BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB I PENDAHULUAN. diri menjadi multi kompetensi manusia harus melewati proses pendidikan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Minat Wirausaha. untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Locus Of Control. (Cvetanovsky et al, 1984; Ghufron et al, 2011). Rotter (dalam Ghufron et al 2011)

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Weitz, Sujan dan Sujan (1986) mendefinisikan adaptive selling sebagai:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Teori Psikologi Kepribadian Kontemporer

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Learner s, istilah thinking salah satunya diartikan, ideas or opinions

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi organisasi, namun sebuah sistem pengendalian tertentu hanya efektif

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Psychological Well-being 1. Definisi Psychological well-being Psychological well-being merupakan istilah yang digunakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kecenderungan Pembelian Impulsif. impulsif sebagai a consumers tendency to buy spontaneusly, immediately and

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan adaptasi (Lazarus, 1969). Penyesuaian diri merupakan proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian, kreativitas dan produktivitas. Namun, pendidikan di sekolah sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dibahas analisis terhadap hasil penelitian yang telah

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian ilmiah, yang mana ditentukan pada ketepatan metode

Mengembangkan Motivasi Belajar Melalui Locus Of Control dan Self Esteem

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terpenting di dalamnya. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak mungkin dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

BAB III METODE PENELITIAN

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:

HUBUNGAN ANTARA PUSAT KENDALI (LOCUS OF CONTROL) DENGAN PERILAKU SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan ingin melakukan hal-hal untuk dan oleh

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Upaya Meningkatkan Kemandirian Rencana Studi Lanjut Menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. seseorang. Menurut Wexley dan Yukl (2005: 129) kepuasan kerja adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh

KORELASI SIKAP PERCAYA DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR. Sukarman Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan dinamis. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk bersikap

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Huddleston dan Minahan (2011) mendefinisikan aktifitas berbelanja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Andriani, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber

BAB V HASIL PENELITIAN. A. Uji Asumsi Data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dilakukan uji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN. menggunakan metode one way ANOVA (Analysis of Variance) atau ANAVA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pada remaja dapat diselesaikan. Apabila tugas tugas pada remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan yang terus mengalami perubahan, dan bagaimana mengambil inisiatif

LOCUS OF CONTROL, MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIFAT JIWA WIRAUSAHA PADA MAHASISWA ITS Sri Mulyono Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA Kemandirian dalam pengambilan keputusan Pengertian kemandirian dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun pertama kuliah di Perguruan Tinggi. Usia mahasiswa berkisar tahun.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada anggota organisasinya. Apabila organisasi dapat mengelola

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB II KAJIAN TEORI. kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan

MOTIVASI BELAJAR. Belajar Pembelajaran Tahun 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut

BAB I KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan perdagangan merupakan salah satu tonggak perekonomian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. logoterapi. Kata logoterapi berasal dari kata logos yang artinya makna

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Locus Of Control 2.1.1. Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri (Kreitner & Kinichi, 2005). Individu yang memiliki keyakinan bahwa nasib atau peristiwa dalam kehidupannya berada dibawah kontrol dirinya, dikatakan individu tersebut memiliki internal locus of control. Sementara individu yang memiliki keyakinan bahwa lingkunganlah yang mempunyai kontrol terhadap nasib atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya dikatakan individu tersebut memiliki external locus of control. Kreitner & Kinichi (2005) mengatakan bahwa hasil yang dicapai internal locus of control dianggap berasal dari aktifitas dirinya. Sedangkan pada individu external locus of control menganggap bahwa keberhasilan yang dicapai dikontrol dari keadaan sekitarnya. 8

