KORELASI SIKAP PERCAYA DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR. Sukarman Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram.
|
|
- Lanny Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KORELASI SIKAP PERCAYA DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR Sukarman Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram. Abstrak Percaya diri menimbulkan rasa optimisme terhadap berbagai macam keadaan yang akan dihadapi. Ketika individu memiliki sikap percaya diri yang rendah akan rentan mengalami rasa pesimisme terhadap sesuatu yang dialami dan cenderung akan menyalahkan orang lain. Hal yang demikian juga dapat terjadi pada peserta didik yang akan menyebabkan motivasi belajarnya menjadi terhambat dan cenderung untuk menempuh segala cara untuk menghindari kegagalan yang akan dialaminya. Tulisan ini mengkaji topik bahasan tentang apakah ada korelasi antara sikap percaya diri dengan motivasi belajar pada siswa SMP Mataram? Metode penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment dan subyek penelitian terdiri dari 35 siswa SMP di Mataram. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai hitung dalam penelitian ini adalah 0,9 sedangkan nilai tabel dengan taraf signifikan 5% dan N = 35 adalah 0,334. Berarti hitung tabel (0,911 0,334). Kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai korelasi product moment yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar daripada nilai tabel, maka dapat dikatakan bahwa hipotesis nilai (Ho) ditolak yaitu tidak ada korelasi antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada siswa SMPN di Mataram dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Berarti ada korelasi antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada siswa SMPN di Mataram. Kata Kunci: Korelasi, Sikap Percaya Diri, Motivasi Belajar 127
2 Jurnal al-tazkiah, Vol.4 No.2, 2014: A. Pendahuluan Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dari makhluk lainnya. Dari itu manusia dituntut untuk selalu bersyukur dan mengembangkan sikap yang baik dalam berinteraksi, baik secara vertikal dengan Tuhan maupun secara horizontal dengan manusia maupun makhlukmakhluk Tuhan lainnya. Dalam berinteraksi, setiap individu membutuhkan sikap percaya diri yang baik agar dapat berkomunikasi dengan lancar, sehingga segala maksud yang ingin disampaikan melalui komunikasi itu dapat tercapai. Selain itu juga dalam dunia pendidikan sikap percaya diri sangat diutamakan, karena dalam persaingan hidup sekarang ini, kecerdasan bukanlah faktor utama yang menentukan kesuksesan individu, namun sikap percaya diri merupakan modal awal yang dapat menentukan keberhasilan orang lain. Menurut Fatimah, kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. 1 Pendapat lain menyebutkan bahwa sikap percaya diri adalah suatu bentuk sikap optimisme dan kreativitas yang dibawa sejak lahir, ulet, tekun, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki harga diri yang baik serta disegani oleh orang lain. 2 Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap percaya diri merupakan suatu bentuk perilaku positif dan rasa optimisme yang dimiliki oleh setiap individu dalam memandang setiap usaha dan tindakan yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-harinya. Individu yang meiliki kepercayaan diri bahwa ia akan mampu menghadapi persoalan dengan baik dan menganggap bahwa ia akan berhasil menghadapinya, akan mendorongnya lebih semangat dan berusaha semaksimal mungkin mencari jalan keluar terhadap pemecahan masalah yang dihadapinya. Individu yang memiliki sikap optimistisme sering kali lebih banyak berhasil memecahakan 1 E. Fatimah, Psikologi perkembangan, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), K. Kartini, Piskologi kepribadian, (Jakarta: Rajawali, 2010),
3 Korelasi Sikap Percaya Diri. (Sukarman) suatu persoalan dihadapinya dibandingkan dengan orang yang memiliki sikap pesimisme. Adapun karakteristik individu yang kurang percaya diri adalah: 1) berusaha menunjukkan sikap kompromi, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok, 2) menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan, 3) sulit menerima realitas diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemapuan diri sendiri namun di lain pihak, meransang harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri, 4) pesimistis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif, 5) takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil, 6) cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus, (karena undervalue diri sendiri), 7) Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu, 8) mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat bergantung pada keadaan, dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain). 3 Karakteristik individu yang memiliki percaya diri yang tinggi dan percaya diri yang kurang dapat memberikan dampak pada motivasi belajarnya. Individu yang percaya dirinya tinggi akan memberikan pengaruh pada sikap optimis dan merasa mampu untuk menyelesaikan permasalahan dan tugas-tugas yang diberikan guru di sekolah. Namun individu yang memiliki karakteristik kepercayaan diri yang rendah akan memberikan dampak pada sikap pesimis serta tidak mampu dalam bersosialisasi maupun menyelesaikan tugas pembelajaran yang ada di sekolah, sehingga kegiatan tersebut akan menghambat motivasi belajar yang dimilikinya. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan respon terhadap adanya tujuan yang dimiliki oleh setiap individu. Atau suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan atau perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapainya. 3 Fatimah, Psikologi...,
