BAB I PENDAHULUAN. melindungi dan menertibkan kehidupan kebangsaan Indonesia. Untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

n.a n.a

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba untuk sebesar-besarnya kemakmuran pemagang saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar faktor-faktor yang ada di

I. PENDAHULUAN. Keberadaan industri ekstraksi secara langsung maupun tidak. langsung akan mempengaruhi kondisi ekonomi, sosial-budaya dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat, semakin tinggi harga

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Penelitian. Masalah lingkungan di Indonesia merupakan problem khusus bagi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat

A. RENEGOSIASI KONTRAK KARYA (KK) / PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA (PKP2B)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar faktor-faktor yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan sumber agraria yang memiliki makna ekonomis serta

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAGIAN I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara maju, untuk mewujudkan cita-cita tersebut dibutuhkan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembaharuan dengan berfikir global dan bertindak secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi

penambangan pasir. Sungai Bah Bolon adalah sungai yang terletak di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada para shareholder,

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Kegiatan bisnis tersebut memiliki tujuan untuk. sumber daya alam dan lingkungan di sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Aktivitas perusahaan atau unit bisnis tidak bisa lepas dari lingkunganya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebuah perusahaan berdiri untuk dapat berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat pasti terjadi. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dilihat dari harga

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah suatu badan usaha yang keberadaannya sangat relevan

BAB I PENDAHULUAN. Batubara merupakan salah satu tambang yang berpotensi untuk. dimanfaatkan lebih lanjut oleh pemerintah selain minyak dan gas bumi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. maksimalisasi laba atau memperoleh profitabilitas sebesar - besarnya dengan

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. PLN PERSERO DI SURABAYA DALAM PEMBERDAYAAM USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) ABSTRAKSI

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seoptimal mungkin, efisien, transparan, berkelanjutan dan. bagi kemakmuran rakyat secara berkelanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di

BAB I PENDAHULUAN. berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. 5. Bantuan kepada masyarakat terdiri dari bantuan korban bencana alam,

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009)

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terjadi sungguh ironis, pasalnya kekayaan alam yang melimpah namun

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis perusahaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. serta mudahnya mengakses informasi. Perkembangan ekonomi Dunia semakin

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selain menyangkut kesinambungan perusahaan, laba sering digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. norma yang berlaku di masyarakat ataukah tidak. faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Sebagai pengajar dan

Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO. Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Boks.1 MODEL PENGELOLAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Earnings response coefficient merupakan indikator yang dapat digunakan

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan pertumbuhan kota lainnya adalah unsur penduduk.

Abstrak. Kata kunci: Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan

CAPAIAN KINERJA INDIKATOR INDIKATOR DAMPAK (IMPACT)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap warganegara memiliki hak yang sama atas penghidupan yang layak. Demikian pula dalam pengelolaan sumberdaya alam yang ada di Indonesia untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kedua hal ini merupakan sebagian dari amanah Undang-Undang 1945 yang dimaksudkan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Artinya, pemerintah memiliki peran strategis dalam mengatur, melindungi dan menertibkan kehidupan kebangsaan Indonesia. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, pemerintah mengambil kebijakan dan melaksanakan pembangunan sesuai dengan kebutuhan. Pemerintah memberi kesempatan kepada perorangan, koperasi maupun perusahaan-perusahaan swasta untuk melakukan pengelolaan sumberdaya alam yang tersedia, namun tetap patuh pada aturan yang berlaku. Di dalam dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, mewajibkan setiap perseroan untuk menyisihkan sebagian laba bersih untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini disebabkan bahwa kehadiran perusahaan-perusahaan yang melakukan pengelolaan sumberdaya alam di sekitar atau di tengah-tengah pemukiman penduduk akan menimbulkan perubahan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan hidup. Masyarakat yang pada mulanya menggantungkan kehidupan langsung dari pemanfaatan lahan yang ada akan tergusur dengan masuknya perusahaan-

2 perusahaan yang telah memiliki lisensi dari pemerintah. Pengalihan sumber mata pencaharian dari sektor agraris ke sekotor industri kerapkali menimbulakan persoalan-peroslan yang berujung pada terjadinya konflik kepentingan. Konflik yang meluas secara ekonomi akan merugikan perusahaan pemegang ijin (konsesi). Karena itu, pihak perusahaan berupaya melakukan pendekatan kepada masyarakat di sekitar area operasional untuk menurunkan terjadinya ketegangan sosial. Bentuk-bentuk pendekatan yang dilakukan pun bermacam-macam pada fokus perusahaan, orientasi masa depan, pelaksana program dan ketersediaan anggaran. Berbagai bentuk pendekatan yang dilakukan sebagai wujud dari Program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat. Secara garis besar program CSR yang dimaksud meliputi pemberdayaan masyarakat (Community empowerment), kemandirian masyarakat (Community Development), dan konservasi (conservation). PT. Trubaindo Coal Mining (TCM) merupakan salah satu perusahaan bergerak dalam usaha ekplorasi dan eksploitasi batubara. Sejak 2005 perusahaan ini beroperasi di beberapa lokasi di kalimantan Timur, salah satunya adalah di kecamatan Muara Lawa kabupaten Kutai Barat. Dengan total luas wilayah konsesi 22.687 hektar, PT. TCM mendapatkan ijin produksi hingga Februari 2035. Keberadaan PT. TCM diharapkan memberi dampak positif berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat lingkar tambang. Namun, kenyataan yang terjadi masih terjadi keluhan dan ketidakpuasan masyarakat. Masyarakat masih merasa perusahaan belum memberi kontribusi yang berarti bagi kemajuan

