PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

dokumen-dokumen yang mirip
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DISERTAI POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 5 SOLOK SELATAN.

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

ABSTRACT. Keyword : Active Learning, The Result of Cognitive, Affective and Psychomotor Learning Domains.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (STRATA 1) SUSI SUSANTI NIM

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 GUNUNG TALANG

Witri Agusta, Siska Nerita, Lince Meriko

Key words : Think Pair Share, Picture Media, Result of Studying

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Keywords: Affective, Cognitive, Psychomotor and Think Pair Share

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA N I KOTO XI TARUSAN ARTIKEL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 ABSTRACT

0leh. Nelpida Sari, Nusrsyahra, Ade Dewi Maharani. Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat:

Wika Silvia, Annika Maizeli, Novi

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPEEVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH)TERHADAP HASIL BELAJAR IPASISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG ARTIKEL OLEH

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG GASAN JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

Oktaviza Sri Anggraini, Ardi, Diana Susanti. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

ABSTRACT

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta

Nurmasari Tambunan, Mulyati, Febri Yanti. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Keywords: Learning Outcomes, Affective, Cognitive and Physicomotor Competency

Srik Lestari, Siska Nerita, Lince Meriko Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) SEPTIA RULIYANI NIM.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. 2

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIFE ROUND ROBIN

ABSTRACT

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING DENGAN OPERAN KERTAS IDE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BAITURRAHMAH PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGESTION

Keywords: Innovative Learning Model, Examples Non Examples, and Learning Outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 2 HILIRAN GUMANTI E-JURNAL

Febriani, RRP. Megahati S, Novi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 2 PARIAMAN

E-JURNAL OLEH: WANDA PRATAMA NIM

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALY

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING (BBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 3 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN

Aride Putra, Gustina Indriati, Annika Maizeli

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

Keywords: Think Pair Share, Image Media and Learning Outcomes.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VIII SMPN 15 PADANG TAHUN PEMBELAJARAN 2016

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Problem Solving Dengan Pemberian Tugas Rumah Meringkas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP 3 Padang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 5 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI LKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 26 PADANG

Oleh: Helma Rianti, RRP. Megahati, Evrialiani Rosba Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IA SMAN 5 SOLOK SELATAN

ABSTRAK

Keywords:Group Investigation(GI), Picture Image and Result Of Studying. PENDAHULUAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE GROUP INVESTIGATION(GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA N 3 PARIAMAN ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh : Siska Maria, Nurhadi dan Vivi Fitriani Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

E- JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) ASMA RIRIN JUWITA NIM

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 23 PADANG ARTIKEL ILMIAH

Rini Novianti., Edi Hernawan,Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII DI SMPN 13 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII SMPN 3 KECAMATAN HARAU

PENGARUH PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION

ABSTRACT. Key word: Understanding Of Mathematical Concepts, Questions Students Have, Learning Starts With A Question PENDAHULUAN

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

Transkripsi:

