Evaluasi Kinerja Portfolio Saham Dana Pensiun Bank Indonesia Pada Tahun 2012

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

DAFTAR PUSTAKA. Darmadji, T dan Fakhrudin M.H Pasar Modal di Indonesia Pendekatan. Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii

: Amelia Pujaastuti Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, SSi., MM

BAB II LANDASAN TEORI

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE (Studi Pada Perusahaan yang Listing Pada Indeks Lq 45 di BEI Periode 2012)

Dhea Ayu Pratiwi 1, Irni Yunita 2

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM. Linda Ratna Sari

ANALISA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ DAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, portofolio optimal, expected return, excess return to beta, cut off rate, risk. viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 260

Investasi adalah suatu bentuk penanaman

PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL

BAB 3 METODE PENELITIA N

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

II. LANDASAN TEORI. optimal jika pengaturan waktu konsumsi tersebut dapat memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BISNIS 27 DAN KOMPAS 100 DENGAN SINGLE INDEX MODEL DAN IMPLIKASINYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

Amelinda Islamey Suhadak Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SAHAM INDEK LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BEI PERIODE 2006 SAMPAI 2010 SKRIPSI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Obyek Penelitian Jakarta Islamic Index (JII)

PENERAPAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK MENETAPKAN KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

Arinda Sasmita Rahma Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB 3 METODE PENELITIAN

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL (STUDI KASUS INDEKS SAHAM LQ45, BISNIS-27 DAN IDX30 PERIODE ) Reza Octovian 1)

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE TAHUN

Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

PENGGUNAAN SINGLE INDEX MODEL

PENGGUNAAN MODEL INDEKS TUNGGAL DALAM MENILAI RESIKO DAN RETURN SAHAM UNTUK PILIHAN BERINVESTASI

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. dikemukakan sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Investasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh return

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL (Studi pada Saham Indeks LQ-45 di BEI Tahun )

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di:

Desak Nyoman Sri Werastuti Universitas Pendidikan Ganesha

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (pada Bursa Efek Indonesia Tahun )

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Fuji Nurdiani

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang

Oleh Erni Maryani Pembimbing : Haryetti dan Errin Yani Wijaya

JSAB I (1) (2017) JURNAL SEKRETARIS & ADMINISTRASI BISNIS. Jurnal homepage:

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

Transkripsi:

