Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor. 44
Lampiran 2. Gambar tumbuhan buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.) Tumbuhan pohon buni Penampang belakang daun Penampang depan daun 45
Lampiran 3. Perhitungan kadar karakterisasi simplisia 1. Penetapan kadar air I. Berat Simplisia : 5,0054 gram Volume air I Volume air II : 0,9 ml : 1,3 ml % Kadar air : 1,3 0,9 xx 100% = 7,99% 5,0054 II. Berat simplisia : 5,0083 gram Volume air I Volume air II : 1,3 ml : 1,6 ml % Kadar air : 1,6 1,3 5,0083 III. Berat simplisia : 5,0014 gram xx 100% = 5,99% Volume air I Volume air II : 1,6 ml : 2,0 ml % Kadar air : 2,0 1,6 5,0014 xx 100% = 7,99% (7,99 + 5,99 + 7,99)% % Kadar rata-rata : 3 = 7,32% 2. Penetapan kadar sari larut dalam etanol I. Berat simplisia : 4,9852 gram Berat sari : 0,4496 gram % Kadar sari : 0,4496 4,9852 xx 100 20 xx 100% = 45,09% II. Berat simplisia : 4,9936 gram Berat sari : 0,5286 gram 46
Lampiran 3. (Lanjutan) % Kadar sari : 0,5286 4,9936 xx 100 20 xx 100% = 52,92% III. Berat simplisia Berat sari : 5,0053 gram : 0,6017 gram % Kadar sari : 0,6017 5,0053 xx 100 20 xx 100% = 60,10% (45,09 + 52,92 + 60,10)% % Kadar rata-rata : = 52,70% 3 3. Penetapan kadar sari larut dalam air I. Berat simplisia : 5,0341 gram Berat sari : 0,2684 gram % Kadar sari : 0,2684 5,0341 xx 100 20 xx 100% = 26,65% II. Berat simplisia : 5,0163 gram Berat sari : 0,2062 gram % Kadar sari : 0,2062 5,0163 xx 100 20 xx 100% = 20,55% III. Berat simplisia Berat sari : 5,0047 gram : 0,2258 gram % Kadar sari : 0,2258 5,0047 xx 100 20 xx 100% = 22,55% (26,65 + 20,55 + 22,55)% % Kadar rata-rata : = 23,25% 3 4. Penetapan kadar abu total I. Berat simplisia : 2,0693 gram Berat abu : 0,1453 gram 47
Lampiran 3. (Lanjutan) % Kadar abu total : 0,1453 2,0693 xx 100% = 7,02% II. Berat simplisia : 2,0254 gram Berat abu : 0,1385 gram % Kadar abu total : 0,1385 2,0254 xx 100% = 6,83% III. Berat simplisia Berat abu : 2,0105 gram : 0,1351 gram % Kadar abu total : 0,1351 2,0105 xx 100% = 6,71% (7,02 + 6,83 + 6,71)% % Kadar rata-rata : = 6,86% 3 5. Penetapan kadar abu tidak larut asam I. Berat simplisia : 2,0693 gram Berat abu : 0,0198 gram % Kadar abu total : 0,0198 2,0693 xx 100% = 0,96% II. Berat simplisia : 2,0254 gram Berat abu : 0,0195 gram % Kadar abu total : 0,0195 2,0254 xx 100% = 0,96% III. Berat simplisia Berat abu : 2,0105 gram : 0,0181 gram % Kadar abu total : 0,0181 2,0105 xx 100% = 0,90% (0,96 + 0,96 + 0,90)% % Kadar rata-rata : = 0,94% 3 48
Lampiran 4. Bagan kerja pembuatan fraksi daun buni Simplisia daun buni maserasi dengan n-heksana Fraksi n-heksana Ampas maserasi dengan etanol 80% Fraksi etanol Ampas Fraksi etanol (pekat) dipekatkan dengan penguapan vakum putar pada suhu 50 o C direfluks dengan HCl 2N selama 4-6 jam Filtrat ditambah dengan kloroform dan didiamkan selama 12-18 jam Ampas Lapisan kloroform dipekatkan menggunakan penangas air suhu 45 o C Lapisan sisa Fraksi kloroform 49
Lampiran 5. Bagan isolasi senyawa saponin dari fraksi klorofrom daun buni Fraksi kloroform di KLT dengan: di KLT preparatif dengan: FG: 1. n-heksana-etilasetat FG: n-heksana-etilasetat (5:5) 2. toluena-etilasetat FD: silika gel GF 254 FD: silika gel GF 254 penampak bercak: LB penampak bercak: LB Hasil kromatogram Noda2 Noda4 Noda6 Noda8 Noda10 Noda12 Noda1 Noda3 Noda5 Noda7 Noda9 Noda11 Noda13 masing-masing noda dikerok. dielusi dengan metanol p.a. Filtrat Residu Hasil isolasi Isolat murni Hasil spektrum Keterangan: FG: Fase Gerak FD: Fase Diam LB: Liebermann-Burchard dipekatkan di atas water-bath dimasukkan di dalam freezer di uji kemurnian: 1 arah: FG: n-heksana-etilasetat (8:2), FD: silika gel GF 254. penampak bercak: LB 2 arah: FG I: n-heksana-etilasetat (8:2), FG II: toluena-etilasetat (5:5), FD: silika gel GF 254 penampak bercak: LB dikarakterisasi spekrofotometer UV dan IR 50
Lampiran 6. Kromatogram hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. Keterangan: (5:5) (6:4) (7:3) (8:2) Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, h: hijau, mmd: merah muda, ht: hijau tua, kh: kuning kehijauan, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 51
Lampiran 7. Harga Rf hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. No. Perbandingan Harga Rf Warna 1. 5:5 0,70 merah muda 0,55 merah muda 0,35 kuning kehijauan 0,18 hijau 2. 6:4 0,72 merah muda 0,61 kuning kehijauan 0,5 hijau tua 0,22 hijau tua 3. 7:3 0,9 merah muda 0,825 hijau tua 0,66 hijau 0,52 hijau tua 4. 8:2 0,85 merah muda 0,77 hijau tua 0,58 hijau tua ; 52