Crider, 2003 (dalam Ghufron, 2010) Perbedaan karakteristik antara internal locus of control dengan external locus of control sebagai berikut : 1. Internal locus of control a. Suka bekerja keras Seseorang dengan internal locus of control merasa memiliki kemampuan dan suka bekerja keras. b. Memiliki inisiatif yang tinggi. Seseorang dengan internal locus of control akan memiliki tingkat inisiatif yang tinggi dalam bekerja c. Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah Seseorang dengan internal locus of control akan selalu berusaha untuk menemukan solusi/pemecahan masalah terhadap permasalahan yang dihadapi d. Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin Seseorang dengan internal locus of control akan berfikir seefektif mungkin dalam bekerja e. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil Seseorang dengan internal locus of control akan berusaha dilakukan jika ingin berhasil. Hal ini menunjukan bahwa kendali/kontrol terhadap dirinya kuat dan beasar. 2. External locus of control a. Kurang memiliki inisiatif. Seseorang dengan external locus of control kurang memiliki inisiatif karena merasa kendali dalam dirinya kurang dan lebih dikendalikan oleh faktor eksternal. b. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan. Seseorang dengan external locus of control memiliki persepsi bahwa hubungan antara usaha dengan kesuksesan adalah sedikit maka tidak perlu usaha keras untuk meraih kesuksesan. c. Kurang suka berusaha, karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang mengontrol. Seseorang dengan external locus of control kurang suka berusaha karena merasa faktor luar lebih memiliki kekuasaan untuk mengontrol segala sesuatunya. d. Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah. Seseorang dengan external locus of control kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah karena merasa permasalahan akan selesai dengan sendirinya. Locus of control merupakan dimensi kepribadian yang berupa kontinium dari internal menuju eksternal, oleh karenanya tidak satupun 9

individu yang benar-benar internal atau yang benar-benar eksternal. Kedua tipe locus of control terdapat pada setiap individu, hanya saja ada kecenderungan untuk lebih memiliki salah satu tipe locus of control tertentu. Disamping itu locus of control tidak bersifat stastis tapi juga dapat berubah. Individu yang berorientasi internal locus of control dapat berubah menjadi individu yang berorientasi external locus of control dan begitu sebaliknya, hal tersebut disebabkan karena situasi dan kondisi yang menyertainya yaitu dimana ia tinggal dan sering melakukan aktifitasnya. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki internal locus of control mempunyai keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, baik berupa kegagalan maupun keberhasilan karena pengaruh dirinya sendiri, sedangkan orang yang memiliki external locus of control memiliki anggapan bahwa faktor-faktor yang ada di luar dirinya akan mempengaruhi tingkah lakunya seperti kesempatan, nasib dan keberuntungan. 2.1.2. Aspek-Aspek Locus of Control Konsep tentang locus of control yang digunakan Rotter (1966) memiliki empat konsep dasar, yaitu : a) Potensi perilaku (Behavior potential) Potensi perilaku mengacu pada kemungkinan bahwa perilaku tertentu akan terjadi dalam sebuah situasi tertentu. Kemungkinan itu harus ditentukan dengan referensi pada penguatan atau rangkaian penguatan yang bisa mengikuti perilaku itu. b) Pengharapan (Expectancy) Pengharapan (expectancy) merupakan kepercayaan individu bahwa dia berperilaku secara khusus pada situasi yang diberikan yang 10