3 kehidupan mereka, namun di sisi lain pihak amanjemen perusahaan merasa telah memberikan sejumlah bantuan baik bersifat fisik maupun nonfisik untuk mendorong kemajuan dan mensejahterakan masyarakat di lingkar tambang. Untuk itulah penulis mengambil judul Hubungan Program CSR PT. Trubaindo Coal Mining dengan Kesejahteraan Masyarakat Lingkar Tambang di Kabupaten Kutai Barat. 1.2. Rumusan Masalah Menurut Sugiyono (2013: 52), masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Menurut Kaelan (2012: 69), masalah merupakan titik tolak penelitian. Hal ini dapat diartikan bahwa suatu maslah merupakan sumber fokus obyek material yang akan diteliti. Suatu fokus penelitian merupakan sumber penjabaran masalah yang dirumuskan dalam suatu penelitian. Masalah merupakan sesuatu yang membutuhkan penyelesaian. Apabila suatu masalah tidak menemukan penyelesaian maka akan mengganggu aktifitas yang mengikutinya. Bahkan dalam kasus tertenti masalah merupakan salah satu pemicu terjadinya konflik. Penyelesaian masalah dapat dilakukan secara spontan, parsial ataupun akumulatif, tergantung kada faktor pemicu persoalan. Suatu masalah terjadi apabila seseorang berinteraksi dengan lingkungannya dan mengetahui bahwa dirinya dalam suatu keadaan yang tidak menentu, tidak pasti, ragu-ragu, atau bertanya-tanya.

4 Menurut Sevilla (1993) dalam Ardianto (2010: 13 14), beberapa karakteristik masalah yang baik, meliputi: 1) Topik atau judulnya menarik. Faktor ini dianggap penting karena bila kita tertarik pada masalah tersebut, kita ingin dan senang mengerjakannya, serta merasa mudah mengatasi hal-hal yang mungkin menghambatnya. 2) Pemecahan masalahnya bermanfaat bagi orang-orang yang berkepentingan dalam bidang tertentu. 3) Masalahnya merupakan hal baru. Walaupun para ahli mengatakan tidak ada topik yang baru untuk penelitian karena semua bidang telah memiliki bentuk-bentuk penelitian tersendiri yang didasari atas tingkah laku manusia. 4) Masalahnya mengundang rancangan yang lebih konpleks. 5) Masalahnya dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan. 6) Masalahnya tidak bertentangan dengan moral. Berdasarkan latar belakang yang diraikan di atas, maka masalah yang timbul dari penelitian ini adalah: Apakah terjadi hubungan yang signifikan Program CSR PT. Trubaindo Coal Mining dengan Kesejahteraan Masyarakat Lingkar Tambang di Kabupaten Kutai Barat? 1.3. Tujuan Penelitian Kegiatan penelitian terdiri dari beberapa tahap dan saling berhubungan antara satu masalah dengan masalah yang lainnya. Cara yang paling efektif dan relatif obyektif untuk memecahkan suatu masalah secara ilmiah adalah dengan

5 melakukan penelitian terhadap masalah atau gejala yang timbul dari masalah tersebut.. Menurut Sugiyono (2013: 5), setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian adalah: penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan, berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian, berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Menurut kaelan (2012: 243), setiap rancangan/usulan penelitian bahkan jenis apapun metode yang digunakan, harus secara tegas menentukan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Tujuan penelitian lebih berkaitan dengan proses ilmiah dalam kegiatan penelitian. Artinya tujuan penelitian ini sebagai konsekuensi epistomologis dari masalah penelitian. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui Hubungan Program CSR PT. Trubaindo Coal Mining dengan Kesejahteraan Masyarakat Lingkar Tambang di Kabupaten Kutai Barat. 2) Mendapatkan data empirik menyangkut kebenaran konstruk penelitian yang telah dirumuskan.

6 1.4. Manfaat Penelitian Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan baik yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok sudah tentu diharapkan hasil penelitian yang dilakukan tersebut dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun bagi pihak lain. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Barat selaku pengawas dan pembina pelaksanaan program Corporate Social Responsibility di daerah. 2. Sebagai referensi atau rujukan bagi mereka yang berminat melakukan peneitian sejenis di masa mendatang. 3. Melatih penulis dalam berpikir kritis dan mengembangkannya di masyarakat.

7