Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air (X 1 + A) A

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2.

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Lampiran 1 Prosedur analisis fisik

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

II. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Data Proyeksi Peningkatan Produksi Patin Nasional

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

II. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

Lampiran 1. Prosedur uji zona hidrolisis kasein

Bab III Bahan dan Metode

A B. 2. Penetapan kadar protein dengan metode Semi Mikro Kjeldahl (SNI ) Lampiran 1 Prosedur analisis kimia

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering. diulangi hingga diperoleh bobot tetap.

Lampiran 1 Analisis Sifat Fisik Keju Putih Rendah Lemak

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Lampiran 1 Kerangka kerja penelitian pendahuluan

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit

Lampiran 1. Prosedur uji

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

Lampiran 1 Data perhitungan analisis proksimat bahan baku

Lampiran 1. Prosedur Analisis

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

METODE. Materi. Rancangan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan yoghurt kunir asam

kemudian didinginkan dalam eksikator selama menit dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODE PENELITIAN

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH CARA PENGERINGAN DAN PENAMBAHAN KACANG HIJAU TERHADAP SIFAT WARNA DAN TINGKAT KESUKAAN BERAS ANALOG OYEK

Lampiran 1. Metode pengukuran kadar protein kasar pada pakan, ikan dan feses (Takeuchi, 1988)

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

7. LAMPIRAN 7.1. Gambar Penelitian 7.2. Analisa Data

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

Transkripsi:

LAMPIRAN 18

Lampiran 1. Prosedur analisis Cr 2 O 3 Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl Ditambahkan 5 ml HNO 3 Dipanaskan hingga larutan tersisa ± 1 ml Didinginkan Ditambahkan 3 ml HClO 4 Dipanaskan kembali hingga berwarna jingga Diencerkan hingga volume 100 ml Didinginkan Diukur nilai absorban bahan dengan spektrofotometer λ = 350 nm (Y) Persamaan hubungan Cr 2 O 3 dengan absorbansi adalah sebagai berikut: y = 0,2089x + 0,0032 Keterangan: x = Cr 2 O 3 (mg) y = nilai absorbansi 19

Lampiran 2. Prosedur analisis proksimat Lampiran 2.1. Prosedur analisis kadar air Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110 o C selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan timbang (X 1 ) Bahan ditimbang 2-3 g (A), lalu dimasukkan ke dalam cawan Cawan dan bahan dipanaskan selama 4 jam pada suhu 105-110 o C, didinginkan dan ditimbang (X 2 ) 20

Lampiran 2.2. Prosedur analisis kadar serat kasar Bahan ditimbang 0,5 g (A), lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml Kertas saring dipanaskan dalam oven, didinginkan, dan ditimbang (X 1 ) Ditambahkan 50 ml H 2 SO 4 0,3 N lalu dipanaskan di atas hotplate Kertas saring dipanaskan pada labu Buchner yang telah terhubung dengan vacuum pump Setelah 30 menit ditambahkan 25 ml NaOH 1,5 N, lalu dipanaskan kembali selama 30 menit Dilakukan penyaringan larutan bahan dengan pembilasan secara berurutan sebagai berikut: 50 ml air panas, 50 ml H 2 SO 4 0,3 N, 50 ml air panas, dan 25 ml Aceton. Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110 o C selama 1 jam, lalu didinginkan Kertas saring hasil penyaringan dimasukkan ke dalam cawan porselen Dipanaskan pada suhu 105-110 o C selama 1 jam, didinginkan, dan ditimbang (X 2 ) Dipanaskan dalam tanur pada suhu 600 o C hingga berwarna putih, didinginkan, dan ditimbang (X 3 ) 21

Lampiran 2.3. Prosedur analisis kadar protein Tahap oksidasi Bahan ditimbang 0,5 g (A) Katalis ditimbang 3 g H 2 SO 4 pekat 10 ml Dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan dipanaskan hingga berwarna hijau bening, didinginkan, dan diencerkan hingga volume 100 ml Tahap destruksi 10 ml H 2 SO 4 0,05 N 2-3 tetes indikator Phenolphthalein 5 ml larutan hasil oksidasi dimasukkan ke dalam labu destilasi Dimasukkan ke dalam erlenmeyer Didestruksi selama 10 menit dari tetesan pertama Tahap Titrasi Hasil destruksi dititrasi dengan NaOH 0,05 N BLANKO Dititrasi hingga 1 tetes setelah larutan menjadi bening ml titran dicatat (V) SAMPEL Keterangan: Vb = ml 0,05 N titran NaOH untuk blanko Vs = ml 0,05 N titran NaOH untuk sampel A = bobot sampel (g) * = setiap 0,05 NaOH ekivalen dengan 0,0007 g N ** = Faktor nitrogen 22

Lampiran 2.4. Prosedur analisis kadar lemak Labu dipanaskan pada suhu 104-110 o C selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan timbang (X 1 ) Bahan ditimbang 2-3 g (A) lalu dimasukkan ke dalam selongsong Dimasukkan ke dalam tabung Soxhlet dan beri 100-150 ml N-Hexan hingga selongsong terendam. Sisa N-Hexan dimasukkan ke dalam labu Labu dipanaskan di atas hotplate hingga larutan perendam selongsong dalam Soxhlet berwarna bening Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15 menit, didinginkan, lalu ditimbang (X 2 ) Lampiran 2.5. Prosedur analisis kadar abu Cawan dipanaskan pada suhu 105-110 o C selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang (X 1 ) Bahan ditimbang 2-3 g (A), lalu dimasukkan ke dalam cawan Cawan dan bahan dipanaskan di dalam tanur dengan suhu 600 o C, didinginkan dan ditimbang (X 2 ) 23

Lampiran 3. Data jumlah konsumsi pakan (JKP), laju pertumbuhan harian (LPH), survival rate (SR), dan efisiensi pakan (EP) Parameter Ulangan Perlakuan (% DDGS) 0 10 20 30 1 47,35 47,19 44,86 46,95 Biomassa Awal (g) 2 48,34 48,12 48,92 48,24 3 45,74 46,96 45,54 48,05 Rata-rata 47,14±1,31 47,42±0,61 46,44±2,17 47,75±0,70 1 144,79 152,44 147,92 151,18 Biomassa Akhir (g) 2 136 138,66 133,21 167,2 3 150,19 141,26 157,31 133,85 Rata-rata 143,66±7,16 144,12±7,32 146,15±12,15 150,74±16,68 1 138,5 146,84 142,05 159,61 JKP (g) 2 138,58 134,42 122,74 180,18 3 146,17 135,96 155,39 137,88 Rata-rata 141,08±4,41 139,07±6,77 140,06±16,42 159,22±21,15 1 100 100 100 100 SR (%) 2 100 100 100 100 3 100 100 100 100 Rata-rata 100±0,00 100±0,00 100±0,00 100±0,00 1 2,83 2,97 3,03 2,97 LPH (%) 2 2,62 2,68 2,54 3,16 3 3,02 2,79 3,15 2,59 Rata-rata 2,82±0,20 2,82±0,15 2,90±0,32 2,91±0,29 1 70,35 71,68 72,55 65,30 EP (%) 2 63,26 67,36 68,67 66,02 3 71,46 69,36 71,93 62,23 Rata-rata 68,36±4,45 69,46±2,16 71,05±2,08 64,52±2,02 24

Lampiran 4. Data retensi protein ikan uji Parameter Biomassa Ikan Awal (g) Ulangan Perlakuan (% DDGS) 0 10 20 30 1 47,35 47,19 44,86 46,95 2 48,34 48,12 48,92 48,24 3 45,74 46,96 45,54 48,05 Rata-rata 47,14±1,31 47,42±0,61 46,44±2,17 47,75±0,70 Biomassa Ikan Akhir (g) 1 144,79 152,44 147,92 151,18 2 136,00 138,66 133,21 167,20 3 150,19 141,26 157,31 133,85 Rata-rata 143,66±7,16 144,12±7,32 146,15±12,15 150,74±16,68 Protein Tubuh Awal (%) Protein Tubuh Akhir (%) 16,55 16,55 16,55 16,55 15,60 14,28 13,64 12,22 Bobot Protein Tubuh Total Awal (g) 1 7,84 7,81 7,42 7,77 2 8,00 7,96 8,10 7,98 3 7,57 7,77 7,54 7,95 Rata-rata 7,80±0,22 7,85±0,10 7,69±0,36 7,90±0,12 Bobot Protein Tubuh Total Akhir (g) 1 22,59 21,77 20,18 18,47 2 21,22 19,80 18,17 20,43 3 23,43 20,17 21,46 16,36 Rata-rata 22,41±1,12 20,58±1,05 19,93±1,66 18,42±2,04 Jumlah Protein yang Disimpan (g) 1 14,75 13,96 12,75 10,70 2 13,22 11,84 10,07 12,45 3 15,86 12,40 13,92 8,40 Rata-rata 14,61±1,33 12,73±1,10 12,25±1,97 10,52±2,03 JKP (g) 1 138,50 146,84 142,05 159,61 2 138,58 134,42 122,74 180,18 3 146,17 135,96 155,39 137,88 Rata-rata 141,08±4,41 139,07±6,77 140,06± 16,42 159,22±21,15 Kadar Protein Pakan (%) 41,35 39,63 39,18 40,32 Jumlah protein pakan yang dikonsumsi (g) 1 57,27 58,19 55,66 64,35 2 57,30 53,27 48,09 72,65 3 60,44 53,88 60,88 55,59 Rata-rata 58,34±1,82 55,11±2,68 54,88±6,43 64,20±8,53 Retensi Protein (%) 1 25,76 23,99 22,91 16,63 2 23,06 22,22 20,95 17,13 3 26,24 23,01 22,86 15,12 Rata-rata 25,02±1,71 23,07±0,88 22,24±1,12 16,29±1,05 25