FINESTA Vol., No. 1, (014) 14-19 14 Evaluasi Kinerja Portfolio Saham Dana Pensiun Bank Indonesia Pada Tahun 01 Endraw Putra Tjendana Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 11-131, Surabaya E-mail: endrawtjendana@yahoo.com Abstrak Skripsi ini meneliti kinerja portofolio saham Dana Pensiun Bank Indonesia (DAPENBI) pada tahun 01 dengan menggunakan metode indeks tunggal dan metode Markowitz. Sampel dalam penelitian ini adalah saham-saham yang terdapat pada portofolio DAPENBI tahun 01 dan telah listing sebelum tahun 009. Teknik analisa data menggunakan perhitungan dari teori indeks tunggal dan menggunakan perhitungan dari teori Markowitz. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja portofolio saham DAPENBI tahun 01 masih belum optimal jika dibandingkan dengan pembentukan portofolio optimal menurut metode indeks tunggal dan metode Markowitz. Belum optimalnya portofolio DAPENBI tahun 01 dapat terlihat dari tingginya nilai koefisien variasi (CV) jika dibandingkan dengan dua metode tersebut. Nilai CV portofolio saham real DAPENBI dengan 35 saham lebih besar yaitu 1,463 jika dibandingkan portofolio metode indeks tunggal hanya sebesar 1,4014. Nilai CV portofolio saham real DAPENBI 9 saham lebih besar yaitu,9060 jika dibandingkan dengan portofolio metode Markowitz yang hanya sebesar,1157. Kata Kunci Dana Pensiun, Indeks Tunggal, Markowitz, Portofolio Optimal. Abstract This thesis examines the performance of stock portfolio of Indonesian Banking Pension Fund (DAPENBI) in year 01 by using Single Index proposed by Markowitz. The samples of the paper are the stocks in which using by DAPENBI in 01. The result of this paper shows that the performance of stock portfolio DAPENBI year 01 still not optimum. It can be seen by the number of coefficient of variation (CV) DAPENBI that higher than CV Single index method and Markowitz method. 1. PENDAHULUAN Peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai kesehatan mulai meningkat, hal ini terlihat dari meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Indonesia. tetapi hal ini tidak diikuti peningkatan kesadaran tentang pentingnya dana pada saat masa pensiun, idealnya masa pensiun perlu dipersiapkan sedini mungkin selagi usia produktif. Maka Pemerintah membentuk suatu badan untuk mengelola dana yang nantinya akan digunakan selama masa pensiun, badan tersebut disebut Dana Pensiun. Dana pensiun menurut UU No. 11 Tahun 199 adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dana pensiun merupakan sarana penghimpun dana yang berguna meningkatkan kesejahteraan peserta dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan nasional, sehingga Dana pensiun dapat memberikan motivasi dan ketenangan kerja untuk peningkatan produktivitas. Salah satu dana pensiun yang berada di Indonesia adalah Dana Pensiun Bank Indonesia (DAPENBI). Pada umumnya pengelolaan dana pensiun merupakan pengelolaan investasi jangka panjang, dikarenakan investasi yang dilakukan seseorang pada dana pensiun memerlukan waktu minimal 10 tahun (Undang Undang no 11 Tahun 1969). Menurut karakteristik investasinya, jenis alokasi aset yang sesuai dengan sifat Dana Pensiun adalah instrumen saham yang memiliki tingkat return yang besar. Tingkat return yang besar akan selalu diikuti dengan tingkat risiko yang besar pula. Salah satu cara untuk meminimalkan risiko yang ada adalah dengan membentuk portofolio optimal agar risiko non systematic dapat didiversifikasi. Dalam membentuk suatu portofolio optimal terdapat berbagai macam metode yang dapat dilakukan, pada penelitian ini peneliti menggunakan dua macam metode yaitu metode Indeks Tunggal (single index) dan metode Markowitz. Pembentukan portofolio optimal menurut metode Indeks Tunggal merupakan penyerdahaan dari metode Markowitz dengan asumsi bahwa sekuritas saham bergerak bersama-sama karena mempunyai hubungan dengan indeks pasar. Sedangkan portofolio optimal menurut metode Markowitz adalah membentuk portofolio dengan saham-saham yang memiliki korelasi negatif.. TEORI PENUNJANG Teori klasifikasi aset, aset investasi pada umumnya dapat dibedakan menjadi (Manurung,007) yaitu: 1)Aset rill dan )Aset finansial. Kelompok aset investasi dapat dibedakan menjadi 3 menurut jangka waktunya (Ratnajea, 013) yaitu: 1)Investasi untuk jangka pendek adalah investasi dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. )Investasi untuk jangka menengah adalah investasi dengan jatuh tempo antara satu tahun sampai lima tahun. 3)Investasi untuk jangka panjang adalah investasi dengan masa jatuh tempo lebih dari lima tahun. Menurut tingkat risiko dan return yang didapatkan, portofolio dapat dibedakan menjadi 3 jenis (Morris & Morris, 004) yaitu: 1)Portofolio konservatif yaitu Portofolio yang biasanya memiliki bobot investasi 50%-60% terdapat pada instrumen fixed income (obligasi), 0%-5% terdapat pada instrumen pasar uang dan 0%-5% terdapat pada saham atau reksa dana. )Portofolio moderat yaitu Portofolio yang biasanya memiliki bobot investasi 50%-60% terdapat pada instrumen fixed income (obligasi), 5%-10% terdapat pada instumen pasar uang dan 40%-50% terdapat pada saham. 3)Portofolio agresif yaitu Portofolio yang biasanya memiliki bobot investasi 0%-5% terdapat pada instrumen fixed income (obligasi), 75%-80% terdapat pada saham. Menurut Canto (005) tingkat return yang dihasilkan oleh saham untuk investasi jangka panjang lebih tinggi daripada

