BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS WAKTU PERGANTIAN ALAT BERAT JENIS WHEEL LOADER DENGAN METODE LEAST COST

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI USAHA PERSEWAAN CRAWLER TRACTOR DI KOTA Y. Pingkan Ane Kristy Pratasis ABSTRAK

PRODUKSI ALAT BERAT Rumus umum produksi alat :

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VII BIAYA ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng.

KEUNTUNGAN = BIAYA YANG DIKELUARKAN PENDAPATAN YANG DITERIMA ANALISIS BIAYA DARI PROSES PRODUKSI

STUDI ANALISIS INVESTASI ALAT BERAT

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI ALAT BERAT STONE CRUSHER DI KELURAHAN KUMERSOT KOTA BITUNG

III. METODOLOGI PENELITIAN

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

ANALISIS EKONOMIS SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGANTIAN EXCAVATOR

TINJAUAN KELAYAKAN INVESTASI ALAT BERAT JENIS EXCAVATOR BERDASARKAN PERKIRAAN LAMANYA WAKTU SEWA PERTAHUN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BIAYA PENYUSUTAN. Biaya penyusutan: penurunan nilai modal suatu alat / mesin akibat perubahan umurnya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab. 5. PENYUSUTAN Tujuan penyusutan dan jenis-jenisnya Tujuan memperhitungkan penyusutan : Jenis-jenis penyusutan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

D O K U M E N P E N G A D A A N

PEMBUATAN PROGRAM ANALISA BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELI-SEWA BACKHOE

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 ( ) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

Penyusutan. r = PENYUSUTAN 1. 1 PENDAHULUAN 1. 2 METODE RATA-RATA Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

Penerapan Biaya Diferensial Dalam Rencana Membeli Atau Menyewa Alat Bulldozer Pada CV. Niagara Di Bekasi

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

PERBANDINGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN JENIS MINIBUS BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN SOLAR

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

PENDAPATAN KENA PAJAK = PENDAPATAN KOTOR BIAYA2 YANG DAPAT DIKURANGKAN

ANALISA EKONOMI 12/11/2014 Nur Istianah-PUP-Analisa Ekonomi 1

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

Time Value of Money. rosyzandra/skb/unira

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dijadikan penyelamatan untuk kelancaran usaha bank.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI READY MIX CONCRETE DI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN DAN ANALISA SWOT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

Akuntansi Neraca. Entries)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

dimana : D = Dana depresiasi untuk setiap tahun (Rp). P = Harga awal mesin (Rp). L = Harga akhir mesin (Rp). n = Umur pakai mesin (tahun).

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

BAB II LANDASAN TEORITIS

MATEMATIKA UANG. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

Tidak ada yang tidak ingin mendapat balasan/hadiah/reward???

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri konstruksi merupakan industri yang paling diwarnai

BAB III NILAI WAKTU UANG

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada hari senin tanggal 10 November

VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA MANUFAKTUR

Bab 5 Penganggaran Modal

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

Studi Kelayakan Bisnis. Pengaruh Waktu Terhadap Nilai Uang (Time Value of Money)

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Hikmah Agustin, S.P.,MM

Account Payable 2,200,000. Sales 4,000,000 Cost Of Goods Sold 2,678,500 Merchandise Inventory 2,678,500. Account Payable 5,467,500

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

EKONOMI TEKNIK, oleh Hasan Basri Siregar Hak Cipta 2015 pada penulis

Modal merupakan barang ekonomi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa Modal pada usahatani mencakup semua barang-barang yang dapat

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan!

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

BAB II LANDASAN TEORI

Bekerja dengan Fungsi Finansial

STRUKTUR DATA VIMK11 TRIWULAN I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nugraha dkk, 1995 dalam tugas akhir Perbandingan Biaya dan

Transkripsi:

BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT Di dalam suatu proyek konstruksi alat-alat berat yang digunakan dapat berasal dari bermacammacam sumber, antara alain alat berat yang dibeli oleh kontraktor, alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor, dan alat berat yang disewa oleh kontraktor. a. Alat berat yang dibeli oleh kontraktor Kontraktor dapat saja membeli alat berat. Keuntungan dari pebelian ini adalah biaya pemakaian per jam yang sangat kecil jika alat tersebut digunakan secara optimal. Dilihat dari segi keuntungan perusahaan, kepemilikan alat berat merupakan suatu faktor yang penting karena kadang-kadang pemilik proyek melihat kemampuan suatu kontraktor berdasarkan alat yang dimilikinya. b. Alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor Alat dapat disewa dari perusahaan penyewaan alat berat. Sewa-beli alat umumnya dilakukan jika pemakaian alat berat tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Sewa-beli maksudnya adalah karena jangka waktu penyewaan yang lama maka pada akhir jasa penyewaan alat tersebut dapat dibeli oleh pihak penyewa. Biaya pemakaian umumnya lebih tinggi daripada memiliki alat tersebut, namun terhindar dari resiko biaya kepemilikan alat berat. c. Alat berat yang disewa oleh kontraktor Perbedaan dari alat berat yang disewa dengan disewa-beli adalah dari lamanya penyewaan. Alat berat yang disewa umumnya dalam jangka waktu yang tidak lama. Biaya pemakaian alat berat sewa adalah yang tertinggi, akan tetapi tidak akan berlangsung lama karena penyewaan dilakukan pada waktu yang singkat. A. Biaya Kepemilikan Alat Berat Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari beberapa faktor. 1) Biaya dalam jumlah besar yang dikeluarkan karena membeli alat tersebut. Jika pemilik meminjam uang dari bank untuk membeli alat tersebut maka akan ada biaya terhadap bunga pinjaman. 2) Depresiasi alat, sejalan dengan bertambanya umum alat maka ada penurunan nilai alat. 3) Pajak 4) Biaya yang dikeluarkan pemilik untuk membayar asuransi alat 5) Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan tempat penyimpanan alat berat Depresiasi adalah penurunan nilai alat yang dikarenakan adanya kerusakan, pengurangan, dan harga pasaran alat. Perhitungan depresiasi diperlukan untuk mengetahui nilai alat setelah pemakaian alat tersebut selama suatu masa tertentu. Selain itu bagi pemilik alat, dengan mengitung depresiasi alat

tersebut maka pemilik dapat memperitungkan modal yang akan dikeluarkan di masa alat suda tidak dapat digunakan dan alat baru arus dibeli. Dalam pelaksanaannya depresiasi juga dipakai untuk mengitung biaya perawatan alat berat. Ada beberapa cara yang dipakai untuk menghitung depresiasi alat berat. cara tersebut adala sebagai berikut: 1. Metode Garis Lurus (Straigt Line Method) Metode ini merupakan metode termudah dalam perhitungan depresiasi. Hampir semua perhitungan depresiasi menggunakan metode ini. Untuk menghitung depresiasi per taun digunakan rumus berikut: D k merupakan depresiasi per tahun yang tergantung pada arga alat pada saat pembelian (P, present value), nilai sisa alat (F, future value). Nilai D k pada metode ini selalu konstan. Nilai buku (B, book value) dari alat dihitung dengan rumus: B k = B k-1 - D k Contoh 1: Suatu alat berat dibeli dengan harga 500 juta rupiah dengan perkiraan nilai sisa 75 juta rupiah. Alat tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Hitunglah nilai alat tersebut pada kisaran umur ekonomis alat berat tersebut! Pembahasan: Depresiasi per tahun Nilai buku pada akhir tahun ke-k adalah: K B k-1 (Rp) D k (Rp) B k(rp) 0 0 0 500.000.000 1 500.000.000 85.000.000 415.000.000 2 415.000.000 85.000.000 330.000.000 3 330.000.000 85.000.000 245.000.000 4 245.000.000 85.000.000 160.000.000 5 160.000.000 85.000.000 75.000.000 2. Metode Penjumlaan Taun (Sum of the Years Method)

Metode ini merupakan metode percepatan sehingga nila depresiasinya akan lebih besar daripada depresiasi yang dihitung dengan metode garis lurus. Pertama kali yang harus dihitung adalah nilai SOY (Sum of Years) dengan menggunakan rumus: Contoh 2: Soal pada contoh 1, hitunglah depresiasi dengan metode penjumlahan tahun! Pembahasan:

