BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta 4.1.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan 4.1.1.1 Kondisi Implementasi Manajemen Pengetahuan di Universitas Gunadarma Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen pengetahuan per indikator di Universitas Gunadarma berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden: Indikator komponen manajemen pengetahuan cukup tinggi (3.32), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Gunadarma secara umum memiliki kemampuan yang tinggi untuk memenuhi komponen-komponen yang diperlukan dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan dalam menjalankan bisnisnya. Universitas Gunadarma memiliki kemmpuan yang cukup tinggi untuk menjalankan manajemen pengetahuan dengan baik di dalam lingkungannya.
Gambar 4.1 Komponen KM Univ. Gunadarma Indikator tahapan manajemen pengetahuan tinggi (3.50), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Gunadarma memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengelola pegetahuan organisasinya sesuai dengan tahapan dan metode yang tepat sehingga dapat berjalan dengan efektif. Gambar 4.2 Tahapan KM Univ. Gunadarma Indikator lingkup manajemen pengetahuan tinggi (3.50), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Gunadarma dalam implementasi manajemen pengetahuannya mampu menjangkau lingkup pengetahuan yang cukup untuk menunjang berjalannya aktivitas di dalam organisasi ini baik di bidang yang terkait dengan core business universitas di bidang yang berkaitan dengan akademik, maupun di bidang-bidang pendukung yang non akademik. Hal ini menunjukkan bahwa Universitas Gunadarma cukup
memanfaatkan manajemen pengetahuannya dalam segala bidang yang berhubungan dengan kegiatan Universitas Gunadarma dengan cukup baik. Gambar 4.3 Lingkup KM Univ. Gunadarma Kesimpulannya adalah bahwa pendekatan sistematik yang dilakukan Universitas Gunadarma untuk mengelola informasi dan knowledge yang digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan value/nilai jasanya tinggi (3.44), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Gunadarma memiliki keberhasilan yang tinggi dalam mengelola informasi dan pengetahuan organisasi untuk mencapai visi dan misi-misi serta dari tujuan organisasi dan memberikan nilai yang lebih pada jasa yang ditawarkan pada para konsumen, serta pada perceived value para konsumen, dan masyarakat serta stakeholders dari universitas ini. Hal ini terlihat bahwa tertuang dalam salah satu misi Universitas Gunadarma yaitu untuk terus menerus mengembangkan institusi dalam rangka merespon berbagai perubahan yang terjadi, di masa di mana ketika dunia tengah memasuki era pengetahuan.
Gambar 4.4 Implementasi KM di Univ. Gunadarma 4.1.1.2 Kondisi Implementasi Manajemen Pengetahuan di BINUS University Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen pengetahuan per indikator di BINUS University berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden: Indikator komponen manajemen pengetahuan tinggi (3.66), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa BINUS University memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan di dalam lingkungan organisasinya dengan memenuhi komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya.hal ini terlihat dari maksimalnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam lingkungan universitas ini yang sangat mendukung proses dari manajemen pengetahuan yang didukung oleh program-program pelatihan dan seminar yang diberikan kepada para anggota organisasi sehingga dapat menggunakan teknologi dengan mudah dan tepat sasaran serta infrastruktur yang mempermudah para anggota organisasi untuk mengakses pengetahuan yang ada sehingga pemanfaatannya pun tinggi.
Gambar 4.5 Komponen KM di BINUS Indikator tahapan manajemen pengetahuan tinggi (3.60), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa BINUS University memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengelola pegetahuan organisasinya sesuai dengan tahapan dan metode yang tepat.hal ini menunjukkan bahwa BINUS University dirasakan memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam mengorganisir pengetahuan yang berada di dalam sistem manajemen pengetahuannya. Gambar 4.6Tahapan KM di BINUS Indikator lingkup manajemen pengetahuan cukup tinggi (3.25), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kondisi BINUS University dalam implementasi manajemen pengetahuannya mampun menjangkau lingkup pengetahuan yang cukup untuk menunjang berjalannya aktivitas di dalam
organisasi ini baik di bidang yang terkait dengan core business universitas di bidang yang berkaitan dengan akademik, maupun di bidang-bidang pendukung yang non akademik. Hal ini mendukung quality objective dari BINUS University untuk mencapai kepuasan para stakeolder yang tidak hanya dari dunia akademik saja. Gambar 4.7 Lingkup KM di BINUS Kesimpulannya adalah bahwa pendekatan sistematik yang dilakukan oleh BINUS University untuk mengelola informasi dan knowledge yang digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan value/nilai jasanya tinggi (3.50), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kondisi BINUS University memiliki keberhasilan yang tinggi dalam mengelola informasi dan pengetahuan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan nilai yang lebih pada jasa yang ditawarkan pada para konsumen, serta pada perceived value para konsumen, dan masyarakat serta stakeholders dari universitas ini. Hal ini sangat mendukung usaha BINUS University untuk mencapai salah satu misinya yaitu memberikan pelayanan profesional bagi masyarakat dengan penekanan pada pemanfaatan pengetahuan dan visi dari universitas ini.
Gambar 4.8 Implementasi KM di BINUS 4.1.1.3 Kondisi Implementasi Manajemen Pengetahuan di Universitas Trisakti Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen pengetahuan per indikator di Universitas Trisakti berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden: Indikator komponen manajemen pengetahuan cukup tinggi (3.22), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Trisakti secara umum memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk memenuhi komponen-komponen yang diperlukan dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini menunjukkan usaha-usaha yang dilakukan oleh Universitas Trisakti untuk menjalankan sistem manajemen pengetahuannya dengan baik dan tepat sasaran. Gambar 4.9 Komponen KM Usakti
Indikator tahapan manajemen pengetahuan cukup tinggi (3.33), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Trisakti memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam mengelola pegetahuan organisasinya sesuai dengan tahapan dan metode yang tepat sehingga sistem manajemen pengetahuan yang diterapkannya dapan berjalan dengan benar dan seusai. Gambar 4.10 Tahapan KM Usakti Indikator lingkup manajemen pengetahuan cukup tinggi (2.95), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Trisakti dalam implementasi manajemen pengetahuannya mampun menjangkau lingkup pengetahuan yang cukup untuk menunjang berjalannya aktivitas di dalam organisasi ini baik di bidang yang terkait dengan core business universitas di bidang yang berkaitan dengan akademik, maupun di bidang-bidang pendukung yang non akademik. Hal ini untuk mendukung pencapaian sasaran dari Universitas Trisakti yaitu untuk meningkatkan kualitas pelayanan akademik dan non-akademik secara efektif, efisien, dan terintegrasi.
