PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Temperatur Kalsinasi dan Waktu Penahanan terhadap Pertumbuhan Kristal Nanosilika

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODE PENELITIAN

SINTESIS SILIKA BERBABIS PASIR ALAM BANCAR MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

Sintesis dan Karakterisasi Komposit PANi-SiO 2 dengan Pengisi Gel SiO 2 dari Pasir Bancar Tuban

Pengaruh Temperatur Kalsinasi pada Sintesis Nanopartikel Silika Pantai Purus Kota Padang

ISSN Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM

IDENTIFIKASI MATERIAL PASIR DESA SAMBERA MARANGKAYU MENGGUNAKAN XRF DAN XRD

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

PENGARUH WAKTU TAHAN PADA PROSES HYDROTHERMAL DAN TEMPERATUR KALSINASI TERHADAP KEKRISTALAN SILIKA DARI BAHAN ALAM PASIR KUARSA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

PERBANDINGAN MASSA KALIUM HIDROKSIDA PADA EKSTRAKSI SiO2 ORDE NANO BERBASIS BAHAN ALAM PASIR KUARSA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hariadi Aziz E.K

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI

PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

BAB IV DATA DAN ANALISIS

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

Bab III Metodologi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERRIT DENGAN DOPING ION Zn PADA VARIASI TEMPERATUR RENDAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

Metodologi Penelitian

STUDI MIKROSTRUKTUR SERBUK LARUTAN PADAT MxMg1-xTiO3 (M=Zn & Ni) HASIL PENCAMPURAN BASAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Oktober 2013.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

BAB III METODOLOGI III.1

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

SINTESIS NANOPARTIKEL SILIKA DARI PASIR PANTAI PURUS PADANG SUMATERA BARAT DENGAN METODE KOPRESIPITASI

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT PANi SiO 2 DENGAN PENGISI GEL SiO 2 DARI PASIR BANCAR TUBAN

Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

Sintesis Nanopartikel MnO 2 dengan Metode Elektrolisa Larutan KMnO 4

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

Bab III Metoda Penelitian

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

Transkripsi:

NANOSILIKA PASIR

Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Tujuan 1 Mengetahui komposisi fasa kristal nanosilika dengan beberapa temperatur kalsinasi 900 C dan 950 C dan waktu penahanan 4, 6, 8, dan 10 jam? 2 3 Mengetahui pengaruh temperatur kalsinasi dan waktu penahanan terhadap fasa yang terbentuk? Mengetahui bentuk morfologi dan ukuran partikel pada nanosilika?

Batasan Masalah 1 2 3 Bahan dasar yang digunakan adalah pasir silika dari pantai Bancar, Tuban, Jawa Timur. Variasi temperatur kalsinasi yang digunakan adalah 900 C dan 950 C dengan waktu penahanan selama 4, 6, 8, dan 10 jam. Waktu penggilingan (milling) yang digunakan adalah 10 jam.

Pasir Silika, Tuban, Jawa Timur TINJAUAN PUSTAKA Pasir kuarsa (silika) merupakan material yang tersedia di alam dalam jumlah yang besar Merupakan bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika & mengandung senyawa pengotor (ex: oksida besi, oksida kalsium, oksida magnesium, oksida alkali, zat organik sisa hewan) Bahan alam sifat-sifat material yang dimiliki sulit diprediksi dan diatur

Silika Bahan keramik dengan ikatan kovalen Memiliki titik leleh tinggi dibanding logam Silika dapat berupa kristal, amorf, dan gabungan amorf dan kristal Sifat dari silika bergantung perilaku struktur selama reaksi sintesis. Struktur Koordinasi Tetrahedral Fasa-fasa Silika: -Quartz -Tridymit -Cristobalit Pemberian temperatur pemanasan Kalsinasi

Fasa Quartz dan Tridymite Fasa utama dari silika T = < 870 C Quartz α membentuk quartz β pada temperatur 573 C Tridymit memiliki beberapa bentuk kristalin bergantung pada kondisi lingkungan dan temperatur T= 870-1470 C

Fasa Cristobalite Polimorf dari silika pada temperatur tinggi. Stabil pada T= 1470-1723 C Membentuk kristal metastabil pada temperatur yang lebih rendah

Metode Kopresipitasi Kopresipitasi merupakan salah satu metode basah yang melibatkan reaksi kimia Tingkat kemurnian yang tinggi Proses pengendapannya sangat sederhana Waktu yang dibutuhkan relatif cepat Dilakukan pada temperatur rendah

Metode Sintesis Silika (1) 2 NaOH + SiO 2 Na 2 SiO 3 + H 2 O (2) Na 2 SiO 3 + 2H 2 O + 2HCl Si(OH) 4 + 2 NaCl (3) Si(OH) 4 SiO 2 + 2H 2 O

Metodologi Menggunakan metode kopresipitasi, proses sederhana dan waktu yang digunakan relatif cepat Sintesis Nanosilika Widodo (2010) Metode Alkali Fusion, 98,9 % Akbar (2010) Metode Alkali Fusion, 99,2 % Mendapatkan fasa kristal cristobalite pada temperatur yang lebih rendah Hadi (2011) Metode Kopresipitasi, 95,73 % Latif (2013) Metode Kopresipitasi, 95 % Fasa cristobalite low T=1000 C

