Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode eksploratif meliputi pengumpulan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB II METODE PENELITIAN

PERCOBAAN 04 KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS : ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN PEMISAHAN ZAT (KI- 2051)

: Jamu Flu Tulang. Jamu. Jamu Metampiron. Metampiron ekstraksi. 1-bubuk. Jamu. 2-bubuk. Tabel 1 Hasil Reaksi Warna Dengan pereaksi FeCl3

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

Lampiran 3. Identifikasi golongan senyawa metabolit sekunder dari miselium dan filtrat kultur empat isolat L. edodes

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi senyawa aktif yang terkandung dalam spons Clathria (Thalysias) sp,

3 Percobaan dan Hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN SKRIPSI KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN ISOLASI SENYAWA SAPONIN DARI BIJI TUMBUHAN GAMBAS (Luffa acutangula Roxb. L.)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODE PENELITIAN

BABm METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi, sedangkan penelitian eksperimental meliputi uji toksisitas dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI ETIL ASETAT PADA KULIT BATANG TUMBUHAN CERIA (Baccaurea hookeri)

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

TELAAH KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK N-HEKSANA DAUN KINA (Cinchona ledgeriana L)

BAB III METODE PENELITIAN

Isolasi dan Identifikasi Alkaloid Fraksi Kloroform Batang Tantaran Gayung Asal Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan

memiliki IC50 sebesar 760,55 ppm

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

Transkripsi:

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor. 44

Lampiran 2. Gambar tumbuhan buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.) Tumbuhan pohon buni Penampang belakang daun Penampang depan daun 45

Lampiran 3. Perhitungan kadar karakterisasi simplisia 1. Penetapan kadar air I. Berat Simplisia : 5,0054 gram Volume air I Volume air II : 0,9 ml : 1,3 ml % Kadar air : 1,3 0,9 xx 100% = 7,99% 5,0054 II. Berat simplisia : 5,0083 gram Volume air I Volume air II : 1,3 ml : 1,6 ml % Kadar air : 1,6 1,3 5,0083 III. Berat simplisia : 5,0014 gram xx 100% = 5,99% Volume air I Volume air II : 1,6 ml : 2,0 ml % Kadar air : 2,0 1,6 5,0014 xx 100% = 7,99% (7,99 + 5,99 + 7,99)% % Kadar rata-rata : 3 = 7,32% 2. Penetapan kadar sari larut dalam etanol I. Berat simplisia : 4,9852 gram Berat sari : 0,4496 gram % Kadar sari : 0,4496 4,9852 xx 100 20 xx 100% = 45,09% II. Berat simplisia : 4,9936 gram Berat sari : 0,5286 gram 46

Lampiran 3. (Lanjutan) % Kadar sari : 0,5286 4,9936 xx 100 20 xx 100% = 52,92% III. Berat simplisia Berat sari : 5,0053 gram : 0,6017 gram % Kadar sari : 0,6017 5,0053 xx 100 20 xx 100% = 60,10% (45,09 + 52,92 + 60,10)% % Kadar rata-rata : = 52,70% 3 3. Penetapan kadar sari larut dalam air I. Berat simplisia : 5,0341 gram Berat sari : 0,2684 gram % Kadar sari : 0,2684 5,0341 xx 100 20 xx 100% = 26,65% II. Berat simplisia : 5,0163 gram Berat sari : 0,2062 gram % Kadar sari : 0,2062 5,0163 xx 100 20 xx 100% = 20,55% III. Berat simplisia Berat sari : 5,0047 gram : 0,2258 gram % Kadar sari : 0,2258 5,0047 xx 100 20 xx 100% = 22,55% (26,65 + 20,55 + 22,55)% % Kadar rata-rata : = 23,25% 3 4. Penetapan kadar abu total I. Berat simplisia : 2,0693 gram Berat abu : 0,1453 gram 47

