BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto jenis penelitian ada 3, diantaranya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas menurut Kemmis (1983, dalam Rochiati Wiraatmadja, 2009 :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan terdiri dari dua siklus. Dalam Arikunto, Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Kata Kunci: Numbered Heads Together (NHT), media mading, motivasi belajar, hasil belajar siswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif ini dilaksanakan di SDN Tanjungrejo yang terletak di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. SDN Tanjungrejo terletak ± 3 km dari pusat kecamatan. Letak sekolah juga juga cukup strategis yaitu di daerah pemukiman penduduk, sehingga siswa tidak terlalu jauh untuk menuju ke sekolah. Jumlah siswa di SDN Tanjungrejo juga cukup banyak mencapai 116 anak. SDN Tanjungrejo memiliki enam ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu ruang perpustakaan, dua kamar mandi guru, empat kamar mandi siswa, satu Mushola, dan satu ruang dapur. Dalam proses pembelajaran SDN Tanjungrejo memiliki satu orang Kepala Sekolah, enam orang guru kelas, satu orang guru olahraga, dan satu orang guru Pendidikan Agama Islam. Peneliti memilih lokasi penelitian di SDN Tanjungrejo karena beberapa alasan diantaranya pihak sekolah sangat terbuka dan mudah dalam komunikasi serta memberikan kesempatan bagi peneliti dalam pengembangan potensi diri di sekolah tersebut serta lokasi penelitian yang mudah dijangkau. Beberapa alasan tersebut menjadi modal dalam penelitian ini, karena penelitian ini melibatkan penelitian kolaboratif antara peneliti dan guru kelas. Sehingga perlu adanya kerjasama yang baik antara guru kelas dengan peneliti agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang akan dilakukan mulai bulan November 2015 sampai dengan April 2016 selama kurang lebih 6 bulan. Peneliti melaksanakan penelitian 50

51 selama 3 siklus, tiap siklusnya terdiri dari 2 pertemuan. Berikut adalah jadwal yang telah dilaksanakan peneliti: a. Persiapan Penelitian 1) Izin Penelitian : 7 November 2015 2) Observasi : 11 November 2015 3) Penyusunan Proposal : 12 November 2015-25 Januari 2016 4) Seminar Proposal : 26 Januari 2016 5) Revisi Proposal : 26 Januari 2016 2 Februari 2016 b. Pelaksanaan Tindakan 1) Siklus I a) Pertemuan Ke-1 (1) Perencanaan : 4 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 10 Februari 2016 (3) Pengamatan : 10 Februari 2016 (4) Refleksi : 11 Februari 2016 b) Pertemuan Ke-2 (1) Perencanaan : 12 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 15 Februari 2016 (3) Pengamatan : 15 Februari 2016 (4) Refleksi : 16 Februari 2016 2) Siklus II a) Pertemuan Ke-1 (1) Perencanaan : 18 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 24 Februari 2016 (3) Pengamatan : 24 Februari 2016 (4) Refleksi : 25 Februari 2016 b) Pertemuan Ke-2 (1) Perencanaan : 19 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 27 Februari 2016 (3) Pengamatan : 27 Februari 2016 (4) Refleksi : 28 Februari 2016

52 3) Siklus III a) Pertemuan Ke-1 (1) Perencanaan : 28 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 2 Maret 2016 (3) Pengamatan : 2 Maret 2016 (4) Refleksi : 3 Maret 2016 b) Pertemuan Ke-2 (1) Perencanaan : 29 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 5 Maret 2016 (3) Pengamatan : 5 Maret 2016 (4) Refleksi : 6 Maret 2016 c. Analisis Data dan Pelaporan 1) Analisis Data : 11 Februari 2016 8 Maret 2016 2) Menyusun Laporan : 12 Februari 2016 9 April 2016 Skripsi 3) Ujian dan revisi : 15 April 2016 20 April 2016 4) Penggandaan dan : Minggu ke-4 bulan April 2016 Pengumpulan Laporan B. Pendekatan Penelitian Arikunto (2013: 130) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Selanjutnya, menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 41) menyatakan bahwa PTK merupakan wujud pengembangan kurikulum atau perangkat lunak pembelajaran yang dirancang untuk mengatasi kelemahan pembelajaran yang selama ini telah dilaksanakan agar pembelajaran dapat berlangsung secara eksplisit dan sistematis. Penelitian tindakan yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaboratif dengan guru sebagai pelaksana tindakan dan mahasiswa sebagai peneliti/perancang pembelajaran.