Lampiran 8. Kromatogram hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. (5:5) (6:4) (7:3) (8:2) (9:1) Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, b: biru, h: hijau, k: kuning, kt: kuning tua, mmd: merah muda, ut: ungu tua, hmd: hijau muda, kmd: kuning muda, umd: ungu muda, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 53
Lampiran 9. Harga Rf hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. No. Perbandingan Harga Rf Warna 1. 5:5 0,96 merah muda 0,91 ungu tua 0,87 hijau muda 0,81 Biru 0,67 kuning muda 0,55 Kuning 0,22 hijau muda 2. 6:4 0,96 merah muda 0,90 ungu tua 0,85 hijau muda 0,78 Biru 0,48 kuning muda 0,32 Kuning 0,09 hijau muda 3. 7:3 0,97 merah muda 0,92 ungu tua 0,80 hijau muda 0,76 hijau muda 0,72 Biru 0,48 merah muda 0,28 kuning muda 0,16 Kuning 0,05 hijau muda 4. 8:2 0,97 merah muda 0,76 ungu tua 0,50 hijau muda 0,46 Biru 0,41 hijau muda 0,15 merah muda 0,10 kuning muda 0,05 kuning tua 0,02 hijau muda 5. 9:1 0,92 merah muda 0,75 merah muda 0,70 merah muda 0,36 ungu muda 0,23 kuning muda 0,22 ungu muda 0,10 ungu tua 0,05 Biru 0,02 Hijau 54
Lampiran 10. Kromatogram hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat jarak rambat 18 cm. (5:5) (6:4) Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 18 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, u: ungu, h: hijau, b: biru, um: ungu merah, mj: merah jingga, mmd: merah muda, hmd: hijau muda, bmd: biru muda, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 55
Lampiran 11. Harga Rf hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat jarak rambat 18 cm. No. Perbandingan Harga Rf Warna 1. 5:5 0,92 ungu 0,87 hijau muda 0,78 biru muda 0,65 hijau muda 0,57 merah jingga 0,52 hijau muda 0,37 hijau 0,28 merah muda 0,22 merah muda 0,15 hijau 0,07 ungu muda 0,04 merah muda 0,02 biru 2. 6:4 0,92 ungu 0,88 hijau muda 0,80 biru muda 0,67 hijau muda 0,61 merah jingga 0,57 hijau muda 0,43 hijau 0,35 merah muda 0,27 merah muda 0,17 hijau 0,10 ungu muda 0,05 merah muda 0,03 biru 56
Lampiran 12. Kromatogram hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak toluena-etilasetat. (6:4) (7:3) Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, mmd: merah muda, ht: hijau tua, b: biru, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 57
Lampiran 13. Harga Rf hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak toluena-etilasetat. No. Perbandingan Harga Rf Warna 1 6:4 0,82 merah muda 0,64 hijau tua 0,43 biru 0,08 hijau tua 2 7:3 0,48 merah muda 0,39 hijau tua 58
Lampiran 14. Kromatogram hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak toluena-etilasetat. (5:5) (6:4) (7:3) Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, u: ungu, m: merah, b: biru, k: kuning, h: hijau, hk: hijau kuning, um: ungu merah, ut: ungu tua, kmd: kuning muda, kmd: kuning muda, mj: merah jingga, mmd: merah muda, hmd: hijau muda, bmd: biru muda, hb: hijau biru, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 59
Lampiran 15. Harga Rf hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak toluena-etilasetat. No. Perbandingan Harga Rf Warna 1 5:5 0,95 ungu 0,88 ungu tua 0,81 biru 0,72 kuning muda 0,63 kuning 0,56 hijau biru 0,27 ungu merah 0,12 biru muda 2 6:4 0,98 ungu merah 0,93 biru 0,78 kuning muda 0,65 kuning 0,31 hijau muda 0,22 merah 0,13 biru muda 0,08 hijau muda 3 7:3 0,97 ungu merah 0,87 ungu 0,78 biru muda 0,50 hijau 0,43 merah jingga 0,37 hijau kuning 0,23 hijau biru 0,08 ungu 60
Lampiran 16. Kromatogram hasil KLT preparatif fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 18 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 61
Lampiran 17. Kromatogram hasil KLT 1 arah isolat 1 dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, um: ungu merah, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 62
Lampiran 18. Kromatogram hasil KLT 2 arah isolat 1 dengan fase gerak n-heksana-etilasetat dan fase gerak toluena-etilasetat. Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, um: ungu merah, fase gerak I (n-heksana-etilasetat (8:2)), fase gerak II (toluena-etilasetat (5:5)), tp 1 : titik penotolan 1, tp 2 : titik penotolan 2, bp 1 : batas pengembangan 1, bp 2 : batas pengembangan 2. 63
Lampiran 19. Kromatogram hasil KLT 1 arah isolat 2 dengan fase gerak n-heksana-etilasetat. Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, b: biru, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan. 64
Lampiran 20. Kromatogram hasil KLT 2 arah isolat 2 dengan fase gerak n-heksana : etilasetat dan fase gerak toluena : etilasetat. Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, b: biru, fase gerak I: n- heksana-etilasetat (8:2), fase gerak II toluena-etilasetat (5:5), tp 1 : titik penotolan 1, tp 2 : titik penotolan 2, bp 1 : batas pengembangan 1, bp 2 : batas pengembangan 2. 65