SIDANG LISAN TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
Pengelolaan Kualitas Air

Untuk mengetahui konsentrasi besi (total, Fe2+), maka dilakukan pengujian

Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah dengan Metode Aerasi Conventional Cascade dan Aerasi Vertical Buffle Channel Cascade

Suarni Saidi Abuzar, Yogi Dwi Putra, Reza Eldo Emargi Laboratorium Air Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.

LAMPIRAN I DATA PENELITIAN. Tabel 12. Data Harian Digester No.

Proses Nitrifikasi Dan Denitrifikasi Dalam Pengolahan Limbah

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

Difusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

Gambar IV.21 Hubungan kondisi pengudaraan dan effluen S COD untuk ketiga reaktorr

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

PENGARUH BENTUK DIFUSER TERHADAP TRANSFER OKSIGEN Edi Haryanto, Irene Arum AS, Retno Susetyaningsih Staf Pengajar di STTL YLH Yogyakarta

BAB 9 KOLAM (PONDS) DAN LAGOON

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK REDUKSI POLUTAN DALAM AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN, SURABAYA

Lokasi penelitian dilakukan di labolatorium Lingkungan - Teknik

BAB IV ANALISA DAN HASIL 4.2 SPESIFIKASI SUBMERSIBLE VENTURI AERATOR. Gambar 4.1 Submersible Venturi Aerator. : 0.05 m 3 /s

Effect of Aeration and Natural Light in Capability of High Rate Algae Reactor (HRAR) for Organic Matter Removal of Domestic Urban Wastewater

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Ichda Maulidya Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

DAFTAR NOTASI. : konstanta laju pengeringan menurun (1/detik)

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

Bab 10 Kinetika Kimia

STUDI PENENTUAN KOEFISIEN BIODEGRADASI AIR LIMBAH DOMESTIK INFLUEN BOEZEM MOROKREMBANGAN DETERMINATION OF BIODEGRADATION COEFFICIENT OF INFLUENT

STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU.

4.1. TERMODINAMIKA ARSEN DALAM LELEHAN TEMBAGA DAN TERAK

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

PENGARUH AERASI DAN PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP KEMAMPUAN HIGH RATE ALGAE REACTOR (HRAR) DALAM PENURUNAN NITROGEN DAN FOSFAT PADA LIMBAH PERKOTAAN

Campuran udara uap air

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Oleh: Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, M. T.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancang Bangun, Jumsan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan

KAJIAN KINETIKA KIMIA MODEL MATEMATIK REDUKSI KADMIUM MELALUI LAJU REAKSI, KONSTANTE DAN ORDE REAKSI DALAM PROSES ELEKTROKIMIA ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

KINERJA DIGESTER AEROBIK DAN PENGERING LUMPUR DALAM MENGOLAH LUMPUR TINJA PERFORMANCE OF AEROBIC DIGESTER AND SLUDGE DRYER FOR SEPTAGE TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan permukiman, perdagangan, perkantoran, perindustrian dan lainnya.

Perubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan kondisi kesetimbangan

3. METODE PENELITIAN

PENGARUH MODIFIKASI AERATOR KINCIR TIPE PEDAL LENGKUNG PADA PENINGKATAN KADAR OKSIGEN AIR. Oleh: SARI ROSMAWATI F

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di

Mahasiswa : Reza Rizki Mustafa NRP Dosen Pembimbing : Ir. M. Razif, MM.

Dosen Pembimbing: Ir. Mas Agus Mardyanto, ME., PhD

Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross Flow Untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium

Soal-Soal. Bab 4. Latihan. Laju Reaksi. 1. Madu dengan massa jenis 1,4 gram/ cm 3 mengandung glukosa (M r. 5. Diketahui reaksi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ)

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

BAB 7 TRANSFER GAS. Dalam pengolahan air dan air limbah, sering dijumpai mekanisme absorpsi dan

Stabilisasi. B.8. Pengendalian Kualitas Air Limbah dan Evaluasi Kinerja Kolam

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter.

SNI METODE PENGUJIAN KINERJA PENGOLAH LUMPUR AKTIF

Bambang Pramono ( ) Dosen pembimbing : Katherin Indriawati, ST, MT

BAB IV HASIL PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

STUDI DAYA DUKUNG SUNGAI DI PERKEBUNAN KALIJOMPO KECAMATAN SUKORAMBI JEMBER

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

II. BAHAN DAN METODE

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 9. KINETIKA KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi

PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM ABSTRAK

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

STUDI LAJU DEOKSIGENASI PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG UNTUK RUAS SILIWANGI - ASIA AFRIKA, BANDUNG

BAB V FORMULASI MODEL KOMPUTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA

BAB 2 BAHAN DAN METODE

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KINETIKA & LAJU REAKSI

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

ABSTRAK. Percobaan dengan judul reaksi orde satu yang bertujuan untuk menguji apakah H 2 O 2

Mekanisme : Air limbah diolah dengan aliran kontinyu Pengolahan lumpur dioperasikan tanpa resirkulasi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting di dunia sebagai

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Transkripsi:

G TG KR T VR GRVTY RTOR TK MGKTK KG OKG TRRT R BOZM KM RBY isusun Oleh : Muhammad Gama. 3306 100 012 Jurusan Teknik ingkungan FT T 2011 1

BB 2

TR BKG Tercemarnya aluran rainase dan Boezem R!!! Kondisi eptik dan angkah untuk Memperbaiki kualitas Boezem 3

RM M Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, permasalahan yang ditinjau adalah apakah alat gravity aerator ini mampu meningkatkan kadar oksigen terlarut pada air Boezem Kalidami urabaya, dan Bagaimana variasi terbaik yang diperlukan untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut yang sesuai standart kriteria? 4

RG GK 1. Obyek yang diteliti adalah air limbah yang masuk ke dalam Boezem Kalidami urabaya. 2. arameter yang diteliti meliputi Kadar O dan suhu. 3. enelitian mengenai aerasi menggunakan gravity aerator dengan prinsip terjunan secara prototype 4. Titik pengambilan sampel adalah pada inlet Boezem Kalidami urabaya 5

RG GK 5. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini : Variasi lebar jatuhan air 15 cm ; 30 cm ; 45 cm Variasi tinggi terjunan air 25 cm ; 50 cm Variasi debit -Bukaan penuh (75 ml/detik) ; -etengah bukaan (38 ml/detik) 6. engoperasian dengan menggunakan gravity aerator sistem terjunan bertingkat, dengan 3x terjunan 6

TJ T Berdasarkan permasalahan yang akan diselesaikan di dalam Tugas khir ini, maka tujuan rinci dari diadakannya penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Mengetahui apakah gravity aerator yang digunakan mampu meningkatkan kadar oksigen terlarut pada air Boezem Kalidami hingga memenuhi batasan standart kriteria. Mengetahui variasi dan ketinggian total yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut pada air Boezem Kalidami yang memenuhi batasan standart kriteria. 7

MFT T Memberi masukan terhadap alternatif reaerasi air limbah di Boezem Kalidami urabaya dan boezem-boezem lain yang memiliki karakteristik sejenis yang lebih ekonomis dan efisien ebagai bahan literatur bagi penelitianpenelitian berikutnya. 8

BB TJ TK 9

T J T K efinisi ir imbah ir buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja dari manusia dari lingkungan permukiman ( no.16 tahun 2005) Oksigen Terlarut Kadar oksigen terikat dalam air yang berasal dari proses fotosintesis, difusi dan aliran air (laerts dan antika, 1987) dengan kelarutan oksigen atmosfer pada air murni adalah antara 14,6 mg/l pada 0 0 C hingga 7,0 mg/l pada 35 0 C di bawah 1 tekanan atmosfer (Kaul, dan Gautam,2002). roses penambahan Kandungan Oksigen Terlarut dapat dilakukan dengan menggunakan sistem aerasi (Wardoyo, 1981) 10

T J T K erasi erasi merupakan salah satu cara untuk menambah oksigen terlarut pada suatu perairan sehingga konsentrasi Oksigen bertambah sampai titik jenuh yang digunakan untuk melakukan respirasi. (Wardoyo, 1981) Oxygen Transfer Transfer Oksigen merupakan proses dimana oksigen berpindah dari fase gas ke fase larutan. roses ini adalah proses yang penting pada pengolahan secara aerobik. Koefisien dari Oksigen transfer adalah K α yang dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut : dc dt K ( C C) s 11

T J T K dimana : K α = Koofisien Transfer Oksigen C = Konsentrasi oksigen terlarut pada larutan = O aturasi (Konsentrasi O jenuh) C s ilai K a dapat ditentukan dalam skala percobaan dengan melakukan inegrasi terhadap persamaan diperoleh persamaan garis lurus : ln(cs C t ) = ln(c s C o ) K a.t ari data percobaan dengan konsentrasi awal oksigen C 0 dan konsentrasi oksigen dalam interval waktu percobaan Ct, maka dapat diplot ln(cs Ct) vs t, dalam sebuah grafik dan diperoleh garis lurus dengan besarnya sudut arah (slope) adalah K a (Masduqi, 2002). 12