53 C. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SDN Tanjungrejo yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Sebagian dari siswa kelas V berdomisili di desa Tanjungrejo yang terletak di sekitar sekolah. Secara umum anak kelas V SDN Tanjungrejo adalah anak yang aktif dan senang bermain dengan teman-temanya. Anak-anak kelas V SDN Tanjungrejo berasal dari ekonomi keluarga yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani, pedangang dan buruh. Oleh karena itu kemampuan anak dalam pembelajaran tentunya berbeda pula karena perhatian dan orang tua dalam memberikan bimbngan kepada anak berbeda pula. D. Data dan Sumber Data 1. Data Herrhyanto dan Hamid (2008: 1.3) menjalaskan bahwa data dapat diartikan sebagai keterangan yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan menurut SK Menteri P dan K (Arikunto, 2010: 161) menjelaskan, data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan data kualitatif yang berupa lembar observasi, pedoman wawancara,dan dokumen beserta data kuantitatif berupa nilai proses dan hasil belajar IPS. 2. Sumber Data Menurut Arikunto (2010: 172) sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh. Menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 125) ada dua sumber data yang biasa dipakai dalam PTK yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Berdasarkan pendapat ahli tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan sumber data sebagai berikut : a. Sumber Data Primer 1) Siswa Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas V SDN Tanjungrejo Tahun Ajaran 2015/2016. Data ini tentang seluruh kegiatan proses

54 pembelajaran yaitu tentang penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. 2) Guru Kelas V Guru kelas V SDN Tanjungrejo merupakan orang yang sering berinteraksi dan mengajar siswa. Data yang didapat dari guru kelas V berupa catatan-catatan tingkah laku siswa dalam kegiatan kelas sehari-hari dan untuk mengetahui keadaan siswa dan kondisi pembelajaran yang dilakukan sebelum adanya tindakan penelitian yang dilakukan. Untuk itu peneliti akan mengadakan wawancara kepada guru kelas selama kegiatan penelitian ini berlangsung dan juga meminta beliau untuk berkolaborasi dengan peneliti, karena penelitian ini adalah penelitian kolaborasi. b. Sumber Data Sekunder 1) Dokumen Keberadaan dokumen sangat diperlukan dalam rangka mengetahui riwayat hidup siswa, dokumen yang diperlukan adalah buku daftar siswa kelas V, buku daftar nilai IPS semester satu pada siswa kelas V SDN Tanjungrejo. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2012: 308) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Teknik Tes Menurut Arikunto (2010: 193) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu

55 atau kelompok. Dalam penelitian ini teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS pada siswa kelas V, teknik tes bertujuan untuk mengukur pemahaman materi IPS materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan pada siswa kelas V SDN Tanjungrejo tahun ajaran 2015/2016. b. Teknik Nontes 1) Observasi Menurut Sugiyono (2012: 203) dalam observasi yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan. Sedangakan Burns (1980) menyatakan, observasi merupakan bagian yang penting dalam pnelitian tindakan, dengan observasi peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi di dalam kelas (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). Observer akan menggunakan observasi untuk mengamati dari awal sampai akhir penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis dalam peningkatan pembelajaran IPS. 2) Wawancara Menurut Sugiyono wawancara digunakan sebagai pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (2012: 194). Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Peneliti menyiapkan daftar pertanyaan sebelum tindakan dan sebelum pembelajaran. Pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara tidak terstruktur adalah mengenai bagaimana penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis dalam peningkatan pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN Tanjungrejo.

56 3) Dokumentasi Arikunto (2013: 201) menjelaskan bahwa Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dokumen yang ada meliputi buku daftar siswa kelas V, daftar nilai IPS semester satu pada siswa kelas V SDN Tanjungrejo sebagai acuan nilai prakondisi. 2. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berguna untuk mengukur sejauh mana penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis dalam peningkatan pembelajaran IPS. a. Instrumen Tes Arikunto (2010: 193) menjelaskan bahwa tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,, pengetahuan dan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu dan kelompok. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS. Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes ini adalah berupa soal-soal tes yang berkaitan dengan IPS pada materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. b. Instrumen Nontes 1) Lembar Observasi Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer dan berisi aspek-aspek yang diamati dalam pelaksanaan pembelajaran saat penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis pada siklus I, siklus II maupun siklus III.

57 2) Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada responden yaitu siswa utuk mengetahui respon mereka setelah guru menerapkan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis dalam pembelajaran IPS. Adanya wawancara terhadap peneliti untuk mengetahui kelemahan ataupun kekurangan agar dapat memperbaiki pada proses pembelajaran berikutnya. 3. Penyusunan Instrumen Pada penelitian tindakan kelas ini, untuk mengetahui adanya peningkatan pembelajaran IPS melalui penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis pada siswa kelas V SDN Tanjungrejo, maka peneliti menyusun beberapa instrumen untuk mendukung penelitian yang dilakukan yaitu: a. Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Media Grafis 1) Definisi Konsep Penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis yaitu mempraktikkan model dengan pembagian siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok diberikan nomor kepala. Selanjutnya, dengan media grafis yang berisi fakta-fakta dan gagasan-gagasan yang menyangkut indra penglihatan dituangkan ke dalam simbol visual serta perpaduan pengungkapan kata-kata dan gambar untuk mempermudah pemahaman materi dari guru. Langkah-langkah penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis pada pembelajaran IPS diantaranya: (1) pembagian kelompok dan penomoran, guru membagi siswa dalam kelompok kecil dan memberikan nomor; (2) penyampaian materi menggunakan media grafis; (3) guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok

58 dengna media grafis; (4) setiap kelompok mendiskusikan jawaban tugas yang telah diberikan; (5) pemanggilan nomor siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok; (6) kesimpulan menggunakan media grafis. 2) Definisi Operasional Data tentang penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik diantaranya observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sementara alat pengumpulan data melalui observasi yaitu menggunakan lembar observasi, pada wawancara menggunakan pedoman wawancara. a) Lembar Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati apakah langkahlangkah model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis sudah sesuai dengan rencana, observasi menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer. Pengamatan ini dilakukan terhadap guru dan siswa. Aspek-aspek yang diamati antara lain: (1) Langkah-langakh penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis (Observasi terhadap kegiatan guru) (2) Langkah-langakh penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis (Observasi terhadap kegiatan siswa). b) Wawancara Wawancara dilakukan terhadap responden untuk mengetahui informasi guna memperjelas suatu permasalahan. Dalam wawancara digunakan alat yaitu pedoman wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui respon observer dan siswa dalam penerapan model kooperatif tipe

59 Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. Pertanyaan akan diajukan kepada observer dan siswa. (1) Wawancara terhadap observer mencakup hal sebagai berikut: (a) Proses pembelajaran IPS menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. (b) Kekurangan pada pembelajaran IPS menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. (c) Saran observer terhadap penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. (2) Wawancara terhadap siswa mencakup hal sebagai berikut: (a) Kesan terhadap penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. (b) Pembelajaran yang mudah dan menyenangkan bagi siswa selama pembelajaran melalui penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. (c) Kesulitan yang dialami selama penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. 3) Kisi-kisi a) Kisi-kisi Lembar Observasi Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

60 Tabel 3.1 Kisi Obervasi Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Media Grafis terhadap Guru No Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe NHT dengan Media Grafis 1 Pembagian kelompok dan penomoran Aspek yang diamati a. Pembagian kelompok siswa b. Pembagian nomor kepala c. Pemberian arahan Nomor Butir 1 2 3 Jumlah Butir 3 2 Penyampaian materi menggunakan media grafis 3 Pemberian tugas kepada masingmasing kelompok a. Penampilan media grafis b. Penjelasan materi tentang perjuangan memperiapkan kemerdekaan dengan media grafis c. Bertanya jawab tentang materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan a. Pembagian LKS b. Pemberian arahan/petunjuk dalam pengerjaan 4 Diskusi Kelompok a. Pemberian arahan b. Pengawasan diskusi 5 pemanggilan nomor a. Pemanggilan nomor siswa untuk b. Pembahasan hasil mempresentasikan diskusi hasil diskusi kelompok 6 kesimpulan a. Menyimpulkan hasil menggunakan media diskusi grafis b. Membimbing dalam 4 5 6 7 8 9 10 11 12 mencatat JUMLAH 14 (Lembar observasi guru terdapat pada lampiran 4 halaman 199) 13 14 3 2 2 2 2

61 No Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Media Grafis terhadap Siswa Langkah-langkah model kooperatif tipe NHT dengan media grafis 1 Pembagian kelompok dan penomoran 2 Penyampaian materi menggunakan media grafis 3 Pemberian tugas kepada masing-masing kelompok Aspek yang diamati a. Siswa berkelompok b. Mendapatkan nomor kepala c. Pemakaian nomor kepala a. Siswa memperhatikan media grafis b. Memperhatikan penyampaian materi tentang perjuangan mempersiapkan kemerdekaan c. Bertanya jawab dengan guru tentang materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan. a. Mendapatkan LKS b. Memperhatikan arahan/petunjuk pengerjaan 4 Diskusi Kelompok a. Memperhatikan arahan guru b. Diskusi dengan kelompok Nomor Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Butir 5 pemanggilan nomor a. Pemanggilan nomor 11 2 siswa untuk kepala secara acak mempresentasikan hasil diskusi kelompok b. Pembahasan hasil diskusi 12 6 kesimpulan a. Menimpulkan dengan 13 2 menggunakan media media grafis grafis b. Mencatat kesimpulan 14 JUMLAH 14 (Lembar observasi siswa terdapat pada lampiran 5 halaman 205) 3 3 1 2

62 b) Kisi-kisi Pedoman Wawancara Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar 2.2.Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. (1) Kisi-Kisi Pedoman Wawancara terhadap Observer Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara terhadap Observer dalam Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Media Grafis No Indikator Aspek wawancara Nomor Butir 1 1 Proses pembelajaran menggunakan a. Keefektifan Penerapan model dan media b. Pelaksanaan Model dan media dalam pembelajaran Jumlah Butir model kooperatif tipe Numbered 2 Heads Together (NHT) dengan media grafis 2 Kekurangan pada a. Kekurangan 3 2 penerapan model saat penerapan kooperatif tipe model dan Numbered Heads media Together (NHT) b. Kekurangan 4 dengan media saat grafis dalam pembelajaran pembelajaran. 3 Saran terhadap a. Perbaikan yang 5 1 penerapan model perlu dilakukan kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis dalam pembelajaran. JUMLAH 5 (Pedoman wawancara observer terdapat pada lampiran 6 halaman 211 ) 2