FINESTA Vol., No. 1, (014) 14-19 15 return yang dihasilkan oleh obligasi ataupun SBN, pada periode pengamatan 1975-004. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Darst (007) index saham memiliki CAGR (Compound Annual Growth Rate) lebih tinggi daripada Bond, pada periode pengamatan 10 tahun Risiko didefinisikan sebagai perbedaan antara pengembalian aktual dengan pengembalian yang diharapkan (Manurung, 007). Risiko dibedakan menjadi dua (Arifin, 009) yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Apabila dikaitkan dengan preferensi investor, risiko dapat dibedakan menjadi 3 (Halim, Abdul, 003) yaitu risk seeker, risk neutrality, risk averter. Teori Portofolio pertama kali dikemukakan oleh Harry Max Markowitz (197). Teori portofolio didasarkan pada pola pikir Don t put all your eggs in one basket. Menurut Husnan (1996), portofolio berarti sekumpulan investasi. Portofolio merupakan investasi dalam berbagai instrument keuangan atau disebut juga divesifikasi. Portofolio dimaksudkan untuk mengurangi risiko investasi dengan cara menyebarkan dana ke berbagai asset yang berbeda, sehingga jika satu asset menderita kerugian sementara asset lainnya tidak menderita rugi, maka nilai investasi kita tidak hilang semua (Samsul, 006). Menurut Tandelilin (010) portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan tingkat return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang sudah tertentu atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat return tertentu. Gambar 1 Portofolio efisisen dan Portofolio optimal Pada gambar tersebut garis vertical menggambarkan expected return, garis horizontal menggambarkan risiko yang diukur dengan standar deviasi. Garis BCDE merupakan efficient frontier. Efficient frontier adalah kombinasi assetasset yang membentuk portofolio yang efisien. Kombinasi asset pada garis BCDE lebih baik daripada kombinasi asset pada titik A, G, H karena pada BCDE menawarkan return yang lebih tinggi daripada AGH dengan tingkat risiko yang sama. Salah satu titik kombinasi portofolio yang dipilih oleh investor dari garis BCDE disebut sebagai portofolio optimal. Pemilihan portofolio optimal didasarkan pada preferensi return dan risiko dari tiap investor. Pada gambar.1 Preferensi investor ditunjukan oleh kurva indiferen (u 1 dan u ) yang bersinggungan pada titik D, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kombinasi asset-asset pada titik D sesuai dengan preferensi investor (Tandelilin, 001). Model Markowitz dalam pembentukan portofolio memperhitungkan tentang risiko saham yang satu berkorelasi dengan saham yang lainnya. Oleh karena itu, risiko portofolio tidak boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko yang ada dalam portofolio, tetapi juga harus mempertimbangkan efek korelasi antar risiko saham tersebut dalam pengestimasian risiko portofolio. Dalam mengukur portofolio return realisasi portofolio (Yogiyanto, 007) pada yang diformulasikan sebagai berikut: n Rp= Σ ( W i. Ri) (1) i=1 Rp = return realisasi portofolio Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas portofolio Ri = return realisasi dari sekuritas ke i n = jumlah dari sekuritas tunggal Untuk menghitung varian portofolio maka diformulasikan sebagai berikut: σ p =W A σ A + W B σ B + (W A) (W B) (ρ AB) σ A σ B () σ p = varian portofolio W A = bobot portofolio pada asset A W B = bobot portofolio pada asset B ρ AB = koefisien korelasi asset A dan B atau untuk n sekuritas maka diformulasikan sebagai berikut: σ p = varian portofolio σi = varian sekuritas i σij = kovarian antara sekuritas i dan j Wi = bobot atau porsi dana yang diinvestasikan pada sekuritas i Wj = bobot atau porsi dana yang diinvestasikan pada sekuritas j Nilai kovarian dapat dihitung dengan rumus: σ AB= Σ[R At - E(R A)][R Bt E(R B)] (4) σ AB = kovarian A dan B R At = return A pada periode t E(R A) = ekspektasi return A R Bt = return B pada periode t E(R B) = ekspektasi return B n = jumlah data n Konsep koefisien korelasi dapat dinyatakan dalam bentuk korelasi dimana koefisien ini menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variable relatif terhadap masing masing deviasinya (Yogiyanto, 007).Nilai korelasi dapat dihitung dengan rumus: ρ AB = σ AB σ A.σ B (5) ρ AB = korelasi A dan B σ AB = kovarian A dan B σ A = standar deviasi A = standar deviasi B σ B Nilai koefisien variasi (CV) dapat dihitung dengan rumus: (3)