Gambar 4.11 Lingkup KM Usakti Kesimpulannya adalah bahwa pendekatan sistematik yang dilakukan oleh Universitas Trisakti untuk mengelola informasi dan knowledge yang digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan value/nilai jasanya TINGGI (3.17), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kondisi Universitas Trisakti memiliki keberhasilan yang tinggi dalam mengelola informasi dan pengetahuan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan nilai yang lebih pada jasa yang ditawarkan pada para konsumen, serta pada perceived value para konsumen, dan masyarakat serta stakeholders dari universitas ini. Gambar 4.12 Implementasi KM Usakti 4.1.1.4 Kondisi Implementasi Manajemen Pengetahuan di Universitas Mercu Buana Jakarta Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen pengetahuan per indikator di Universitas Mercu Buana Jakarta berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden:
Indikator komponen manajemen pengetahuan cukup tinggi (3.36), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Mercu Buana secara umum memiliki kemampuan yang tinggi untuk memenuhi komponen-komponen yang diperlukan dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini menunjukkan bawah universitas ini mampu menerapkan manajemen pengetahuan dengan cukup baik sesuai dengan langkatlangkanya sehingga mampu bekerja dengan efektif dan efisien. Gambar 4.13 Komponen KM Mercu Buana Indikator tahapan manajemen pengetahuan tinggi (3.87), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Mercu Buana memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengelola pegetahuan organisasinya sesuai dengan tahapan dan metode yang tepat.
Gambar 4.14 Tahapan KM Mercu Buana Indikator lingkup manajemen pengetahuan tinggi (3.65), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Mercu Buana dalam implementasi manajemen pengetahuannya mampu menjangkau lingkup pengetahuan yang tinggi untuk menunjang berjalannya aktivitas di dalam organisasi ini baik di bidang yang terkait dengan core business universitas di bidang yang berkaitan dengan akademik, maupun di bidang-bidang pendukung yang non akademik. Gambar 4.15 Lingkup KM Mercu Buana Kesimpulannya adalah bahwa pendekatan sistematik yang dilakukan Univeristas Mercu Buanan untuk mengelola informasi dan knowledge yang digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan value/nilai jasanya TINGGI (3.62), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa kondisi Universitas Mercu Buana memiliki keberhasilan yang tinggi dalam mengelola
informasi dan pengetahuan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan nilai yang lebih pada jasa yang ditawarkan pada para konsumen, serta pada perceived value para konsumen, dan masyarakat serta stakeholders dari universitas ini. Gambar 4.16 Implementasi KM Mercu Buana 4.1.1.5 Kondisi Implementasi Manajemen Pengetahuan di UNIKA Atma Jaya Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen pengetahuan per indikator di UNIKA Atma Jaya berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden: Indikator komponen manajemen pengetahuan tinggi (3.42), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa UNIKA Atma Jaya memiliki kemampuan yang tinggi untuk memebuhi komponen-komponen yang diperlukan dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan dengan baik dalam menjalankan bisnisnya.
Gambar 4.17 Komponen KM Unika Atma Jaya Indikator tahapan manajemen pengetahuan tinggi (3.83), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa UNIKA Atma Jaya memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengelola pegetahuan organisasinya sesuai dengan tahapan dan metode yang tepat sehingga sistem manajemen pengetahuan yang diimplementasikannya mampu berjalan dengan efektif dan memberikan nilai guna dalam membantu para anggota dari universitas ini. Gambar 4.18 Grafik Tahapan KM Unika Atma Jaya Indikator lingkup manajemen pengetahuan tinggi (3.50), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa UNIKA Atma Jaya mengimplementasikan manajemen pengetahuannya menjangkau ruang lingkup yang luas untuk menunjang berjalannya aktivitas di dalam organisasi ini, baik di bidang yang terkait dengan core business universitas di bidang akademik, maupun di bidang-
bidang pendukung yang non akademik yang mendukung bisnis dari universitas ini untuk dapat berjalan. Gambar 4.19 Lingkup KM Unika Atma Jaya Kesimpulannya adalah bahwa pendekatan sistematik yang dilakukan oleh UNIKA Atma Jaya untuk mengelola informasi dan knowledge yang digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan value/nilai jasanya tinggi (3.58), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa UNIKA Atma Jaya memiliki keberhasilan yang tinggi dalam mengelola informasi dan pengetahuan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan nilai yang lebih pada jasa yang ditawarkan pada para konsumen, serta pada perceived value para konsumen, dan masyarakat serta stakeholders dari universitas-universitas ini. Gambar 4.20 Implementasi KM Unika Atma Jaya
4.1.1.6 Kondisi Implementasi Manajemen Pengetahuan di 5 Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah III Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen pengetahuan per indikator secara umum pada 5 perguruan tinggi swasta terbesar di wilayah Kopertis III/DKI Jakarta menurut jumlah mahasiswa aktif berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden: Indikator komponen manajemen pengetahuan cukup tinggi (3.39), artinya para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas terbesar ini secara umum memiliki kemampuan yang tinggi untuk memenuhi komponen-komponen yaitu teknologi, proses dan sumber daya manusia yang diperlukan dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan dalam menjalankan bisnisnya. Tingkat jenis teknologi yang digunakan untuk manajemen pengetahuan tinggi (3.48), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas ini memiliki tingkat jenis teknologi yang tinggi dan beragam dalam proses penciptaan dan pentransferan pengetahuan di dalam lingkungan organisasi. Tingkat kemudahan penggunaan teknologi untuk manajemen pengetahuan tinggi (3.62), artinya para mahasiswa merasa bahwa teknologi yang digunakan oleh kelima universitas ini secara umum mudah dipelajari dan digunakan oleh para anggota organisasi untuk berbagi, menyimpan dan mengakses pengetahuan organisasi. Jumlah yang terlibat dalam kegiatan manajemen pengetahuan cukup tinggi (3.32), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa jumlah anggota organisasi yang berhasil diarahkan untuk terlibat dalam manajemen