63 (2) Kisi-Kisi Pedoman Wawancara terhadap Siswa Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara terhadap Siswa dalam Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Media Grafis No Indikator Aspek wawancara Nomor Butir 1 1 Kesan terhadap penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. 2 Pembelajaran yang mudah dan menyenangkan bagi siswa selama pembelajaran melalui penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. 3 Kesulitan yang diamalami selama penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. a. Perasaan saat penerapan model dan media b. Kesan saat pembelajaran a. Hal yang disukai saat pembelajaran a. Kesulitan saat penerapan model dan media b. Lebih suka saat menggunakan model dan media atau pembelajaran sebelumnya 2 Jumlah Butir 2 3 1 JUMLAH 5 (Pedoman wawancara siswa terdapat pada lampiran 7 halaman 213) 4 5 2 b. Instrumen Peningkatan Pembelajaran IPS 1) Definisi Konsep Peningkatan pembelajaran IPS adalah proses meningkatnya interaksi antara pendidik, sumber belajar dan peserta didik dengan tujuan untuk mendukung terjadinya proses belajar IPS yang mempelajari perpaduan atau integrasi berbagai cabang ilmu sosial pada Siswa Kelas V sehingga siswa menunjukkan proses dan hasil belajar yang meningkat sesuai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

64 Penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis diharapkan mampu meningkatkan pembelajaran IPS karena siswa dapat terlibat aktif, dan pada hasil pembelajaran siswa memperoleh hasil yang baik serta pembelajaran berlangsung dengan lebih inovatif yang menumbuhkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa lebih mudah dalam menguasai materi yang diajarkan. 2) Definisi Operasional Definisi operasional berupa skor-skor yang diperoleh dari proses dan hasil belajar pada pembelajaran IPS siswa kelas V. Peningkatan dalam pembelajaran IPS tentang materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan dapat dilihat pada proses dan hasil belajar IPS yang telah dipelajari, peningkatan pembelajaran IPS pada siswa kelas V dapat diukur dengan lembar observasi dan teknik tes. a) Lembar Observasi Observasi digunakan oleh guru untuk menilai proses belajar siswa dalam pembelajaran IPS, pada lembar observasi berisi tentang deskriptor yang digunakan guru dalam penilaian proses belajar siswa. Aspek-aspek yang diamati antara lain: (1) Kerjasama, dalam aspek kerjasama meliputi: (a) Siswa antusias dalam diskusi kelompok (b) Siswa saling membantu dalam diskusi kelompok (c) Siswa menerima perbedaan dalam kelompok (d) Siswa kompak dengan anggota kelompok (2) Tanggung jawab (a) Siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib (b) Siswa menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik (c) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh

65 (d) Siswa bertanggung jawab dengan pekerjaan yang dikerjakanya (3) Keberanian (a) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan jelas dan percaya diri (b) Siswa berani menjawab pertanyaan dari guru (c) Siswa berani menanyakan hal yang belum jelas (d) Siswa menanggapi pendapat kelompok lain b) Teknik tes Dalam teknik tes digunakan soal-soal dengan bentuk objektif dan essai yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan. 3) Kisi-kisi a) Kisi-kisi Lembar Observasi Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar 2.2.Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

66 Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Proses Belajar Siswa Aspek yang diamati Deskriptor Penilaian 1. Kerjasama a. Siswa antusias dalam diskusi kelompok b. Siswa saling membantu dalam diskusi kelompok c. Siswa menerima perbedaan dalam kelompok d. Siswa kompak dengan anggota kelompok 2. Tanggung Jawab a. Siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib b. Siswa menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik c. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan de ngan sungguhsungguh d. Siswa bertanggung jawab dengan pekerjaan yang dikerjakanya 3. Keberanian a. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan jelas dan percaya d iri b. Siswa berani menjawab pertanyaan dari guru c. Siswa berani menanyakan hal yang belum jelas d. Siswa menanggapi pendapat kelompok lain b) Kisi-kisi tes hasil belajar (1) Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus I Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar 2.2.Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

67 Indikator Kognitif 2.2.1.Menjelaskan sejarah terbentuknya BPUPKI 2.2.2. Menguraikan tujuan dibentuknya BPUPKI 2.2.3. Menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam BPUPKI 2.2.4. Menyebutkan sidang BPUPKI 2.2.5. Menyimpulkan sejarah terbentuknya BPUPKI Afektif 2.2.6. Menentukan Cara menghargai tokoh-tokoh BPUPKI Psikomotor 2.2.7. Mempresentasika n hasil diskusi kelompok Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS siklus I Pertemuan 1 Tujuan Pembelajaran Menjelaskan kepanjangan BPUPKI Menyebutkan tanggal pembentukan BPUPKI Menjelaskakan tujuan dibentuknya BPUPKI Menjelaskan tokoh penting dalam BPUPKI Menyimpulkan Sejarah terbentuknya BPUPKI Menamai gambar tokoh penting dalam BPUPKI berdasarkan gambar Menjelaskan sejarah terbentuknya BPUPKI Menjelaskan tokoh penting dalam BPUPKI Menjelaskan BPUPKI dalam bahasa Jepang Menentukan Cara menghargai tokoh-tokoh BPUPKI JUMLAH 10 Pertemuan 2 Indikator Tujuan Nomor Soal Kognitif 2.2.7 Menyebutkan pelaksanaan sidang BPUPKI 2.2.8 Menyebutkan panitia kerja BPUPKI 2.2.9 Menyebutkan anggota panitia Sembilan Menyebutkan pelaksanaan sidang pertama BPUPKI Memilih panitia kerja BPUPKI Memilih anggota panitia Sembilan berdasarkan gambar Nomor Jenjang Soal Kognitif 1 C2 PG Bentuk Soal 2 C1 PG 3 C2 PG 4 C2 PG 5 C6 PG 1 C1 Essai 2 C2 Essai 3 C2 Essai 4 C2 Essai 5 C3 Essai Jenjang Bentuk Kognitif Soal 1 C1 PG 2 3 C4 C4 PG PG Memilih anggota penitia 4 C4 PG