FINESTA Vol., No. 1, (014) 14-19 16 CV = σ A E(R A) (6) CV = koefisien variasi σ A = standard deviasi A E(R A) = ekspektasi return A Model Indeks Tunggal dalam pembentukan portofolio diperkenalkan oleh William Sharpe (1963). model ini digunakan untuk menyederhanakan perhitungan pada model Markowitz. Model Indeks Tunggal memiliki kesamaan dengan The Treynor Ratio yang mengukur kinerja portofolio berdasarkan besarnya return premium yang dihasilkan oleh tiap unit risiko sistematis yang diukur dengan beta. metode Indeks Tunggal dapat digunakan dalam penentuan portofolio optimal dengan cara membandingkan excess return to beta (ERB) dengan cut-off-rate (Ci). Return untuk setiap sekuritas dapat dirumuskan: R i = α i + Rm + e i (7) R i α i = return sekuritas i = unique return yang mengukur perubahan R i terhadap Rm Rm = return market Untuk menghitung koefisien β digunakan rumus: = σ im σ im σ m σ m (8) = kovarian sekuritas i dan market = varian market Untuk menghitung varian residual dapat digunakan rumus: variance error saham, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: C R i R f = cut off rate = return sekuritas i = risk free (11) Konsep penghitungannya didasarkan pada model perhitungan Elton dan Gruber (1995) yaitu dengan cara menentukan ranking (urutan) instrumen investasi yang memiliki ERB tertinggi ke ERB yang lebih rendah. Sahamsaham yang mempunyai excess return to beta (ERB) sama dengan atau lebih besar dari cut-off-point (C*) ERB C*, merupakan kandidat dalam pembentukan portofolio optimal. Untuk menghitung bobot masing-masing sekuritas dapat dihitung dengan cara: W i = X i W i X i Xi = Xi ΣX i (1) = prosentase pada instrumen i = proporsi pada instrumen i (13) = proporsi pada instrumen i σe i σ i σ m = σ m + σ i (9) = varian instrumen i = varian market Konsep excess return to beta (ERB) merupakan kelebihan return saham atas return aset bebas risiko (risk free rate) yang disebut dengan return premium per unit risiko yang diukur dengan beta, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: ERB = (R i R f) (10) ERB = excess return to beta R i = return sekuritas i = risk free R f Konsep Cut-off-rate (Ci) merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap variance error saham dengan varian pasar pada sensitivitas saham individual terhadap Gambar. Kerangka Berpikir 3. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian dengan metode kuantitatif. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah portofolio saham DAPENBI tahun 01. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