akan diikuti oleh penguatan yang telah diprediksikan. Kepercayaan ini berdasarkan pada pola atau probabilitas atau kemungkinan penguatan yang akan terjadi. c) Nilai penguatan (reinforcement value) Nilai penguatan adalah pilihan terhadap berbagai kemungkinan penguatan atas hasil dari beberapa penguat hasil-hasil lainnya yang dapat muncul pada situasi serupa. d) Situasi Psikologis Situasi psikologis, adalah bentuk rangsangan baik secara internal maupun eksternal yang diterima seseorang pada suatu saat tertentu, yang meningkatkan atau menurunkan harapan terhadap munculnya hasil yang sangat diharapkan. Berbeda dengan konsep Rotter yang memandang locus of control sebagai internal ke eksternal, Hannah Levenson (1981) menyatakan bahwa locus of control mencakup tiga faktor, yaitu faktor internal (internality) yang mana mencakup keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh kemampuan dirinya sendiri, faktor powerful others (kekuatan orang lain) yang mana mencakup keyakinan seseorang bahwa kejadiankejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh orang lain yang berkuasa, dan faktor chance (kesempatan) yang mana mencakup keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh nasib, peluang, dan keberuntungan. Menurut model Levenson, salah satu dari ketiganya dapat mendukung masing-masing dimensi locus of control secara independen dan pada waktu bersamaan. Misalnya, seseorang secara bersamaan mungkin percaya bahwa baik diri sendiri dan kekuatan orang lain mempengaruhi hasil, namun kesempatan tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek locus of control. Dari berbagai pendapat diatas, meliputi potensi perilaku, harapan, nilai unsur penguat, dan suasana psikologis. Serta internality, powerful others, change. Dapat 11

dilihat bahwa banyak karakteristik yang baik berhubungan dengan locus of control internal. Meskipun demikian tidak selalu individu yang berorientasi internal selalu melakukan hal-hal yang positif. 2.2 KEMANDIRIAN 2.2.1.Pengertian Kemandirian Menurut teori Psychological needs Murray, 1994 (dalam Yulianti, 2004) perilaku psikologis manusia digerakkan oleh sejumlah kebutuhan psikologis. Ada dua kebutuhan yang terdapat dalam diri manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan kebutuhan untuk bergantung (needs for deference) Mu tadin (2002) mengatakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Kemandirian menurut Barnadib, 1982 (dalam Mu tadin, 2002) meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu menghadapi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Deli, 1987 (dalam Mu tadin, 2002) yang mengatakan bahwa kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. 12

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian : 1. Suatu keadaan di mana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kemajuan dirinya. 2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. 3. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya. 4. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, di mana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan sehingga individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang dengan lebih mantap. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan bahwa kemandirian merupakan suatu tingkah laku yang bersumber dari dalam individu, sehingga dapat mencari jalan keluar bagi masalah yang sedang dihadapi, memiliki inisiatif, tanggung jawab, tekun, percaya diri, mampu mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain, mampu berinteraksi dengan orang lain, merasa puas dengan usahanya, ada kontrol diri, memungkinkan untuk bertindak bebas, mampu melakukan tindakan secara tepat, mengarahkan tingkah laku ke arah kesempurnaan dan bersikap eksploratif. 13

2.2.2. Aspek-aspek Kemandirian Masrun, 1986 (dalam Yulianti, 2004) mengemukakan bahwa ada lima aspek penting dalam kemandirian, yaitu: 1. Bebas bertanggung jawab Bebas bertanggung jawab dalam hal ini mengandung arti bahwa tindakan yang dilakukan individu atas kehendak sendiri bukan karena orang lain dan tidak tergantung pada orang lain. 2. Progresif dan ulet Aspek ini ditunjukkan dengan usaha mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan harapan-harapannya, melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan, dan menyukai hal-hal yang menantang. 3. Inisiatif Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara original, kreatif, suka mencoba-coba, mempunyai hal-hal baru dan penuh inisiatif. 4. Pengendalian diri Aspek ini ditunjukkan dengan mempunyai perasaan mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakan serta mampu mempengaruhi lingkungan dan mengenal diri sendiri. 5. Kemantapan diri Aspek ini ditunjukkan dengan merasa percaya pada kemampuan sendiri, dapat menerima, memperoleh kepuasan dari usaha sendiri dan tidak mudah terpengaruh orang lain. kemandirian: Afiatin, 1993 (dalam Yulianti, 2004) menyatakan ada 8 (delapan) aspek a. Mampu mengerjakan tugas rutin Aspek ini ditunjukkan oleh kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari. b. Mampu mengatasi masalah Aspek ini ditunjukkan oleh kemampuan untuk mengatasi masalah tanpa bantuan orang lain. c. Memiliki inisiatif Aspek ini ditunjukkan oleh kemampuan untuk berfikir, bertindak emosional, serta memiliki inisiatif demi kemajuan diri. 14