68 2.2.10 Menjelaskan tugas panitia Sembilan Afektif 2.2.11 Menilai peranan BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan Psikomotor 2.2.12 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok Sembilan berdasarkan gambar dengan tepat. Menjelaskan tugas panitia Sembilan Menyebutkan tanggal sidang kedua BPUPKI Memilih panitia kerja BPUPKI Menyebutkan anggota penitia sembilan Menyimpulkan peranan BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan Menilai peranan BPUPKI dalam mempersiapkan 5 C2 PG 1 C1 Essai 2 C4 Essai 3 C1 Essai 4 C6 Essai 5 C3 Essai kemerdekaan JUMLAH 10 (Instrumen tes hasil siklus 1 terlampir pada lampiran 10 halaman 224 & 234) (2) Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus II Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

69 Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II Pertemuan 1 Indikator Tujuan Nomor Soal Kognitif 2.2.13 Menyebutkan tokoh yang mengusulkan dasar negara 2.2.14 Menjelaskan rumusan dasar negara dari para tokoh 2.2.15 Mengemukakan isi Jakarta charter 2.2.16 Mengemukakan isi Jakarta Charter Afektif 2.2.17 Mendukung Perumusan dasar Negara Psikomotor 2.2.18 Menanggapi hasil diskusi kelompok Menyebutkan tanggal perumusan dasar negara dengan tepat Menyebutkan tokoh perumus dasar negara Mengurutkn isi rumusan dasar negara dari para tokoh Menyebutkan tanggal dibentuknya panitia Sembilan Menyusun isi Jakarta Charter berdasarkan tabel Menjelaskan isi rumusan dasar negara dari para tokoh Memilih tokoh perumus dasar negara berdasarkan gambar Menyimpulkan isi perumusan dasar negara menurut para tokoh Menguraikan isi Jakarta charter JUMLAH 10 Pertemuan 2 Indikator Tujuan Nomor Soal Kognitif 2.2.19 Mengingat kembali tanggal usulan dasar Negara oleh para tokoh 2.2.20 Menyimpulkan rumusan dasar negara yang telah disahkan Menyebutkan tanggal perumusan dasar negara oleh para tokoh Menjelaskan rumusan dasar negara yang telah disahkan Menilai pentingnya perumusan dasar negara Jenjang Bentuk Kognitif Soal 1 C1 PG 2 3 C1 C3 PG PG 4 C1 PG 5 C5 PG 1 C2 Essai 2 C4 Essai 3 C4 Essai 4 C6 Essai 5 C2 Essai Jenjang Bentuk Kognitif Soal 1 C1 PG 2 C2 PG 3 C3 PG

70 2.2.21 Menilai pentingnya perumusan dasar negara 2.2.22 Menguraikan perlunya perumusan dasar negara Afektif 2.2.23 Menunjukkan cara mengamalkan nilai-nilai dasar negara dalam kehidupan sehari-hari Psikomotor 2.2.24 Menanggapi hasil diskusi kelompok Menguraikan perlunya perumusan dasat negara Menjelaskan kegiatan di sekitar perumusan dasar negara Menyebutkan tanggal perumusan dasar negara oleh para tokoh 4 C2 PG 5 C2 PG 1 C1 Essai 2 C1 Essai 3 C6 Essai Menilai pentingnya perumusan dasar negara Menjelaskan kegiatan di 4 C1 Essai sekitar perumusan dasar negara Menunjukkan cara 5 C3 Essai mengamalkan nilai-nilai dasar negara dalam kehidupan sehari-hari JUMLAH 10 (Instrumen tes hasil belajar siklus II terlampir pada lampiran 20 halaman 266 dan 277) (3) Kisi-kisi tes hasil belajar siklus III Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar 2.2.Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

