97 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya tentang pelaksanaan pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam iyyatul Quro Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah Sukorejo, Sempu, Andong, Boyolali, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pembelajaran Sorogan di Pondok Pesantren Jam iyyatul Quro Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah Sukorejo, Sempu, Andong, Boyolali Pelaksanaan pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam iyyatul Quro Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah Sukorejo, Sempu, Andong, Boyolali adalah sebagai berikut : Pembelajaran sorogan dilaksanakan di sebuah ruangan, antrian santri yang akan menyorogkan kitab berada di bagian teras dari ruangan tersebut. Dimulai pukul 06.30-07.00 setiap hari kecuali hari selasa (untuk sorogan tafsir), hari Jum at (hari libur bagi seluruh kegiatan dalam pondok pesantren) dan hari libur keagamaan Islam lainnya. Adapun tata cara pelaksanaannya adalah pertama-tama santri berkumpul ditempat pengajian. Santri mendapat giliran menghadap langsung secara tatap muka kepada kyai/ustadz bergilir sesuai dengan urutan. Santri membaca kitab bila terdapat kesalahan maka kyai/ustadz akan membenarkannya atau bisa juga kyai/ustadz akan memberikan pertanyaan kepada santri tersebut. Terkadang ketika seorang santri melakukan kesalahan yang fatal maka kyai/ustadz tidak akan membenarkan secara langsung namun akan menyudahi sorogan dan menyuruh santri tersebut mengulang pada pertemuan yang akan datang. Tujuannya adalah agar santri dapat berpikir kritis dan berdiskusi dengan temannya. Pembimbing sorogan adalah K.H Muh. Mahfudh A.H, selain itu juga terdapat dua pembimbing pengganti yaitu K.H Zumaruddin dan ustadz Nur Shirot.
98 Santri dapat mengikuti sorogan lebih dari satu kitab pada waktu yang bersamaan. Namun hal ini harus sesuai dengan ketentuaan yang berlaku karena ada kitab yang tidak bisa dipelajari dalam waktu yang bersamaan. Kitab tersebut adalah kitab yang sama jenisnya. Jadi cara mempelajarinya harus dengan cara mempelajari kitab yang tingkatannya bawah baru kemudian mempelajari kitab yang memiliki tingkatan diatasnya. Sebagai contoh untuk mempelajari kitab Fathul Qorib dan Fathul Muin harus dilakukan satu persatu. Santri yang boleh mengikuti pembelajaran sorogan adalah santri yang sudah khatam Al-Qur an (syarat seorang santri dalam mengikuti pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam iyyatul Quro Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah). Dalam pembelajaran ini digunakan jenis komunikasi antar pribadi yang bersifat diadik yang pemberian pertanyaan yang dilakukan kyai/ustadz kepada santri ketika santri tersebut melakukan kesalahan. 2. Sistem Evaluasi yang Dikembangkan Kyai/Ustadz terhadap Santri dalam Pelaksanaan Pembelajaran sorogan di Pondok Pesantren Jam iyyatul Quro Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah Sukorejo, Sempu, Andong, Boyolali Sistem evaluasi yang dikembangkan oleh kyai/ustadz terhadap santri dalam pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam iyyatul Quro Al- Futuhiyyah As-Salafiyyah meliputi aspek-aspek yang dievaluasi, cara memberikan evaluasi, waktu evaluasi dan tujuan dari evaluasi. Berikut adalah sistem evaluasi yang dikembangkan oleh kyai/ustadz di pondok pesantren Jam yyatul Quro Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah. Aspek yang dinilai meliputi nahwu dan shorof, mampu menunjukkan kedudukan kata dengan menggunakan ucapan simbolik tertentu melalui pola terjemahan kata perkata disertai pelafalan simbol atau tanda oleh santri dan makhroj (ketepatan bacaan), Cara dan bentuk pemberian evaluasi, caranya dengan membaca kitab secara langsung dihadapan kyai/ustadz dan bentuk evaluasi dalam pembelajaran sorogan tidak menggunakan angka ataupun huruf namun dengan melihat keempat aspek yang telah disebutkan diatas, misalnya jika seorang santri telah benar-benar memahami sebuah materi dalam artian keempat aspek yang dinilai tersebut sudah baik/ menguasai maka santri tersebut bisa lanjut kemateri berikutnya namun jika santri tersebut dinilai