pengetahuan cukup tinggi dengan ditunjang oleh lingkungan dan infrastruktur yang mendukung serta peranan para pemimpin untuk mengarahkan para anggotanya untuk terlibat. Jumlah yang memanfaatkan hasil manajemen pengetahuan cukup tinggi (3.30), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa jumlah anggota organisasi dari kelima universitas ini yang memanfaatkan semua pengetahuan organisasi yang dikelola dalam sistem manajemen pengetahuan cukup tinggi yang kemudian digunakannya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif. Jumlah tenaga yang mengelola manajemen pengetahuan cukup tinggi (3.26), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas ini cukup memiliki sumber daya manusia kompeten yang cukup tinggi untuk menjalankan pengelolaan pengetahuan organisasi dengan pemanfaatan teknologi yang kompleks. Gambar 4.21 Komponen Manajemen Pengetahuan Indikator tahapan manajemen pengetahuan tinggi (3.62), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas ini memiliki kemampuan
yang tinggi dalam mengelola pegetahuan organisasinya sesuai dengan tahapan dan metode yang tepat. Jumlah knowledge (pengetahuan) yang dikembangkan tinggi (3.70), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas ini memiliki kuantitas pengetahuan yang tinggi dalam sistem pengelolaan manajemen pengetahuan yang berarti lingkungan yang mendukung terjadi hal ini tercipta dengan baik. Jumlah knowledge (pengetahuan) yang terkategori tinggi (3.62), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas ini mampu melakukan kategorisasi atas pengetahuan yang dimilikinya secara baik dalam jumlah yang tinggi, dan tersusun sehingga memudahkan par para penggunanya untuk mengakses dan memanfaatkan pengetahuan yang dibutuhkannya. Jumlah knowledge (pengetahuan) yang diakses tinggi (3.56), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas mampu untuk menyediakan akses yang mudah bagi pengetahuan organisasinya dalam jumlah yang cukup tinggi dengan baik pada para anggotanya sehingga pengelolaan pengetahuannya memiliki nilai manfaat.
Gambar 4.22 Tahapan Manajemen Pengetahuan Indikator lingkup manajemen pengetahuan cukup tinggi (3.38), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas ini dalam implementasi manajemen pengetahuannya mampu menjangkau lingkup pengetahuan yang cukup tinggi untuk menunjang berjalannya aktivitas di dalam organisasi ini baik di bidang yang terkait dengan core business universitas di bidang yang berkaitan dengan akademik, maupun di bidang-bidang pendukung yang non akademik. Jumlah implementasi hasil manajemen pengetahuan di bidang akademik tinggi (3.44), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas ini mengimplentasikan pengetahuan yang dimilikinya di dalam sistem manajemen pengetahuan dalam jumlah yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuannya yang berkaitan dengan bidang-bidang akademik yang menjadi core business dari universitas. Jumlah implementasi hasil manajemen pengetahuan di bidang non akademik cukup tinggi (3.32), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas ini mengimplementasikan jumlah pengetahuan yang cukup tinggi dari sistem manajemen pengetahuan di bidang-bidang lain yang
mendukung core business-nya seperti layanan sosial kepada masyarakat, dan lain-lain. Gambar 4.23 Grafik Lingkup Manajemen Pengetahuan Kesimpulannya adalah bahwa pendekatan sistematik yang dilakukan perguruan tinggi swasta untuk mengelola informasi dan knowledge yang digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan value/nilai jasanya tinggi (3.47), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kondisi kelima universitas swasta memiliki keberhasilan yang tinggi dalam mengelola informasi dan pengetahuan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan nilai yang lebih pada jasa yang ditawarkan pada para konsumen, serta pada perceived value para konsumen, dan masyarakat serta stakeholders dari universitasuniversitas ini. Gambar 4.24 Implementasi Manajemen Pengetahuan Secara Umum
4.1.2 Kondisi Implementasi Manajemen Inovasi 4.1.2.1 Kondisi Implementasi Manajemen Inovasi di Universitas Gunadarma Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen inovasi per indikator di Universitas Gunadarma berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden: Indikator kepemimpinan yang inovatif cukup tinggi (3.20), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa para pimpinan dari Universitas Gunadarma memiliki peranan yang cukup tinggi dalam memastikan bahwa seluruh anggota organisasi turut merasa memiliki sasaran atau tujuan organisasi, memahaminya, dan bertindak sesuai dengan yang diharapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi, serta mampu menciptakan lingkungan yang mendukung untuk terciptanya inovasi guna mencapai tujuan dan sasaran dari organisasi Universitas Gunadarma. Gambar 4.25 Kepemimpinan Inovatif Univ. Gunadarma Indikator pengelolaan resiko inovasi cukup tinggi (3.03), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Gunadarma memiliki keberhasilan yang cukup tinggi dalam pengembangan sistem untuk mengatasi resiko yang terkalkulasi dan dalam menciptakan stimulus bagi para karyawan untuk berinovasi. Hal ini sangat mendukung salah satu dari misi Universitas