71 Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus III Pertemuan 1 Indikator Tujuan Nomor Soal Kognitif 2.2.22 Menguraikan sejarah terbentuknya PPKI 2.2.23 Menjelaskan tujuan dibentuknya PPKI 2.2.24 Menyebutkan tanggal sidang PPKI 2.2.25 Mengemukakan hasil sidang PPKI Afektif 2.2.26 Meniru semangat kebersamaan dan perjuangan dalam sidang PPKI Psikomotor 2.2.27 Menanggapi hasil diskusi kelompok Menyebutkan tanggal berdirinya PPKI Menjelaskan kepanjangan dari PPKI Menyebutkan Ketua PPKI Menjelaskan tujuan dibentuknya PPKI Memilih hasil sidang PPKI Menguraikan hasil sidang PPKI Menyebutkan tanggal pelaksanaan sidang PPKI Menjelaskan hasil sidang PPKI Menyebutkan wakil PPKI Menyimpulkan pelaksanaan sidang PPKI JUMLAH 10 Pertemuan 2 Indikator Tujuan Nomor Soal Kognitif 2.2.27 Menjelaskan tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan 2.2.28 Merangkum riwayat tokoh 2.2.33 persiapan kemerdekaan 2.2.29 Menyimpulkan peranan tokoh-tokoh kemerdekaan 2.2.30 Menunjukkan gambar tokoh persiapan kemerdekaan Menjelaskan tokohtokoh persiapan kemerdekaan Merangkum riwayat tokoh persiapan kemerdekaan Menyimpulkan peranan tokoh persiapan kemerdekaan. Memilih gambar tokoh persiapan kemerdekaan Menentukan cara menghormati perjuangan tokoh persiapan kemerdekaan dalam Jenjang Bentuk Kognitif Soal 1 C1 PG 2 C2 PG 3 C1 PG 4 C2 PG 5 C4 PG 1 C2 Essai 2 C1 Essai 3 C2 Essai 4 C1 Essai 5 C6 Essai Jenjang Bentuk Kognitif Soal 1 C2 PG 2 C2 PG 3 C4 PG 4 C4 PG 5 C3 PG

72 Afektif 2.2.31 Menjelaskan cara menghormati perjuangan para tokoh persiapan kemerdekaan Psikomotor 2.2.32 menanggapi hasil diskusi kelompok kehidupan sehari-hari Menjelaskan tokohtokoh persiapan kemerdekaan Merangkum riwayat tokoh persiapan kemerdekaan Menyimpulkan peranan tokoh persiapan kemerdekaan Menamai gambar tokoh persiapan kemerdekaan 1 C1 Essai 2 C6 Essai 3 C4 Essai 4 C4 Essai 5 C4 Essai JUMLAH 10 (Instrumen tes hasil belajar siklus III terlampir pada lampiran 30 halaman 307 dan 319) F. Teknik Uji Validitas Data Untuk mencapai penelitian yang valid maka diperlukan validitas data. Arikunto (2010: 211) menjelaskan, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Untuk memperoleh data yang valid, dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi data. Menurut Sugiyono (2012: 330) triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Data yang diperoleh merupakan penggabungan dari data yang diperoleh melalui beberapa sumber, misalnya guru, siswa dan pengamat, serta melalui beberapa teknik pengumpulan data, misalnya observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, Priyono (2011) menyatakan bahwa triangulasi merupakan proses memastikan suatu dari berbagai sudut pandang, yang berarti suatu cara untuk mendapatkan keakuratan data dengan menggunakan berbagai cara, prosedur, dan metode agar data yang diperoleh dapat dipercaya kebenaranya (Basrowi dan Suwandi, 2008: 123-124) Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa triangulasi merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data dengan

73 menggabungkan berbagai cara, prosedur, dan metode agar data yang diperoleh akurat dan dipercaya kebenaranya. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Pada teknik triangulasi sumber peneliti menggunakan tiga sumber untuk memperoleh satu data tentang penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. Sumber data tersebut diantaranya siswa, guru kelas V, dan dokumen. Setiap sumber data mempunyai peran penting dalam penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis pada pembelajaran IPS siswa kelas V selama pembelajaran berlangsung. Sementara triangulasi teknik yang digunakan peneliti antara lain observasi, wawancara, tes. G. Teknik Analisis Data Patton (1980) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan saluran uraian dasar (Wiriaatmaja, 2005: 135). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis dalam proses belajar mengajar IPS dan analisis data statistic deskriptif untuk menganalisis data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dalam penelitian ini digunakan analisis data kualitatif menurut Milles dan Hubberman yang meliputi 3 alur kegiatan. Menurut Sugiyono (2012: 337-347) yang mengutip simpulan dari Milles dan Hubberman menyebutkan tiga langkah dalam pengolahan data kualitatif yaitu : 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

74 2. Penyajian data Penyajian data bisa bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Sementara menurut Milles dan Hubberman (Sugiyono, 2012: 341) yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. 3. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. H. Indikator Capaian Penelitian Untuk mengetahui ada atau tidaknya pingkatan pembelajaran IPS setelah penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis, berikut dapat dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini :

75 Tabel 3.9 Indikator Kinerja Penelitian No Aspek yang diukur Persentase Cara Mengukur yang ditargetkan 1 Langkah-langkah 85% Diamati oleh observer penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis pada pembelajaran IPS. 2 Proses belajar Siswa dengan penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis, dengan berpedoman pada lembar observasi terhadap guru dan pedoman wawancara. 85% Diamati oleh observer dengan berpedoman pada lembar observasi terhadap siswa dan pedoman wawancara siswa merespon pembelajaran IPS secara antusias. 3 Penguasaan materi IPS 85% Diamati melalui penilaian proses dan tes hasil belajar pada pembelajaran IPS, penilaian proses & hasil belajar dengan KKM= 70 I. Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam bentuk kolaborasi. Dalam penelitian kolaborasi ini akan dilaksanakan dalam 4 tahap terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdiri dari 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Penjelasan mengenai tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Tahap pertama dalam penelitian ini adalah perencanaan. Menurut Arikunto (2013: 138) dalam tahap perencanaan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Arikunto (2013: 139) menyatakan bahwa dalam tahap penyusunan rancangan, peneliti menentukan titik-titik fokus atau fokus peristiwa yang