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DISERTAI LDS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH AMPEK HULU TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) RIZA KARMILA NIM. 11010010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DISERTAI LDS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH AMPEK HULU TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Riza Karmila,Vivi Fitriani, dan Meliya Wati Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Rizakarmila@yahoo.com ABSTRACT The background of this research are the students do not interest to study in learning process, they have not brave to ask and ashame to express their opinion, teacher center in learning process, the teacher only using communicative mhetode in teaching process, lack of media, it be a factor the student got low value of Biologi study. The purpose of this research is to know the effect implementation of cooperative learning type two stay two stray (TS-TS) type with using LDS to the result of IPA study at VIII grade students of SMP Negeri I Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. The type of this research is experiment research with using randomized control-group posttest only design. Population of this research are all of students at VIII grade students of SMP Negeri I Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan academic year 2016/2017. Technique sampling of this research using purposive sampling, they were experiment s class are VIII.3 and control s class are VIII.2. cognitive instrument in this research using posttest with 61 questions of objective, however affective and psycomotor are observation sheet. Technique data analysis using t-test with criteria t hitung > t tabel. Based on the result of study the research got differences of avarage for experiment s class are 78,95 and control s class are 71,11. Assessment s result of affective for both of sample class, there were differences whereas experiment s class are 3,70 (B) and control s class are 2,67 (C). For psycomotor assessment are 3,50 (A-) at experiment s class and 2,41 (C+) at control s class. It can be concluded that the implementation of cooperative learning type with two stay two stray with LDS can be increase result of IPA study at VIII grade students of SMP Negeri 1 Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Keywords: Two stay two stray, Cooperative Learning, LDS. Pendahuluan Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan anak didik, antara anak didik dengan sesamanya dan antara anak didik dengan lingkungannya. Oleh karena itu siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru saja sebagai sumber belajar tetapi juga dengan lingkungan sekitarnya agar supaya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Untuk mendapatkan interaksi belajar yang baik diperlukan pengelolaan proses pembelajaran yang baik pula. Berdasarkan wawancara penulis pada tanggal 7 Januari 2016 dengan guru Biologi SMPN 1 Ranah Ampek Hulu Tapan didapatkan kendala yang sering muncul dalam proses pembelajaran adalah siswa tidak berani bertanya, malu mengemukakan pendapat ataupun menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran hanya berpusat pada guru bukan berpusat pada siswa. Di dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan ini, guru hanya mengajar dengan metode ceramah dan tanya jawab secara umum saja di depan kelas. Menurut Naini (2013) menyatakan bahwa Dalam peroses pembelajaran guru tidak cukup dengan menggunakan metode pembelajaran guru juga harus mampu menggunakan model-model pembelajaran. Ini berdampak terhadap hasil belajar biologi siswa, yang mana dapat dilihat dari nilai Ulangan Harian (UH) siswa, belum semua siswa mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sedangkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan

untuk pelajaran IPA pada kelas VIII pada materi sistem peredaran darah adalah 78. Sementara nilai rata- rata UH siswa masih di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Terlihat pada materi sistem peredaran darah pada manusia VIII. 1 (80,84), VIII. 2 (67,18), VIII. 3 (66,87). Sistem peredaran darah pada manusia merupakan salah satu materi yang sulit bagi siswa. Selain dituntut memahami konsep, siswa juga harus mampu memahami ciri-ciri organ-organ sistem peredaran darah serta mampu membedakan mekanisme peredaran darah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Penerapan model Cooperative Learning Tipe two stay, two stray (TS-TS) Di dertai LDS terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP Negeri Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Cara yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasinya adalah Cooperative Learning Tipe two stay, two stray (TS-TS) Disertai Lembar Diskusi Siswa (LDS). Tipe pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri (Istarani, 2014:11). Pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik untuk saling membantu mencari dan mengolah informasi, mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan (Abdullah, 2013:131). Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan bulan September, di kelas VIII semester 1 SMP Negeri 1 Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun Ajaran 2016/2017. Jenis penilitian ini adalah eksprimen dengan Rancangan randomized control group postest only design (Lufri 2007:68-69). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling karena sampel yang diambil meliputi keseluruhan unsur populasi. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu dengan cara undian. Kelas yang pertama terambil ditetapkan sebagai kelas eksperimen. Kelas VIII 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII 2 sebagai kelas kontrol. Untuk melihat hasil belajar kedua kelas sampel, pada ranah kognitif dilakukan tes akhir sedangkan ranah afektif dilakukan observasi oleh observer selama proses pembelajaran dan untuk ranah psikomotor dari hasil laporan yang dibuat setiap pertemuannya. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ranah kognitif adalah validitas soal, reliabilitas tes (Arikunto, 2012:85-117), sedangkan daya pembeda, dan indeks kesukaran soal (Sudijono, 2012:372-389). Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis (sudjana, 2005: 239-467). Sedangkan instrumen data ranah afektif berdasarkan nilai rata-rata modus dan ranah psikomotor berdasarkan nilai rata-rata pencapaian optimum (Permendikbud, 2014:4). Hasil Dan Pembahasan A. Hasil 1. Kognitif Penilaian pada ranah kognitif dilakukan pada akhir penelitian, rata-rata pada penelitian ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini: 100 50 0 78,95 71,11 Kelas Sampel Kelas Ekperimen Kelas Kontrol Gambar 1. Rata-Rata Hasil Penilaian Ranah Kognitif Kelas Sampel Dalam Bentuk Histogram Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat perbedaan rata-rata hasil belajar ranah kognitif dari kedua kelas sampel. Dimana rata-rata nilai kelas eksprimen 78,95 lebih tinggi dari kelas kontrol dengan rata-rata 71,11. Setelah dilakukan uji normalitas terhadap kedua kelas sampel maka didapatkan hasil bahwa Lo<Lt, maka data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas didapatkan Fh<Ft, maka varians data homogen. Jika kedua populasi berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, untuk pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji-t, dari uji t