Lampiran 3. (Lanjutan) % Kadar abu total : 0,1453 2,0693 xx 100% = 7,02% II. Berat simplisia : 2,0254 gram Berat abu : 0,1385 gram % Kadar abu total : 0,1385 2,0254 xx 100% = 6,83% III. Berat simplisia Berat abu : 2,0105 gram : 0,1351 gram % Kadar abu total : 0,1351 2,0105 xx 100% = 6,71% (7,02 + 6,83 + 6,71)% % Kadar rata-rata : = 6,86% 3 5. Penetapan kadar abu tidak larut asam I. Berat simplisia : 2,0693 gram Berat abu : 0,0198 gram % Kadar abu total : 0,0198 2,0693 xx 100% = 0,96% II. Berat simplisia : 2,0254 gram Berat abu : 0,0195 gram % Kadar abu total : 0,0195 2,0254 xx 100% = 0,96% III. Berat simplisia Berat abu : 2,0105 gram : 0,0181 gram % Kadar abu total : 0,0181 2,0105 xx 100% = 0,90% (0,96 + 0,96 + 0,90)% % Kadar rata-rata : = 0,94% 3 48

Lampiran 4. Bagan kerja pembuatan fraksi daun buni Simplisia daun buni maserasi dengan n-heksana Fraksi n-heksana Ampas maserasi dengan etanol 80% Fraksi etanol Ampas Fraksi etanol (pekat) dipekatkan dengan penguapan vakum putar pada suhu 50 o C direfluks dengan HCl 2N selama 4-6 jam Filtrat ditambah dengan kloroform dan didiamkan selama 12-18 jam Ampas Lapisan kloroform dipekatkan menggunakan penangas air suhu 45 o C Lapisan sisa Fraksi kloroform 49

Lampiran 5. Bagan isolasi senyawa saponin dari fraksi klorofrom daun buni Fraksi kloroform di KLT dengan: di KLT preparatif dengan: FG: 1. n-heksana-etilasetat FG: n-heksana-etilasetat (5:5) 2. toluena-etilasetat FD: silika gel GF 254 FD: silika gel GF 254 penampak bercak: LB penampak bercak: LB Hasil kromatogram Noda2 Noda4 Noda6 Noda8 Noda10 Noda12 Noda1 Noda3 Noda5 Noda7 Noda9 Noda11 Noda13 masing-masing noda dikerok. dielusi dengan metanol p.a. Filtrat Residu Hasil isolasi Isolat murni Hasil spektrum Keterangan: FG: Fase Gerak FD: Fase Diam LB: Liebermann-Burchard dipekatkan di atas water-bath dimasukkan di dalam freezer di uji kemurnian: 1 arah: FG: n-heksana-etilasetat (8:2), FD: silika gel GF 254. penampak bercak: LB 2 arah: FG I: n-heksana-etilasetat (8:2), FG II: toluena-etilasetat (5:5), FD: silika gel GF 254 penampak bercak: LB dikarakterisasi spekrofotometer UV dan IR 50

Lampiran 6. Kromatogram hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. Keterangan: (5:5) (6:4) (7:3) (8:2) Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, h: hijau, mmd: merah muda, ht: hijau tua, kh: kuning kehijauan, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 51

Lampiran 7. Harga Rf hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. No. Perbandingan Harga Rf Warna 1. 5:5 0,70 merah muda 0,55 merah muda 0,35 kuning kehijauan 0,18 hijau 2. 6:4 0,72 merah muda 0,61 kuning kehijauan 0,5 hijau tua 0,22 hijau tua 3. 7:3 0,9 merah muda 0,825 hijau tua 0,66 hijau 0,52 hijau tua 4. 8:2 0,85 merah muda 0,77 hijau tua 0,58 hijau tua ; 52

Lampiran 8. Kromatogram hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. (5:5) (6:4) (7:3) (8:2) (9:1) Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, b: biru, h: hijau, k: kuning, kt: kuning tua, mmd: merah muda, ut: ungu tua, hmd: hijau muda, kmd: kuning muda, umd: ungu muda, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 53

Lampiran 9. Harga Rf hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. No. Perbandingan Harga Rf Warna 1. 5:5 0,96 merah muda 0,91 ungu tua 0,87 hijau muda 0,81 Biru 0,67 kuning muda 0,55 Kuning 0,22 hijau muda 2. 6:4 0,96 merah muda 0,90 ungu tua 0,85 hijau muda 0,78 Biru 0,48 kuning muda 0,32 Kuning 0,09 hijau muda 3. 7:3 0,97 merah muda 0,92 ungu tua 0,80 hijau muda 0,76 hijau muda 0,72 Biru 0,48 merah muda 0,28 kuning muda 0,16 Kuning 0,05 hijau muda 4. 8:2 0,97 merah muda 0,76 ungu tua 0,50 hijau muda 0,46 Biru 0,41 hijau muda 0,15 merah muda 0,10 kuning muda 0,05 kuning tua 0,02 hijau muda 5. 9:1 0,92 merah muda 0,75 merah muda 0,70 merah muda 0,36 ungu muda 0,23 kuning muda 0,22 ungu muda 0,10 ungu tua 0,05 Biru 0,02 Hijau 54