Gunadarma untuk menciptakan suasana yang mendukung para anggotanya dalam hal ini tentu saja para karyawannya untuk berinovasi. Para mahasiswa juga merasa bahwa secara umum para staff memiliki antusiasme yang cukup tinggi dalam berperan sebagai intrapreneur dan mengambil resiko dalam berinovasi serta mendapatkan dukungan yang cukup tinggi dari organisasi tempat mereka bekerja untuk mengambil resiko dalam berinovasi termasuk di dalamnya memiliki role model seorang intrapreneur, mendapatkan jaminan posisi, dan memiliki media untuk mencoba ide-ide mereka, tanpa harus takut akan kehilangan muka apabila mengalami kegagalan. Hal ini menunjukkan bahwa Universitas ini berhasil memberikan dukungan-dukungan fasilitas yang dibutuhkan oleh para anggotanya untuk menjadi inovator dengan sangat baik. Gambar 4.26 Pengelolaan Resiko Inovasi Univ. Gunadarma Indikator kreatifitas dalam organisasi cukup tinggi (2.70), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa Universitas Gunadarma memiliki nilai keberhasilan yang cukup tinggi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh dan munculnya kreativitas. Hal ini sangat mendukung pencapaian salah satu misi dari Universitas Gunadarma untuk menciptakan suasana akademik
yang mendukung terselenggaranya kegiatan penelitian yang bertaraf internasional yang berguna bagi kehidupan manusia, yang tentu saja sangat membutuhkan suatu lingkungan internal yang baik dan mendukung terciptanya kreativitas bagi para anggotanya seperti mendorong para anggotanya untuk mampu bekerja di dalam tim, sehingga mampu menghasilkan ide-ide kreatif melalui proses pertukaran ide dan diskusi, memberikan akses kepada para anggota organisasinya atas informasi sebagai bahan baku proses inovasi. Hal ini mendukung visi dan misi, dan penggunaan instrumen pemecahan masalah secara kreatif. Gambar 4.27 Kreatifitas Univ. Gunadarma Indikator manajemen informasi cukup tinggi (2.85), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa Universitas Gunadarma telah memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk memperoleh informasi dan ide berkualitas baik serta mampu menyediakan akses bagi anggotanya untuk dengan lancar terhadap informasi dan ide yang baik tersebut dan menyediakan fasilitas komunikasi bagi para anggotanya sehingga menstimulus penciptaan inovasi tinggi seperti melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi juga dengan perancangan struktur organisasi yang menunjung pola komunikasi integrasi dan tebuka. Hal ini mendukung usaha pencapaian visi dari universitas ini untuk menjadi universitas berbasis teknologi informasi, sehingga usaha yang dirasakan
telah dilakukan oleh universitas ini untuk mengelola informasi dan ide-ide yang baik tinggi. Gambar 4.28 Manajemen Informasi Univ. Gunadarma Indikator perlindungan karya inovasi cukup tinggi (2.73), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Gunadarma ini memiliki intensitas yang cukup tinggi dalam melindungi karya inovasi para anggota organisasinya. Hal ini tentunya akan mendukung daya saing dari universitas ini dan mendorong semakin berkembanganya penelitian-penelitian inovasi yang didorong oleh pengakuan yang dilakukan oleh universitas pada karya-karya para anggotanya melalui perlindungan terhadap karya inovasi mereka yang dirasakan cukup tinggi dalam melindungi HAKI, memberikan penghargaan kepada para inovator, dan melindungi produk inovasi dari ancaman eksternal. Hal ini sangat mendukung tercapainya misi dan visi dari universitas ini karena menciptakan lingkungan yang sangat mengakui dan mengayomi karya-karya inovatif melalui upaya perlindungan atas hak kekayaan intelektual para anggotanya.
Gambar 4.29 Perlindungan Karya Inovasi Univ. Gunadarma Indikator pemahaman akan pasar cukup tinggi (3.33), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Gunadarma memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk mendengarkan pasar dan memberikan respon cukup cepat dan cukup baik, termasuk memberi respon cepat terhadap permintaan-permintaan konsumen yang baru muncul atau bahkan tidak diprediksi sebelumnya. Hal ini akan sangat menentukan daya saing dari suatu universitas, dan mempengaruhi keputusan para pemakai jasa untuk menggunakan jasa dari Universitas Gunadarma atau tidak. Hal ini terlihat dari giatnya Universitas Gunadarma dalam pemasangan iklan di dalam media cetak maupun elektronik menjelang pembukaan tahun ajaran baru dan pengelolaan website yang baik sebagai salah satu alat untuk menyediakan informasi bagi para calon pengguna jasanya untuk meninjau fasilitas dan program-program yang ditawarkan oleh universitas ini juga dari program-program dan fasilitas-fasilitas menarik yang ditawarkan oleh universitas ini pada para calon konsumennya yang terlihat dalam iklan-iklan yang dipasangnya di berbagai media dan website resminya yang menyediakan informasi serta kehadiran universitas ini dalam expo dan pameran
pendidikan sehingga dapat bersentuhan langsung dalam meyakinkan para konsumennya terhadap produk-produknya. Gambar 4.30 Pemahaman akan Pasar Univ. Gunadarma Kesimpulan adalah bahwa proses kegiatan inovasi di Universitas Gunadarma dalam menciptakan produk, program, dan proses layanan yang memberikan nilai tambah bagi stakeholder perguruan tinggi, cukup tinggi (2.98), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa universitas yang ini memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam menjalankan proses kegiatan inovasi dalam menjalankan bisnis mereka dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam manajemen inovasi dengan baik dalam rangka mencapai visi dan misi-misi dari Universitas Gunadarma.
Gambar 4.31 Manajemen Inovasi Univ. Gunadarma 4.1.2.2 Kondisi Penerapan Manajemen Inovasi di BINUS University Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen inovasi per indikator di BINUS University berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden: Indikator kepemimpinan yang inovatif tinggi (3.45), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa para pimpinan dari BINUS University memiliki peranan yang tinggi dalam memastikan bahwa seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya turut merasa memiliki sasaran atau tujuan organisasi, memahaminya, dan bertindak sesuai dengan yang diharapkan untuk mencapat tujuan dan sasaran organisasi serta mampu menciptakan lingkungan yang mendukung terciptanya inovasi. Sesuai dengan salah satu value yang dianut oleh BINUS University yaitu Tenacious Focus yang bermakna para anggota organisasi bertindak dengan semangat, terlibat, dan fokus pada sasaran bersama yang dimiliki oleh organisasi.hal ini mendukung misi BINUS University untuk menghadirkan pengalaman belajar dan mengajar serta penelitian berkelas dunia yang mendorong lahirnya inovasi dan jiwa kewirausahaan di dalam lingkungan internalnya.