yang dilakukan pada ranah kognitif ini didapatkan hasil T hitung = 2,82 dan harga T tabel =1,68. Karena T hitung >T tabel maka hipotesis (H 1 ) diterima. 3 2 2,98 2,66 1,96 1,91 2. Afektif Penilaian ranah afektif ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penelitian afektif dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. 4 3 2 1 0 3,29 Menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran 3,51 2,39 2,5 Eksperimen Santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran Kontrol Gambar 2. Hasil Penilaian Ranah Afektif Siswa Kelas Sampel Dalam Bentuk Histogram Berdasarkan gambar 2, dapat dilihat hasil belajar Biologi pada ranah afektif dengan ratarata modus perindikator. Penilaian ranah afektif kelas eksprimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Diperoleh data pada indikator menghargai pendapat teman dalam proses pembelajran pada kelas eksprimen 3,29 (B) dan kelas kontrol 2,39 (C). Sedangkan indikator santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran kelas eksprimen 3,51 (B) dan kelas kontrol 2,50 (C). 3. Psikomotor Penilaian psikomotor dilakukan setelah proses pembelajaran dan yang dinilai adalah laporan hasil kelompok/ringkasan. Data hasil penilaian psikomotor kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini: 1 0 Kelengkapan Isi Laporan Akhir LDS/Ringkasan Eksperimen Kebersihan dan Kerapian Laporan Akhir LDS/Ringkasan Kontrol Gambar 3. Hasil penilaian Psikomotor Siswa Kelas Sampel Dalam Bentuk Histogram Berdasarkan gambar 3, dapat dilihat hasil penilaian ranah psikomotor dengan nilai ratarata perindikator. Indikator kelengkapan isi laporan akhir LDS/ringkasan kelas eksprimen 2,98 (B) lebih tinggi dari kelas kontrol 1,96 (C-). Sedangkan indikator kebersihan dan kerapian isi laporan akhir LDS/ringkasan kelas eksperimen 2,66 (B-) lebih tinggi dari kelas kontrol 1,91 (C-). B. Pembahasan 1. Kognitif Proses pembelajaran two stay two stray ini adalah pembelajaran kelompok, dimana siswa harus menyiapkan laporan akhir secara bersama-sama. Hal ini tentunya melibatkan seluruh anggota kelompok diskusi pada setiap masing-masing kelompok. Dapat dilihat dari mereka yang secara tidak langsung berbagi tugas dengan sendirinya, ada yang bertugas mencarai informasi yang belum diketahui di kelompoknya ke kelompok lain, dan ada pula yang bertugas menyampaikan informasi kepada tamu-tamu yang datang kekelompoknya. Sehingga secara tidak langsung terciptalah interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Hal ini sesuai sesuai dengan pendapat Lufri (2007:1) bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaktif yang bernilai edukatif ini terjadi antara guru dengan anak didik dan antara anak didik sesamanya serta anak didik dengan lingkungannya. Selain itu, pembelajaran yang dilaksanakan disetiap pertemuannya membuat siswa semakin antusias dalam melaksanakan diskusi. Bagi siswa ini merupakan hal baru dan menarik, karena model pembelajaran ini