Lampiran 5. Data retensi lemak pakan uji Parameter Biomassa Ikan Awal (g) Ulangan Perlakuan (% DDGS) 0 10 20 30 1 47,35 47,19 44,86 46,95 2 48,34 48,12 48,92 48,24 3 45,74 46,96 45,54 48,05 Rata-rata 47,14±1,31 47,42±0,61 46,44±2,17 47,75± 0,70 Biomassa Ikan Akhir (g) 1 144,79 152,44 147,92 151,18 2 136,00 138,66 133,21 167,20 3 150,19 141,26 157,31 133,85 Rata-rata 143,66±7,16 144,12±7,32 146,15±12,15 150,74± 16,68 Lemak tubuh awal (%) Lemak Tubuh Akhir (%) 5,65 5,65 5,65 5,65 6,04 8,67 9,04 10,57 Bobot Lemak Tubuh Total Awal (g) 1 2,68 2,67 2,53 2,65 2 2,73 2,72 2,76 2,73 3 2,58 2,65 2,57 2,71 Rata-rata 2,66±0,07 2,68±0,03 2,62±0,12 2,70±0,04 Bobot Lemak Tubuh Total Akhir (g) 1 8,75 13,22 13,37 15,98 2 8,21 12,02 12,04 17,67 3 9,07 12,25 14,22 14,15 Rata-rata 8,68±0,43 12,50±0,63 13,21±1,10 15,93±1,76 Jumlah Lemak yang Disimpan (g) 1 6,07 10,55 10,48 13,33 2 5,48 9,30 9,28 14,95 3 6,49 9,59 11,65 11,43 Rata-rata 6,01±0,50 9,82±0,65 10,59±1,20 13,24±1,76 JKP (g) 1 138,5 146,84 142,05 159,61 2 138,58 134,42 122,74 180,18 3 146,17 135,96 155,39 137,88 Rata-rata 141,08 ±4,41 139,07± 6,77 140,06±16,42 159,22±21,15 Kadar Lemak Pakan (%) Jumlah Lemak Pakan yang Dikonsumsi (g) 13,58 14,92 14,47 15,59 1 18,81 21,91 20,55 24,88 2 18,82 20,06 17,76 28,09 3 19,85 20,29 22,48 21,50 Rata-rata 19,16± 0,06 20,75±1,01 20,27±2,38 24,82±3,30 Retensi Lemak (%) 1 32,27 48,16 52,72 53,56 2 29,14 46,39 52,24 53,21 3 32,68 47,30 51,80 53,19 Rata-rata 31,36±1,94 47,28±0,88 52,26±0,46 53,32±0,21 26

Lampiran 6. Hasil analisis statistik jumlah konsumsi pakan (JKP) Anova Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 831.282 3 277.094 1.417.307 Within Groups 1564.303 8 195.538 Total 2395.585 11 Lampiran 7. Hasil analisis statistik retensi protein (RP) Anova Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 127.274 3 42.425 27.963.000 Within Groups 12.138 8 1.517 Total 139.411 11 Duncan Treatmen N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 C 3 16.2933 B 3 22.2400 A 3 23.0733 23.0733 K 3 25.0200 Sig. 1.000.431.089 27

Lampiran 8. Hasil analisis statistik retensi lemak (RL) Anova Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 925.660 3 308.553 257.778.000 Within Groups 9.576 8 1.197 Total 935.236 11 Duncan Treatmen N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 K 3 31.3633 A 3 47.2833 B 3 52.2533 C 3 53.3200 Sig. 1.000 1.000.267 Lampiran 9. Hasil analisis statistik laju pertumbuhan harian (LPH) Anova Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups.024 3.008.126.942 Within Groups.500 8.063 Total.524 11 28

Lampiran 10. Hasil analisis statistik kelangsungan hidup (SR) Anova Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups.024 3.008.126.942 Within Groups.500 8.063 Total.524 11 Lampiran 11. Hasil analisis statistik efisiensi pakan (EP) Anova Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 69.694 3 23.231 2.828.107 Within Groups 65.720 8 8.215 Total 135.414 11 Duncan Treatmen N Subset for alpha = 0.05 1 2 C 3 64.5167 K 3 68.3567 68.3567 A 3 69.4667 69.4667 B 3 71.0500 Sig..077.302 29