Gambar 4.32 Kepemimpinan Inovatif BINUS Univ. Indikator pengelolaan resiko inovasi tinggi (3.53), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa BINUS University memiliki keberhasilan yang tinggi dalam pengembangan sistem untuk mengatasi resiko yang terkalkulasi dan dalam menciptakan stimulus bagi para karyawan untuk berinovasi. Hal ini sesuai dengan misi BINUS University yaitu mengakui dan menghargai bakat-bakat yang value-adding dan kreatif yang dimiliki oleh organisasi ini serta didukung oleh nilai-nilai yang dianut oleh anggota organisasi dalam bekerja dan memberikan pelayanan.hal ini sesuai dengan value yang dianut oleh BINUS University yaitu Farsighted yang bermakna mampu melihat kedepan dan mengambil tindakan untuk menangkap peluang yang ada di masa yang akan datang yang tentunya harus didukung oleh semangat intrapreneur dari para anggota organisasi tersebut, memiliki role model seorang intrapreneur, mendapatkan jaminan posisi, dan memiliki media untuk mencoba ide-ide mereka, tanpa harus takut akan kehilangan muka apabila mengalami kegagalan.
Gambar 4.33 Pengelolaan Resiko Inovasi BINUS Univ Indikator kreatifitas dalam organisasi tinggi (3.57), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa BINUS University memiliki nilai keberhasilan yang tinggi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh dan munculnya kreativitas. Hal ini mendukung misi dari BINUS University untuk mengakui dan menghargai bakat-bakat yang kreatif dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan BINUS University dirasa memiliki kemampuan yang tinggi dalam penggunaan instrumen pemecahan masalah secara kreatif yang mendukung kinerja para anggotanya, termasuk di dalamnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Gambar 4.34 Kreatifitas di dalam BINUS Univ
Indikator manajemen informasi tinggi (3.75), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa BINUS University telah memiliki kemampuan yang tinggi untuk memperoleh informasi dan ide berkualitas baik serta mampu menyediakan akses bagi anggotanya untuk dengan lancar terhadap informasi dan ide yang baik tersebut. BINUS University kemampu untuk menyediakan akses informasi dalam menjalankan proyek inovasi tinggi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang cukup baik dan fasilitas komunikasi bagi para anggotanya sehingga menstimulasi penciptaan inovasi tinggi seperti melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi juga degan perancangan struktur organisasi yang menunjung pola komunikasi integrasi dan tebuka. Gambar 4.35 Manajemen Informasi BINUS Univ Indikator perlindungan karya inovasi tinggi (3.50), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa BINUS University memiliki usaha yang tinggi dalam melindungi karya inovasi para anggota organisasinya. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dan misi-misi dari BINUS University seperti salah satu quality obejectives dari BINUS University yaitu mendaftarkan 25 karya inovatif secara legal sebagai kekayaan intelektual per tahunnya, mengakui dan menghargai bakat-bakat kreatif dan dapat memberikan nilai tambah pada organisasi.
Gambar 4.36 Perlindungan Karya Inovasi BINUS Univ Indikator Pemahaman akan pasar tinggi (3.70), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa BINUS University memiliki kemampuan yang tinggi untuk mendengarkan pasar dan memberikan respon secepat dan sebaik mungkin, termasuk memberi respon cepat terhadap permintaan-permintaan konsumen yang baru muncul atau bahkan tidak diprediksi sebelumnya.hal ini terlihat dari iklaniklan yang dipasang oleh BINUS University di berbagai media cetak, kehadirannya dalam expo-expo dan pameran-pameran pendidikan dan menghadirkan job expo sehingga dapat bersentuhan langsung dengan para pengguna jasanya baik para calon mahasiswa maupun pihak industri serta memiliki kemampuan yang tinggi untuk meyakinkan para konsumen terhadap produk inovasi melalui strategi-strategi pemasaran, seperti pemberian beasiswa pada calon mahasiswa berbakat dan bentuk-bentuk promosi lainnya yang menjual produk-produk inovatif dari BINUS University.
Gambar 4.37 Pemahaman Pasar BINUS Univ Kesimpulannya adalah bahwa proses kegiatan inovasi di BINUS University dalam menciptakan produk, program, dan proses layanan yang memberikan nilai tambah bagi stakeholder perguruan tinggi, tinggi (3.58), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa BINUS University memiliki intensitas yang tinggi dalam menjalankan proses kegiatan inovasi dalam menjalankan bisnis mereka dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam manajemen inovasi dengan baik untuk mencapai visi dan misi organisasinya, serta quality objectives-nya. Hal ini kemudian didukung oleh value-value yang dianut oleh BINUS University dalam memberikan pelayanan pada para pengguna jasanya serta untuk mencapai kepuasan para stakeholder-nya serta terlihat dari betapa pentingnya inovasi dalam organisasi ini sehingga tertuang dalam visi, misi dan mottonya.
Gambar 4.38 Manajemen Inovasi BINUS Univ. 4.1.2.3 Kondisi Penerapan Manajemen Inovasi di Universitas Trisakti Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen inovasi per indikator di Universitas Trisakti berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden: Indikator kepemimpinan yang inovatif tinggi (3.80), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa para pimpinan dari Universitas Trisakti memiliki kemampuan yang tinggi dalam memastikan bahwa seluruh anggota organisasi turut merasa memiliki sasaran atau tujuan organisasi, memahaminya, dan bertindak sesuai dengan yang diharapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi, serta mampu menciptakan lingkungan yang mendukung untuk terciptanya inovasi. Hal ini senada dengan salah satu sasaran dari Universitas Trisakti untuk memiliki pemimpin yang dapat mengelola universitas ini dengan bertanggung jawab, profesional, kritis, demokratis, loyal, dan terbuka serta peduli terhadap kinerja dari universitas.
