IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI MAKNA IDIOM DARI KANJI TANGAN 手 Susilowati Universitas Bina Nusantara, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat 11480 (021) 532 7630, gabby_angel94@yahoo.com Susilowati, Prof. Dr. Sheddy Nagara Tjandra, M.A. Abstract This study identification and classification meaning of idiom 手. The purpose from this study is to understand and figure out semantic fields of idiom which is contain of idiom 手. The benefit from this study is can be used to communicate properly. The study method which have been use is literature method and qualitative approach method. Analysis has been done with descriptive analysis, that is looking for data from kokugo kanyouku jiten, there are eight idiom meaning from that idiom meaning it have been adapted with semantic fields theory. It can be concluded that eight idiom refer to decision, condition, and action. Keywords : Kanyouku, kimeru, joutai, katsudou Abstrak Penelitian ini mengidentifikasi dan mengklasifikasikan makna idiom dari kanji tangan 手. Tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat memahami dan mengerti medan makna yang terdapat dalam makna idiom dari kanji tangan 手. Manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat digunakan dengan tepat dalam berkomunikasi. Metode penelitian yang telah dilakukan adalah metode kepustakaan dan metode pendekatan kualitatif. Analisis dilakukan dengan analisis deskriptif analitis, yaitu mencari data dari kokugo kanyouku jiten 国語慣用句辞典, dari pencarian data terdapat delapan makna idiom. Dari delapan makna idiom tersebut disesuaikan dengan teori medan makna yang sesuai. Disimpulkan bahwa delapan idiom tersebut mengacu pada medan makna keputusan, keadaan, dan tindakan. Keywords : Kanyouku, kimeru, joutai, katsudou PENDAHULUAN Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti satu sama lain. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada di sekitar manusia: peristiwaperistiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya manusia dan sebagainya, mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan setiap orang menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya, dan memungkinkan setiap orang mempelajari kebiasaan, adat-istiadat, kebudayaan serta latar belakanganya. Bahasa sendiri adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa bukan sembarang bunyi dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau perlambang. Karena bahasa merupakan suatu sistim komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Maka dari itu bahasa merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap panca indera. Menurut Sutedi (2011:2), bahasa merupakan media atau sarana untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Sebab itu bahasa adalah satu-satunya milik manusia
yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberdaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Pada saat menyampaikan ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada seseorang, baik secara lisan maupun tertulis, orang tersebut bisa menangkap apa yang kita maksud karena memahami makna yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Menurut Keraf (1997 : 3), bila kita meninjau kembali sejarah bahasa dari awal hingga sekarang, maka fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu sendiri, yaitu : 1. Bahasa untuk menyatakan ekspresi diri 2. Bahasa sebagai alat komunikasi 3. Bahasa sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial 4. Bahasa sebagai alat untuk kontrol sosial. Ilmu yang mempelajari tentang Bahasa adalah ilmu