Lampiran 10. Kromatogram hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat jarak rambat 18 cm. (5:5) (6:4) Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 18 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, u: ungu, h: hijau, b: biru, um: ungu merah, mj: merah jingga, mmd: merah muda, hmd: hijau muda, bmd: biru muda, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 55

Lampiran 11. Harga Rf hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat jarak rambat 18 cm. No. Perbandingan Harga Rf Warna 1. 5:5 0,92 ungu 0,87 hijau muda 0,78 biru muda 0,65 hijau muda 0,57 merah jingga 0,52 hijau muda 0,37 hijau 0,28 merah muda 0,22 merah muda 0,15 hijau 0,07 ungu muda 0,04 merah muda 0,02 biru 2. 6:4 0,92 ungu 0,88 hijau muda 0,80 biru muda 0,67 hijau muda 0,61 merah jingga 0,57 hijau muda 0,43 hijau 0,35 merah muda 0,27 merah muda 0,17 hijau 0,10 ungu muda 0,05 merah muda 0,03 biru 56

Lampiran 12. Kromatogram hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak toluena-etilasetat. (6:4) (7:3) Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, mmd: merah muda, ht: hijau tua, b: biru, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 57

Lampiran 13. Harga Rf hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak toluena-etilasetat. No. Perbandingan Harga Rf Warna 1 6:4 0,82 merah muda 0,64 hijau tua 0,43 biru 0,08 hijau tua 2 7:3 0,48 merah muda 0,39 hijau tua 58

Lampiran 14. Kromatogram hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak toluena-etilasetat. (5:5) (6:4) (7:3) Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, u: ungu, m: merah, b: biru, k: kuning, h: hijau, hk: hijau kuning, um: ungu merah, ut: ungu tua, kmd: kuning muda, kmd: kuning muda, mj: merah jingga, mmd: merah muda, hmd: hijau muda, bmd: biru muda, hb: hijau biru, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 59

Lampiran 15. Harga Rf hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak toluena-etilasetat. No. Perbandingan Harga Rf Warna 1 5:5 0,95 ungu 0,88 ungu tua 0,81 biru 0,72 kuning muda 0,63 kuning 0,56 hijau biru 0,27 ungu merah 0,12 biru muda 2 6:4 0,98 ungu merah 0,93 biru 0,78 kuning muda 0,65 kuning 0,31 hijau muda 0,22 merah 0,13 biru muda 0,08 hijau muda 3 7:3 0,97 ungu merah 0,87 ungu 0,78 biru muda 0,50 hijau 0,43 merah jingga 0,37 hijau kuning 0,23 hijau biru 0,08 ungu 60

Lampiran 16. Kromatogram hasil KLT preparatif fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 18 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 61

Lampiran 17. Kromatogram hasil KLT 1 arah isolat 1 dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, um: ungu merah, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 62

Lampiran 18. Kromatogram hasil KLT 2 arah isolat 1 dengan fase gerak n-heksana-etilasetat dan fase gerak toluena-etilasetat. Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, um: ungu merah, fase gerak I (n-heksana-etilasetat (8:2)), fase gerak II (toluena-etilasetat (5:5)), tp 1 : titik penotolan 1, tp 2 : titik penotolan 2, bp 1 : batas pengembangan 1, bp 2 : batas pengembangan 2. 63

Lampiran 19. Kromatogram hasil KLT 1 arah isolat 2 dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, b: biru, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 64

Lampiran 20. Kromatogram hasil KLT 2 arah isolat 2 dengan fase gerak n-heksana : etilasetat dan fase gerak toluena : etilasetat. Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, b: biru, fase gerak I: n- heksana-etilasetat (8:2), fase gerak II toluena-etilasetat (5:5), tp 1 : titik penotolan 1, tp 2 : titik penotolan 2, bp 1 : batas pengembangan 1, bp 2 : batas pengembangan 2. 65