- B k=2 = B k=1 - D k=2 - Dst.. = 358.333.333-113.333.333 = Rp245.000.000 Nilai buku pada akhir tahun ke-k adalah: K D k (Rp) B k(rp) 0 0 500.000.000 1 141.666.667 358.333.333 2 113.333.333 245.000.000 3 85.000.000 160.000.000 4 56.666.667 103.333.333 5 28.333.333 75.000.000 3. Metode Penurunan Seimbang (Declining Balance Method) Metode ini menghitung depresiasi per tahun dengan mengalikan nilai buku pada akhir tahun dengan suatu factor. Nilai depresiasi dengan cara ini lebih besar Daripada dengan dua metode sebelumnya. Factor percepatan (R) tersebut berkisar abtara 1,25 per umur alat sampai 2,00 per umur alat. Metode ini disebut sebagai metode penurunan seimbang ganda (double declining-balance method). - Depresiasi tahunan dengan metode ini dihitung dengan rumus: D k = R(1-R) k-1 x P - Pada awal umur alat, nilai buku dengan metode ini berkurang dengan cepat. Nilai buku akhit tahun ke-k dihitung dengan rumus: B k = (1-R) k x P

Pada perhitungan depresiasi dengan metode ini tidak memperhitungkan nilai sisa alat.akan tetapi pada akhir perhitungan nilai buku tidak boleh kurang dari perkiraan nilai sisa alat. Contoh 3: Soal pada contoh 1, hitunglah depresiasi dengan metode penurunan seimbang ganda! Pembahasan: Factor percepatan ditetapkan antara 1,25 sampai dengan 2,00, apabila ditetapkan 2,00 diperoleh D k = R(1-R) k-1 x P D k=1 = 0,4(1-0,4) k=1-1 x 500.000.000 = Rp200.000.000 D k=2 = 0,4(1-0,4) k=2-1 x 500.000.000 Dst = Rp120.000.000 B k = (1-R) k x P B k=1 = (1-0,4) 1 x 500.000.000 = Rp300.000.000 B k=2 = (1-0,4) 2 x 500.000.000 = Rp180.000.000 Dst.. Secara sederhana, untuk menentukan nilai buku ke-k tahun, dapat dilakukan dengan rumus: B k = B k-1 - D k >> B k=0 = harga awal pembelian (P) - B k=1 = B k=0 - D k=1 = 500.000.000-200.000.000 = Rp300.000.000 - B k=2 = B k=1 - D k=2 = 300.000.000-120.000.000 = Rp180.000.000 - Dst.. Nilai buku pada akhir tahun ke-k adalah: K D k (Rp) B k(rp) 0 0 500.000.000 1 200.000.000 300.000.000 2 120.000.000 180.000.000 3 72.000.000 108.000.000 4 33.000.000 75.000.000 5 0 75.000.000 Keterangan:

- Pada tahun keempat dengan menggunakan metode penurunan seimbang didapat nilai buku yang kurang dari perkiraan nilai sisa, pada tahun tersebut sebenarnya diperoleh D k = Rp43.200.000 sehingga nilai buku menjadi kurang dari Rp75.000.000. Dengan demikian depresiasi yang diperbolehkan adalah Rp33.000.000 agar diperoleh nilai buku = nilai sisa. - Pada tahun kelima, untuk menjaga nilai buku tetao seperti perkiraan nilai sisa maka depresiasinya adalah 0. Dari penggunaan ketiga metode di atas untuk perhitungan depresiasi, diperoleh perbandingan sebagai berikut: Umur alat (n) Nilai Buku (Rp) Metode Garis lurus Penjumlahan Tahun Penurunan Seimbang 0 500.000.000 500.000.000 500.000.000 1 415.000.000 358.333.333 300.000.000 2 330.000.000 245.000.000 180.000.000 3 245.000.000 160.000.000 108.000.000 4 160.000.000 103.333.333 75.000.000 5 75.000.000 75.000.000 75.000.000 Metode Perhitungan Biaya Kepemilikan Perhitungan biaya kepemilikan per tahun dilakukan dengan dua cara yaitu dengan memperhitungkan bunga dan tanpa memperhitungkan bunga. Biaya kepemilikan per tahun ditentukan dengan rumus: a. Dengan memperhitungkan bunga Tidak memperhitungkan nilai sisa - Nilai suku bunga ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga) A = P (A/P,i,n) >> i = persen bunga, n = umur alat. - Nilai suku bunga tidak ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga)