linguistik. Secara umum kata linguistik berasal dari kata latin lingua yang berarti bahasa. Ilmu linguistik sering disebut juga dengan linguistik umum yang artinya ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk Bahasa pada umumya. (Chaer, 2007 : 1) Dalam kajian linguistik, adanya berbagai objek kajian tersebut maka lahirlah seperti fonetik (onseigaku), fonologi (on-in-ron), morfologi (keitairon), sintaksis (tougoron), semantik (imiron), pragmatik (goyouron), sosio-linguistik (shakai gengogaku) dan yang lainnya. (Chaer, 2007 : 1) Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memilih tema linguistik diteliti dari bagian semantik. Semantik dalam Bahasa Jepang disebut dengan imiron 意味論, yaitu ilmu yang mengkaji tentang makna kata, frase, dan klausa dalam suatu kalimat. (Sutedi, 2011 : 6). Semantik memegang peranan penting karena bahasa yang digunakan dalam komunikasi tiada lain untuk menyampaikan suatu makna. Ketika seseorang menyampaikan ide dan pikiran kepada lawan bicara, lalu lawan bicaranya bisa memahami apa yang disampaikannya. Penulis memilih semantik karena banyak sekali yang dapat dibahas seperti makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual, makna referensial dan non referensial, makana denotatif dan konotatif, makna konseptual dan asosiatif, makna kata dan istilah, makna idom dan peribahsaa. Hal ini sangat menarik untuk dibahas, khususnya yang terkait dengan makna idiom dalam Bahasa Jepang. Dalam Bahasa Jepang ungkapan hon o yomu (membaca buku), utsu wo kau (membeli sepatu), dan hara ga tatsu ( perut berdiri = marah) dianggap sebagai suatu idiom. Menurut Chaer (2007 : 296), idiom merupakan satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Contohnya, secara gramatikal bentuk menjual rumah bermakna yang menjual menerima uang dan yang membeli menerima rumahnya ; bentuk menjual sepeda bermakna yang menjual menerima uang dan yang membeli menerima sepeda ; tetapi, dalam bahsa Indonesia bentuk menjual gigi tidaklah memiliki makna seperti itu, melainkan bermakna tertawa keras-keras. Jadi, makna seperti yang dimiliki bentuk menjual gigi itulah yang disebut dengan makna idiom. Contoh lain dari idiom adalah bentuk membanting tulang dengan makna bekerja keras, meja hijau dengan makna pengadilan, dan sudah beratap seng dengan makna sudah tua. Menurut Chaer (2007 : 296), idiom biasanya dibedakan menjadi dua macam idiom, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang semua unsur-unsurnya sudah melebur menjadi satu kesatuan, sehingga makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu. Bentuk-bentuk seperti membanting tulang, menjual gigi, dan meja hijau termasuk contoh idiom penuh. Sedangkan, idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya sendiri. Contohnya, buku putih yang bermakna buku yang memuat keterangan resmi mengenai suatu kasus ; daftar hitam yang bermakna daftar yang memuat nama-nama orang yang diduga atau dicurigai berbuat kejahatan ; dan koran kuning dengan makna koran yang biasa memuat berita sensasi. Pada contoh tersebut, kata buku, daftar, dan koran masih memiliki makna leksikalnya. Dalam penggunaannya idiom juga mempunyai beberapa fungsi dalam penggunaannya, yaitu untuk memperhalus ucapan, menunjukkan makna yang berlebihan, dan mempersingkat ucapan. Dalam memahami makna idiom sering mengalami kesulitan karena situasi yang terdapat dalam makna idiom tersebut berbeda-beda dan para pembelajar cenderung menerjemahkan idiom secara harafiah melalui kata-kata pembentuknya. Sehingga menyebabkan para pembelajar tidak mampu menerima pesan yang sebenarnya dari penggunaan idiom tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan makna idiom sesuai dengan medan makna keadaan, tindakan, dan keputusan..