4 Jurnal al-tazkiah, Vol.4 No.2, 2014: Sedangkan bentuk-bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar adalah 1) memberi angka, 2) memberi hadiah, 3) saingan/ kompetisi, 4) memberi ulangan, 5) pujian, 6) hukuman, dan 7) hasrat untuk belajar. 4 Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan yang muncul dalam diri individu yang dilatarbelakangi oleh sikap, tindakan, atau sugesti seperti adanya pemberian hadiah, persaingan dengan teman, pemberian pujian serta hukuman yang membuat individu jera untuk melakukan perbuatannya. Siswa SMPN di Mataram terkadang jarang menunjukan sikap percaya diri yang baik. Hal tersebut terbukti dengan sekitar 75% siswa sering mencontek ketika berlansung ujian semester maupun ujian nasional. Dengan sedikitnya kepercayaan diri yang disebabkan oleh sifat optimistis yang kurang tersebut memunculkan motivasi belajar siswa menjadi rendah dan tidak sedikt siswa berhenti sekolah. Hal itu bisa terjadi pada siswa tingkatan sekolah apa saja tidak hanya siswa SMP, tetapi juga untuk anak tingkatan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan sampai level perguruan tinggi. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang Korelasi Antara Sikap Percaya Diri dengan Motivasi Belajar pada Siswa SMPN Mataram. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara sikap percaya diri dengan motivasi belajar pada siswa SMP Mataram? B. Pembahasan Rintyastini dkk menyatakan bahwa sikap percaya diri adalah sikap positif seseorang individu untuk merasa memiliki kompetensi, kemampuan serta keyakinan, dan percaya diri bahwa dia bisa mengembangkan penilaian positif terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 5 Sedangkan Sangkala (2010: 183) menyebutkan bahwa percaya diri adalah sikap positif yang 4 Sardiman, Interaksi danmotivasi belajar mengajar, (Jakarata: Raja Grafindo Persada, 2005), Ryntyastini dkk, Bimbingan dan konseling di SMP Untuk Kelas VIII. Jakarta: Esis, 2005),
5 Korelasi Sikap Percaya Diri. (Sukarman) ditanamkan individu untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri, lingkungan maupun situasi yang dihadapi dalam proses pencapaian diri yang baik dalam lingkungan sosial. 6 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap percaya diri individu tidak terlepas dari pengaruh pembawaan individu dari sejak lahir yang akan memberikan dampak pada adanya sikap optimis yang dimiliki oleh individu yang ditanamkan oleh keluarga atau orang tua di rumah serta bagaimana mereka dapat berinteraksi dengan yang lainnya. Sikap percaya diri itu juga sangat diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya agar setiap individu mampu memotivasi dirinya untuk giat dan ulet dalam belajar. Sedangkan menurut Sardiman, motivasi belajar adalah suatu energi positif yang dikembangkan oleh individu untuk selalu terdorong dan giat melakukan sesuatu dalam hidupnya. Bentuk-bentuk/jenis motivasi terdiri atas 2 (dua) bagian yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Namun motivasi intrinsik meliputi (1) hasrat untuk belajar (2) minat (3) minat yang diakui. Sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi (1) memberi angka (2) hadiah (3) saingan/kompetisi (4) memberi ulangan (5) pujian (6) hukuman. 7 Hasil penelitian mengungkapkan bahwa bentuk/jenis motivasi belajar siswa sebagai berikut (1) memberi angka. Banyak siswa belajar yang utamanya justru untuk meraih sebuah angka/nilai yang baik, angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat, tetapi ada juga sedikit bahkan banyak siswa belajar hanya ingin mengejar naik kelas semata. Ini menunjukan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka-angka baik. Namun demikian, semua ini harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angkaangka itu belum mencapai hasil belajar yang sejati atau bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana memberikan angka-angka yang dikaitkan dengan nilai yang terkandung dalam aspek kognitif dan psikomotorik. (2) hadiah. Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, namun tidaklah selalu demikian, oleh karena 6 C. Sangkala, Berdamai Dengan Diri Sendiri, (Jakarta: Diva Press, 2010), Sardiman, Interaksi...,
