TINGKAT KENYAMANAN TERMAL BAGI PENGGUNA TAMAN DI JAKARTA (STUDI KASUS : TAMAN SITU LEMBANG DAN TAMAN SUROPATI, JAKARTA)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HIJAU GEDUNG KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK TUNAS MUDA X IKKT JAKARTA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat Provinsi

HUBUNGAN ANTARA INDEKS LUAS DAUN DENGAN IKLIM MIKRO DAN INDEKS KENYAMANAN

PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN)

PENGARUH LUASAN BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SISWA PADA BANGUNAN SD NEGERI SUDIRMAN 1 KOTA MAKASSAR

KENYAMANAN TERMAL PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

Evaluasi Kenyamanan Termal pada Ruang Kelas Pondok Pesantren Daar el-huda di Kabupaten Tangerang

KARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

STUDI KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN MASJID JAMI AL-MUBAROK KABUPATEN TANGERANG

Pengaruh Fungsi Vegetasi terhadap Kenyamanan Termal Lanskap Jalan di Kawasan Kolonial Jalan Besar Idjen, Malang

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, RUMUS INDEKS KETIDAKNYAMANAN SUATU WILAYAH. Sugiasih 1

NILAI PREDICTED MEAN VOTE (PMV) PADA BANGUNAN DENGAN SISTEM PERKONDISIAN UDARA CAMPURAN (Studi Kasus: Gereja Katedral Semarang)

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

Pengaruh Bukaan Jendela Terhadap Kinerja Termal Rumah Tinggal Tipe 40 di Kota Malang, Studi Kasus Rumah Tinggal Tipe 40 di Perumahan Griya Saxophone

KAITAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN KENYAMANAN TERMAL PERKOTAAN THE RELATIONSHIP OF GREEN OPEN SPACE WITH HUMAN COMFORT IN URBAN AREAS

Evaluasi Indeks Kenyamanan Taman Kota (Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung) Denpasar, Bali

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

III. METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian

Pengaruh Bukaan terhadap Kenyamanan Termal Siswa pada Bangunan SMP N 206 Jakarta Barat

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TIPE TUTUPAN LAHAN TERHADAP IKLIM MIKRO DI KOTA BITUNG. Yorri Yotam Junam Sanger Johannes E. X. Rogi Johan Rombang

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

Identifikasi Potensi UHI terhadap RTH dan Kenyamanan Thermal pada Taman Walikota di Kota Kendari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG SEKOLAH SMA NEGERI DI KOTA PADANG

BAB IV ANALISA TAPAK

ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM

PERSEPSI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG LUAR PADA RUANG PUBLIK (STUDI KASUS : TAMAN KOTA I GUSTI NGURAH MADE AGUNG)

Seminar Nasional IENACO ISSN:

PENGARUH KERAPATAN BANGUNAN PADA KARAKTERISTIK TERMAL RUMAH TINGGAL KAMPUNG NAGA TERHADAP KENYAMANAN PENGHUNI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

EVALUASI KENYAMANAN TAMAN JALUR HIJAU DI KOTA SURABAYA (STUDI KASUS : JALAN RAYA DARMO)

BAB V HASIL RANCANGAN

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42)

Iklim, karakternya dan Energi. Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hermawan Dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNSIQ Wonosobo

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POLA RUANG LUAR KAWASAN PERUMAHAN DAN KENYAMANAN THERMAL DI SEMARANG

ZONA NYAMAN BERAKTIFITAS IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang memerlukan banyak bangunan baru untuk mendukung

Rumus Indeks Ketidaknyamanan Suatu Wilayah

CV. ARMOYO KREASI MANDIRI

lib.archiplan.ugm.ac.id

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. (Dipayana dkk, 2012; DNPI, 2009; Harvell dkk 2002; IPCC, 2007; Sudarmadji

Evaluasi Desain Asrama Siswa dalam Aspek Kenyamanan Termal pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) SMA Negeri Olahraga (SMANOR) Jawa Timur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANALISIS PERBEDAAN IKLIM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN PENGUNJUNG PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI LINGKUNGAN PERUMAHAN DALUNG PERMAI KABUPATEN BADUNG

Pengaruh Tata Vegetasi Horizontal terhadap Peningkatan Kualitas Termal Udara pada Lingkungan Perumahan di Malang [Kosong 14]

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 5 Kawasan Menteng pada tahun 1930 (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lingkungan Mikro Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI. Tanpa Skala. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian. Gambar 2 Lokasi Penelitian

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

KAJIAN KUALITAS DAN KENYAMANAN TERMAL PERMUKIMAN UNTUK ARAHAN PENATAAN PERMUKIMAN BERBASIS ECO-SETTLEMENTS DI KELURAHAN PANDEYAN KOTA YOGYAKARTA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar 4.1 Site Lokasi BSD. Gambar 4.2 Site Plan Perumahan BSD

ANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B1, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

IV KONDISI UMUM TAPAK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DIATAS PANTAI TROPIS LEMBAB Studi Kasus Rumah Atas Pantai Desa Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utara

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN KAWASAN HUTAN KOTA BERDASARKAN KARAKTERISTIK HUTAN KOTA DI KOTA KISARAN

BAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan

Transkripsi:

TINGKAT KENYAMANAN TERMAL BAGI PENGGUNA TAMAN DI JAKARTA (STUDI KASUS : TAMAN SITU LEMBANG DAN TAMAN SUROPATI, JAKARTA) Resthi Juliadriningsih Djadjuli Ahmad dan M. Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: restweee31@yahoo.com atau restweee31@gmail.com ABSTRACT City population growth lead to various problems of the city, among others, changes in the closure and use of urban land. Issues to be discussed is how much sensation of thermal comfort and how big a comfortable temperature and temperature ranges Situ Lembang Park and Park Suropati. This study aims to determine the sensation of thermal comfort, in addition to determine the ratio comfortable temperature and the temperature range in Situ Lembang Park and Park Suropati. The research method used is the comparative method by using the technique of field surveys and questionnaires. The study was conducted in two places simultaneously, namely on 22 and 23 November 2014. The study was conducted over 2 days with 3 division of time that morning (9:00 to 10:00), afternoon (12:00 to 13:00) and afternoon (15:00 to 16:00). Research in Situ Lembang Park showed that 40 respondents (40%) chose neutral, 47 respondents (47%) stated above option neutral sensation, and 13 respondents (13%) expressed a neutral sensation selection below. Meanwhile, the park Suropati showed that 39 respondents (39%) chose neutral, 56 respondents (56%) stated above option neutral sensation, and 4 respondents (4%) expressed a neutral sensation selection below. The whole Respondents in Situ Lembang Park feel comfortable at a temperature 37,75ºC, while comfortable temperature range is achieved between 35,78ºC to 39,72 ºC. And has a correlation of R = 0,155. While in the park Suropati feel comfortable at a temperature 30,67ºC, while comfortable temperature range is achieved between 32,91ºC to 28,43 ºC. And has a correlation of R = 0,191. From the above data it can be concluded that Suropati Park has a temperature of more neutral than Situ Lembang Park. Keywords : Thermal Comfort, Situ Lembang Park, Park Suropati Air Temperature, Air Humidity, Speed Wind, Solar Radiation

ABSTRAK Pertambahan penduduk kota mengakibatkan berbagai masalah kota, antara lain perubahan penutupan dan penggunaan lahan kota. Permasalahan yang akan dibahas adalah seberapa besar sensasi kenyamanan termal dan seberapa besar suhu nyaman serta rentang suhu Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensasi kenyamanan termal, selain itu untuk mengetahui perbandingan suhu nyaman dan rentang suhu di Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode komparatif dengan menggunakan teknik survei lapangan dan kuesioner. Penelitian dilakukan di dua tempat secara bersamaan yaitu pada tanggal 22 dan 23 november 2014. Penelitian dilakukan selama 2 hari dengan 3 pembagian waktu yaitu pagi hari (09.00-10.00), siang hari (12.00-13.00), dan sore hari (15.00-16.00). Hasil Penelitian pada Taman Situ Lembang menunjukan bahwa 40 responden (40%) memilih netral, 47 responden (47%) menyatakan pilihan diatas sensasi netral, dan 13 responden (13%) menyatakan pilihan dibawah sensasi netral. Sedangkan, pada Taman Suropati menunjukan bahwa 39 responden (39%) memilih netral, 56 responden (56%) menyatakan pilihan diatas sensasi netral, dan 4 responden (4%) menyatakan pilihan dibawah sensasi netral. Seluruh Responden di Taman Situ Lembang merasa nyaman pada suhu 37,75ºC, sedangkan rentang suhu nyaman dicapai antara 35,78ºC sampai 39,72 ºC. Dan memiliki korelasi sebesar R= 0,155. Sedangkan pada Taman Suropati merasa nyaman pada suhu 30,67ºC, sedangkan rentang suhu nyaman dicapai antara 32,91ºC sampai 28,43 ºC. Dan memiliki korelasi sebesar R= 0,191. Dari Data diatas dapat disimpulkan bahwa Taman Suropati memiliki suhu lebih netral dibandingkan Taman Situ Lembang. Kata Kunci: Kenyamanan Termal, Taman Situ Lembang, Taman Suropati Suhu Udara, Kelembaban Udara, Kecepatan Angin, Radiasi Matahari.