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah metode kepustakaan. Metode kepustakaan adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber naskah tertulis atau lisan. Langkah selanjutnya menggunakan pendekatan metode kualitatif untuk menentukan sumber data yang akan diperoleh. Sumber data berasal dari kokugo kanyouku jiten 国語慣用句辞典. Selanjutnya penulis mengumpulkan korpus data makna idiom 手 dari kokugo kanyouku jiten 国語慣用句辞典. Tahap selanjutnya adalah memilih dan menetapkan data-data yang akan dipakai sebelum data-data tersebut dianalisis. Metode deskriptif analitis adalah metode yang digunakan dengan cara memahami data terlebih dahulu kemudian menjelaskannya kepada orang lain. Dalam menganalisis data, penulis akan memilah atau mengklasifikasi data. Setelah itu, data dikaji dan dicocokan dengan teori. Kemudian penulis akan membuat kesimpulan kecil setiap data. Data-data yang telah dianalisis dibuat kesimpulan. Dan akhirnya, kesimpulan akhir penelitian akan menjadi kesimpulan skripsi ini HASIL DAN BAHASAN Dari hasil analisis data yang dilakukan melalui Kokugo Kanyouku Jiten, maka didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Penggunaan kanyouku 手 yang memiliki medan makna keputusan / kimeru 決める a. 手を引く Menurut Yasuo (1991 : 205) arti idiom dari 手を引く adalah suatu keadaan adanya keputusan untuk menarik diri atau memutuskan hubungan dengan sekitarnya. Terdapat contoh kalimat makna idiom 手を引く, yaitu この仕事から私は手を引かせてもらいます yang mempunyi arti saya menarik diri dari pekerjaan ini. Berdasarkan kalimat tersebut dapat dibuktikan bahwa benar menunjukan adanya makna yang menunjukan kimeru atau keputusan. 手を引くこの仕事から私は手を引かせてもらいます 決める keputusan Memutuskan, menyetujui, menetapkan hati semua ini bertujuan untuk membuat gerakan dan perubahan dari satu hal atau permasalahan menjadi lebih baik untuk kedepannya Memang benar situasi menarik diri yang terdapat dalam contoh kalimat te wo hiku tersebut memang menunjukkan arti memutuskan, menyetujui, menetapkan hati semua ini bertujuan untuk membuat gerakan dan perubahan dari satu hal atau permasalahan menjadi lebih baik untuk kedepannya 1.a Tabel Pembuktian Analisis Penggunaan Kanyouku 慣用句 te wo hiku 手を引く yang dihubungkan dengan makna kimeru 決める b. 手を切る Menurut Yasuo (1991 : 206) arti idiom dari 手を切る adalah suatu keadaan adanya keputusan untuk memutuskan hubungan. Khususnya untuk mendamaikan pria dan wanita tersebut.terdapat contoh kalimat makna idiom 手を切る, yaitu 愛人と手を切る yang mempunyi arti saya memutuskan hubungan dengan kekasih saya. Berdasarkan kalimat tersebut dapat dibuktikan bahwa benar menunjukan adanya makna yang menunjukan kimeru atau keputusan
手を引く 決める keputusan 愛人と手を切る Memutuskan, menyetujui, menetapkan hati semua ini bertujuan untuk membuat gerakan dan perubahan dari satu hal atau permasalahan menjadi lebih baik untuk kedepannya. Situasi memutuskan hubungan yang terdapat dalam contoh kalimat te wo kiru tersebut memang benar menunjukkan arti Memutuskan, menyetujui, menetapkan hati semua ini bertujuan untuk membuat gerakan dan perubahan dari satu hal atau permasalahan menjadi lebih baik untuk kedepannya. 1b Tabel Pembuktian Analisis Kanyouku 慣用句 te wo kiru 手を切る yang dihubungkan dengan makna kimeru 決める 2. Penggunaan kanyouku 手 yang memiliki medan makna keadaan / jyoutai 状態 a. 