Gambar 4.39 Kepemimpinan yang Inovatif USAKTI Indikator pengelolaan resiko inovasi yang tinggi (3.83), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Trisakti memiliki keberhasilan yang tinggi dalam pengembangan sistem untuk mengatasi resiko yang terkalkulasi dan dalam menciptakan stimulus bagi para karyawan untuk berinovasi yang kemudian dapat mendukung kinerja mereka dan membantu universitas untuk mencapai salah satu dari sasarannya yaitu meningkatkan pelayanannya baik secara akademik maupun non-akademik secara efektif dan efisien. Gambar 4.40 Pengelolaan Resiko Inovasi USAKTI Indikator kreatifitas dalam organisasi tinggi (3.67), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Trisakti dirasakan memiliki nilai keberhasilan yang tinggi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh dan munculnya kreativitas di dalam organisasi. Hal ini akan mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran kreatif menuju karya-karya inovatif yang dihasilkan
oleh para anggota organisasi sebagai dampak baik dari budaya organisasi yang dinilai cukup dapat memfasilitasi dan mendukung tumbuh kembangnya kreatifitas di dalam organisasi. Gambar 4.41 Kreatifitas di dalam USAKTI Indikator manajemen informasi tinggi (4.00), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Trisakti telah memiliki kemampuan yang tinggi untuk memperoleh informasi dan ide berkualitas baik serta mampu menyediakan akses bagi anggotanya untuk dengan lancar terhadap informasi dan ide yang baik tersebut. Hal ini mendukung pencapaian sasaran dari Universitas Trisakti yang menyangkut penyediaan fasilitas dan infrastruktur sistem informasi manajemen yang baik dan berkualitas yang diharapkan mampu menfasilitasi pengembangan para anggota organisasi di dalam berbagai kegiatan terutama yang mendukung inovasi.hal ini juga merupakan salah satu sasaran dari Universitas Trisakti yaitu meningkatkan fasilitas dan infrastruktur untuk pengembangan kegiatan kemahasiswaan dan serta kemudahan komunikasi antar anggota organisasi termasuk di dalamnya yang melibatkan alumni.
Gambar 4.42 Manajemen Informasi USAKTI Indikator perlindungan karya inovasi tinggi (3.50), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Trisakti memiliki kemampuan yang tinggi dalam melindungi karya inovasi para anggota organisasinya. Dalam hal ini, Universitas Trisakti dirasakan memiliki usaha yang tinggi dalam melindungi karya inovasi yang dihasilkan oleh para anggotanya yang dapat mendorong untuk dihasilkannya karya-karya inovasi. Hal ini berkaitan dengan pencapaian salah satu sasaran organisasi yaitu untuk menghasilkan karya-karya ilmiah, penelitian, dan karya cipta yang berstandar internasional dan menciptakan suatu lingkungan akademik yang mendukung lahirnya karya-karya inovasi. Gambar 4.43 Perlindungan Karya Inovasi USAKTI Indikator pemahaman akan pasar tinggi (3.67), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Trisakti memiliki kemampuan yang tinggi
untuk mendengarkan pasar dan memberikan respon secepat dan sebaik mungkin, termasuk memberi respon cepat terhadap permintaan-permintaan konsumen yang baru muncul atau bahkan tidak diprediksi sebelumnya. Universitas Trisakti dirasakan memiliki pemahaman yang tinggi akan pasar dan dapat menyesuaikan strategi-strategi pemasarannya dengan cukup baik akan perubahan pasar yang terjadi untuk memenuhi perkembangan permintaan pasar seperti mengembangkan program-program studinya, serta tampilnya universitas ini di dalam perlombaan dan event-event yang akan menguatkan brand image dari Universitas Trisakti yang dapat dijadikan alat untuk berkomunikasi dengan para pengguna jasanya yang telah menggunakan jasanya atau yang masih bersifat potensial. Gambar 4.44 Pemahaman akan Pasar USAKTI Kesimpulan adalah bahwa proses kegiatan inovasi di Universitas Trisakti dalam menciptakan produk, program, dan proses layanan yang memberikan nilai tambah bagi stakeholder perguruan tinggi, tinggi (3.74), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa Universitas Trisakti memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjalankan proses kegiatan inovasi dalam menjalankan bisnis
mereka dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam manajemen inovasi dengan baik untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan organisasi serta visinya. Gambar 4.45 Manajemen Inovasi USAKTI 4.1.2.4 Kondisi Penerapan Manajemen Inovasi di Universitas Mercu Buana Jakarta Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen inovasi per indikator di Universitas Mercu Buana Jakarta berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden: Indikator kepemimpinan yang inovatif cukup tinggi (3.25), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa para pimpinan dari Universitas Mercu Buana memiliki tingkat peranan yang tinggi dalam memastikan bahwa seluruh anggota organisasi turut merasa memiliki sasaran atau tujuan organisasi, memahaminya, dan bertindak sesuai dengan yang diharapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi, serta mampu menciptakan lingkungan yang mendukung untuk terciptanya inovasi. Hal ini berarti para pimpinan dalam organisasi ini mampu mengkomunikasikan visi serta misi-misi organisasi dengan baik kepada para anggotanya.
