggung jawab. Struktur organisasi PT Riau Pos Intermedia berbentuk fungsional, hal ini dapat dilihat sebagaimana terlampir. 3. Fungsi dan Tugas Struktur Organisasi a. Wakil Direktur: Pemasaran Iklan 1) Bertanggung jawab pada segala hal yang berkaitan dengan iklan. 2) Membuat berbagai terobosan, yang intinya dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dari sektor yang dikendalikannya. 3) Dalam melaksanakan tugasnya, ia berkoordinasi dengan bagian lain, dan dapat mendelegasikan wewenangnya pada bagian lain sesuai porsinya masingmasing. 36
4) Menjalankan fungsi pengawasan dan pembinaan pada unit kerja yang dibawahinya. 5) Bertanggungjawab pada pemimpin perusahaan. b. Kepala Departemen Pemasaran Iklan 1) Mengkoordinir Bagian yang ada di bawahnya: Bagian Administrasi dan piutang, Bagian design dan Lay out, Bagian online dan kreatif dan Staff administrasi. 2) Bertanggung jawab penuh pada Wakil Direktur: Pemasaran Iklan. 3) Bertanggung jawab secara tidak langsung atas terbit tidaknya iklan di surat kabar. 4) Bertanggung jawab mengenai lalulintas penerimaan iklan. c. Kepala Departemen Event organizer 1) Memasarkan jasa PT. Riau Pos Intermedia dibidang Event organiser. 2) Melaksanakan tugas pelaksanaan Event sesuai dengan order pemesanan dari klien. 3) Bertanggung jawab kepada Wakil Direktur: Pemasaran Iklan. d. Bagian Administrasi dan piutang 1) Mengatur lalulintas pemesanan/order Iklan. 2) Bertanggung jawab penuh atas terbit tidaknya iklan disurat kabar. 3) Membuat/menerbitkan invoice dan faktur pajak. 4) Membuat dan mengirmkan out standing piutang iklan kepada klien minimal sebulan sekali. 5) Bertanggung jawab penuh atas seluruh penagihan piutang perusahaan. 6) Melaporkan omzet iklan dan hasil penagihan piutang Iklan kepada Bagian keuangan. 37
B. Metode Penelitian Dalam Melakukan penelitian atas Analisis Pengendalian Intern Terhadap piutang pada PT. Riau Pos Intermedia, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai Analisis Pengendalian Intern Terhadap perputaran piutang PT. Riau Pos Intermedia Jakarta. C. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel merupakan penjelasan dari pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan di ukur. Dalam hal ini Variabel yang penulis maksud adalah: 1. Sistem Pengendalian Internal atas Piutang Yaitu suatu proses atau metode bisnis yang dijalankan oleh manajemen untuk menjaga asset yang dimiliki dalam hal ini adalah piutang yang timbul akibat dari kegiatan operasional utama perusahaan. 2. Piutang Dagang Piutang Dagang adalah klaim dalam bentuk uang yang dimiliki perusahaan terhadap seseorang atau perusahaan yang timbul karena penjualan kredit. D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) 38
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data sekunder. Data tersebut diperoleh dengan cara membaca literatur, seperti buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, membaca modul-modul dan catatan kuliah yang berhubungan dengan pengendalian internal, piutang dan akuntansi yang berkaitan dengan piutang. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Dari penelitian lapangan penulis mengadakan peninjauan (observasi) di PT. Riau Pos Intermedia Perwakilan Jakarta untuk memperoleh data primer dan mengumpulkan data yang mendukung dalam pengumpulan data, wawancara dengan petugas yang terkait maupun dari arsip. Adapun cara yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: a. Pengamatan (Observasi) Yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung pelaksanaan sistem pengendalian intern dengan pelaksanaan penagihan piutang iklan. b. Wawancara ( Interview) Yaitu mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak terkait dengan pelaksanaan manjemen penagihan piutang iklan di perusahaan yang bersangkutan misalnya dengan Kepala Bagian Penagihan, Kepala seksi Penagihan, Penata Administrasi Penagihan, Koordinator Kolektor dan Kolektor maupun pihak lain yang terlibat didalam penagihan. Data sekunder yang diperoleh penulis merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh pihak PT. Riau Pos Intermedia berupa 39
laporan-laporan rutin yang dilaporkan kepada Kantor Pusat PT Riau Pos Intermedia di Pekanbaru. Laporan-laporan tersebut antara lain: a. Laporan Hasil Penagihan b. Foto Copy Faktur Pajak dan Invoice c. Outstanding piutang d. Media Kit Iklan e. Daftar klien/agency Advertising di Jakarta f. Foto copy Purchase Order E. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode Deskriptif Kuantitatif Dalam menganalisis data yang diperoleh menggunakan analisa deskriptif kuantitatif dengan mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan tindakan penagihan piutang Iklan. Data ini berbentuk angka-angka atau lebih kepada data-data perhitungan. Dalam metode ini penulis melakukan perbandingan angka-angka antara realisasi dengan rencana yang telah ditetapkan. 2. Metode Deskriptif Kualitatif Metode analisa data ini berkaitan dengan data perusahaan yang berupa data non angka. Data tersebut didasarkan pada pernyataan keadaan dan ukuran kualitas. Dalam hal ini peneliti menganalisa kesesuaian antara pelaksanaan 40
tindakan penagihan dengan teori teori yang mebahas dan berhubungan dengan pengendalian piutang yang bertujuan untuk meminimalkan jumlah piutang tak tertagih. 41