手があく Menurut Yasuo (1991 : 200) arti idiom dari 手があく adalah suatu keadaan ada waktu luang disela pekerjaan.terdapat contoh kalimat makna idiom 手があく, yaitu 手伝ってあげたいが 当分手が手が あかない yang mempunyi arti saya ingin memberikan bantuan, tapi untuk sementara ini saya tidak punya waktu luang. Berdasarkan kalimat tersebut dapat dibuktikan bahwa benar menunjukan adanya makna yang menunjukan keadaan atau jyoutai. 手があく 状態 keadaan 手伝ってあげたいが 当分手があかない Menggambarkan keadaan, kondisi, situasi dan kejadian pada saat itu yang secara khusus mengetahui keadaan pada saat yang sama atau pada suatu titik tertentu. Situasi yang terdapat dalam contoh kalimat te ga aku tersebut mengalami perubahan menjadi te ga akanai. Dalam contoh kalimat tersebut menunjukkan situasi tidak mempunyai waktu luang karena pekerjaannya, hal ini sesuai dengan makna joutai yang menggambarkan keadaan, kondisi, situasi dan kejadian pada saat itu yang secara khusus mengetahui keadaan pada saat yang sama atau pada suatu titik tertentu. 2a Tabel Pembuktian Analisis Penggunaan kanyouku 慣用句 te ga aku 手があく yang dihubungkan dengan makna joutai 状態 b. 手につかない Menurut Yasuo (1991 : 200) arti idiom dari 手につかない adalah keadaan dimana tidak bisa melakukan hal dengan tenang karena ada sesuatu yang menganggu hati atau pemikirannya.terdapat contoh kalimat makna idiom 手につかない, yaitu 選挙の結果が気になって 仕事が手につかな い yang mempunyi arti karena penasaran dengan hasil pemilihan umum, jadi tidak bisa konsentrasi
dengan pekerjaan. Berdasarkan kalimat tersebut dapat dibuktikan bahwa benar menunjukan adanya makna yang menunjukan keadaan atau jyoutai. 手につかない 状態 keadaan 選挙の結果が気になって 仕事が手につかない Menggambarkan keadaan, kondisi, situasi dan kejadian pada saat itu yang secara khusus mengetahui keadaan pada saat yang sama atau pada suatu titik tertentu. 2b Tabel Pembuktian Analisis Penggunaan kanyouku 慣用句 te ni tsukanai 手にかない yang dihubungkan dengan makna joutai 状態 c. 手がつけられない Menurut Yasuo (1991 : 203) arti idiom dari 手がつけられない adalah suatu keadaan sulit untuk ditangani karena keterlaluan.terdapat contoh kalimat makna idiom 手がつけられない, yaitu この子 は手のつけられない Jadi situasi yang terdapat dalam contoh kalimat te ni tsukanai memang benar menggambarkan tidak bisa konsentrasi sesuai dengan keadaan, kondisi, situasi dan kejadian pada saat itu yang secara khusus mengetahui keadaan pada saat yang sama atau pada suatu titik tertentu. 手のつけられない 乱暴者で困る yang mempunyi arti kami kebingungan, karena anak ini adalah orang kasar yang sulit untuk ditangani atau diatasi. Berdasarkan kalimat tersebut dapat dibuktikan bahwa benar menunjukan adanya makna yang menunjukan keadaan atau jyoutai. 手がつけられない 状態 keadaan この子は手のつけられない 乱暴者で困る Menggambarkan keadaan, kondisi, situasi dan kejadian pada saat itu yang secara khusus mengetahui keadaan pada saat yang sama atau pada suatu titik tertentu. Situasi yang terdapat dalam contoh kalimat tersebut menggambarkan keadaan yang sulit untuk ditangani sesuai dengan makna joutai yang menggambarkan keadaan, kondisi, situasi dan kejadian pada saat itu yang secara khusus mengetahui keadaan pada saat yang sama atau pada suatu titik tertentu. 2c. Tabel Analisis Penggunaan kanyouku 慣用句 te ga tsukerarenai 手がつけられない yang dihubungkan dengan makna joutai 状態 3. Penggunaan kanyouku 手 yang memiliki medan makna tindakan / katsudou 活動 a. 手を打つ Menurut Yasuo (1991 : 206) arti idiom dari 手を打つ adalah suatu keadaan ada waktu luang disela pekerjaan.terdapat contoh kalimat makna idiom 手を打つ, yaitu 今のうちに何か手を打たない手を打たないと