1 PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan pembangunan yang terjadi di daerah perkotaan tentunya akan menimbulkan suatu dampak, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Salah satu contoh adalah semakin berkurangnya persediaan ruang terbuka hijau (tempatnya bertumbuhnya vegetasi alami) dan dapat menimbulkan masalah sosial dan masalah lingkungan. Penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) suatu kota dapat mereduksi peningkatan gas polusi udara dan dapat mengakibatkan penurunan suhu kota yang awalnya nyaman menjadi tidak nyaman. Permasalahan dari penelitian adalah Permasalahan yang akan dibahas adalah seberapa besar sensasi kenyamanan termal dan seberapa besar suhu nyaman serta rentang suhu Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar sensasi kenyamanan termal, selain itu untuk mengetahui suhu nyaman dan rentang suhu nyaman di Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Kenyamanan termal adalah proses yang melibatkan proses fisik fisiologis dan psikologis. Kenyamanan termal adalah lingkungan indoor dan faktor pribadi yang akan menghasilkan kondisi lingkungan termal yang dapat diterima sampai 90% atau lebih dari penghuni dalam sebuah ruang (ASHRAE, 2004). Menurut Dr.Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T, kenyaman termal adalah suatu kondisi yang dinikmati oleh manusia. Faktor-faktor kenyamanan termal (4 faktor lingkungan dan 3 faktur manusia) : Suhu udara, Kecepatan angin, Kelembaban udara, Rata-rata suhu radian permukaan ruang, Aktivitas manusia, Usia, Pakaian. Thermal Humidity Index(THI) adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mengkaji tingkat kenyamanan di suatu daerah. Dari metode THI dapat dihasilkan suatu indeks untuk menetapkan efek dari kondisi panas pada kenyamanan manusia yang mengkombinasikan suhu udara dan kelembapan udara. 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Lokasi penelitian terletak di Kawasan Menteng, yaitu Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Letak Taman Situ Lembang tidak begitu jauh dari Taman Suropati, hanya sekitar 350 meter. Gambar. Masterplan Taman Situ Lembang dan Taman Suropati Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakanan Derah Khusus Ibukota Jakarta

Taman Situ Lembang yang terletak di Jl. Lembang, memiliki danau yang lumayan luas dengan hiasan pohon teratai serta air mancur besar di tengah-tengahnya. Di Taman Situ Lembang terdapat area bermain anak, serta area memancing ikan gratis bagi yang menggemarinya. Taman Situ Lembang memiliki luas area ± 11,774 m 2. Gambar. Batas Wilayah Taman Situ Lembang Sumber: Olahan Data Pribadi. Gambar. Masterplan Taman Situ Lembang Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakanan Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Taman Suropati terletak di Jl.Diponegoro dan di Jl. Imam bonjol, disisi sebelah utara Jl.Teuku Umar, disisi sebelah barat Jl.Besuki, dan disisi sebelah timur Jl.Samsurizal. Taman Suropati mempunyai ciri sebagai Taman tropis. Didalam Taman Suropati terdapat 6 buah patung ASEAN, Air mancur, dan rimbunan pohon mahoni. Taman Suropati memiliki luas area ± 16,570 m 2. Gambar. Batas Wilayah Taman Suropati Sumber: Olahan Data Pribadi Gambar. Masterplan Taman Suropati Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakanan Daerah Khusus Ibukota Jakarta