Gambar 4.46 Kepemimpinan Inovatif Univ. Mercu Buana Indikator pengelolaan resiko inovasi cukup tinggi (3.17), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Mercu Buana memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi dalam pengembangan sistem untuk mengatasi resiko yang terkalkulasi dan dalam menciptakan stimulus bagi para karyawan untuk berinovasi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kondisi lingkungan internal yang kondusif dan mendukung serta memotivasi para karyawan untuk berinovasi dan berani mengambil resiko untuk merealisasikan inovasi termasuk di dalamnya memiliki role model seorang intrapreneur, mendapatkan jaminan posisi, dan memiliki media untuk untuk mencoba ide-ide mereka, tanpa harus takut akan kehilangan muka apabila mengalami kegagalan. Gambar 4.47 Pengelolaan Resiko Inovasi Univ. Mercu Buana
Indikator kreatifitas dalam organisasi cukup tinggi (3.13), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Mercu Buana memiliki nilai tingkat keberhasilan yang cukup tinggi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh dan munculnya kreativitas yang sesuai dengan budaya kerja dari Universitas Mercu Buana yaitu mengembangkan budaya kerja yang kreatif. Gambar 4.48 Kreatifitas di Univ. Mercu Buana Indikator manajemen informasi cukup tinggi (2.95), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Mercu Buana telah memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk memperoleh informasi dan ide berkualitas baik serta mampu menyediakan akses bagi anggotanya untuk dengan lancar terhadap informasi dan ide yang baik tersebut, sehingga mendukung para anggotanya untuk menghasilkan ide-ide inovatif yang bernilai guna secara organisasional. Gambar 4.49 Manajemen Informasi di Univ. Mercu Buana
Indikator perlindungan karya inovasi cukup tinggi (3.00), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Mercu Buana ini memiliki usaha yang cukup tinggi dalam melindungi karya inovasi para anggota organisasinya. Hal ini bertujuan untuk mendorong para anggota organisasi agar berinovasi dan berkreasi dengan keyakikan bahwa hasil karyanya akan dihargai dan dilindungi hak kekayaan intelektualnya sehingga menciptakan suatu lingkungan organisasi yang mendukung dan memotivasi lahirnya penelitian dan pengembangan pelayanan.hal ini senada dengan misi dari Universitas Mercu Buana untuk mengembangkan kompetensi dan etika professional kepada para mahasiswa dan staf yang memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas hidup. Gambar 4.50 Perlindungan Karya Inovasi di Univ. Mercu Buana Indikator pemahaman akan pasar tinggi (3.50), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Mercu Buana memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk mendengarkan pasar dan memberikan respon secepat dan sebaik mungkin, termasuk memberi respon cepat terhadap permintaan-permintaan konsumen yang baru muncul atau bahkan tidak diprediksi sebelumnya. Hal ini dinilai cukup mendukung pencapaian visi dari Universitas Mercu Buana yaitu
untuk menjadi universitas unggul dan terkemuka untuk menghasilkan tenaga professional yang memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat dalam persaingan global. Dari visinya jelas terlihat bagaimana pemahaman akan pasar sangat penting bagi Universitas Mercu Buana. Gambar 4.51 Pemahaman Pasar Univ. Mercu Buana Kesimpulan adalah bahwa proses kegiatan inovasi di Universitas Mercu Buana dalam menciptakan produk, program, dan proses layanan yang memberikan nilai tambah bagi stakeholder perguruan tinggi, cukup tinggi (3.17), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa Universitas Mercu Buana memiliki intensitas yang cukup tinggi dalam menjalankan proses kegiatan inovasi dalam menjalankan bisnis mereka dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam manajemen inovasi dengan baik sehingga mampu untuk mencapai visi dan misi dari Universitas Mercu Buana serta memberikan nilai tambah dan peningkatan kualitas pada setiap anggotanya.
Gambar 4.52 Manajemen Inovasi Univ. Mercu Buana 4.1.2.5 Kondisi Penerapan Manajemen Inovasi di UNIKA Atma Jaya Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen inovasi per indikator di UNIKA Atma Jaya berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden: Indikator kepemimpinan yang inovatif cukup tinggi (3.35), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa para pimpinan dari UNIKA Atma Jaya memiliki peran yang cukup tinggi dalam memastikan bahwa seluruh anggota organisasi turut merasa memiliki sasaran atau tujuan organisasi, memahaminya, dan bertindak sesuai dengan yang diharapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi, serta mampu menciptakan lingkungan yang mendukung untuk terciptanya inovasi. Gambar 4.53 Kepemimpinan Inovatif UNIKA Atma Jaya
Indikator pengelolaan resiko inovasi tinggi (3.63), artinya secara umum para mahasiswa meerasa bahwa UNIKA Atma Jaya memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam pengembangan sistem untuk mengatasi resiko yang terkalkulasi dan dalam menciptakan stimulus bagi para karyawan untuk berinovasi, lingkungan internal UNIKA Atma Jaya mampu menjalankan suatu sistem pengelolaan resiko yang mungkin ditimbulkan dari ide dan inovasi para anggotanya dengan sangat baik sehingga mampu mendorong para anggotanya dan mendukung para anggotanya untuk berpikir kreatif dan menghasilkan produkproduk inovatif. Gambar 4.54 Pengelolaan Resiko Inovasi UNIKA Atma Jaya Indikator kreatifitas dalam organisasi cukup tinggi (3.20), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa UNIKA Atma Jaya memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh dan munculnya kreativitas di kalangan anggota organisasinya.hal ini didukung oleh sistem informasi yang terkelola dengan baik sehingga dapat mendistribusikan informasi yang dimiliki organisasi dengan baik dan efektif dalam mendukung lahirnya inovasi-inovasi di dalam organisasi dan penggunaan instrumen pemecahan masalah secara kreatif yang cukup tinggi, terlihat dari
pemanfaatan alat teknologi di dalam lingkungan universitas ini yang cukup tinggi sehingga membantu lahirnya inovasi-inovasi di dalam organisasi ini. Gambar 4.55 Kreatifitas di UNIKA Atma Jaya Indikator manajemen informasi cukup tinggi (3.10), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa UNIKA Atma Jaya telah memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk memperoleh informasi dan ide berkualitas baik dari dalam dan luar organisasi serta mampu menyediakan akses bagi anggotanya untuk dengan lancar terhadap informasi dan ide yang baik tersebut sehingga memiliki nilai guna bagi para anggotanya dalam bekerja dan berinovasi. Gambar 4.56 Manajemen Informasi UNIKA Atma Jaya Indikator perlindungan karya inovasi cukup tinggi (3.37), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa UNIKA Atma Jaya ini memiliki usaha yang
cukup tinggi dalam melindungi karya inovasi para anggota organisasinya dengan mendaftarkan HAKI secara legal dan memberikan perlindungan terhadap ancaman pembajakan dari luar serta mendukungnya dengan pemberian pengakuan dan penghargaan yang turut menciptakan suasana akademik yang sangat mendukung tumbuh kembangnya inovasi di dalam organisasi. Gambar 4.57 Perlindungan Karya Inovasi UNIKA Atma Jaya Indikator pemahaman akan pasar tinggi (3.93), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa UNIKA Atma Jaya memiliki kemampuan yang tinggi untuk mendengarkan pasar dan memberikan respon secepat dan sebaik mungkin, termasuk memberi respon cepat terhadap permintaan-permintaan konsumen yang baru muncul atau bahkan tidak diprediksi sebelumnya. Hal ini terlihat dari aktifnya universitas ini untuk ambil bagian dari pameran-pameran pendidikan yang diselenggarakan di dalam dan luar Jakarta untuk memberikan informasi mengenai program-program studi yang ditawarkan oleh universitas ini, didukung oleh iklan di media cetak dan media electronic, serta pengelolaan website yang baik dan dapat memberikan informasi yang cukup baik bagi para konsumen maupun calon konsumen serta masyarakat yang ingin mengenal universitas ini.