d. Mempunyai rasa percaya diri Aspek ini ditunjukkan oleh kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan penuh rasa percaya diri dan tidak terpengaruhi dengan orang lain. e. Mengarahkan tingkah lakunya menuju kesempurnaan diri Aspek ini ditunjukkan oleh kemampuan untuk bersikap baik dan serta dapat menempatkan diri dengan baik pula. f. Memperoleh kepuasan dari usahanya Aspek ini ditunjukkan oleh kemampuan untuk menghargai jerih payah sendiri. g. Memiliki kontrol diri atau mampu mengendalikan tindakan Aspek ini ditunjukkan oleh kemampuan untuk mengontrol diri dalam bersikap untuk dapat menghadapi sesuatu. h. Memiliki sifat eksploratif Aspek ini ditunjukkan oleh kemampuan untuk berfikir luas dan bebas. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan mengacu aspek-aspek kemandirian menurut Masrun dkk, antara bebas bertanggung, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian diri dan kemantapan diri, karena aspek yang digunakan sudah mencakup semua yang dikemukakan oleh afiatin serta pendapat-pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian merupakan suatu tingkah laku yang bersumber dari dalam individu yang dimanifestasikan dalam tindakantindakan seperti: mampu mengatasi masalah diri sendiri, memiliki inisiatif, tekun dan memiliki rasa percaya diri. 2.2.3. Proses Perkembangan Kemandirian 15

Kemandirian dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus-menerus dan dilakukan sejak dini. Dengan memberikan latihan-latihan diharapkan dengan bertambahnya usia akan bertambah pula kemampuan anak untuk berfikir secara objektif, tidak mudah dipengaruhi, berani mengambil keputusan sendiri, tumbuh rasa percaya diri, tidak tergantung kepada orang lain dan dengan kemandirian akan berkembang dengan baik. Kemandirian akan banyak memberikan dampak positif bagi perkembangan individu, maka sebaiknya kemandirian diajarkan pada anak sedini mungkin sesuai kemampuannya. 2.3 Hubungan antara Locus Of Control dengan Kemandirian Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Mahasiswa layak mengembangkan inisiatif bakat, minat, kreativitas, produktivitas serta kemandiriannya. Apalagi sebagai mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling dituntut untuk memiliki kemandirian, mengenali pribadi masing-masing dengan cara mengenali sifat, karakter dan kemampuan yang dimiliki, mampu mengelola emosi dengan baik, mampu berhubungan baik dengan orang lain. Selain itu harus memiliki kemandirian dalam berbagai hal termasuk memiliki locus of control. Individu yang memiliki internal locus of control percaya bahwa nasib atau peristiwa dalam kehidupannya berada dibawah kontrol dirinya sendiri. Sebagai seorang mahasiswa bila mempunyai internal locus of control, cenderung memiliki tanggung jawab dan kemandirian atas tindakannya dan akan 16

berusaha mengarah pada perubahan yang positif. Individu yang memiliki external locus of control lebih cenderung bergantung pada orang lain atau pada situasi sehingga individu tidak mampu mengarahkan dan mengatur perilakunya. Jadi apabila mahasiswa memiliki internal locus of control tinggi maka kemandirian mahasiswa baik, bisa dilihat dari kemandiriannya dalam mengerjakan sesuatu, mengambil keputusan atau bertanggung jawab atas yang dilakukannya sedangkan apabila mahasiswa memiliki external locus of control rendah maka kemandirian mahasiswa kurang baik 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik hipotesis : H 0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara locus of control dengan kemandirian mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2011 dan 2012. H 1 : Ada hubungan yang signifikan antara locus of control dengan kemandirian mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2011 dan 2012. 17