2.2 Metode Jenis Penelitian ini termasuk golongan Penelitian Komparatif. Metode pengumpulan data ada 2 yaitu Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung. Metode Langsung terdiri dari Observasi (dengan melakukan pengukuran dan pengamatan langsung sehingga didapatkan data primer), Wawancara (dengan orang yang lewat direalisasikan secara bersamaan untuk pengumpulan data lingkungan), Kuesioner (data sensasi termal yang dirasakan). Sedangkan Metode Tidak Langsung terdiri dari Studi literatur yang dilakukan untuk memperoleh oleh informasi-informasi tambahan untuk melengkapi kebutuhan data-data dalam melakukan penelitian. Metode Analisi Data adalah data yang diperoleh dengan metode statistik. Data primer di tabulasi dan digambarkan secara grafik. Data yang digrafikkan tersebut pengukuran fakor yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal: suhu udara (Ta), kecepatan udara (Va), kelembaban udara (RH), Radiasi, dan jumlah pengunjung yang datang di Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Peralatan Penelitian yang digunakan : a. Anemometer fungsinya untuk mengukur kecepatan angin ; b. Mini Digital Thermometer (kiri) dan Thermometer (kanan), fungsinya untuk mengukur suhu udara ; Hygrometer fungsinya untuk mengukur kelembaban ; c. Infrared Power Meter, fungsinya untuk Mengukur suhu ; d. Solar Power Meter, fungsinya untuk Mengukur Radiasi Matahari. Gambar. Alat yang digunakan pada saat melakukan penelitian Sumber: Olahan Data Pribadi Lokasi Titik Pengukuran pada Taman Situ Lembang terdapat 4 titik pengukuran dibagian dalam tapak dan 4 titik dibagian luar tapak. Sedangkan, pada Taman Suropati terdapat 5 titik pengukuran di bagian dalam tapak dan 5 titik dibagian luar tapak. Responden berjumlah 200 orang. pada tanggal 22 november sebanyak 100 responden, 50 responden di Taman Situ Lembang dan 50 responden di Taman Suropati. pada tanggal 23 november sebanyak 100 responden, 50 responden di Taman Situ Lembang dan 50 responden di Taman Suropati.

Taman Situ Lembang Batas Wilayah Utara : Perumahan Menteng Selatan : Perumahan Menteng Barat : Perumahan Menteng Timur : Perumahan Menteng 3 3 4 4 Keyplan KETERANGAN : Pengukuran Dalam Tapak 2 2 Pengukuran Luar Tapak 1 1 Taman Suropati Gambar. Titik Pengukuran Taman Situ Lembang 1 Batas Wilayah Utara : Perumahan Menteng Selatan : BAPPENAS Barat : Perumahan Menteng Timur : Perumahan Menteng 5 1 1 2 Keyplan 2 3 4 KETERANGAN : 4 5 Pengukuran Dalam Tapak Pengukuran Luar Tapak 3 Gambar. Titik Pengukuran Taman Suropati 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Suhu Udara (Ta) dan Kelembapan Udara (%), pada tanggal 22 dan 23 November 2014 Gambar. Suhu Udara dan Kelembapan Udara