Gambar 4.58 Pemahaman akan Pasar UNIKA Atma Jaya Kesimpulan adalah bahwa proses kegiatan inovasi di UNIKA Atma Jaya dalam menciptakan produk, program, dan proses layanan yang memberikan nilai tambah bagi stakeholder perguruan tinggi, tinggi (3.43), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa UNIKA Atma Jaya memiliki intensitas yang tinggi dalam menjalankan proses kegiatan inovasi dalam menjalankan bisnis mereka dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam manajemen inovasi dengan baik sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi universitas ini dan membantu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan dari organisasi ini. Gambar 4.59 Manajemen Inovasi UNIKA Atma Jaya
4.1.2.6 Kondisi Impelementasi Manajemen Inovasi di 5 Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah III Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari kondisi penerapan manajemen inovasi per indikator secara umum pada 5 perguruan tinggi swasta terbesar di wilayah Kopertis III/DKI Jakarta berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijawab oleh para responden yang adalah para mahasiswa aktif dari kelima perguruan tinggi swasta tersebut: Indikator kepemimpinan yang inovatif tinggi (3.41), artinya secara umum para mahasiswa merasa para pemimpin dari kelima universitas memiliki peran yang tinggi dalam memastikan bahwa seluruh anggota organisasi turut merasa memiliki sasaran atau tujuan organisasi, memahaminya, dan bertindak sesuai dengan yang diharapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi, serta mampu menciptakan lingkungan yang mendukung untuk terciptanya inovasi. Tingkat peran pemimpin dalam memberikan penjelasan visi dan misi cukup tinggi (3.32), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa keberhasilan para pemimpin dari kelima universitas dalam menyebarkan, membagikan dan menumbuhkan rasa kepemilikan atas visi organisasi secara jelas kepada seluruh orang dalam organisasi dan semua kolaborator organisasi cukup tinggi. Tingkat peran pemimpin dalam membentuk dukungan lingkungan yang berinovasi tinggi (3.50), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa keberhasilan para pemimpin dari kelima universitas dalam membentuk lingkungan internal yang inovatif dan kemampuan para pimpinan dalam
menanggapi perubahan lingkungan eksternal atau bahkan menciptakan tren lingkungan eksternal dan industri tinggi. Gambar 4.60 Kepemimpinan yang Inovatif Indikator pengelolaan resiko inovasi tinggi (3.44), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam pengembangan sistem untuk mengatasi resiko yang terkalkulasi dan dalam menciptakan stimulus bagi para karyawan untuk berinovasi. Tingkat keterlibatan staf dalam berinovasi tinggi (3.52), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa para staf dari kelima universitas memiliki keterlibatan yang cukup tinggi dalam mengambil resiko yang terkalkulasi untuk berinovasi. Tingkat keterlibatan staf dalam berinovasi yang berjiwa intrapreneur cukup tinggi. (3.30), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa para staf dari kelima universitas memiliki antusiasme yang cukup tinggi dalam bertingkahlaku sebagai intrapreneur dan menularkan semangat yang sama kepada para rekan kerja. Tingkat dukungan dalam melakukan kerja sama antar staf innovator tinggi (3.50), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa para staff
dari kelima universitas ini mendapatkan dukungan yang tinggi dari organisasi tempat mereka bekerja untuk mengambil resiko dalam berinovasi termasuk di dalamnya memiliki role model seorang intrapreneur, mendapatkan jaminan posisi, dan memiliki media untuk untuk mencoba ide-ide mereka, tanpa harus takut akan kehilangan muka apabila mengalami kegagalan. Gambar 4.61Pengelolaan Resiko Inovasi Indikator Kreatifitas dalam organisasi cukup tinggi (3.25), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas memiliki nilai tingkat keberhasilan yang cukup tinggi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh dan munculnya kreativitas. Tingkat keberadaan tim untuk berinovasi tinggi (3.46), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa kelima universitas tersebut memiliki kecenderungan yang tinggi untuk membentuk kelompok kerja inovasi dalam organisasi untuk mendorong munculnya kreativitas. Tingkat dukungan informasi pada tim inovasi cukup tinggi (2.98), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa kelima universitas ini
memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk memberikan akses kepada para anggota organisasinya atas informasi sebagai bahan baku proses inovasi. Tingkat penggunaan alat bantu untuk inovasi cukup tinggi (3.32), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa kelima universitas ini memiliki intensitas penggunaan instrumen pemecahan masalah secara kreatif yang cukup tinggi. Gambar 4.62 Kreatifitas dalam Organisasi Indikator Manajemen informasi cukup tinggi (3.33), artinya secara umum para mahasiswa merasa bahwa kelima universitas tersebut telah memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk memperoleh informasi dan ide berkualitas baik serta mampu menyediakan akses bagi anggotanya untuk dengan lancar terhadap informasi dan ide yang baik tersebut. Tingkat ketersediaan akses informasi untuk proyek inovasi cukup tinggi (3.22), artinya secara umum para mahasiswa berpendapat bahwa kelima universitas ini memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk menyediakan akses informasi dalam menjalankan proyek inovasi tinggi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang cukup baik. Tingkat dukungan fasilitas kerja untuk komunikasi yang mengarah pada penciptaan inovasi tinggi (3.44), artinya secara umum para mahasiswa merasa