6 Jurnal al-tazkiah, Vol.4 No.2, 2014: hadiah itu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang. (3) saingan/kompetisi. Saingan/kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong semangat belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individu maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, akan tetapi juga digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa. (4) memberi ulangan. Para siswa akan lebih giat lagi untuk belajar kalau seandainya mereka tahu akan diadakannya ulangan. Oleh karena itu, memberikan ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, yaitu melakukannya jangan terlalu sering karena karena sikap yang demikian justeru membosankan. Dalam hal ini seorang guru juga harus terbuka jika akan ada ulangan dengan cara memberitahukan siswa sebelumnya. (5) pujian. Apabila ada seorang siswa yang sukses/berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlulah diberikan pujian dan ini adalah bentuk penguatan positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini dapat menjadi motivasi, maka pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan dapat menumbuhkan suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. (6) hukuman. Hukuman dapat juga dijadikan penguat yang negatif, akan tetapi kalau penyalurannya dapat dilakukan secara tepat dan bijak maka hukuman bisa dijadikan alat motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian motivasi. (7) hasrat untuk belajar. Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan suatu kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar pada diri seorang anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. (8) minat. Motivasi sangat erat kaitannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan dengan lancar kalau disertai dengan minat. 132
7 Korelasi Sikap Percaya Diri. (Sukarman) Selain itu, fungsi dari motivasi adalah (1) Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi, motivasi sebagai penggerak atau motorik yang melepaskan energi, (2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, (3) Menyelesaikan perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut, (4) Diharapkan juga kepada guru mata pelajaran dan guru pembimbing memberikan perhatian yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. 8 Jad,i motivasi belajar individu akan dibentuk dari sikap percaya diri individu. Ketika individu memiliki sikap percaya diri yang baik akan memunculkan motivasi belajar yang baik pula yang ditunjukan dengan sikap optimis, ulet, tekun, bertanggung jawab serta mampu melaksanakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sedangkan ketika individu memiliki sikap percaya diri yang kurang cenderung individu akan membentuk motivasi yang rendah pula yang ditunjukkan dengan sikap pesimis atau selalu berpikiran negatif dan tidak mampu melakukan suatu kegiatan/aktivitas. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yakni variable X yang disebut sebagai variabel bebas (independen) yaitu sikap percaya diri, dan variabel Y yang disebut sebagai variabel terikat (dependen) yaitu motivasi belajar siswa. Sedangkan populasi adalah keseluruhan objek dan subyek dari penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitaiannya merupakan penelitian populasi. 9 Kemudian yang akan menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua Siswa SMPN di Mataram tahun pelajaran 2013/2014 dengan populasi siswa yang berasal dari lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung Mataram. Untuk mengetahui besarnya jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. 8 Ibid., Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Yogjakarta: Rineka Cipta, 2006),
8 Jurnal al-tazkiah, Vol.4 No.2, 2014: Jenis Kelamin No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. Kelas VII A Kelas VII B Kelas VIII A Kelas VIIIB Kelas IX A JUMLAH Tabel 1 Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Maka teknik sampling yang digunakan peneliti proportion random sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstarata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen atau tidak sejenis. 10 Jenis Kelamin No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. Kelas VII A Kelas VII B Kelas VIII A Kelas VIIIB Kelas IX A JUMLAH Tabel 2 Kemudian teknik analisis data dalam penelitian tersebut adalah menggunakan data yang diperoleh dari lokasi penelitian yang selanjutnya akan diolah dan dianalisis. Pada umumnya metode analisis data dibedakan menjadi dua cara, yaitu analisis statistik dan analisis non-statistik. Dalam hal 10 Ridwan dan B. Alma, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2004),
9 Korelasi Sikap Percaya Diri. (Sukarman) ini metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis statistic product moment dengan rumus sebagai berikut. r XY xy 2 2 x y C. Hasil Dari hasil perhitungan diperoleh nilai hitung dalam penelitian ini adalah 0,9 sedangkan nilai tabel dengan taraf signifikan 5% dan N = 35 adalah 0,334. Berarti hitung tabel (0,911 0,334). Kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai korelasi product moment yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar daripada nilai tabel, maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nilai (Ho) ditolak yaitu tidak ada korelasi antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada siswa SMP Mataram dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, berarti ada korelasi antara kepercayaan diri dengan Motivasi belajar pada siswa SMP Negeri Mataram. Kepercayaan diri adalah sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilain positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang bisa menerima kenyataan dirinya, yaitu kepercayaan diri yang baik sesuai dengan realitas yang diharapkan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, menunjukan bahwa kepercayaan diri siswa dalam meningkatkan motivasi belajar sangat tinggi karena hal tersebut dilihat dari hasil survey di lapangan, yang mana kebanyakan siswa mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dalam meningkatkan motivasi belajarnya, sehingga dapat dikatakan, bahwa siswa yang mempunyai kepercayaan diri, maka siswa tersebut memiliki pretasi belajar yang bagus. Dalam penelitian ini, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,911 dan termasuk pada kategori tinggi. Jadi, dengan demikian terdapat hubungan yang tinggi antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada 135