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dilapangan selama dua hari pada bulan November 2014. Pada Taman Situ Lembang dan Taman Suropati memiliki hasil Suhu Udara rata-rata 34 o C, Suhu Udara Minimal 33 o C, dan Suhu Udara Maksimal 35 o C. Hal ini menunjukan bahwa pada sore hari memiliki Suhu Udara lebih tinggi dari pada pagi hari dan siang hari. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dilapangan selama dua hari pada bulan November 2014. Pada Taman Situ Lembang dan Taman Suropati memiliki hasil Kelembapan Udara rata-rata 56,33%, Kelembapan Udara Minimal 56%, dan Kelembapan Udara Maksimal 57 oc. Hal ini menunjukan bahwa pada sore hari memiliki Kelembapan Udara lebih tinggi dari pada pagi hari dan siang hari. 3.2. Kecepatan Angin (m/s), pada tanggal 22 dan 23 November Gambar. Kecepatan Angin Taman Situ Lembang Hasil pengukuran pada Taman Situ Lembang tanggal 22 November memiliki Kecepatan rata-rata di titik 1 (0,833 m/s), titik 2 (0,6 m/s), titik 3 (0,667 m/s), titik 4 (0,567 m/s). Pada Tanggal 23 November memiliki Kecepatan rata-rata di titik 1 (0,433 m/s), titik 2 (0,833 m/s), titik 3 (0,567 m/s), titik 4 (0,6 m/s). Pada tanggal 23 November membuktikan bahwa pada siang hari dititik 1 mempunyai kecepatan angin tertinggi yaitu 1,1 m/s. Hasil pengukuran pada tanggal 22 November memiliki Kecepatan rata-rata di titik 1 (0,433 m/s), titik 2 (0,833 m/s), titik 3 (0,567 m/s), titik 4 (0,6 m/s). Gambar. Kecepatan Angin Taman Suropati Hasil pengukuran pada Taman Suropati tanggal 22 November membuktikan bahwa pada siang hari dititik 5 mempunyai kecepatan angin tertinggi yaitu 1,2 m/s. Hasil pengukuran pada tanggal 22 November memiliki Kecepatan rata-rata di titik 1 (0,733 m/s), titik 2 (0,633 m/s), titik 3 (0,633 m/s), titik 4 (0,7 m/s), titik 5 (0,833 m/s). Pada tanggal 23 November membuktikan bahwa pada siang hari dititik 5 mempunyai kecepatan angin tertinggi yaitu 1,2 m/s. Hasil pengukuran pada tanggal 22 November memiliki Kecepatan rata-rata di titik 1 (0,733 m/s), titik 2 (0,9 m/s), titik 3 (0,6 m/s), titik 4 (1,03 m/s), titik 5 (1,167 m/s).

3.3. Radiasi Matahari (W/m 2 ), pada tanggal 22 dan 23 November Gambar. Radiasi Matahari Taman Situ Lembang Hasil pengukuran pada tanggal 22 November di Taman Situ Lembang membuktikan bahwa pada pagi hari dititik 4 dan sore hari di titik 1 mempunyai radiasi matahari tertinggi yaitu 191 w/m 2. Hasil pengukuran pada tanggal 22 November memiliki radiasi matahari rata-rata di titik 1 (102,267 w/m 2 ), titik 2 (75,167 w/m 2 ), titik 3 (80,5 w/m 2 ), titik 4 (88,5w/m 2 ). Gambar. Radiasi Matahari Taman Suropati Hasil pengukuran pada tanggal 23 November di Taman Situ Lembang, pada siang hari dititik 1 mempunyai radiasi matahari tertinggi yaitu 65,0 w/m 2. Hasil pengukuran pada tanggal 23 November memiliki radiasi matahari rata-rata di titik 1 (58,0 w/m 2 ), titik 2 (48,47w/m 2 ), titik 3 (45,47 w/m 2 ), titik 4 (27,5 w/m 2 ). 3.4. THI (Thermal Humidity Indeks) Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dilapangan selama dua hari pada bulan November 2014, dengan parameter iklim yang diamati, yaitu Suhu Udara dan Kelembapan Udara untuk menghitung indeks kenyamanan Thermal Humidity Indeks (THI) Tingkat Kenyamanan Termal Bagi Pengguna Taman Di Jakarta. Selain itu Kecepatan Angin dan Suhu Radiasi juga di ukur dalam melakukan penelitian Data suhu dan kelembaban yang diukur pada masing masing petak akan digunakan untuk menghitung Thermal Humidity Index (THI), dengan rumus sebagai berikut : Ta = suhu atau temparatur udara ( C) RH = Kelembaban udara (%)