76 perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam tahap perencanaan peneliti memilih cara yang akan dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ada, menentukan titik fokus yang akan diamati. Selanjutnya, peneliti membuat instrumen yang akan digunakan untuk pemecahan masalah yang akan dilaksanakan. 2. Pelaksanaan Tahap kedua dalam penelitian ini yaitu tahap pelaksanaan, Arikunto (2013: 139) menjelaskan bahwa dalam tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan kelas Jadi pada tahap pelaksanaan peneliti menerapkan rancangan yang telah direncanakan. Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan. 3. Pengamatan/observasi Tahap ketiga dalam penelitian ini yaitu pengamatan/observasi. Pengamatan yaitu kegiatan pengumpulan data tentang proses perubahan kinerja, pembelajaran pada waktu tindakan sedang dilakukan artinya observasi dimaksudkan untuk memperoleh berbagai keterangan yang digunakan untuk langkah-langkah yang akan datang. Hasil pengamatan akan digunakan sebagai masukan pada langkah refleksi (Arikunto, 2013: 139). Selanjutnya, menurut Trianto (2011: 78) menjelaskan bahwa pada tahap pengamatan terjadi proses mengamati dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, dilakukan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Jadi pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan untuk mengumpulkan data, serta mencatat semua hal-hal yang diperlukan menggunakan instrumen yang telah disusun. 4. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Tahap ini berisi kegiatan analisis-sintesis, interpretasi dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan.

77 Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi mempertimbangkan ragam pandangan yang mungkin ada pada situasi sosial,dan memahami persoalan dan keadaan timbulnya persoalan itu (Arikunto, 2013: 140). Selanjutnya, menurut Trianto (2011: 79) tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Jadi pada tahap ini peneliti mengkaji masalahmasalah yang ada selama penelitian. Selanjutnya, melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Dari beberapa penjelasan di atas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan oleh peneliti dapat digambarkan sebagai berikut: Perencanaan Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan Pengamatan Gambar 3.1 Model PTK menurut Kemmis & Mc Taggart (Arikunto, 2013: 137)

78 Penelitian ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklusnya terdiri dari 2 pertemuan. selanjutnya penjelasan mengenai penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Siklus I Dalam penelitian ini, pada siklus satu dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pelaksanaanya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun tahap dalam siklus satu adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan tindakan peneliti melakukan langkah awal untuk kelancaran penelitian yang akan dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan, langkah yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut: (1) menyusun skenario pembelajaran; (2) berkoordinasi dengan guru kelas V SDN Tanjungrejo sebagai kolaborator dalam kegiatan penelitian; (3) Menyusun RPP dengan Standar Kompetensi 2.2 yaitu Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia; (4) menyusun instrumen tes yang terdiri dari soal berbentuk 5 pilihan ganda dan 5 essai, serta instrumen non tes berupa pedoman observasi dan lembar observasi; (5) mempersiapkan segala perangkat pendukung seperti menyiapkan kelas, media pembelajaran berupa media grafis (bagan dan gambar) tentang materi sejarah BPUPKI dan tokoh-tokoh BPUPKI; (6) menyiapkan alat dokumentasi guna merekam kegiatan pada penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis dalam peningkatan pembelajaran IPS pada siswa Kelas V SDN Tanjungrejo tahun ajaran 2015/2016. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan skenario yang telah direncanakan, dalam pelaksanaan tindakan pada Siklus I akan dilakukan dalam dua pertemuan. Penilaian proses belajar siswa dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran dan evaluasi akan dilakukan

79 setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar dari pembelajaran IPS, Tahap pelaksanaan pada siklus satu pada materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan dengan indikator : (1) menjelaskan sejarah terbentuknya BPUPKI; (2) menguraikan tujuan dibentuknya BPUPKI; (3) menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam BPUPKI; (4) menyimpulkan sajarah terbentuknya BPUPKI, (5) menentukan cara menghargai perjuangan tokoh-tokoh BPUPKI; (6) menyebutkan pelaksanaan sidang BPUPKI; (7) menyebutkan panitia kerja BPUPKI; (8) menyebutkan anggota panitia Sembilan; (9) menjelaskan tugas panitia Sembilan; (10) menilai peranan BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan. Pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Februari 2016 dengan materi sejarah BPUPKI dan pelaksanaan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 Februari 2016 dengan materi sidang BPUPKI & panitia kerja BPUPKI. c. Observasi Pada tahap observasi peneliti bersama 2 orang teman sejawat untuk bertindak sebagai observer. Observer mengamati proses dalam kegiatan pembelajaran IPS terhadap guru dan siswa melalui penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) media grafis, observasi dilakukan terhadap penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) media grafis oleh guru dan siswa. Selama kegiatan pembelajaran IPS, observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan peneliti. d. Refleksi Dalam tahap ini peneliti melakukan analisis dari tindakan yang telah dilaksanakan, dalam tahap refleksi peneliti melakukan analisis untuk membuat kesimpulan dari tindakan yang telah dilaksanakan, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau belum, peneliti juga menganalisis apakah ada kekurangan dalam tindakan. Dari hasil