FINESTA Vol., No. 1, (014) 14-19 17 saham pada portofolio DAPENBI tahun 01 yang telah listing sebelum tahun 009. Sampel yang diambil merupakan purposive sampling. Saham yang dijadikan objek penelitian sebanyak 40 saham. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan evaluasi kinerja portofolio saham DAPENBI tahun 01 yaitu: 1)Menghitung return masing-masing saham dengan rumus: (R i)= (14) R i = return saham bulanan Harga saham (t) = harga saham pada bulan t Harga saham (t-1) = harga saham pada bulan t-1 )Menghitung rata-rata expected return bulanan masingmasing saham rumus berikut N (15) = nilai return pada selama suatu periode = jumlah periode 3)Menghitung variance bulanan masing-masing saham pada masing masing kategori dengan menggunakan rumus berikut R 1 n = varians = return yang mungkin terjadi = rata rata return sekuritas = jumlah data (16) 4)Menghitung standar deviasi bulanan masing-masing saham dengan menggunakan rumus berikut σ σ = varians = standart deviasi 5)Menghitung return IHSG 6)Menghitung varian IHSG 7)Menghitung standart deviasi IHSG (17) Pembentukan portofolio dengan metode Indeks Tunggal 1)Menghitung beta saham )Menghitung alpha saham 3)Menghitung varian eror saham 4)Menghitung excess return to beta (ERB) saham 5) Melakukan pemeringkatan saham menurut nilai ERB tertinggi 6)Menghitung Nilai cut off rate 7)Menghitung proporsi dana pada portofolio dengan menggunakan rumus 8)Menghitung return portofolio dengan menggunakan rumus: R i = W iαi + W i Rm (18) R i = return sekuritas i α i = unique return yang mengukur perubahan R i terhadap Rm Rm = return market = prosentase pada instrumen i W i 9)Menghitung risiko portofolio dengan menggunakan rumus: σ p = σ m + Wi (19) σ p σ m W i = varian instrumen i = varian market = prosentase pada instrumen i Pembentukan portofolio dengan metode Markowitz 1)Menghitung nilai kovarian )Menghitung nilai korelasi tiap saham 3)Menentukan saham yang masuk dalam kriteria pembentukan portofolio optimal berdasarkan metode Markowitz 4)Membentuk portofolio optimal berdasarkan metode Markowitz. 5)Menghitung return portofolio 6)Menghitung risiko portofolio Lalu dilakukanlah perbandingan sebagai berikut: 1)Melakukan perbandingan portofolio optimal menurut metode Indeks Tunggal dengan metode Markowitz. )Melakukan perbandingan portofolio saham real DAPENBI tahun 01 dengan metode Indeks Tunggal. 3)Melakukan perbandingan portofolio saham real DAPENBI tahun 01 dengan metode Markowitz. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Pembentukan portofolio optimal metode Indeks Tunggal Pada pembentukan portofolio optimal metode Indeks Tunggal hanya terdapat 35 saham yang masuk menjadi kriteria pembentukan saham optimal yang memiliki nilai ERB 0,0067 yang memiliki proporsi masing-masing yaitu: Tabel 1 Saham pada portofolio optimal Indeks Tunggal Saham Wi Saham Wi AALI 1,91% ICBP 5,8% ADHI,79% INCO 0,43% ADRO,5% INDF 4,8% AKRA 3,18% INTP 4,66%