BB MTOOOG T 13

M T O O O G T KRGK T de tudi tudi Model erasi untuk Meningkatkan Kandungan Oksigen Terlarut pada ir imbah (tudi Kasus : Boezem Kalidami urabaya) ersiapan ampling tudi iteratur ersiapan enelitian embuatan Reaktor elaksanaan enelitian asil dan embahasan Kesimpulan dan aran enyusunan aporan 14 ersiapan lat dan Bahan

eta okasi Boezem Kalidami urabaya umber : http://maps.google.com Keterangan : Titik ampling dan nalisa 15

M T O O O G T Gambar rototype untuk nalisa 16

M T O O O G T K T ampling dan nalisa elaksanaan ampling pemilihan lokasi, pengukuran dan pengambilan sampel. okasi sampling yang dipilih adalah pada daerah inlet Boezem Kalidami urabaya nalisa a. nalisa Kandungan O dan temperatur air diukur setiap air melimpah pada setiap bak. b. erhitungan nilai koefisien transfer oksigen (K a) untuk menentukan kombinasi lebar jatuhan, tinggi terjunan air, dan debit yang paling optimum 17

BB V MB 18

M B ersamaan Reaksi Orde 1 : 1 Cs Ct n klat. Cs Co Kinetika Transfer Oksigen ersamaan Reaksi Orde 2 : 1 Ct Co Ct Co dc ( Cs C) dc ( Cs C) 1 Cs Ct 2 kla 1 Cs Co 1 0 kla dt 1 0 dt kla. t 19

M B Kinetika Transfer Oksigen ilai R 2 pada analisa pertama o 1ebar Tinggi ebit R 2 R 2 (cm) (cm) (ml/detik) orde 1 orde 2 1 15 75 0,9942 0,9729 38 0,9931 0,9833 2 30 25 75 0,9965 0,9917 38 0,9919 0,9875 3 45 75 0,9913 0,9961 38 0,9887 0,9957 4 15 75 0,9985 0,9773 38 0,9940 0,9890 5 30 50 75 0,9997 0,9849 38 0,9863 0,9984 6 45 75 0,9903 0,9975 38 0,9881 0,9964 20

M B enentuan ilai Koefisien Transfer Oksigen (K a) Contoh perhitungan nilai Koefisien Transfer Oksigen (K a) ; akan dipaparkan perhitungan pada pengukuran pertama lebar jatuhan 15 cm, tinggi terjunan 25 cm, dan debit 75 ml/dtk ata asil ercobaan, sebagai berikut : o Waktu (t) O (C) uhu (menit) (mg/l) ( O C) 1 0 0,8 29,7 2 10 2,3 29,7 3 17 3,0 29,8 4 24 3,9 29,8 O saturasi (Cs) air limbah, didapat melalui percobaan sebesar 7,4 mg/l 21

M B enentuan ilai Koefisien Transfer Oksigen (K a) ata asil ercobaan diolah sebagai berikut : t (detik) Ct (mg/l) 0 0,8 Cs Co erhitungan ilai Ka berdasarkan persamaan : 22 Cs Ct Cs Ct Cs Co -ln Cs Ct Cs Co 6,6 1 0 10 2,3 5,1 0,773 0,258 6,6 17 3 4,4 0,667 0,405 24 3,9 3,5 0,530 0,634 ln(cs C t ) = ln(cs Co) K a.t ln(cs Ct) ln(cs Co) = K a.t Cs Ct n Cs Co = K a.t

M B enentuan ilai Koefisien Transfer Oksigen (K a) Cs Ct elanjutnya dibuat grafik hubungan antara n Cs Co vs t iperoleh kemiringan garis (slope), K a = 0,026/detik 23

M B ilai K a pada ercobaan ertama o ebar (cm) ebit 75 ml/dtk tinggi 25cm umber : asil erhitungan 24 ilai Kla (detik -1 ) tinggi 50cm ebit 38 ml/dtk tinggi 25cm tinggi 50cm 1 15 0,026 0,016 0,015 0,009 2 30 0,016 0,010 0,009 0,006 3 45 0,012 0,008 0,007 0,005

M B ilai K a pada ercobaan Kedua o ebar (cm ebit 75 ml/dtk tinggi 25cm umber : asil erhitungan 25 ilai Kla (detik -1 ) tinggi 50cm ebit 38 ml/dtk tinggi 25cm tinggi 50cm 1 15 0,020 0,012 0,011 0,007 2 30 0,012 0,008 0,007 0,005 3 45 0,009 0,006 0,005 0,004

M B ilai Kenaikan O Rata-Rata o ebar (cm) ilai Kenaikan O (mg/l) Tinggi 25 cm ebit 75 26 ebit 38 Tinggi 50 cm ebit 75 ebit 38 1 15 2,6 2,8 3,0 3,2 2 30 2,9 3,2 3,4 3,8 3 45 3,2 3,4 3,7 4,1 umber : asil erhitungan