10 Jurnal al-tazkiah, Vol.4 No.2, 2014: siswa SMPN di Mataram. Dengan demikian Ada Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMPN di Mataram. D. Kesimpulan Hubungan tersebut terlihat dari adanya signifikansi korelasi product moment antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar, yakni hasil analisis data yang diperoleh pada hitung = 0,911 yang selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel pada taraf signifikan 5% dan N = 35 diperoleh tabel = 0,334. Hasil ini menunjukkan bahwa hitung tabel. Maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nihil (Ho), yaitu tidak ada hubungan kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada siswa SMP di Mataram ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Maka kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada siswa di Mataram. 136
11 Korelasi Sikap Percaya Diri. (Sukarman) Daftar Pustaka Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.Yogjakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S. Bahri Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Banjarmasin: Usaha Nasional. Fatimah, E Psikologi perkembangan. Bandung: Pustaka Setia. Kartini, K Piskologi kepribadian. Jakarta: Rajawali Press. Ridwan dan Alma, B Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta. Ryntyastini, Yulita, Challote, Suzy Y Bimbingan dan Konseling di SMP Untuk Kelas VIII. Jakarta: Esis. Sardiman Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarata: Raja Grafindo Persada. Sangkala, C Berdamai Dengan Diri Sendiri. Jakarta: Diva Press. 137
KORELASI ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP DI MATARAM
KORELASI ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP DI MATARAM Made Piliani Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram e-mail:- Abstrak: Percaya diri sangat diutamakan pada
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ATMOSFER KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI. Oleh : SRI ARFINA YULIA NENGSIH ERA1D010025
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ATMOSFER KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI Oleh : SRI ARFINA YULIA NENGSIH ERA1D010025 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:
PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VII DI SMPN 1 BANYAKAN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya Lokasi Penelitian
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Latar Belakang Berdirinya Lokasi Penelitian SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin beralamatkan di Jalan Mangga III Rt. 22 No. 48 Kecamatan
Lebih terperinciAnanda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang
PERBEDAAN MOTIVASI SISWA MEGIKUTI BELAJAR TAMBAHAN DI SEKOLAH ANTARA SISWA LAIK-LAKI DAN PEREMPUAN SERTA IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Menghafal Juz Amma. SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung
1 BAB V PEMBAHASAN A. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Menghafal Juz Amma SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung 1. Memberikan Imbalan Imbalan merupakan alat pendidikan yang menyenangkan,
Lebih terperinciHUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Atlet Atlet adalah Individu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat tersendiri lalu memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta memiliki latar belakang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif, Menurut Saifuddin Azwar pendekatan kuantitatif yaitu penelitian
Lebih terperinciPENGARUH PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENGARUH PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Haris Safrudin (10220038-ST) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Dalam menjalani proses belajar
Lebih terperinciDINA FITMILINA A1A110053
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 MUARA BUNGO ARTIKEL ILMIAH OLEH DINA FITMILINA A1A110053
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan hal yang penting didalam suatu penelitian ilmiah. Karena penelitian ilmiah harus dilakukan dengan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dan
Lebih terperinciOmega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017)
ISSN: 2502-2318 (Online) ISSN: 2443-2911 (Print) Alamat URL http://omega.uhamka.ac.id/ ω o m e g a Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017) Hubungan Lingkungan Sekolah dan Motivasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.