FINESTA Vol., No. 1, (014) 14-19 18 ANTM 0,5% JSMR 5,9% ASII 5,07% KLBF 5,05% ASRI 3,54% LPKR 0,44% BBCA 3,10% LSIP,9% BBNO,67% PGAS,49% BBRI,60% PTBA 1,60% BMRI 3,0% SMCB 3,09% BSDE 1,5% SMGR 4,13% BTEL 0,36% SSIA,35% BUMI 0,18% TINS 0,59% CMNP 1,% UNTR 3,6% CPIN 3,63% UNVR 3,77% GGRM 4,79% WIKA 3,80% GJTL 3,85% Total Wi 100,00% Berdasarkan Tabel 1 dapat dapat dilihat bahwa prosentase saham pada portofolio yang paling besar terdapat pada saham JSMR yaitu sebesar 5,9% dari total portofolio dan prosentase saham terkecil terdapat pada saham BUMI yaitu sebesar 0,18% dari total portofolio. Portofolio Indeks Tunggal memiliki return,13% varian 0,0891% dan standar deviasi,985% Pembentukan portofolio optimal metode Markowitz Pada pembentukan portofolio optimal metode Markowitz hanya terdapat 9 saham yang masuk menjadi kriteria pembentukan saham optimal yang memiliki nilai korelasi negatif. Saham-saham tersebut memiliki proporsi masingmasing yaitu: Tabel Saham pada portofolio optimal metode Markowiz Saham Wi Saham Wi AALI 8,61% INDF 0,00% ADHI 0,36% INTP 0,00% AKRA 0,00% ISAT 1,97% ANTM 0,09% JSMR 3,78% ASII 0,00% LSIP 0,00% ASRI 0,00% MEDC 0,43% BBCA 7,66% PTBA 0,00% BBRI 0,00% SMCB 0,00% BMRI 0,00% SMGR 1,54% BTEL 0,00% TINS 0,06% CMNP 1,77% TLKM 0,03% GGRM,09% UNTR 0,00% GJTL 4,4% UNVR 4,7% ICBP 0,00% WIKA 0,00% INCO,66% Total Wi 100,00% yang memiliki prosentase terkecil adalah saham TINS yaitu 0,09%. Portofolio Markowitz memiliki return,13%, varian 0,%, dan standar deviasi 4,71% Perbandingan portofolio metode Indeks Tunggal dengan portofolio metode Markowitz Tabel 3 Portofolio Indeks Tunggal dengan Portofolio Markowitz Portofolio DAPENBI (Indeks Tunggal) Portofolio DAPENBI (Markowitz) Rp 0,013 Rp 0,013 Var p 0,000891 Var p 0,00 Stdev p 0,0985 Stdev p 0,0471 CV 1,4014085 CV,1156518 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa dengan nilai return portofolio yang sama yaitu,13% metode Indeks Tunggal memiliki tingkat risiko yang lebih kecil, tercermin dari nilai varian dan standar deviasi yaitu 0,089% dan,985% jika dibandingkan dengan metode Markowitz yang memiliki tingkat risiko yang tercermin pada nilai varian dan standar deviasi yaitu 0,% dan 4,71%, maka dapat disimpulkan portofolio DAPENBI metode Indeks Tunggal memiliki kinerja yang lebih baik daripada portofolio DAPENBI metode Markowitz. Perbandingan Portofolio real DAPENBI 01 dengan portofolio metode Indeks Tunggal Tabel 4 Portofolio real DAPENBI 01 dengan Portofolio metode Indeks Tungal Portofolio DAPENBI (Indeks Portofolio DAPENBI (real) Tunggal) Rp 0,045 Rp 0,013 Var p 0,00159 Var p 0,000891 Stdev p 0,035484 Stdev p 0,0985 CV 1,4631913 CV 1,4014085 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa return portofolio yang telah dibentuk oleh DAPENBI tahun 01 lebih besar yaitu,45% jika dibandingkan dengan return portofolio dengan menggunakan Indeks Tunggal yaitu,13%, namun tingkat risiko yang ditunjukan oleh nilai varian dan standar deviasi juga lebih besar yaitu 0,159% dan 3,548% jika dibandingkan dengan metode Indeks Tunggal yaitu 0,0891% dan,985%. Jika dilihat berdasarkan nilai CV-nya maka dilihat bahwa portofolio DAPENBI (real) memiliki nilai CV lebih besar yaitu 1,463 jika dibandingkan dengan nilai portofolio DAPENBI metode Indeks Tunggal memiliki nilai CV yaitu 1,4014. Nilai CV adalah nilai yang mewakili besarnya tingkat risiko terhadap tingkat return. Semakin kecil nilai CV maka risiko yang akan semakin kecil pula, maka dapat disimpulkan portofolio DAPENBI metode Indeks Tunggal memiliki kinerja yang lebih baik daripada portofolio DAPENBI (real). Perbandingan portofolio real DAPENBI 01 dengan portofolio metode Markowitz Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa tidak semua saham dipakai dalam pembentukan portofolio optimal menurut metode Markowtiz. Hanya terdapat 15 saham yang memiliki prosentase > 0. Saham yang memiliki prosentase terbesar adalah saham AALI yaitu 8,61% sedangkan saham