Dengan memperhitungkan nilai sisa - Nilai suku bunga ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga) A = P (A/P,i,n) F (A/F,i,n) >> i = persen bunga, n = umur alat. - Nilai suku bunga tidak ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga) b. Tanpa memperhitungkan bunga Perhitungan biaya kepemilikan rata-rata tanpa memperhitungkan bunga ditentukan dengan rumus: Biaya kepemilikan per tahun dihitung dengan membagi nilai A rata-rata dengan umur ekonomis alat. B. Biaya Pengoperasian Alat Berat Biaya pengoperasian alat akan timbul setiap saat alat berat dipakai. Biaya pengoperasian alat berat meliputi biaya bahan bakar, gemuk, pelumas, perawatan dan perbaikan, serta alat penggerak atau roda. Operator yang menggerakkan alat juga termasuk dalam biaya pengoperasian alat. a. Bahan Bakar Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar berbeda-beda. Rata-rata alat berat yang menggunakan bahan bakar bensin 0,06 gallon per hourse-power (hp) per jam, sedangkan alat berat yang menggunakan bahan bakar solar mengkonsumsi bahan bakar 0,04 gallon per hoursepower (hp) per jam.. nilai yang didapat kemudian dikalikan dengan factor pengoperasian. b. Pelumas Perhitungan penggunaan pelumas per jam biasanya berdasarkan waktu operasi dan lamanya penggantian pelumas. Perkiraannya dihitung dengan rumus:

c. c. Roda Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban dengan alat berat beroda crawler berbeda. Umumnya crawler mempunyai depresiasi sama dengan depresiasi alat sedangkan ban mempunyai depresiasi lebih pendek daripada umur alat. Contoh 4: Hitunglah biaya per jam alat berat beroda ban dengan ketentuan seperti di bawah ini: - Mesin diesel 160 hp - Kapasitas crankcase 6 gal - Pelumas diganti setiap 100 jam - Factor pengoperasian 0,6 - Harga alat 400.000.000 rupiah tanpa nilai alat sisa - Pemakaian gemuk per jam 0,25 kg - Umur ekonomis alat 5 tahun (1 tahun dipakai 1400 jam) - Bunga pinjaman, pajak, asuransi 20% - BBM menggunakan solar @ Rp4500/ liter - Harga pelumas @Rp120.000/ liter - Harga gemuk Rp5.000/ kg - Biaya operator = Rp12.500/ jam - Harga ban Rp25.000.000 dengan masa pakai 5000 jam dan perbaikan ban 15% dari depresiasi ban. Pembahasan: 1) Biaya kepemilikan per jam: - Perhitungan dengan menggunakan table suku bunga A = P (A/P,i,n) Dengan menggunakan table suku bunga, diperoleh nilai (A/P,i =20, n=5) diperoleh = 0,334380, sehingga: A = 400.000.000 x 0,334380 = Rp133.752.000/ tahun = 133.752.000/ 1400 = Rp95.538/ jam

- - Biaya perawatan alat berat per jam Perawatan dan pemeliharaan diasumsikan 100% dari depresiasi (metode garis lurus) = 400.000.000 / 5 = Rp80.000.000/ tahun = Rp80.000.000/ 1400 = Rp57.143 - Biaya perawatan ban per jam Biaya perawatan dan pemeliharaan ban diasumsikan 15% dari depresiasi ban (metode garis lurus) = 25.000.000 : 5000 x 0,15 = Rp750/ jam Secara keseluruhan biaya alat berat per jam adalah sebagai berikut: No Uraian Rp/ jam 1 Biaya kepemilikan alat berat Biaya kepemilikan ban 95.538 3.202 2 Biaya pengoperasian Pemeliharaan dan perawatan BBM (3,9 gallon) = 3,9 x 3,78541 x Rp4500 Pelumas (0,138 gallon) = 0,138 x 3,78541 x Rp80.000 Gemuk 0,25 kg @ Rp5000 Pemeliharaan dan perawatan ban 57.143 66.434 41.791 1.250 750 Biaya Total Alat Berat 226.108