99 masih belum menguasai materi tersebut maka santri tersebut masih mengulang materi yang sama dalam pertemuan yang akan datang. Hal ini akan berlanjut sampai seorang santri benar-benar menguasai sebuah materi tertentu. Pemberian evaluasi dilakukan setiap pembelajaran sorogan berlangsung. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara langsung perkembangan kemampuan yang dimiliki oleh seorang santri dalam memahami kitab kuning yang sedang dipelajari. 3. Kendala dan Solusi Santri dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sorogan di Pondok Pesantren Jam iyyatul Quro Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah Sukorejo, Sempu, Andong, Boyolali Kendala dalam pembelajaran ini dibagi menjadi dua yaitu kendala yang bersifat internal (kendala dalam diri santri) dan kendala yang bersifat eksternal (kendala yang berasal dari luar pribadi seorang santri). Kendala internal yang dihadapi oleh santri dalam pembelajaran sorogan adalah rasa malas, mengantuk, kesulitan dalam pemahaman makna sedangkan kendala eksternal yang dihadapi oleh santri adalah keterbatasan jumlah pembimbing yang menyebabkan sering terjadinya libur dan keterbatasan waktu Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut dalam pelaksanaan sorogan dapat ditempuh langkah-langkah seperti untuk mengatasi rasa malas dalam diri para santri, biasanya para santri memotivasi diri mereka sendiri agar tetap semangat dalam menjalani pelaksanaan pembelajaran sorogan. Untuk mengatasi rasa mengantuk ada beberapa cara yang dilakukan oleh santri yaitu dengan cara mandi atau berwudhu agar tidak mengantuk lagi. Untuk mengatasi kesulitan mengenai makna atau pemahaman makna maka biasanya diatasi dengan cara mencari makna terlebih dahulu sebelum sorogan dan belajar bersama santri lain sebelum pembelajaran sorogan. Untuk mengatasi keterbatasan kyai/ustadz, pihak pengajar berpendapat bahwa akan segera membenahi sistem yang ada sehingga tidak terlalu sering pembelajaran sorogan yang ada di pondok ini. Untuk mengatasi masalah keterbatasan waktu pihak pengajar berpendapat bahwa tidak akan ada penambahan jam pembelajaran sorogan yang ada di pondok pesantren ini mengingat sudah padatnya jadwal kegiatan yang sudah ada.
100 B. Implikasi 1. Teoritis Dengan adanya pondok pesantren Jam iyyatul Quro Al-Futuhiyyah As- Salafiyyah di Ds. Sukorejo Rt 34/Rw10, Dk. Sempu, Kec. Andong, Kab. Boyolali telah merubah kehidupan keagamaan masyarakat sekitar pondok yang dulunya awam dalam pengetahuan bidang keagamaan sekarang bisa lebih memperdalam pengetahuan mereka mengenai bidang keagamaan. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa sejak didirikannya madrasah diniyah dan pondok pesantren sebagian masyarakat baik dari desa ini maupun desa sekitarnya banyak yang menitipkan anaknya untuk dididik di pondok ini agar mereka bisa lebih mengetahui masalah-masalah keagamaan. Penelitian ini secara teori mampu membuka pengetahuan mengenai pembelajaran sorogan secara riil yang ada di pondok pesantren. 2. Metodologis Dalam pelaksanaan penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara dan observasi secara langsung sehingga sering terjadi antara informan yang satu dengan yang lainnya mempunyai jawaban yang berbeda. Menghadapi hal tersebut tindakan yang dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan sumber data yang lebih dapat dipercaya di dalam pondok pesantren maupun data-data yang berhubungan dengan pembelajaran sorogan dan memanfaatkan ketajaman logika. 3. Praktis Pelaksanaan pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam iyyatul Quro Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah Sukorejo, Sempu, Andong, Boyolali dirasa sudah cukup baik karena sudah sistematis. Hal ini dapat dilihat dari jadwal sorogan yang ada, Evaluasi yang dilakukan setiap hari merupakan hal yang baik
dalam sebuah pembelajaran. Hal ini dikarenakan dengan evaluasi rutin, dapat diketahui sejauh mana perkembangan seorang santri dalam pembelajaran sorogan. 101 C. Saran Dengan berakhirnya penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam iyyatul Quro Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah Sukorejo, Sempu, Andong, Boyolali, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada pembimbing dan para santri agar tetap melaksanakan pembelajaran sorogan yang ada di pondok pesantren Jam iyyatul Quro Al- Futuhiyyah As-Salafiyyah Sukorejo, Sempu, Andong, Boyolali agar tetap dilaksanakan dan dipertahankan karena dengan pembelajaran seperti itu dirasa cukup efektif untuk meningkatkan keaktifan para santri dalam mempelajari kitab kuning. 2. Bagi para pendidik hendaknya pembelajaran sorogan ini dapat dijadikan inspirasi untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.