Peralatan dan Bahan Bahan Pasir Silika Pantai Bancar, Tuban, Jawa Timur NaOH 99% HCl 37% Alkohol 96% Oven Neraca digital Aluminium foil Mortar Crucibel Furnace Magnetic Stirer Peralatan Spatula Ayakan 100 mesh Gunting Magnetic Bar Kertas Saring Corong Kertas ph

Alat Uji Karakterisasi Spektrometer X- Ray Fluorescence (XRF) Difraktometer Sinar X (XRD) Particle Size Analizer (PSA) Scanning Electron Microscopy (SEM)

Sintesis Mikrosilika Pasir Alam Silika Dicuci Aquades dan Dikeringkan Uji XRD dan XRF Separasi pasir silika dari besi Dihaluskan dengan cara wet milling selama 10 jam Wet milling dengan media alkohol 96%, kecepatan 150 rpm, perbandingan massa pasir dan bola milling 1:5 Dikeringkan dengan temperatur 50 C selama 12 jam Direndam dengan HCl 2M 150 ml selama 12 jam Dicuci dengan aquades Dilakukan pencucian 5 kali Mikro Silika Uji XRD

Sintesis Nanosilika Serbuk Mikrosilika Massa= 4gr Prekursor Natrium Silikat Dicampur dengan larutan NaOH 7M Diaduk menggunakan stirer T=225 0 C Diaduk dengan aquades 200 ml Diaduk menggunakan stirrer Titrasi dengan HCl 2M ph 7 Terbentuk gel Dicuci dengan aquades Temperatur ruang Diukur dengan ph paper Didiamkan selama 24 jam Pencucian dilakukan 15 kali Penyaringan Prekursor Natrium Silikat Dikeringkan T=50 0 C ; t=24 jam Nano silika Uji XRD, XRF, DSC- TGA dan SEM

Kalsinasi Nanosilika Nanosilika Kalsinasi 950 o C 900 o C Holding Time 4, 6, 8, dan 10 jam Uji XRD dan SEM

Hasil Purifikasi Silika ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sebelum No Unsur Komposisi (%) 1 Si 71,5 2 K 0,77 3 Ca 22,8 Sesudah No Unsur Komposisi (%) 1 Si 92,2 2 Ca 1,68 3 Ti 0,79 4 Ti 0,53 4 V 0,02 5 V 0,01 5 Cr 0,095 6 Cr 0,074 6 Mn 0,076 7 Mn 0,14 7 Fe 1,54 8 Fe 3,57 8 Ni 1,07 9 Ni 0,03 9 Cu 0,19 10 Cu 0,08 10 Zn 0,01

Analisis Termal (DSC-TGA) T onset ( C) T peak ( C) T endset ( C) Δm (mg) 58,37 59,09 78,70 0,6029 444,53 473,38 481,73 0,0454 Kurva DSC menunjukkan adanya puncak endotermis yang terjadi pada rentang temperatur antara 800-1000 C. Temperatur kalsinasi pada 900 C dan 950 C.

Analisis Data Difraksi Sinar-X Sebelum Leaching Sesudah Leaching

Analisis Data Difraksi Sinar-X Pola Difraksi Sinar-X Serbuk Nanosilika Penelitian Sebelumnya (Nittaya, 2008)

Analisis Data Difraksi Sinar-X Temperatur 900 C Sudut 2 Theta Intensitas (cts) 8 jam 10 jam 21,5 149,44 871,9 35,5-134,4 44-29,6 56,04-49,75

Analisis Data Difraksi Sinar-X Temperatur 950 C Sudut 2 Theta Intensitas (cts) 4 jam 6 jam 8 jam 10 jam 21,5 361,67 776,2 834,5 869,4 35,6 60,23 143,7 154,5 160,9 44-55,1 59,2 61,7 56,3-83,1 89,4 93,1

Penelitian sebelumnya Penelitian ini Latif (2013) Fasa cristobalite T=1000 C & 1200 C Anggriz (2014) Fasa cristobalite T= 900 C & 950 C

Analisis Ukuran Partikel Particle Size Analyzer (PSA) Temperatur Kalsinasi ( C) Diameter (nm) 4 jam 6 jam 8 jam 10 jam 900 478,1 479 307,9 372,6 Partikel cenderung beraglomerasi, dengan ukuran aglomerat yang terdeteksi berkisar antara 307,9-709,3 nm 950 709,3 389,2 419,8 509,0

Analisis Ukuran Partikel Scanning Electron Microscope (SEM) Ukuran Partikel 32,83 nm dan33,03 nm Partikel silika tidak tersebar homogen, ada yang membentuk partikel-partikel kecil dan ada juga yang membentuk seperti gumpalan yang tidak merata (aglomerasi).

Pada kalsinasi 900 C selama kurang dari 8 jam masih berbentuk silika amorf. Sedangkan pada kalsinasi 950 C selama 4, 6, 8, 10 jam berbentuk gabungan dari silika amorf dan kristal. Pemanasan serbuk prekursor SiO 2 pada temperatur 900 C selama 8 jam, 10 jam dan temperatur 950 C selama 4, 6, 8, 10 jam menghasilkan fasa cristobalite high. Partikel serbuk silika tunggal berukuran antara 32,83-33,03 nm, tetapi pada umumnya silika membentuk aglomerat dengan ukuran sekitar 0,307-0,709 m.