Tabel. Hasil Pengukuran Thermal Humidity Index (THI) Sumber : Olahan Data Pribadi Nilai THI Taman Situ Lembang dan Taman Suropati yang paling kecil terjadi pada tanggal 22 dan 23 November di pagi hari yaitu 26,578 dan siang hari yaitu 27,38. Suhu Udara terendah juga terjadi pada tanggal 22 dan 23 November 2014 dengan suhu udara 33 o C di pagi hari dan 34 o C di siang hari. indeks kenyamanan (THI) Tingkat Kenyamanan Termal Bagi Pengguna Taman Di Jakarta bulan November 2014 masuk dalam kondisi nyaman. 3.5. Distribusi Sensasi Termal dari Responden Taman Situ Lembang Gambar. Presentase Pengguna Taman Situ Lembang Pada Taman Situ Lembang dapat dilihat dalam gambar 5.3 dan 5.4 bahwa 40 responden (40%) memberikan pilihan "0" atau netral (nyaman), 47 responden (47%) memberikan diatas netral, dam 13 responden (13%), memberikan pilihan dibawah netral. Data diatas memperlihatkan, secara rata-rata bahwa lebih banyak responden yang merasakan sejuk dan nyaman dibandingkan merasakan panas, dalam data ini menunjukan suhu di dalam Taman Situ Lembang mempunyai tingkat sensasi kenyamanan termal yang seimbang bagi para pengguna. Dikarenakan ketika melakukan penelitiandi Taman Suropati keadaan cuaca mendung dan kurang cahaya matahari. Taman Suropati Gamba. Presentase Pengguna Taman Suropati Pada Taman Situ Lembang dapat dilihat dalam gambar 5.5 dan 5.6 bahwa 39 orang responden (39%) memberikan pilihan "0" atau netral (nyaman), 56 responden (56%) memberikan diatas netral, dam 4 responden (4%) memberikan pilihan dibawah netral. Data diatas memperlihatkan, secara rata-rata bahwa lebih banyak responden yang merasakan sejuk dan nyaman dibandingkan merasakan panas, dalam data ini

menunjukan suhu di dalam Taman Suropati mempunyai tingkat sensasi kenyamanan termal yang seimbang bagi para pengguna. Dikarenakan ketika melakukan penelitiandi Taman Suropati keadaan cuaca mendung dan kurang cahaya matahari. 3.6. Suhu Nyaman dan Rentang Nyaman Hasil Pengukuran Sensasi Termal Terhadap Suhu Udara Secara Keseluruhan Responden Taman Situ Lembang Gambar. Sensasi Termal Taman Situ Lembang Gambar. Total Keseluruhan Sensasi Termal Taman Situ Lembang Hasil perhitungan sensasi termal responden dan pengukuran suhu di dalam Taman Situ Lembang, bahwa suhu nyaman (netral), dimana keseluruhan responden merasa nyaman, di capai pada angka 37,75 ºC suhu udara (Ta). Sedangkan rentang suhu nyaman, dimana keseluruhan responden merasa nyaman, dicapai antara 35,78 ºC sampai 39,72 ºC. Dan r (regresi) menunjukan angka 0,155 yang berarti sangat baik atau berkorelasi cukup tinggi antara sensasi termal responden dengan suhu udara di dalam bangunan, karena angka 0,155 hampir mendekati angka 1 yang berarti sangat berkorelasi (korelasi positif). Hasil Pengukuran Sensasi Termal Terhadap Suhu Udara Secara Keseluruhan Responden Taman Suropati Gambar. Sensasi Termal Taman Suropati