事態はますます悪化する yang mempunyi arti saya ingin memberikan bantuan, tapi untuk sementara ini saya tidak punya waktu luang. Berdasarkan kalimat tersebut dapat dibuktikan bahwa benar menunjukan adanya makna yang menunjukan tindakan atau katsudou. 手を打つ今のうちに何か手を打たない手を打たないと事態はますます悪化する 活動 tindakan Aktivitas, perbuatan, kegiatan yang dilakukan dengan gerakan dan aktif. Situasi dalam contoh kalimat te wo utsu tersebut memang benar menyatakan segera mengusahakan cara, sesuai dengan makna tindakan yang menyatakan adanya aktifitas, perbuatan, kegiatan yang dilakukan dengan gerakan adan aktif. 3a. Tabel Pembuktian Analisis Penggunaan kanyouku 慣用句 te wo utsu 手を打つ yang dihubungkan dengan makna tindakan atau katsudou 活動 b. 手を貸す Menurut Yasuo (1991 : 200) arti idiom dari 手を染める adalah menyatakan adanya aktifitas dalam membantu seseorang.terdapat contoh kalimat makna idiom 手を染める, yaitu 一人じゃ持てないから ちょっと手を貸してくれる yang mempunyi arti karena tidak ada seorang pun yang membantu, akhirnya saya menolongnya Berdasarkan kalimat tersebut dapat dibuktikan bahwa benar menunjukan adanya makna yang menunjukan tindakan atau katsudou. 手を貸す 活動 tindakan 一人じゃ持てないから ちょっと手を貸してくれる手を貸してくれる Aktivitas, perbuatan, kegiatan yang dilakukan dengan gerakan dan aktif. Situasi dalam contoh kalimat te wo kasu situasi menolong memang benar sesuai dengan makna katsudou yang menyatakan aktivitas, perbuatan, kegiatan yang dilakukan dengan gerakan dan aktif. 3b. Tabel Pembuktian Analisis Penggunaan kanyouku 慣用句 te wo utsu 手を貸す yang dihubungkan dengan makna tindakan atau katsudou 活動 c. 手を染める Menurut Yasuo (1991 : 206) arti idiom dari 手を貸す adalah Menyatakan adanya aktifitas memulai dalam suatu pekerjaan.terdapat contoh kalimat makna idiom 手を貸す yaitu この仕事に手を染め たのは今からちょうど十年前のことである yang mempunyi arti sudah sepuluh tahun sejak saya memulai berkecimpung di pekerjaan ini. Berdasarkan kalimat tersebut dapat dibuktikan bahwa benar menunjukan adanya makna yang menunjukan tindakan atau katsudou.
手を染める この仕事に手を染めた手を染めたのは今からちょうど十年前のことである 活動 tindakan Aktivitas, perbuatan, kegiatan yang dilakukan dengan gerakan dan aktif. Jadi memang benar dalam contoh kalimat te wo someru terdapat situasi memulai dimana menyatakan aktivitas, perbuatan, kegiatan yang dilakukan dengan gerakan dan aktif. 3c. Tabel Analisis Penggunaan kanyouku 慣用句 te wo someru 手を染める yang dihubungkan dengan makna katsudou 活動 SIMPULAN DAN SARAN Setelah penulis menganalisis delapan makna idiomatik berkanji tangan atau te 手 dengan menggunakan teori semantik dan analisis medan makna, terbukti benar bahwa makna idiomatik dari kanyouku 慣用句 yang menggunakan kanji te 手 adalah medan makna keputusan, keadaan, dan tindakan. Berdasarkan analisis tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat dua idiom yang mengandung medan makna keputusan. Pertama, kanyouku 慣用句 te wo hiku 手を引く penggunaannya dalam contoh kalimat mempunyai makna menarik diri. Kedua, kanyouku 慣用句 te wo kiru 手を切る penggunaannya dalam contoh kalimat mempunyai makna memutuskan hubungan. Jadi kedua kanyouku tersebut sesuai atau termasuk kedalam medan makna keputusan. Dimana keputusan tersebut bertujuan memutuskan, menyetujui, menetapkan hati semua ini bertujuan untuk membuat gerakan dan perubahan dari satu hal atau permasalahan menjadi lebih baik untuk kedepannya. Selanjutnya pada medan makna keadaan terdapat tiga idiom yang mengandung medan makna tersebut. Pertama, kanyouku 慣用句 te ga aku 手があく penggunaannya dalam contoh kalimat mempunyai arti tidak punya waktu luang. Kedua, kanyouku 慣用句 te ni tsukanai 手につかない penggunaannya dalam contoh kalimat mempunyai arti tidak bisa konsentrasi. Ketiga, kanyouku 慣用句 te ga tsukerarenai 手がつけられない penggunaannya dalam contoh kalmat mempunyai arti sulit untuk ditangani. Setelah dianalisis ketiga kanyouku tersebut sesuai dengan medan makna keadaan. Keadaan adalah situasi yang menggambarkan kondisi, situasi, dan kejadian pada saat itu yang secara khusus mengetahui keadaan pada saat yang sama atau pada saat situasi itu sedang terjadi. Medan makna terakhir, yaitu tindakan. Terdapat tiga idiom yang mengandung medan makna tindakan. Pertama, kanyouku 慣用句 te wo utsu 手を打つ penggunaannya dalam contoh kalimat mempunyai arti segera mengusahakan suatu cara. Kedua, kanyouku 慣用句 te wo kasu 手を貸す penggunaannya dalam contoh kalimat mempunyai arti menolong. Ketiga, kanyouku 慣用句 te wo someru 手を染める penggunaannya dalam contoh kalimat mempunyai arti memulai. Setelah penulis analisis kembali, memang benar bahwa ketiga kanyouku atau makna idiomatik tersebut sesuai dengan medan makna tindakan. Tindakan menggambarkan adanya aktivitas, perbuatan, kegiatan yang dilakukan dengan gerak dan aktif. Dengan ini makna idiomatik tersebut dapat dimengerti melalui medan makna yang sudah penulis identifikasi, dari identifikasi tersebut penulis melakukan klasifikasi dan analisis sampai data tersebut sesuai dengan medan maknanya. Setelah mengerti makna idiomatik atau kanyouku 慣用句 dari kanji tangan atau te 手 yang mengacu pada medan makna keputusan, keadaan, dan tindakan. Penulis menyarankan bahwa kanyouku 慣用句 dari kanji tangan atau te 手 ini dapat dianalisis lebih dalam lagi dari bushu 部首 tangan atau te 手 dengan mengacu kepada tiga medan makna tersebut.
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi para pembelajar bahasa Jepang agar dapat memahami lebih dalam mengenai penggunaan makna idiomatik atau kanyouku 慣用句 dari kanji tangan 手 yang mengacu pada medan makna keputusan, keadaan, dan tindakan. Sehingga pembaca dapat menggunakannya dengan tepat dalam berkomunikasi. Pada skripsi ini, saran yang dapat diberikan oleh penulis bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian serupa, khususnya dari kanji 手 pada kanyouku 慣用句 yang mengacu pada medan makna lainnya. Contohnya adalah kriminalitas, emosi, dan medan makna lainnya yang sesuai dan mengacu pada kanyouku 慣用句 dari kanji tangan 手. REFERENSI Abdul, Chaer. (2007). Linguistik Umum. Jakarta : RinekaCipta. Andrew, Nelson. (2011). Kamus Kanji Moderen. Jakarta : PT. Kesaint Blanch Indah Corp. Dedi, Sutedi. (2011). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora. Ichikawa, Takashi. (2004). Gendai Shinkokugo Jiten. Tokyo : Gakken. Keraf, Gorys. (2009). Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Keraf, Gorys. (1997). Komposisi : Sebuah pengantar Kemahiran Bahasa, Flores : Nusa Indah. Kuromachi, Yasuo. (1991). Kokugo Kanyouku Jiten. Tokyo : Sanseido Masuoka, T.,Takubo, Y. (2000). Nihongo Bunpou Self Master Series 3. Tokyo : Kuroshio Shuppan. Matsuura, Kenji. (2005). Kamus Bahasa Jepang Indonesia. Kyoto : Kyoto Sangyo University Press. Parera, JD. (1999). Teori Semantik. Jakarta : Erlangga. Priscilla, Ishida. (2010). A Contrastive Study of Japanese and English Eye Idiom. Jilid 13, pp, 43-63, diakses 28 April 2015, dari https://tsukuba.repo.nii.ac.jp/index.php? Shibatani, M., Kageyama, T., Tamori, I. (1986). Gengo no Kouzou Riron to Bunseki. Tokyo : Kuroshio Suppan. Shinmura, Izuru. (1988). Koujien. Tokyo : Iwanami Shoute Tanimori, Masahiro. (1982). Nihongo no Bunpou to Yohou. Tokyo : Koyoshobo. Tanaka, Satoko. (2002) Ekspresi Idiomatik Kanji Mulut Berdasarkan Metafora dan Metonimi. Jilid 3, p.p 5-20, diakses 25 Juni 2015 dari www.ir.nul.nagoya-u.ac.jp/jspui/bitstream/2237/.../3-01.pdf RIWAYAT PENULIS Susilowati lahir di Jakarta pada tanggal 19 Juli 1994. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam Sastra Jepang pada tahun 2015.