melibatkan seluruh siswa di saat belajar, sehingga dapat memancing minat belajar siswa. Menurut Hamalik (2011:33) minat belajar siswa timbul apabila siswa tertarik akan sesuatu yang akan dipelajari dan dirasakan bermakna baginya. Meningkatkannya minat belajar siswa, membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan pernyataan Slameto (2010:12) agar setiap siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, minatnya perlu ditingkatkan terlebih dahulu. Menurut Kumape (2015:355) menyatakan bahwa Pelaksanaan kegiatan belajar di kelas dengan menerapkan model pembelajaran TS-TS mengutamakan aktivitas siswa yaitu siswa diberikan kesempatan untuk menentukan konsep sendiri dengan cara memecahkan masalah, menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman sekelompoknya, membiasakan siswa untuk bersikap terbuka dengan kelompoknya, dan diakhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari dan memberikan pengahargaan pada kelompok yang terbaik. Meningkatnya hasil belajar Biologi di kelas eksperimen ini dipadukan dengan lembar diskusi siswa (LDS) hal ini dapat menjadi sarana yang baik di saat siswa berdiskusi, baik di luar maupun di dalam kelompoknya. Hal ini dapat mempermudah siswa dalam mencari informasi ke kelompok yang lainnya sehingga proses pembelajaran menjadi efektif. Menurut Arsyad (2014:13) penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat mengefektifkan proses pembelajaran dan membantu menyelesaikan tujuan pembelajaran. Pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar siswa di bawah kelas eksprimen, hal tersebut disebabkan karena proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab membuat siswa malas dan bosan mengikuti proses pembelajaran berlangsung, sehingga tidak memancing minat dan keinginan siswa untuk belajar dan sebagian siswa mengantuk. Dalam proses pembelajaran siswa tidak memperhatikan guru dan bercerita dengan teman sebangkunya. Ada beberapa siswa yang sibuk dengan tugasnya, selain itu siswa juga tidak menghiraukan guru yang menjelaskan. Metode pembelajaran ini kurang dapat membangkitkan minat belajar siswa, hal ini terbukti di saat belajar siswa sering tidak merepon pertanyaan dari guru dan temannya. Hal ini tentunya berpengaruh dengan hasil belajar, tidak seriusnya siswa di saat belajar membuat pemahamanan siswa berkurang. Pada kelas eksprimen dengan nilai 78,95 dari 24 siswa yang mengikuti ujian. Persentase siswa yang tuntas yaitu 66,66% yaitu sebayak 16 orang. Kelas kontrol dengan nilai rata-rata 71,11 dari 26 siswa, presentase siswa yang tuntas sebanyak 38,46% yaitu sebanyak 10 orang. Berdasarkan data dari kedua kelas sampel, dapat dinyatakan proses pembelajaran berhasil. Hal tersebut dikemukakan oleh Djamarah (2010:107) dimana tingkat keberhasilan siswa dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan 60%-75% dikuasai oleh siswa. 2. Afektif Meningkatnya hasil menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen ini disebabkan karena siswa setiap kelompok selalu ikut serta dalam diskusi, dan ikut serta dalam proses pembelajaran. Siswa dapat mengemukakan pertanyaan dan gagasan pada kelompok yang sedang persentasi. Menurut Latisma (2011:193) menyatakan bahwa mengahargai adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi dari pada menerima dan menanggapi. Selama persentasi berlangsung setiap siswa berkesempatan untuk menanggapi dan mengeluarkan pendapatnya hal ini membuat siswa merasa senang karena mereka dapat berbagi secara umum dikelas. Untuk indikator santun berkomunikasi, diperoleh nilai kelas eksprimen 3,51 (B) dan kelas kontrol 2,50 (C). Tingginya rasa santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran siswa kelas eksprimen, dilihat dari aktivitas siswa yang selalu berinteraksi di saat belajar, baik disaat diskusi dengan sesama anggota kelompoknya, pada kelompok lain, maupun disaat siswa tampil dan bertanya kepada guru. Komunikasi yang baik dapat meningkatkan interaksi yang baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunhanji (2009:31) bahwa dalam proses belajar mengajar terjadilah proses interaksi antara pihak pengajar dengan pihak yang sedang belajar, sehingga terjadilah hubungan kondusif antara guru dan siswa tersebut dalam peristiwa pembelajaran. Penilaian afektif ini bertujuan untuk melihat sikap siswa pada setiap pertemuannya, karena belajar bukan hanya proses tetapi