Gambar. Sensasi Termal Taman Suropati Hasil perhitungan sensasi termal responden dan pengukuran suhu di dalam Taman Suropati, bahwa suhu nyaman (netral), dimana keseluruhan responden merasa nyaman, di capai pada angka 30,67 ºC suhu udara (Ta). Sedangkan rentang suhu nyaman, dimana keseluruhan responden merasa nyaman, dicapai antara 32,91 ºC sampai 28,43 ºC. Dan r (regresi) menunjukan angka 0,191 yang berarti sangat baik atau berkorelasi cukup tinggi antara sensasi termal responden dengan suhu udara di dalam bangunan, karena angka 0,191 hampir mendekati angka 1 yang berarti sangat berkorelasi (korelasi positif). 4 KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan pada Taman Situ Lembang (78% ) menyatakan pilihan diatas sensasi netral (hangat, panas, panas sekali), sementara dua puluh dua responden (22%) menyatakan pilihan dibawah sensasi netral (sejuk, dingin, dingin sekali). Seluruh responden Taman Situ Lembang merasa nyaman pada suhu 37,75ºC. Seluruh responden Taman Situ Lembang merasa rentang suhu nyaman pada suhu antara 36,78 ºC sampai 39,72 ºC. Dan nilai memiliki korelasi sebesar r = 0,191. Seluruh responden pria Taman Situ Lembang merasa nyaman pada suhu 37,13ºC, sedangkan seluruh responden wanita merasa nyaman pada suhu 38,27ºC. Pada Taman Suropati (85% ) menyatakan pilihan diatas sensasi netral (hangat, panas, panas sekali), lima belas responden (15%) menyatakan pilihan dibawah sensasi netral (sejuk, dingin, dingin sekali). Seluruh responden Taman Suropati merasa nyaman pada suhu 30,67ºC. Seluruh responden Taman Situ Lembang merasa rentang suhu nyaman pada suhu antara 32,91 ºC sampai 28,43 ºC. Dan nilai memiliki korelasi sebesar r = 0,191. Seluruh responden pria Taman Suropati merasa nyaman pada suhu 28,48ºC, sedangkan seluruh responden wanita merasa nyaman pada suhu 31,89ºC. Suhu rata-rata didalam Taman Situ Lembang dan Taman Suropati yaitu sebesar 34 ºC, Suhu Minimalnya sebesar 33 ºC dan Suhu Maksimalnya sebesar 35 ºC. Untuk kepentingan pengabdian di bidang arsitektur, terutama di bidang teknologi bangunan dan kenyamanan termal, maka hasil dari penelitian dapat direkomendasikan beberapa hal berikut yaitu Pada Taman Situ Lembang sebaiknya lebih diperhatikan dalam hal peruntukannya, dikarenakan seharusnya danau yang berada di dalam Taman Situ Lembang berfungsi sebagai resapan. Tetapi kebanyakan orang yang datang ke dalam Taman Situ Lembang untuk memancing di pinggir danau. Sebaiknya pada Taman Situ Lembang di beri pembatas Tapak atau pagar.. Pada Taman Situ Lembang sebaiknya diisediakan tempat lahan parkir untuk motor dan mobil, dikarenakan kurangnya keamanan di Taman Situ Lembang. Sedangkan Pada Taman Suropati sebaiknya sculpture yang sudah ada kita jaga dan kita rawat. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dapat menggambil judul Tingkat Kenyamanan Termal apapun seperti : tingkat kenyamanan termal pejalan kaki, tingkat kenyamanan termal terhadap elemen arsitektur, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pengguna taman dijakarta, karena Tingkat Kenyamanan Termal Bagi Pengguna Taman Dijakarta sangat mempengaruhi kenyamanan termal pengguna. Dengan adanya Penelitian ini, semoga dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

5 N-NOTE Turner, Peter (1997). Java (ed. 1st edition). Melbourne: Lonely Planet Publications. hlm. p. 37. ISBN 0-86442-314-4. "Jakarta: When to Go". Lonely Planet. Lonely Planet Publications. 2008. Diakses 2008-10-06. 6 DAFTAR PUSTAKA Hardjodinomo, Soekirno. 1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta, Bandung. Sukawi, 2008. Taman Kota dan Upaya Pengurangan Suhu Lingkungan Perkotaan. Seminar Nasional Peran Arsitektur Perkotaan dalam Mewujudkan Kota Tropis : Universitas Diponegoro Semarang. Abdurrahman Surjomihardjo, 1977, Perkembangan Kota Jakarta, Jakarta: Dinas Museum dan Sejarah Pemda DKI Jakarta. Voskuil, 1989, Batavia : Beeld van Een Stad, Fibula/Uniboek bv. Thorsson, S. et al. (2007). Thermal Comfort and Outdoor Activity in Japanese Urban Public Places. Environment and Behavior, Vol. 39, No. 5, 660-684. Hoppe P (2002) Different aspects of assessing indoor and outdoor thermal comfort. Energy Build 34(6):661 665 Ardina Putri Rahtama. 2014. Kenyamanan Termal Ruang Luar Di Koridor Jalan Tugu- Kraton Kota Yogyakarta