M B ari data percobaan diketahui : Cs = 7,4 mg/l K a = 0,026/detik Co= 0,8 mg/l ersamaan Transfer Oksigen Orde 1 : Cs Ct n klat. Cs Co Cs Ct Kla. t e Cs Co,4 7,4 plikasi dan enggunaan ilai K a 7 Ct 0,026. t 0,8 e 27 Ct 7,4 6,6e 6,6 Ct 7,4 1,026 y 7,4 6,6 1,026 0,026. t t x

M B plikasi dan enggunaan ilai K a Tabel erhitungan untuk Mencari nilai Ct ebar ebit k t e -k.t Co Cs Cs-Co Ct (mg/l) {a}.{b} (cm) (ml/detik) (detik -1 ) (detik) {a} (mg/l) (mg/l) {b} Cs-({a}.{b}) 0,0259 0 0 1 6,6 0,80 0,0259 7-0,1813 0,834 5,506 1,89 0,0259 28-0,725 0,484 3,196 4,20 15 75 0,0259 49-1,2688 0,281 1,856 5,54 0,8 7,4 6,6 0,0259 91-2,3564 0,095 0,625 6,77 0,0259 147-3,8064 0,022 0,147 7,25 0,0259 196-5,0752 0,006 0,041 7,36 0,0259 245-6,344 0,002 0,012 7,388 28

M B plikasi dan enggunaan ilai K a Gambar Grafik ilai Ct 29

M B plikasi dan enggunaan ilai K a asil erhitungan ilai Ct pada ercobaan ertama o ebar Tinggi ebit t tiap Ct t Tinggi Jumlah terjunan Terjunan (cm) (cm) (ml/s) Terjunan (detik) (mg/l) (detik) (cm) 1 15 75 7 4,2 28 4 100 38 14 4,55 56 4 100 2 30 25 75 14 4,01 42 3 75 38 28 4,26 84 3 75 3 45 75 21 4,33 63 3 75 38 42 4,58 126 3 75 4 15 75 14 4,13 42 3 150 38 28 4,37 84 3 150 5 30 50 75 28 4,5 84 3 150 38 56 4,09 112 2 100 6 45 75 42 4,00 84 2 100 38 84 4,28 168 2 100 30

M B plikasi dan enggunaan ilai K a asil erhitungan ilai Ct pada ercobaan Kedua ebar Tinggi ebit t tiap Ct t Jumlah Tinggi o terjunan Terjunan (cm) (cm) (ml/s) (mg/l) (detik) Terjunan (detik) (cm) 1 15 75 7 4,06 42 6 150 38 14 4,43 84 6 150 2 30 25 75 14 4,13 70 5 125 38 28 4,55 140 5 125 3 45 75 21 4,46 105 5 125 38 42 4,22 168 4 100 4 15 75 14 4,14 70 5 250 38 28 4,44 140 5 250 5 30 50 75 28 4,12 112 4 200 38 56 4,67 224 4 200 6 45 75 42 4,52 168 4 200 38 84 4,27 252 3 150 31

BB V KM R 32

K M R KM 1. Gravity erator yang digunakan dalam penelitian mampu meningkatkan kadar oksigen terlarut pada air Boezem Kalidami dimana pada lebar pelimpah 45 cm, tinggi terjunan 50 cm, dan debit 38 mg/ didapatkan kadar oksigen terlarut di dalam air boezem sebesar 4,1 mg/ yang memenuhi batasan standar kriteria (nilai O berkisar antara 4 mg/ s.d 5 mg/). 2. asil perhitungan menunjukkan bahwa variasi yang memenuhi batasan standart kriteria (nilai O berkisar antara 4 mg/ s.d 5 mg/), pada percobaan pertama adalah pada variasi lebar pelimpah air 30 cm, tinggi terjunan air 3 x 25 cm, dan debit air 75 ml/detik, yang menghasilkan nilai O sebesar 4,01 mg/ sedangkan pada percobaan kedua dengan ketinggian terjunan air sebesar 5 x 25 cm menghasilkan nilai O sebesar 4,13 mg/. 33

K M R R 1. ada penelitian selanjutnya, diharapkan menambah variasi pengukuran ditinjau dari banyaknya jumlah terjunan. al ini penting untuk menambah data agar terlihat jelas perbedaan orde reaksi pada percobaan 2. Keberhasilan percobaan sangat bergantung pada kondisi alam, karena itu sebenarnya pengkondisian suhu dan sampel air secara buatan sebaiknya juga diperlukan. 3. erlu dilakukan penelitian dengan variasi beban pencemar pada sampel air, sehingga potensi keoptimuman alat dapat lebih tergali 34

TRM K 35