ANALISIS PERBANDINGAN PENILAIAN PERSEDIAAN AKHIR BARANG DAGANG DENGAN METODE LIFO, FIFO, DAN RATA-RATA TERTIMBANG PADA MEUBEL YANI BANJARMASIN Oleh : APRIYANUR C0C114201 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbandingan penilaian persediaan akhir barang dagang dengan metode LIFO, FIFO dan Rata- Rata Tertimbang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, data yang digunakan adalah data sekunder berupa dokumentasi data persediaan perusahaan pada tahun 2016. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, mengolah dan menganalisis data sehingga diperoleh kesimpulan yang valid. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, (1) Meubel Yani Banjarmasin adalah usaha yang bergerak dibidang perdagangan yaitu menjual alat rumah tangga seperti kursi, meja, lemari, dan lain-lain. Meubel Yani Banjarmasin juga merupakan sebuah perusahaan dagang perseorangan yang dimiliki oleh satu orang sehingga pemilik bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan operasionalnya sehari-hari. (2) Meubel Yani Banjarmasin juga belum sesuai dengan standar akuntansi, seperti tidak membuat kartu persediaan untuk masingmasing unit persedian untuk pengandalian penjualan dan pembelian, tidak membuat jurnal umum untuk mencatat setiap kali transaksi. Kata kunci : Akuntansi Persedian, Perbandingan Persediaan, penilaian persediaan, pencatatan persediaan.
ABSTRACT The purpose of this study is to find out how the comparative valaution of ending inventory of merchandise by method LIFO, FIFO, and Weighted Average. This research includes the type of descriptive qualitative research, the type data used is secondary data in the form of documentation data from the archives of the company in 2016. Then data that has been collected from the company then analyzed by using descriptive method by collecting data, compiling, classifying, processing and analyzed the data so that obtained the description of the problem under study. The conclusion of this research is, (1) Meubel Yani Banjarmasin is a business engaged in the trande of selling household items such as chairs, tables, cabinets, and others. Meubel Yani Banjarmasin is also an individual tranding company owned by one person so that the owner is fully responsible for all his daily operational activities.(2) Meubel Yani Banjarmasin also not in accordance with Accounting Standards, such as not making inventory cards for each inventory unit for sales and purchase controls, do not make a general journal to record every time a transaction. Keywords : Inventory Accounting, Inventory Comparison, Inventory Valuation, Inventori Recording.
PENDAHULUAN Secara umum, perusahaan dagang dapat definisikan sebagai organisasi yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak atau perusahaan lain, kemudian menjual kembali kepada konsumen. Setiap perusahaan bertujuan untuk menghasilkan laba semaksimal mungkin agar dapat mempertahankah kelangsungan hidup, dan mengembangkan usahanya ketingkat yang lebih tinggi. Persediaan merupakan salah satu aset (aktiva) perusahaan yang sangat penting dalam memperoleh laba, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tanpa adanya persediaan perusahaan tidak dapat menjalankan aktivitas atau mengelola sumber-sumber yang mempunyai nilai ekonomis yang berguna bagi perusahaan, baik itu perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur. Karena dengan adanya persediaan perusahaan dapat menjamin kelangsungan hidup dimasa yang akan datang. Meubel Yani Banjarmasin merupakan usaha yang bergerak dibidang perdagangan barang yaitu menjual alat rumah tangga seperti meja makan, kursi tamu, lemari, meja belajar, tempat tidur, dan lain-lain. Mengingat banyaknya jenis produk yang diperdagangkan oleh Meubel Yani ini, maka diperlukan pencatatan dan penilaian persediaan yang tepat. Sebagai usaha dagang, Meubel Yani juga menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan. Dalam pelaksanaan kegiatan opersai usaha, sering kali ada perbedaan jumlah persediaan barang dagang yang ada digudang dengan jumlah yang tercatat dalam buku persediaan barang dagangan.
Seharusnya Meubel Yani melakukan pencatatan persediaan setiap terjadi transaksi pembelian dan penjualan. Meubel Yani hanya menggunakan cara-cara sederhana bahkah tidak melakukan pencatatan, serta tidak adanya kartu persediaan sehingga jumlah persediaan yang ada di Meubel Yani sulit diketahui. Peneliti tertarik mengadakan penelitian pada usaha Meubel Yani. Untuk mengetahui upaya yang diterapkan dalam mengelola persediaan barang dagangan melalui pencatatan dan penilaian akuntansi yang benar, sehingga pengelolaan persediaan terlaksana secara baik dan benar sehingga menghasilkan informasi persediaan yang akurat bagi Meubel Yani. Adapun judul penelitian yang akan dilakukan adalah ANALISIS PERBANDINGAN PENILAIAN PERSEDIAAN AKHIR BARANG DAGANGAN DENGAN METODE LIFO, FIFO DAN RATA RATA TERTIMBANG PADA MEUBEL YANI BANJARMASIN..
HASIL PENELITIAN Berdasarkan data dan analisis data maka didapatkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pencatatan Persediaan Barang Dagang Penerapan pencatatan dengan metode perpetual akan memudahkan pihak Meubel Yani Banjarmasin untuk mengetahui stok barang dagang dengan cepat jika sewaktu-waktu di butuhkan tanpa harus menghitung barang dagangan yang ada di toko atau di gugang. 2. Penilaian Persediaan Barang Dagangan Dengan Menggunakan Metode LIFO Pada Meubel Yani Banjarmasin Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang masuk terakhir akan dikeluarkan pertama kalinya untuk membebankan unit barang dagang yang terjual. 3. Penilaian Persediaan Barang Dagangan Dengan Menggunakan Metode FIFO Pada Meubel Yani Banjarmasin Meubel Yani Banjarmasin termasuk perusahaan dagang, sehingga dalam penilaiannya menggunakan metode FIFO, barang yang pertama masuk dijual terlebih dahulu. Penggunaan metode FIFO perpetual akan menghasilkan nilai persediaan akhir menjadi lebih tinggi dan HPP lebih rendah dan laba yang dihasilkan lebih tinggi.
4. Penilaian Persediaan Barang Dagangan Dengan Menggunakan Metode Rata-Rata tertimbang Pada Meubel Yani Banjarmasin Dalam kondisi ini metode rata-rata tertimbang juga dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi dari metode LIFO. Dan harga pokok penjualan akan rendah sebaliknya apabila metode LIFO harga pokok penjualan akan meningkat. Bila metode Rata-Rata Tertimbang dibandingkan dengan metode FIFO, Maka metode FIFO lebih unggul dalam menentukan laba akan tetapi metode Rata-Rata Tertimbang dalam menentukan harga pokok penjualan lebih tinggi dari metode FIFO. 5. Perbandingan antara persediaan akhir menurut metode LIFO, metode FIFO dengan metode Rata-Rata Tertimbang Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa persediaan akhir yang dihasilkan oleh metode LIFO, metode FIFO dan metode Rata-Rata Tertimbang terdapat adanya perbedaan dari ketiga metode tersebut. 6. Laporan Laba/Rugi Selama Tahun 2016 Menurut Metode LIFO, metode FIFO Dengan Metode Rata-Rata Tertimbang Menghitung berapa besar yang dihasilkan dari Laba/Rugi Tahun 2016 dengan menggunakan 3 (Tiga) Metode.
KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti sebagai berikut: 1. Meubel Yani Banjarmasin merupakan usaha yang bergerak dibidang perdagangan barang yaitu menjual alat rumah tangga seperti meja makan, kursi tamu, lemari, meja belajar, tempat tidur, dan lain-lain. 2. Meubel Yani Banjarmasin dalam melakukan pencatatan persediaan barang dagangan menggunakan sistem pencatatan fisik atau periodik. Jumlah persediaan dicatat setiap akhir periode dengan menghitung jumlah periodik persediaan yang ada pada akhir periode. Dalam penilaian persediaan barang dagangan Meubel Yani menggunakan metode LIFO, metode ini mengasumsikan unit persediaan yang terakhir dibeli akan dijual pertama, untuk membebankan unit yang terjual. 3. Ada alternatif lain dalam pencatatan dan perhitungan harga pokok persediaan akhir yaitu dengan menggunakan metode FIFO. Metode ini berasumsi bahwa barang yang dijual pertama kali dibebani dengan harga pokok dari pembelian yang pertama sehingga jumlah persediaan akhir lebih besar dan menghasilkan HPP lebih kecil sehingga mendapatkan laba yang lebih besar.
SARAN Ada beberapa saran yang penulis berikan pada Meubel Yani dengan harapan dapat dipergunakan sebagai alternatife pilihan dalam beberapa metode pencatatan dan penilaian persediaan barang dagangan yaitu: 1. Sebaiknya Meubel Yani dalam melakukan pencatatan dan penilaian persediaan barang dagangan menggunakan metode perpetual. Metode ini merupakan alat bantu dalam mempertahankan kuantitas atau jumlah persediaan pada tingkat yang optimal. Mempermudah pemesanan kembali barang dagangan dan menghindari kerugian penjualan. 2. Sedangkan untuk menentukan persediaan akhir barang dagangan hendaknya Meubel Yani menggunakan metode FIFO, karena berdasarkan kondisi dan jenis persediaan barang dagangan yang dimiliki oleh Meubel Yani cenderung lebih tinggi harga persediaan, maka metode ini adalah metode yang cocok digunakan. Secara teoritis barang yang dibeli pertama maka akan dijual pertama pula sehingga dapat menghindari manipulasi laba.
3. Penulis mengusulkan kepada Meubel Yani agar setiap jenis persediaan dibuatkan kartu persediaan menurut jenis barang yang digunakan untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan yang dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehanya. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan rekening persediaan sehingga kuantitas persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. 4. Apa bila penentuan harga perolehan persediaan hendaknya dilakukan secara perpetual. Maka tiap-tiap jenis persediaan barang dagangan harus dibuat kartu persediaan.
DAFTAR PUSTAKA Jusup. Al Haryono. 2011. Dasar Dasar Akuntansi. Jilid 1. Yogyakarta: STIE YKPN. Martani. Dwi, Sylvia Veronica NPS, dkk 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta Selatan: Salemba Empat. Ardi. Raja Satriawan surya. 2012. Akuntansi Keuangan, Versi IFRS+ Yogyakarta: Graha Ilmu Fakultas Ekonomi. 2012. Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Penerbit Erlangga. Baridwan. Zaki. 2014. Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: Penerbit BPFE.