BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016 Indeks NTP Sulawesi Tenggara pada Desember 2016 tercatat 98,37 atau mengalami penurunan sebesar 0,59 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 98,95. Indeks NTP masing-masing subsektor tercatat sebagai berikut: Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) 91,75; Subsektor Hortikultura (NTPH) 89,23; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 98,44; Subsektor Peternakan (NTPT) 106,77; dan Subsektor Perikanan (NTNP) 113,56. Sedangkan Indeks NTP Nasional sebesar 101,49 atau naik sebesar 0,35 persen dari sebelumnya 101,31. Pada Desember 2016, secara nasional 18 provinsi mengalami kenaikan Indeks NTP, sedangkan15 provinsi lainnya mengalami penurunan indeks. Kenaikan tertinggi tercatat di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,60 persen, sedangkan penurunan terbesar tercatat di Provinsi Maluku Utara sebesar 1,08 persen. Pada Desember 2016, Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,04 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada enam kelompok yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,12 persen; perumahan 0,24 persen; kelompok sandang 0,19 persen; kelompok kesehatan 0,29 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,05 persen; serta kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan turun sebesar 0,09 persen;. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Indeks NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. Indeks NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi Indeks NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Indeks Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Petanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dengan komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017 1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Sulawesi Tenggara pada Desember 2016, Indeks NTP Sulawesi Tenggara mengalami penurunan sebesar 0,59 persen dibanding bulan November 2016 yaitu dari 98,95 menjadi 98,37. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor Desember 2016 (2012=100) Subsektor Nasional Sulawesi Tenggara Nov 16 Des 16 % Perub Nov 16 Des 16 % Perub (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima (It) 126,07 126,58 0,41 114,53 114,55 0,02 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 128,42 128,92 0,39 124,76 124,85 0,07 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 98,17 98,18 0,01 91,80 91,75-0,05 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) 130,06 130,68 0,47 111,49 111,23-0,23 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 126,68 127,15 0,37 124,57 124,66 0,07 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 102,67 102,78 0,10 89,50 89,23-0,30 3. Tanaman Perkeb. Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) 124,25 125,45 0,96 123,99 122,26-1,39 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 125,93 126,35 0,33 124,08 124,19 0,09 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 98,67 99,29 0,63 99,93 98,44-1,49 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) 128,99 129,40 0,31 127,67 127,74 0,05 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120,35 120,73 0,32 119,55 119,64 0,08 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 107,18 107,18-0,01 106,80 106,77-0,03 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima (It) 127,41 128,35 0,74 140,00 139,92-0,06 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 123,89 124,31 0,33 123,17 123,21 0,04 c. Nilai Tukar Petani (NTNP) 102,84 103,25 0,40 113,67 113,56-0,09 5.1. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima (It) 133,94 135,01 0,80 148,19 147,50-0,46 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,80 123,21 0,34 122,81 122,84 0,02 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 109,07 109,58 0,46 120,66 120,08-0,48 5.2. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima (It) 122,72 123,58 0,69 120,28 121,65 1,14 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 124,71 125,13 0,34 124,01 124,10 0,07 c. Nilai Tukar Petani (NTPi) 98,41 98,76 0,36 96,99 98,02 1,07 Gabungan a. Indeks yang Diterima (It) 127,13 127,81 0,53 121,98 121,36-0,51 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 125,49 125,94 0,36 123,28 123,37 0,08 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 101,31 101,49 0,18 98,95 98,37-0,59 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017
Nilai Tukar Petani Desember 2016 mengalami penurunan disebabkan semua subsektor yang membangun NTP Sulawesi Tenggara mengalami penurunan yaitu: subsektor tanaman pangan sebesar 0,05 persen; subsektor hortikultura 0,30 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,49 persen; subsektor peternakan 0,03 persen; dan subsektor perikanan 0,09 persen. 120 Gambar 1 Nilai Tukar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor Desember 2016 110 100 90 80 70 60 50 Nasional Sultra Tan.Pangan Hortikultura TPR Peternakan Perikanan 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Jika dilihat dari Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Desember 2016, tiga subsektor mengalami penurunan, yaitu subsektor hortikultura 0,23 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,39 persen; dan subsektor perikanan sebesar 0,06 persen. Sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan indeks adalah subsektor tanaman pangan 0,02 persen; dan subsektor peternakan 0,05 persen. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Desember 2016, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Sulawesi Tenggara tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen dibandingkan November 2016, yaitudari 123,28 menjadi 123,37. Jika dilihat untuk masing-masing subsektor, terjadi kenaikan indeks semua subsektor yang mendukung nilai tukar petani yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,07 persen; subsektor hortikultura 0,07 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,09 persen; subsektor peternakan 0,08 persen; dan subsektor perikanan sebesar 0,04 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017 3
Gambar 2. Indeks Harga Yang Diterima & Indeks Harga Yang Dibayar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Desember 2016 130,00 128,00 126,00 124,00 122,00 120,00 118,00 116,00 114,00 112,00 110,00 108,00 106,00 104,00 102,00 100,00 Nasional Sultra Indeks Harga Yang Diterima Petani Indeks Harga Yang Dibayar Petani 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija (NTPP)) NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) Desember 2016 dibandingkan November 2016, mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,02 persen lebih rendah daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,07 persen. Hal ini yang menyebabkan turunnya NTP subsektor tanaman pangan. Naiknya Indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga subkelompok padi sebesar 0,06 persen akibat naiknya harga beberapa gabah sebesar 0,06 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,05 persen; dan indeks BPPBM sebesar 0,17 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) NTP subsektor hortikultura (NTPH) pada Desember 2016 mengalami penurunan sebesar 0,30 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,23 persen,sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,07 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks harga subkelompok sayursayuran sebesar 0,23 persen dan subkelompok buah-buahan 0,27 persen pengaruh turunnya harga beberapa komoditas antara lain: buncis 10,68 persen; cabai rawit 8,33 persen; kangkung 4,13 persen; mangga 2,31 persen; semangka 1,24 persen; dan cabai merah 0,99 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,07 persen dan indeks BPPBM 0,06 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) pada Desember 2016 mengalami penurunan sebesar 1,49 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,39 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,09 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,39 persen akibat turunnya harga beberapa komoditas antara lain: kakao 1,76 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017
persen; dan cengkeh 0,35 persen. Dan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,05 persen dan indeks BPPBM 0,33 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTP Peternakan (NTPT) Desember 2016 turun sebesar 0,03 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen lebih rendah daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,08 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks subkelompok ternak kecil 0,17 persen dan unggas 0,39 persen pengaruh naiknya harga beberapa komoditas antara lain: ayam ras pedaging 3,19 persen; telur ayam ras 0,66 persen; kambing 0,17 persen; dan ayam buras 0,09 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi indeks BPPBM sebesar 0,16 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTP Perikanan (NTNP) Desember 2016 turun sebesar 0,09 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,06 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,04 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks subkelompok penangkapan sebesar 0,46 persen. Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,06 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Desember 2016, NTN turun sebesar 0,48 persen. Hal ini karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,46 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,02 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks subkelompok penangkapan laut sebesar 0,46 persen pengaruh turunnya beberapa komoditas, antara lain: tenggiri 3,23 persen; tembang 3,07 persen; baronang 1,80 persen; kakap 1,56 persen; cumi-cumi 1,28 persen; kepiting laut 1,08 persen; kembung 0,92 persen; dan kerapu 0,31 persen.. Terjadinya kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,06 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Desember 2016, NTPi naik sebesar 1,07 persen. Hal ini karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,14 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks subkelompok budidaya laut sebesar 1,32 persen pengaruh naiknya komoditas rumput laut sebesar 1,35persen. Terjadinya kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,06 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,10 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017 5
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor dan Perubahannya Desember 2016 (2012=100) Subsektor Nasional Sulawesi Tenggara Nov 16 Des 16 % Perub Nov 16 Des 16 % Perub (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima 126,07 126,58 0,41 114,53 114,55 0,02 - Padi 123,39 123,58 0,16 114,60 114,66 0,06 - Palawija 134,26 135,21 0,71 114,35 114,27-0,07 b. Indeks yang Dibayar 128,42 128,92 0,39 124,76 124,85 0,07 - Indeks Konsumsi RT 131,25 131,83 0,44 127,15 127,21 0,05 - Indeks BPPBM 119,61 119,87 0,21 113,24 113,43 0,17 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 98,17 98,18 0,01 91,80 91,75-0,05 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima 130,06 130,68 0,47 111,49 111,23-0,23 - Sayur-sayuran 128,76 129,73 0,76 124,05 123,82-0,19 - Buah-buahan 131,59 131,73 0,11 103,41 103,12-0,27 - Tanaman Obat 117,79 118,41 0,53 118,19 118,19 0,00 b. Indeks yang Dibayar 126,68 127,15 0,37 124,57 124,66 0,07 - Indeks Konsumsi RT 130,54 131,08 0,42 126,81 126,90 0,07 - Indeks BPPBM 114,93 115,13 0,17 111,74 111,81 0,06 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 102,67 102,78 0,10 89,50 89,23-0,30 3. Tanaman Perkeb Rakyat a. Indeks yang Diterima 124,25 125,45 0,96 123,99 122,26-1,39 - Tan. Perkeb Rakyat 124,25 125,45 0,96 123,99 122,26-1,39 b. Indeks yang Dibayar 125,93 126,35 0,33 124,08 124,19 0,09 - Indeks Konsumsi RT 129,69 130,21 0,40 126,40 126,46 0,05 - Indeks BPPBM 114,06 114,20 0,12 113,12 113,49 0,33 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 98,67 99,29 0,63 99,93 98,44-1,49 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima 128,99 129,40 0,31 127,67 127,74 0,05 - Ternak Besar 131,82 132,01 0,15 127,70 127,52-0,14 - Ternak Kecil 125,04 125,07 0,03 134,26 134,48 0,17 - Unggas 126,68 127,67 0,78 127,56 128,05 0,39 - Hasil Ternak 121,53 122,67 0,94 125,39 125,01-0,30 b. Indeks yang Dibayar 120,35 120,73 0,32 119,55 119,64 0,08 - Indeks Konsumsi RT 130,73 131,24 0,39 127,82 127,83 0,00 - Indeks BPPBM 111,11 111,36 0,22 111,62 111,80 0,16 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 107,18 107,18-0,01 106,80 106,77-0,03 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017
Subsektor Nasional Sulawesi Tenggara Nov 16 Des 16 % Perub Nov 16 Des 16 % Perub (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima 127,41 128,35 0,74 140,00 139,92-0,06 - Penangkapan 133,94 135,01 0,80 148,19 147,50-0,46 - Budidaya 122,72 123,58 0,69 120,28 121,65 1,14 b. Indeks yang Dibayar 123,89 124,31 0,33 123,17 123,21 0,04 - Indeks Konsumsi RT 130,89 131,46 0,43 128,23 128,31 0,06 - Indeks BPPBM 112,21 112,37 0,14 112,94 112,93-0,01 c. Nilai Tukar Petani (NTNP) 102,84 103,25 0,40 113,67 113,56-0,09 5.1. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima 133,94 135,01 0,80 148,19 147,50-0,46 - Penangkapan Laut 133,77 134,90 0,84 148,19 147,50-0,46 b. Indeks yang Dibayar 122,80 123,21 0,34 122,81 122,84 0,02 - Indeks Konsumsi RT 129,91 130,49 0,44 128,31 128,39 0,06 - Indeks BPPBM 111,67 111,82 0,14 112,80 112,73-0,06 c. NTN 109,07 109,58 0,46 120,66 120,08-0,48 5.2. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima 122,72 123,58 0,69 120,28 121,65 1,14 - Budidaya Laut 115,43 115,56 0,12 120,71 122,30 1,32 - Budidaya Air Payau 120,52 120,94 0,35 117,34 117,27-0,07 b. Indeks yang Dibayar 124,71 125,13 0,34 124,01 124,10 0,07 - Indeks Konsumsi RT 131,65 132,21 0,43 128,04 128,12 0,06 - Indeks BPPBM 112,62 112,80 0,16 113,29 113,40 0,10 c. NTPi 98,41 98,76 0,36 96,99 98,02 1,07 4. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 Provinsi yang dilaporkan, terjadi kenaikan NTP di 18 provinsi pada Desember 2016, sedangkan 15 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP tertinggi pada Desembe r2016 tercatat di Provinsi Riau sebesar 1,60 persen disusul Provinsi Bengkulu 1,37 persen serta Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,31 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan NTP terbesar adalah Provinsi Maluku Utara sebesar 1,08 persen disusul Provinsi Sulawesi Barat 0,84 persen dan Provinsi DI Yogyakarta sebesar 0,80 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017 7
Propinsi Tabel 3. Nilai Tukar Petani per Provinsi dan Persentase Perubahannya Desember 2016 (2012=100) It Ib NTP Indeks % Perb Indeks % Perb Rasio % Perb Aceh (11) 120,11 0,25 125,24 0,40 95,90-0,14 Sumatera Utara (12) 129,65 0,92 127,66 0,19 101,56 0,73 Sumatera Barat (13) 122,58 1,10 125,24-0,21 97,87 1,31 Riau (14) 129,65 1,49 126,82-0,11 102,23 1,60 Jambi (15) 126,38 1,33 125,02 0,07 101,09 1,26 Sumatera Selatan (16) 118,82 1,17 124,48 0,53 95,45 0,63 Bengkulu (17) 119,96 1,54 126,78 0,17 94,62 1,37 Lampung (18) 130,32 1,58 123,97 0,36 105,12 1,22 Bangka Belitung (19) 120,53 1,45 120,73 0,17 99,84 1,27 Kep. Riau (21) 118,95 0,94 120,59 0,19 98,63 0,75 DKI Jakarta (31) 119,04 0,01 120,12 0,23 99,10-0,22 Jawa Barat (32) 133,63 0,87 128,12 0,37 104,31 0,50 Jawa Tengah (33) 125,45 0,11 126,27 0,31 99,35-0,20 DI Yogyakarta (34) 129,27-0,36 125,02 0,44 103,40-0,80 Jawa Timur (35) 133,30 0,46 128,23 0,30 103,95 0,16 Banten (36) 124,51 0,45 123,91 0,27 100,49 0,18 Bali (51) 130,72-0,18 122,47 0,12 106,74-0,30 Nusa Tenggara Barat (52) 131,31-0,08 123,22 0,63 106,56-0,71 Nusa Tenggara Timur (53) 124,54 0,30 122,93 0,82 101,31-0,51 Kalimantan Barat (61) 120,57 1,17 124,11 0,76 97,15 0,40 Kalimantan Tengah (62) 122,30 1,52 123,77 1,06 98,81 0,45 Kalimantan Selatan (63) 118,29 0,80 120,89 0,71 97,84 0,08 Kalimantan Timur (64) 121,62 0,33 123,40 0,26 98,56 0,07 Sulawesi Utara (71) 116,61-0,64 124,14-0,11 93,94-0,53 Sulawesi Tengah (72) 122,14 0,23 124,80 0,57 97,87-0,33 Sulawesi Selatan (73) 130,22 0,50 125,30 0,48 103,93 0,02 Sulawesi Tenggara (74) 121,36-0,51 123,37 0,08 98,37-0,59 Gorontalo (75) 131,89-0,20 124,49-0,36 105,95 0,16 Sulawesi Barat (76) 130,01-0,16 120,72 0,68 107,70-0,84 Maluku (81) 127,08 0,44 126,24 0,60 100,67-0,15 Maluku Utara (82) 125,83-0,54 123,31 0,55 102,04-1,08 Papua Barat (91) 124,99-0,30 124,78 0,34 100,17-0,64 Papua (94) 118,23 0,67 124,51 0,78 94,95-0,11 Nasional 127,81 0,53 125,94 0,36 101,49 0,18 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017
5. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan perubahan nilai konsumsi rumah tangga di wilayah perdesaan. Pada Desember 2016, dari 33 provinsi yang dilaporkan, sebanyak 29 provinsi mengalami inflasi perdesaan, sedangkan 4 provinsi lainnya mengalami deflasi perdesaan. Provinsi yang mengalami inflasi perdesaan tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Tengah yaitu sebesar 1,26 persen disusul Provinsi Papua sebesar 0,96 persen; dan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 0,94 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami deflasi perdesaan terbesar adalah Provinsi Gorontalo yaitu sebesar 0,56 persen disusul Provinsi Sumatera Barat 0,34 persen; dan Provinsi Riau sebesar 0,19 persen. 0,30 Gambar 3. Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Sulawesi Tenggara Desember 2016 (Persen) 0,20 Persen (%) 0,10 0,00-0,10 Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga Transportasi & Komunikasi Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017 9
Tabel 4. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Menurut Provinsi Desember 2016 (2012=100) Propinsi Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi Aceh (11) 0,47 1,00-0,06 0,05 0,10 0,19 0,00-0,06 Sumatera Utara (12) 0,17-0,11 0,47 0,24 0,73 0,45 0,16 0,31 Sumatera Barat (13) -0,34-0,99 0,15 0,42-0,34 0,47 0,07 0,28 Riau (14) -0,19-0,80 0,55 0,00 0,31 0,60 0,10 0,16 Jambi (15) 0,08-0,31 0,66 0,17 0,01 0,44 0,25 0,40 Sumatera Selatan (16) 0,72 1,35 0,17 0,28 0,13 0,18 0,06-0,12 Bengkulu (17) 0,18-0,10 0,87 0,24 0,11 0,26 0,01 0,12 Lampung (18) 0,48 1,06 0,10-0,16 0,27 0,03-0,01 0,18 Bangka Belitung (19) 0,20 0,37-0,01 0,16 0,10 0,26 0,05 0,09 Kepulauan Riau (21) 0,23 0,25 0,09 0,38 0,52 0,01 0,32 0,17 DKI Jakarta (31) 0,38 0,50-0,01 0,54 1,18 0,23 0,08 0,00 Jawa Barat (32) 0,51 0,78 0,45 0,24 0,09 0,36 0,24 0,14 Jawa Tengah (33) 0,31 0,48 0,21 0,19 0,17 0,25 0,09 0,11 DI Yogyakarta (34) 0,57 0,93 0,53 0,26 0,24 0,39 0,04 0,31 Jawa Timur (35) 0,36 0,51 0,46 0,11 0,14 0,11 0,25 0,14 Banten (36) 0,26 0,32 0,47 0,06-0,07 0,09-0,06 0,01 Bali (51) 0,10-0,41 0,81 0,92 0,07 0,12 0,03 0,01 NTB (52) 0,78 1,20 0,68 0,10-0,07 0,35 0,32 0,49 NTT (53) 0,94 1,57 0,02 0,35 1,48 0,72 0,15 0,21 Kalbar (61) 0,92 1,51 0,56 0,26 0,63-0,02 0,00 0,47 Kalteng (62) 1,26 2,25 0,69-0,06 0,56 0,78 0,19 0,25 Kalsel (63) 0,90 2,00 0,14 0,08-0,47 0,77 0,43-0,03 Kaltim (64) 0,29 0,73-0,08-0,34-0,02 0,17 0,01-0,05 Sulut (71) -0,15-0,36-0,16 0,00 0,97-0,22 0,01 0,02 Sulteng (72) 0,72 1,11 0,78 0,51 0,18-0,06 0,34 0,01 Sulsel (73) 0,47 0,86 0,07 0,23 0,35 0,47 0,12 0,10 Sulawesi Tenggara (74) 0,04-0,09 0,12 0,24 0,19 0,29 0,05 0,03 Gorontalo (75) -0,56-1,23 0,18 0,17 0,07 0,13 0,02 0,06 Sulawesi Barat (76) 0,82 1,44 0,45 0,50 0,10 0,02-0,11 0,25 Maluku (81) 0,71 1,34 0,19 0,08 0,25 0,49 0,00-0,09 Maluku Utara (82) 0,68 0,82 0,46 0,63 0,44 0,17-0,03 1,26 Papua Barat (91) 0,39 0,69 0,11 0,03 1,07 0,12-0,18 0,07 Papua (94) 0,96 1,38 0,63 0,76 0,14 0,23 0,11 0,52 Nasional 0,42 0,62 0,35 0,20 0,24 0,27 0,14 0,16 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017
6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Desember 2016, NTUP Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat mengalami penurunan sebesar 0,70 persen. Hal ini disebabkan Indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,51 persen sedangkan indeks BPPBM naik sebesar 0,19 persen. Turunnya NTUP gabungan juga disebabkan turunnya NTUP disemua subsektor penyusun NTUP, yaitu: subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,15 persen; subsektor hortikultura 0,29 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat 1,72 persen; subsektor peternakan 0,11 persen; dan subsektor perikanan sebesar 0,05 persen. Tabel 5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor dan Perubahannya Desember 2016 (2012=100) Subsektor Nasional Sulawesi Tenggara Nov 16 Des 16 % Perub Nov 16 Des 16 % Perub (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Tanaman Pangan 105,40 105,60 0,19 101,14 100,99-0,15 2. Hortikultura 113,17 113,51 0,30 99,78 99,48-0,29 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 108,93 109,85 0,84 109,61 107,73-1,72 4. Peternakan 116,09 116,20 0,10 114,38 114,26-0,11 5. Perikanan 113,54 114,21 0,59 123,96 123,90-0,05 a. Tangkap 119,94 120,74 0,67 131,38 130,84-0,40 b. Budidaya 108,97 109,56 0,54 106,17 107,28 1,04 Gabungan 110,33 110,72 0,35 108,36 107,60-0,70 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017 11
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara Informasi lebih lanjut hubungi: Bidang Statistik Distribusi Telp 0401 3121751 3135363 Fax 0401 3122355 Email: kabiddist7400@bps.go.id 12 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 02/01/Th.XI, 3 Januari 2017