FINESTA Vol., No. 1, (014) 14-19 19 Tabel 5 Portofolio real DAPENBI 01 dengan portofolio metode Markowitz Portofolio DAPENBI (real) Portofolio DAPENBI (Markowitz) Rp 0,0313 Rp 0,0313 Var p 0,004518 Var p 0,0019 Stdev p 0,067161 Stdev p 0,047108 CV,906015 CV,036661 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa dengan nilai return portofolio yang sama yaitu,313% metode Markowitz memiliki tingkat risiko yang lebih kecil, tercermin dari nilai varian dan standar deviasi yaitu 0,19% dan 4,711% jika dibandingkan dengan portofolio real DAPENBI yang memiliki tingkat risiko yang tercermin pada nilai varian dan standar deviasi yaitu 0,4518% dan 6,71%, maka dapat disimpulkan portofolio real DAPENBI belum optimal jika dibandingkan dengan portofolio DAPENBI metode Markowitz. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembentukan portofolio optimal model Indeks Tunggal dan model Markowitz berdasarkan portofolio saham DAPENBI tahun 01 maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Portofolio optimal berdasarkan metode Indeks Tunggal Pada portofolio optimal metode Indeks Tunggal hanya terdapat 35 saham yang dapat dibentuk menjadi portofolio optimal dari 40 sampel yang digunakan. Portofolio optimal berdasarkan metode Markowitz Pada portofolio optimal metode Markowitz hanya terdapat 9 saham yang dapat dibentuk menjadi portofolio optimal dari 40 sampel yang digunakan. Perbandingan portofolio optimal metode Indeks Tunggal dengan portofolio optimal model Markowitz Dapat disimpulkan pembentukan portofolio DAPENBI dengan metode Indeks Tunggal memiliki hasil yang lebih baik jika dibandingkan portofolio DAPENBI metode Markowitz. Perbandingan portofolio optimal berdasarkan portofolio real DAPENBI tahun 01 dengan portofolio metode Indeks Tunggal Dapat disimpulkan pembentukan portofolio real DAPENBI belum optimal jika dibandingkan dengan portofolio model Indeks Tunggal. Perbandingan portofolio optimal berdasarkan portofolio real DAPENBI tahun 01 dengan portofolio model Markowtiz Dapat disimpulkan pembentukan portofolio real DAPENBI belum optimal jika dibandingkan dengan portofolio model Markowitz. Arifin, Zainul. 009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Tangerang : Azkia Publisher. Canto, Victor. (005). Understanding Asset Allocation. Indianapolis : Prentice Hall Darst, David M. (007). Mastering the Art of Asset Allocation. McGraw Hill Professional. Husnan, Suad. (1996). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi kedua. Yogyakarta : UPP AMP YPKN Investasi Tahunan Pada Saham LQ 45 : Studi Pada PT. Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol.1, No.1. Kuncoro, Mudrajad. 004. Otonomi Dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta: Erlangga. Republik Indonesia. (199). Undang Undang No 11 tahun 199 tentang Dana Pensiun. Republik Indonesia. (1995). Undang Undang No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Republik Indonesia. (011). Pasal 1 Angka 6 UU Nomor 4 Tahun 01 Tentang Perubahan Samsul. (006). Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga Sugiyono, (008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Tandelilin, Eduardus. (010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta : KANISIUS DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. (003). Analisis Investasi. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat