HUBUNGAN PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU BK DENGAN MINAT MENGIKUTI LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DI SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN ARTIKEL Oleh: PRIMA EKA PUTRA NPM: 12060072 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017
HUBUNGAN PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU BK DENGAN MINAT MENGIKUTI LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DI SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN *Student **Lectures Oleh: Prima Eka Putra* Rahma Wira Nita, M.Pd.,Kons** Yasrial Chandra, M.Pd** Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is based on the condition found in the field. From the author's observation during the field practice of guidance and counseling at SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan on October 7, 2016, can be seen from the data of BK teachers found many students who have unresolved personal problems such as ; Family problems, breakup problems and so forth. Then seen from the attendance list of learners who follow individual counseling service only a little. The purpose of this study is to describe students 'perceptions of interpersonal communication of BK teachers, to describe the interest of learners to follow individual counseling service and to describe how the relationship of learners' Perceptions of Interpersonal Communication of BK Teachers with Interest in Individual Counseling Service at SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan. The method of this research is quantitative correlational descriptive type, research instrument is a questionnaire, the study population amounted to 582 people enrolled in the academic year 2017/2018 and samples of study 85 students. Data were analyzed using statistical techniques to find mean scores, standard deviations, and percentages. To see the relationship of Student Perception about Interpersonal Communication of BK Teachers with Interest of Following Individual Counseling Service processed using Microsoft Excel 2007 and SPSS program assistance version 18.0. In accordance with the purpose of this study it can be concluded that; 1) Students' perceptions about interpersonal communication of BK teachers are in good enough category, 2) description of students' interest in following individual counseling service in interest category, 3) description of students' perceptions relation on interpersonal communication of BK teachers with interest of learners following service Individual counseling can be concluded that the working hypothesis (Ha) is acceptable because there is a significant relationship which indicates the direction of positive relationship with very low coefficients. Keywords: Interpersonal Communication and interest in following individualized counseling services PENDAHULUAN Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah mampu membantu individu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dengan optimal sesuai dengan bakat dan minat, kemampuan dan nilai-nilai serta terentaskannya masalah yang dialami individu. Guru BK sebagai pelaksana layanan bimbingan dan konseling melakukan berbagai jenis layanan. Adapun layanan tersebut antara lain: layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling perorangan, layanan penguasaan konten, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan mediasi, dan layanan konsultasi. Dari sembilan jenis layanan tersebut, salah satu sarana pengembangan potensi peserta didik adalah layanan konseling perorangan atau konseling individual. 1
Prayitno (2004:1) menyatakan: Layanan konseling individual yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu individu mendapatkan layanan langsung tatap muka secara perorangan dengan guru BK dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah pribadi yang dialaminya. Layanan ini dilaksanakan untuk segenap masalah peserta didik secara individual dalam segenap bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah suatu proses penyampaian pesan atau pertukaran pesan diantara dua orang atau lebih yang dapat diketahui secara langsung balikannya dalam proses tatap muka. Berdasarkan hasil observasi penulis di SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan pada tanggal 7 Oktober 2016, dapat dilihat dari data guru BK ditemukan banyak peserta didik yang mengalami masalah pribadi yang belum terselesaikan seperti; masalah keluarga, masalah putus pacar dan lain sebagainya. Kemudian dilihat dari daftar kehadiran peserta didik yang mengikuti layanan konseling individual hanya sedikit. Berdasarkan hasil wawancara penulis pada tanggal 15 Oktober 2016 dengan salah seorang peserta didik di SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan diperoleh infomasi bahwa peserta didik berpersepsi negatif dengan guru BK. Peserta didik yang memiliki persepsi negatif terhadap guru BKmengatakan bahwa guru BK memiliki komunikasi interpersonal yang kurang baik dengan peserta didik contohnya ; guru suka memarahi peserta didik, berbicara tidak sopan kepada peserta didk, guru BK selalu memberikan hukuman yang kurang mendidik kepada peserta didik yang terlambat. Kemudian saya juga mewawancarai salah seorang guru BK yaitu saya memperoleh informasi bahwa seringkali mereka melakukan pelanggaran yang ada disekolah, karena mereka selalu mengganggap sekolah tidak akan memberikan sangsi kepada peserta didik yang melanggar peraturan hanya diberi pengarahan oleh kepala Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan dasar dari pelaksanaan dalam layanan konseling individual.komunikasi interpersonal guru BKakan dapat diamati dan dinilai oleh peserta didik dalam beriteraksi sehari-hari di Adanya komunikasi interpersonal yang baik dari guru BK, maka peserta didik akan berpersepsi positif tehadap guru BK sehingga peserta didik berminat mengikuti konseling individual.sebaliknya, jika komunikasi interpersonal guru BK kurang baik, maka peserta didikakan berpersepsi negatif terhadap guru BK sehingga peserta didik tidak berminat mengikuti konseling individual.oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Persepsi Peserta Didik tentang Komunikasi Interpersonal Guru BK dengan Minat Mengikuti Konseling Individual di SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu sebagai berikut: 1. Adanya persepsi peserta didik terhadap komunikasi interpersonal sehari-hari guru BK di Sekolah yang kurang baik. 2. Kurangnya minat peserta didik mengikuti layanan konseling individual di Sekolah. 3. Adanya peserta didikyang merasa malas mengikuti layanan konseling individual di 4. Adanya komunikasi yang kurang baik antara peserta didik dengan guru BK di 5. Adanya peserta didik beranggapan bahwa layanan konseling individual hanya untuk peserta didik nakal yang bermasalah di Agar penelitian ini terarah dengan baik, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1. Persepsi peserta didik tentang komunikasi interpersonal sehari-hari guru BK di 2. Minat peserta didik mengikuti layanan konseling individual di Sekolah. 3. Hubungan persepsi peserta didik tentang komunikasi interpersonal guru BK dengan minat peserta didik. Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, maka dapat ditentukan rumusan masalahnya yaitu bagaimana hubungan persepsi peserta didik tentangkomunikasi interpersonal guru BK dengan minat mengikuti layanan konseling individual di SMA Negeri1 Koto XI Tarusan? Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran interpersonal guru BK di 2
2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran minat peserta didik mengikuti layanan konseling individual di 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan interpersonal guru BK dengan minat mengikuti layanan konseling individual. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif korelasional. Lufri (2007:56) menjelaskan Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan segala sesuatu gejala, fakta, peristiwa atau kejadian yang sedang atau sudah terjadi dan diungkapkan sebagaimana adanya atau tanpa manipulasi. Populasi penelitian ini mencakup seluruh peserta didik di SMA Negeri 1Koto XI Tarusan bukan hanya peserta didik yang mempunya persepsi tentang komunikasi interpersonal guru BK. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data interval. Menurut Bungin (2011: 131) Data interval adalah data yang punya ruas atau interval, atau jarak yang berdekatan dan sama. Data yang akan diintervalkan adalah bentuk hubungan interpersonal guru BK dengan minat mengikuti konseling individual di SMA Negeri 1 Tarusan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Bungin (2011: 132) Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Jadi sumber data yang digunakan adalah langsung keobjek penelitian yaitu peserta didik yang berpersepsi tentang komunikasi interpersonal guru BK di SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini berupa angket. Menurut Sugiyono (2014:142) Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Jadi angket adalah seperangkat pertanyaan yang harus dijawab oleh responden yang digunakan untuk memperoleh berbagai data dan keterangan yang langsung diambil dari responden. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Persepsi Peserta Didik tentang Komunikasi Interpersonal Guru BK interpersonal guru BK menunjukkan pada kategori sangat baik sebanyak 20 orang dengan persentase 23,4%, pada kategori baik sebanyak 38 orang dengan persentase 45,4%, pada kategori cukup baik sebanyak 27 orang dengan persentase 31,2%, dan tidak ada pada kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa persepsi peserta didik tentang komunikasi interpersonal guru BK berada pada kategori baik yaitu sebanyak 38 orang dengan persentase 45,4%. Persepsi menurut Rahman Shaleh (2004:21) Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indra, setiap manusia mempunyai persepsi yang berbeda-beda meskipun mengamati objek yang sama. Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa setiap orang memiliki persepsi yang tidak sama walaupun mengamati objek yang sama. Seseorang yang mempersepsi baik terhadap suatu objek bisa jadi di persepsi tidak baik oleh orang lain. Hal ini tergantung kepada siapa yang mempersepsi dan apa yang dipersepsi. Kemudian menurut Mudjiran (2008:25) mengemukakan Persepsi merupakan suatu proses pengamatan, pengorganisasian, penginterprestasian dan penilaian terhadap suatu objek yang disadari oleh suatu pemikiran dan pengetahuan. Dari berbagai pendapat tentang pengertian persepsi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan atau penafsiran seseorang terhadap suatu objek baik itu yang kita dengar maupun yang kita lihat secara langsung dan akan berbeda penilaian seseorang dengan orang lain meskipun objeknya sama. Pada pembahasan ini terdapat beberapa sub variabel yang diambil dari ciri-ciri komunikasi interpersonal guru BK yaitu sebagai berikut: a. Keterbukaan keterbukaan menunjukkan bahwa pada kategori sangat baik sebanyak 14 orang dengan persentase 16,3%, pada kategori baik sebanyak 31 orang dengan persentase 36,2%, pada kategori cukup baik sebanyak 37 orang dengan persentase 44,1%, pada kategori kurang baik sebanyak 3 orang dengan persentase 3,4% dan tidak ada pada kategori sangat kurang baik. 3
telah keterbukaan berada pada kategori cukup baik yaitu sebanyak 37 orang dengan persentase 44,1%. b. Empati empati guru BK menunjukkan bahwa pada kategori sangat baik sebanyak 10 orang dengan persentase 11,3%, pada kategori baik sebanyak 31 orang dengan persentase 37,2%, pada kategori cukup baik sebanyak 40 orang dengan persentase 47,2%, pada kategori kurang baik sebanyak 4 orang dengan persentase 4,3% dan tidak ada pada kategori sangat kurang baik. telah empati guru BK berada pada kategori cukup baik yaitu sebanyak 40 orang dengan persentase 47,2%. c. Dukungan dukungan guru BK menunjukkan bahwa pada kategori sangat baik sebanyak 22 orang dengan persentase 25,2%, pada kategori baik sebanyak 23 orang dengan persentase 27,3%, pada kategori cukup baik sebanyak 33 orang dengan persentase 39,4%, pada kategori kurang baik sebanyak 7 orang dengan persentase 8,1% dan tidak ada pada kategori sangat kurang baik. telah dukungan guru BK berada pada kategori cukup baik yaitu sebanyak 33 orang dengan persentase 39,4%. d. Rasa Positif rasa positif menunjukkan bahwa tidak ada pada kategori sangat baik, baik, dan cukup baik. Sedangkan pada kategori kurang baik sebanyak 46 orang dengan persentase 53,8% dan pada kategori sangat kurang baik sebanyak 39 orang dengan persentase 46,2%. Berdasarkan hasil penelitian bahwa rasa positif berada pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 46 orang dengan persentase 53,8%. e. Kesamaan kesamaan menunjukkan bahwa pada kategori sangat baik sebanyak 15 orang dengan persentase 17,3%, pada kategori baik sebanyak 42 orang dengan persentase 49,1%, pada kategori cukup baik sebanyak 28 orang dengan persentase 33,6%, dan tidak ada satupun pada kategori kurang baik dan kategori sangat kurang baik. telah kesamaan berada pada kategori baik yaitu sebanyak 42 orang dengan persentase 49,1%. 2. Minat Peserta Didik Mengikuti Layanan Konseling Individual minat peserta didik mengikuti layanan konseling individual menunjukkan berada pada kategori sangat berminat sebanyak 14 orang dengan persentase 16,3%, pada kategori berminat sebanyak 44 orang dengan persentase 52,2%, pada kategori cukup berminat sebanyak 27 orang dengan persentase 31,5%, dan tidak ada pada kategori kurang berminat dan sangat kurang berminat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa minat peserta didik mengikuti layanan konseling individual berada pada kategori berminat yaitu sebanyak 44 orang dengan persentase 52,2%. Minat menurut Sukardi (2012:46) Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.slameto (2007:180) berpendapat bahwa Minat adalah suatu rasa ketertarikan dan kesukaan pada sesuatu atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.minat individu ditandai dengan kecendrungan individu terhadap suatu pekerjaan, benda, situasi dan sebagainya.setiap individu mempunyai minat tersendiri. Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu keinginan individu terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung 4
dari bakat dan lingkungannya.minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita. Pada pembahasan ini terdapat beberapa sub variabel dan indikator yang diambil dari jenis minat menurut Surya (2007:36) yaitu sebagai berikut: a. Minat Volunter minat volunter peserta didik menunjukkan berada pada kategori sangat berminat sebanyak 17 orang dengan persentase 18,2%, pada kategori berminat sebanyak 41 orang dengan persentase 49,1%, pada kategori cukup berminat sebanyak 23 orang dengan persentase 28,3%, pada kategori kurang berminat sebanyak 4 orang dengan persentase 4,4%, dan tidak ada pada kategori sangat kurang berminat. Berdasarkan hasil penelitian bahwa minat volunter berada pada kategori berminat yaitu sebanyak 41 orang dengan persentase 49,1%. b. Minat Involunter minat involunter peserta didik menunjukkan bahwa berada pada kategori sangat berminat sebanyak 14 orang dengan persentase 16,3%, pada kategori berminat sebanyak 33 orang dengan persentase 39,1%, pada kategori cukup berminat sebanyak 27 orang dengan persentase 31,3%, pada kategori kurang berminat sebanyak 11 orang dengan persentase 13,3%, dan tidak ada pada kategori sangat kurang berminat. Berdasarkan hasil penelitian bahwa minat involunter peserta didik berada pada kategori berminat yaitu sebanyak 33 orang dengan persentase 39,1%. c. Minat Non Volunter minat Non Volunter peserta didik menunjukkan bahwa berada pada kategori sangat berminat sebanyak 20 orang dengan persentase 23,4%, pada kategori berminat sebanyak 25 orang dengan persentase 29,2%, pada kategori cukup berminat sebanyak 31 orang dengan persentase 37,3%, pada kategori kurang berminat sebanyak 9 orang dengan persentase 10,1%, dan tidak ada pada kategori sangat kurang berminat. Berdasarkan hasil penelitian bahwa minat Non Volunter peserta didik berada pada kategori cukup berminat yaitu sebanyak 31 orang dengan persentase 37,3%. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan persepsi peserta didik tentang komunikasi interpersonal guru BK dengan minat peserta didik mengikuti layanan konseling individual di SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Gambaran persepsi peserta didik tentang komunikasi interpersonal guru BK berada pada kategori cukup baik. 2. Gambaran minat peserta didik mengikuti layanan konseling individual berada pada kategori berminat. 3. Gambaran hubungan persepsi peserta didik tentang komunikasi interpersonal guru BK dengan minat peserta didik mengikuti layanan konseling individual dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja (H a ) dapat diterima karena terdapat hubungan yang signifikan yang menunjukkan arah hubungan yang positif dengan koefisien sangat rendah. SARAN Peserta dapat berkomunikasi dengan baik disekolah sehingga peserta didik banyak yang berminat mengikuti layanan konseling individual. 1. Guru BK agar lebih meningkatkan keterampilan berkomunikasi interpersonal sehingga persepsi peserta didik yang dalam kategori baik bisa menjadi sangat baik. 2. Kepala sekolah dapat memberikan wadah atau fasilitas yang berguna bagi peserta didik agar banyak peserta didik yang berminat mengikuti layanan konseling individual. 3. Peneliti selanjutnya agar dapat memahami bahwa komunikasi interpersonal sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan konseling individual dan mempermudah melakukan penelitian selanjutnya. 5
KEPUSTAKAAN Agus Hardjana. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius. Bungin. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Jalaluddin. 2007. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana. Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Perss. Prayitno. 2004. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya. 2007. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian. Padang: UNP Perss. Sukardi. 2007. Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Usaha Nasional. Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali Press. Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian, Dasar- Dasar Penelitian Ilmiah. Padang: UNP Press. Yusuf. 2013. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Perss. 6