III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Syaiful Aswan (2006:95) metode eksperimen adalah cara penyajian
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DIRI TERHADAP KELANJUTAN PENDIDIKAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN MOTIVASI DIRI TERHADAP KELANJUTAN PENDIDIKAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciHUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KINERJA MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA N GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciPengaruh Kemampuan Awal Matematika dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika
Jurnal Analisa 3 (1) (2017) 76-84 p-iss: 2549-5135 http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/analisa/index e-iss: 2549-5143 Pengaruh Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Witri Lestari
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin
Korelasi Antara Kemampuan Merespon Pelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Kelas VII SMP Negeri 2 Monta Tahun Pelajaran 2013/2014 Fahruddin Abstrak: Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat lapangan (field research) yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif.
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI PEMBELAJARAN OLEH GURU KELAS TERHADAP NILAI RAPORT SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI. Sogi Hermanto
Hermanto, Hubungan Motivasi Pembelajaran oleh Guru Kelas 149 HUBUNGAN MOTIVASI PEMBELAJARAN OLEH GURU KELAS TERHADAP NILAI RAPORT SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI Sogi Hermanto Prodi Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KEMAMPUAN EKONOMI KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KECENDERUNGAN PUTUS SEKOLAH ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA DOHOLOR KELURAHAN DOHO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif, Menurut Saifuddin Azwar pendekatan kuantitatif yaitu penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI
Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan dalam Menyusun Proposal Skripsi (Pindho Hary Kristanto, dkk.) HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Pindho
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu
BAB V PEMBAHASAN A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah Tsanawiyah Sultan Agung Jabalsari Pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa mempunyai motivasi dalam belajar sehingga terbentuk
Lebih terperinciHubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi
Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SDN INPRES 2 LOLU. Oleh: Jemi Karter, Huber Yaspin Tandi, Yusdin Gagaramusu
HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SDN INPRES 2 LOLU Oleh: Jemi Karter, Huber Yaspin Tandi, Yusdin Gagaramusu Abstrak Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Tugas Dan Syarat-syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi di SD Negeri II Bangsri Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
dan bahagia. Orang tua adalah figur dalam proses pembentukan kepribadian anak, sehingga diharapkan akan memberi arah, memantau, mengawasi dan membimbing perkembangan anaknya ke arah yang lebih baik. Berdasarkan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TUGAS, METODE PEMBELAJARAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA N 1 SAPURAN WONOSOBO
PENGARUH PEMBERIAN TUGAS, METODE PEMBELAJARAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA N 1 SAPURAN WONOSOBO Agung Adi Kusuma Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo joni_togel@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dari hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. 1 Sebagai sebuah
Lebih terperinci2010), Cet. 16, hlm. 23. hlm Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV. ALFABETA,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang data penelitiannya
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT) Anis Susanti (Aniessciutee_baikhati@yahoo.co.id) Siti
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG
Wayan Satria Jaya STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK This study aims to obtain data on how far the relationship between motivation to learn with the learning outcomes of students in school. Method used
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR The influence of study motivation through students study achievement in student of class XI IPS at SMA Negeri 2 Metro Academic year 2012/2013 Mar atur
Lebih terperinciPENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SUWAWA ARTIKEL.
PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SUWAWA ARTIKEL Oleh : SITI RUKAIYAH 911 411 018 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini memuat tentang: a) latar belakang masalah; b) identifikasi dan pembatasan masalah; c) rumusan masalah; d) tujuan penelitian; hipotesis penelitian; f) kegunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang mempunyai semangat yang tangguh dalam mendukung dan melaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Tujuan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah jenis penelitian korelasi yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena data yang kami ambil dalam bentuk angka dan akan
82 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan penelitian Pendekatan penelitan ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif karena data yang kami ambil dalam bentuk angka dan akan diproses secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Getasan dengan responden penelitian sebanyak 126 siswa dengan rincian sebaran pada data 4.1
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: DWI ROHMA NPM. 12500037 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang berbentuk korelasional, artinya penelitian ini
Lebih terperinciKORELASI ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN AJARAN 2015/2016
KORELASI ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaiab Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (survei) dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR Tiara Rosalina E-mail: tiararosalina99@yahoo.co.id Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya 5 Malang 65145 Abstract: The purpose
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses
Lebih terperinciSTUDI KORELASI FASILITAS BELAJAR DENGAN AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA PGRI PURWOHARJO
STUDI KORELASI FASILITAS BELAJAR DENGAN AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA PGRI PURWOHARJO AGUNG PRASETYO AHMAD FERDI ABDULLAH ABDUL SHOMAD Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,
Lebih terperinciOleh Tri Andari IKIP PGRI Madiun
PERBANDINGAN METODE EXPLICIT INSTRUCTION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Gani Tirtoasri Tirtomoyo. Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Propinsi Jawa Tengah. Adapun penelitian ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Disiplin BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan itu kita lakukan dengan tepat waktu tapi kadang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu peroses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Data Hasil Penelitian Penelitian hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tumijajar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Suatu desain penelitian menyatakan struktur masalah penelitian