80 analisis tersebut peneliti melakukan perbaikan yang dijadikan acuan untuk siklus selanjutnya. 2. Siklus 2 Pelaksanaan siklus II dilaksanakan setelah peneliti melakukan refleksi pada Siklus I, pada siklus I terdapat kekurangan dan kendala sehingga peneliti melakukan perbaikan dan diterapkan pada siklus II, pada siklus II tahap-tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan perencanaan tindakan pada siklus I, dalam perencanaan tindakan pada siklus II peneliti melihat dan masalah-masalah atau kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan Siklus I lalu peneliti melakukan perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II, pada tahap perencanaan tindakan siklus II peneliti menyiapkan skenario pembelajaran, menyiapkan RPP pembalajaran, lembar observasi, pedoman wawancara, lembar tes, media yang sesuai dengan materi perumusan dasar negara, menyiapkan alat dokumentasi guna merekam kegiatan pada penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada Siklus I, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan pada siklus II peneliti melakukan tindakan dengan materi perumusan dasar negara dengan indikator: (1) menyebutkan tokoh yang mengusulkan dasar negara; (2) menjelaskan rumusan dasar negara dari para tokoh; (3) Menjelaskan pelaksanaan Jakarta charter; (4) mengemukakan isi Jakarta Charter; (5) mendukung perumusan dasar negara; (6) mengingat kembali tanggal usulan dasar Negara oleh para tokoh; (7) menyimpulkan rumusan dasar negara yang telah disahkan; (8) menilai pentingnya perumusan dasar negara; (9) Menguraikan perlunya

81 perumusan dasar negara; (10) menunjukkan cara mengamalkan nilai-nilai dasar negara dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Februari 2016 dengan materi perumusan dasar negara dan pelaksanaan pertemuan 2 pada hari Sabtu tanggal 27 Februari 2016 dengan materi proses pengesahan perumusan dasar negara dan penerapan nilai perumusan dasar negara dalam kehidupan sehari-hari. c. Observasi Pada tahap observasi siklus II, observer melakukan pengamatan kembali pada penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis. Observer mengamati proses dalam kegiatan pembelajaran IPS melalui penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) media grafis terhadap guru dan siswa, selama kegiatan pembelajaran IPS observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan peneliti. Pada tahap observasi juga didukung oleh oleh dokumentasi yang berupa foto dan video penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) media grafis. d. Refleksi Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis kembali dari hasil tindakan pada siklus II, peneliti lalu membuat kesimpulan pada siklus II, apakah lebih baik dari penelitian sebelumnya, peneliti melakukan refleksi sebagai acuan untuk melakukan siklus selanjutnya. 3. Siklus III Pelaksanaan siklus III dilakukan setelah peneliti melakukan refleksi pada pelaksanaan siklus II, peneliti melaksanakan siklus III karena pelaksanaan pada siklus II perlu adanya perbaikan. a. Perencanaan Tindakan Setelah pelaksanaan refleksi pada siklus II, peneliti masih menemukan beberapa kekurangan dan kendala dalam pelaksanaan tindakan, maka perlu adanya perbaikan dalam siklus III. Pada

82 perencanaan tindakan siklus III hampir sama seperti perencanaan tindakan pada Siklus I dan siklus II, pada tahap ini peneliti menyiapkan skenario pembelajaran untuk siklus III, lembar observasi, pedoman wawancara, lembar tes, serta media yang sesuai dengan materi sejarah PPKI dan riwayat tokoh persiapan kemerdekaan, serta alat dokumentasi untuk digunakan dalam penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis pada pembelajaran IPS. b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan siklus III, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan, pada pelaksanaan siklus 3 peneliti menggunakan indikator dalam pembelajaran IPS sebagai sebagai berikut: (1) menguraikan sejarah terbentuknya PPKI; (2) menjelaskan tujuan dibentuknya PPKI; (3) Memilih tanggal sidang PPKI; (4) mengemukakan hasil sidang PPKI; (5) meniru semangat kebersamaan dan perjuangan dalam sidang PPKI; (6) menjelaskan tokohtokoh persiapan kemerdekaan; (7) merangkum riwayat tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan; (8) menyimpulkan peranan tokoh-tokoh kemerdekaan; (9) menunjukkan gambar tokoh persiapan kemerdekaan; (10) mengikuti perjuangan para tokoh persiapan kemerdekaan. Pelaksanaan siklus III pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Maret 2016 dengan materi sejarah PPKI, dan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Maret 2016 dengan materi riwayat tokoh persiapan kemerdekaan. c. Observasi Pada tahap observasi siklus 3, observer melakukan pengamatan kembali pada penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) media grafis terhadap guru dan siswa. Selama kegiatan pembelajaran IPS observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan peneliti. Pada tahap observasi juga didukung oleh oleh dokumentasi yang berupa foto dan video penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) media grafis.

83 d. Refleksi Pada tahap refleksi siklus III, akan diperoleh hasil yang lebih baik atau meningkat dari siklus I dan siklus II, dalam refleksi siklus 3 diharapkan pencapaian hasil yang maksimal sehingga membuktikan bahwa model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media grafis dapat meningkatankan pembelajaran IPS tentang perjuangan mempersiapkan kemerdekaan pada siswa kelas V SDN Tanjungrejo.