perubahan sikap. Sikap yang baik diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pemdapat Hamalik (2011:27) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan metode ceramah saja, indikator menghargai pendapat teman di saat belajar dilihat dari guru yang sering melemparkan pertanyaan-pertanyaaan di depan kelas, dan meminta siswa untuk menanggapinya, pertanyaan tersebut sering tidak di respon siswa karena siswa tidak serius di saat belajar. Siswa yang mau mengemukankan perdapatnya hanya satu atau dua orang siswa, yang lain hanya diam dan terkadang menyoraki apabila salah. Hal ini tentunya membuat nilai sikap menghargai pendapat teman ini rendah. Tingkat puberitas yang tinggi pada kelas kontrol merupakan salah satu faktor yang membuat siswa kurang serius dalam belajar, mereka lebih senang memperlihatkan hal-hal yang mengundang perhatian dari guru dan lawan jenisnya. Hal ini merupakan salah satu kebutuhan untuk dikenal, sesuai dengan pendapat Willis (2010:51) menyatakan bahwa kebutuhan untuk dikenal biasanya tampak pada adanya kecenderungan anak remaja untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menarik perhatian orang lain (MPO) misalnya dengan gerak-gerik tertentu untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Dikelas kontrol indikator santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran itu rendah dari pada kelas eksprimen 3,51 (B) dan kelas kontrol 2,50 (C). Siswa cenderung diam dan hanya mendengarkan guru menjelaskan pelajaran, tanpa mau bertanya meski sudah dipancing dan ditunjuk guru untuk bertanya dan menanggapi pendapat temannya. 3. Psikomotor Penilaian Ranah Psikomotor ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran setelah proses pembelajaran berlangsung. Menurut Anwar ( 2009:87) penilaian ketermpilan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan (skill) yang dimiliki siswa setelah mereka memahami proses pembelajaran kognitif dan afektif. Penilaian kompetensi keterampilan pada kelas eksperimen berupa laporan hasil akhir LDS yang mereka diskusikan, sedangkan dikelas kontrol berupa ringkasan yang di buat siswa setiap pertemuannya. Siswa pada kelas eksperimen melakukan diskusi dan kerja sama dalam mempersiapkan laporan akhir untuk masing-masing kelompok, sedangkan di kelas kontrol siswa membuat ringkasan di doubel folio sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditentukan guru. Adanya tahap presentasi untuk setiap pertemuan dikelas eksperimen membuat siswa semakin semangat untuk menyiapkan laporan diskusinya. Selain mendapatkan nilai untuk individu, mereka juga dapat menjadi pemenang untuk persentasi kelompok, kelompok yang menjadi pemenang dan mendapatkan penghargaan adalah kelompok yang aktif, kompak, dan tampil. Penghargaan ini bertujuan untuk memancing keinginan siswa untuk lebih aktif di saat belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Latisma (2011:193) menyatakan bahwa menilai atau menghargai artinya memberi nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap pencapaian penilaian pada Psikomotor kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana dikelas eksperimen melakukan kerja sama dalam mempersiapkan laporan secara bersamasama. Maka dari itu nilai yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok akan sama. Menurut Sanjaya (2010:249) nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya, hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok. Ini berbeda dengan kelas kontrol yang membuat ringkasan secara individu karena metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab. Perlakuan yang dilakukan tentunya sedikit berbeda dikarenakan di kelas eksperimen menggunakan salah satu model kooperatif atau pembelajaran kelompok. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray disertai LDS dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan pada materi sistem peredaran darah pada manusia. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis mengemukakan beberapa saran. Yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray disertai LDS dengan materi yang sesuai, dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray disertai LDS dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran, yang dapat digunakan oleh guru dalam diskusi kelompok dan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray juga bisa dipadukan dengan media lain yang sesuai dengan materi. Kepada peneliti yang berminat disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan pada materi yang berbeda. Daftar Kepustakaan Abdullah, Ridwan S. 2013. Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Anwar, Syafri. 2009. Penilaian kompetensi. Padang : UNP Press. berbasis Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta : Grapindo Persada. Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Naini, Iis. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Disertai LDS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII Di SMPN 9 Padang Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal, tidak dipublikasikan. STKIP PGRI Sumatera Barat Latisma. 2011. Evaluasi pendidikan. Padang: UNP Press Lufri. 2007. Srategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.. 2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang : Unp Press. Permendikbud. 2014. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 104. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Kumape, Sitilin. 2015. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Tentang IPA Di Kelas VI SD Inpres Palupi. Kreatif Tadulako Online. 4 (4) Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudijono. 2012. Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja grafindo persada. Sunhanji. 2009. Strategi pembelajaran. Yogyakarta: Grafindo latera media. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Willis, Sofyan. 2010. Remaja dan masalahnya. Bandung: Alfabeta. Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.