66 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian merupakan persiapan menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif korelasional yaitu penelitian yang meneliti tentang hubungan antara
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KEDIRI KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KEDIRI KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel
47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini adalah penelitian quasi-eksperimen yang menggunakan nonequivalent model grup kontrol. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang terdiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta- fakta atau prinsipprinsip
BAB III METODE PENELITIAN Metode yaitu suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di SMP Karya Indah Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat korelasional. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini diperoleh
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Efektivitas Guru PAI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
92 BAB IV ANALISA DATA A. Efektivitas Guru PAI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Make A Match Pada Materi Mengenal Nama dan Tugas Malaikat pada Kelas IV SD Negeri 07 Payaraman Kecamatan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I BANYAKAN TAHUN PELAJARAN
JURNAL HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I BANYAKAN TAHUN PELAJARAN 2015 2016 The Correlation Between Background Knowledge And
Lebih terperinciUPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Siti Suprihatin Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Sitisuprihatin43@yahoo.com Abstrak Guru bagi masyarakat awan selama ini dipahami
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN GAYA KOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI SE-KECAMATAN KOTA BARU JAMBI
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN GAYA KOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI SE-KECAMATAN KOTA BARU JAMBI OLEH EKSA APRILIANTI A1C309034 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR Sri Wahyuni (sriwah@yahoo.co.id) 1 Muswardi Rosra 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The aims
Lebih terperinciPengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar Siswa Moh. Mega Nirwana (07220676) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang penelitian adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang memusatkan perhatian
Lebih terperinciKardi * Yohni Alimin Prasongko ** Kata Kunci: Kedisiplinan Belajar, Minat Belajar, Pestasi Belajar
PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DAGANGAN KABUPATEN MADIUN TAHUN AJARAN 2010/2011 Abstrak Kardi * Yohni Alimin Prasongko ** Penelitian
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI
176 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI terhadap prestasi belajar siswa b) pengaruh kemampuan guru SKI dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Locus Of Control 2.1.1. Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran
Lebih terperinciSKRIPSI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI. Disusun Oleh : MUHAMMAD AGUNG NUGROHO NPM :
HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENINGKATNYAKETERBUKAAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA NEGERI 6 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciABSTRAK. : Ice breaking, Motivasi diri siswa dalam mengikuti pelajaran. matematika
ABSTRAK Noer Haryati. PENGARUH ICE BREAKING TERHADAP MOTIVASI DIRI SISWA DALAM MENGIKUTI PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP N 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.Skripsi. Surakarta: Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI SKRIPSI
HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Ekstensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menelusurinya ke
50 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto, karena penelitian ini tidak mencoba memanipulasi variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk
Lebih terperinciPENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009 PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR Muh. Yusuf
Lebih terperincipenelitian kuantitatif. Menggunakan jenis penelitian survey karena dalam Masri Sangarimbun bahwa penelitian survey adalah penelitian yang mengambil
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menggunakan jenis penelitian survey karena dalam pengumpulan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N PACITAN TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah didera oleh berbagai keterpurukan, yang diantara penyebab keterpurukan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)
BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT) 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT) Strategi pembelajaran increasing the capacity
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian juga sering kali disebut dengan metodologi. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,
Lebih terperinciKONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
74 KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Hadi Heriawan 1, Iwa Kuntadi 2, Haryadi 3 Departemen Pendidikan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian, serta menuangkannya dalam bentuk skripsi.
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan selama 2 bulan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berhubungan
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI Mahdiyatul Nasihah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : nasihamahdiyatul@gmail.com
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PRESTASI BELAJAR HUKUM PAJAK DAN PERPAJAKAN DITINJAU DARI ASPEK KOGNITIF DAN RUTINITAS BELAJAR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2010 NASKAH
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data
III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran
Lebih terperinciHUBUNGAN READINESS (KESIAPAN) BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 03 SUKARAJA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 HUBUNGAN READINESS (KESIAPAN) BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 03 SUKARAJA Effendi Prodi Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda Sukaraja
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN ADAPTASI SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN ADAPTASI SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA
A.24 PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA Partini A.Z. Rivai Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstraksi. Belajar merupakan kewajiban dari setiap remaja yang
Lebih terperinci