BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1997, kemudian dipicu dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi sehari-hari masyarakat yang paling favorit. 1 Sepeda motor saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dan juga bagi sebahagian besar penduduk dunia terutama penduduk Asia, Amerika Latin, dan Afrika. 2 Penduduk golongan menengah ke bawah mempergunakan sepeda motor sebagai alat transportasi sehari-hari seperti untuk pergi ke tempat kerja, ke sekolah, pergi berbelanja dan mengantar serta menjemput anak ke sekolah, sedangkan bagi penduduk golongan ekonomi atas atau the have sepeda motor yang biasanya bermesin lebih besar yang biasanya digunakan untuk mengembangkan hobi atau buat olahraga, dan hanya dipakai pada waktu-waktu tertentu saja. 2 Pertumbuhan kenderaan yang cukup tinggi ini tidak hanya menimbulkan masalah kemacetan lalu lintas tetapi dapat juga menimbulkan masalah lain seperti kecelakaan lalu lintas. 3 Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya di negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2002 kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian urutan kesebelas di seluruh dunia, menelan korban jiwa sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun. 4
Kecelakaan lalu lintas dapat mengakibatkan berbagai cedera. Cedera yang paling banyak terjadi pada saat kecelakaan lalu lintas adalah cedera kepala. 5 Cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama disabilitas dan mortalitas di negara berkembang. Keadaan ini umumnya terjadi pada pengemudi motor tanpa helm atau memakai helm yang kurang tepat dan yang tidak memenuhi standar. 6 Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2004, Case Fatality Rate (CFR) cedera akibat kecelakaan lalu lintas tertinggi dijumpai di beberapa negara Amerika Latin (41,7%), Korea Selatan (21,9%), dan Thailand (21,0%). 4 Menurut Gillian yang dikutip oleh Ibrahim (1997) di Amerika Serikat terdapat 500.000 kasus cedera kepala setiap tahunnya, kurang lebih 18-30% meninggal dalam 4 jam pertama sebelum sampai ke rumah sakit. 4 Di Indonesia jumlah kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Direktorat Keselamatan Transportasi Darat Departemen Perhubungan (2005), jumlah korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2003 terdapat 24.692 orang dengan jumlah kematian 9.865 orang (CFR=39,9%), tahun 2004 terdapat 32.271 orang dengan jumlah kematian 11.204 orang (CFR=34,7%), dan pada tahun 2005 menjadi 33.827 kasus dengan jumlah kematian 11.610 orang (CFR=34,4%). Dari data tahun 2005 di atas, didapatkan bahwa setiap harinya terdapat 31 orang yang meninggal atau dengan kata lain setiap 45 menit terdapat 1 orang yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. 7 Menurut catatan Sistim Administrasi Satu Atap (SAMSAT) Polda Metro Jaya (2006), pada tahun 2002 tercatat 1.220 kejadian kecelakaan, pada tahun 2005 angka
kecelakaan mencapai 4.156 kejadian (IR KLL=1,89 per 100.000 penduduk), dan tahun 2006 tercatat 4.407 kecelakaan, sedangkan menurut catatan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, pada bulan November 2007 terdapat sebanyak 111 kejadian kecelakaan yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia dengan Case Fatality Rate 11,7%. 3 Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas, Polda Sumatera Utara korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2005 sebanyak 2.939 orang dengan jumlah kematian 963 orang (CFR=32,8%) dan pada tahun 2006 sebanyak 4.859 orang dengan jumlah kematian 1.205 orang (CFR=24,8%). Pada tahun 2005 terdapat 1.864.980 pengguna sepeda motor dengan jumlah kejadian kecelakaan 1.376 ( IR KLL=7,37 per 10.000 pengguna sepeda motor), dan pada tahun 2006 terdapat 2.113.772 pengguna sepeda motor dengan jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas 2.438 ( IR KLL=11,5 per 10.000 pengguna sepeda motor). 2 Pada tahun 2002-2003 di RSUD dr. Pirngadi Medan dijumpai cedera kepala sebanyak 1.095 orang dengan kematian 92 orang (CFR=8,4%), di RSUP H. Adam Malik Medan jumlah cedera kepala sebanyak 680 orang dengan jumlah kematian 66 orang (CFR=9,7%), 8 dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dina di rumah sakit umum daerah Padangsidimpuan (2006) menunjukkan bahwa proporsi penderita kecelakaaan lalu lintas yang dirawat inap berfluktuasi, pada tahun 2000 sebanyak 18,2%, tahun 2001 sebanyak 22,4%, tahun 2002 sebanyak 20,5%, tahun 2003 sebanyak 19,2%, dan tahun 2004 sebanyak 19,8% dari seluruh pasien cedera kepala yang rawat inap, dimana jumlah cedera kepala sebesar 616 orang dengan kematian 23 orang dengan Case Fatality Ratenya (CFR) sebesar 3,7%. Data yang diperoleh di
bagian rekam medik RSUD. Padangsidimpuan menunjukkan pada tahun 2005-2007 terdapat 449 penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan latar belakang di atas terlihat bahwa cedera kepala perlu mendapat perhatian dan penanganan yang serius, mengingat jumlah kasus yang semakin meningkat. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang rawat inap di RSUD Padangsidimpuan tahun 2005-2007. 1.2. Perumusan Masalah Belum diketahuinya karakteristik penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang rawat inap di RSUD. Padangsidimpuan tahun 2005-2007. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang rawat inap di RSUD Padangsidimpuan tahun 2005-2007. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui trend penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang rawat inap di RSUD Padangsidimpuan tahun 2005-2007. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita cedera kepala berdasarkan sosiodemografi antara lain : umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, tempat tinggal, dan sumber biaya.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita cedera kepala berdasarkan tingkat keparahan. d. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita cedera kepala. e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita cedera kepala berdasarkan keadaan sewaktu pulang. f. Untuk mengetahui Case Fatality Rate (CFR) setiap tahun g. Untuk mengetahui Case Fatality Rate (CFR) penderita cedera kepala berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat keparahan. h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan tingkat keparahan. i. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan tingkat keparahan. j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi status perkawinan berdasarkan tingkat keparahan. k. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya. l. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan tingkat keparahan. m. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. n. Untuk mengetahui perbedaan proporsi tingkat keparahan berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
1.4. Manfaat 1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD. Padangsidimpuan dalam mengelola perawatan penderita cedera kepala akibat kecelakaaan lalu lintas. 1.4.2. Sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas.