BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Waktu dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di GOR Gelarsena Klaten dengan jadwal latihan 3 kali dalam satu minggu yaitu Selasa, Kamis, Sabtu pukul 19.00 sampai dengan 21.00 WIB. Pengambilan data pretest dilakukan pada hari selasa tanggal 27 Agustus 2016 sedangkan untuk posttest dilakukan pada hari selasa tanggal 6 Oktober 2016. Pemberian perlakuan (treatment) dilaksanakan sebanyak 16 kali pertemuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran. Subyek penelitian adalah atlet senior (usia 21 tahun keatas) kabupaten Klaten yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, dengan jumlah sampel 24 orang. 2. Deskripsi Data Penelitian Data yang dihasilkan adalah data kuantitatif yang diperoleh dengan menggunakan tes frekuensi tendangan mae geri chudan. Data yang diperoleh setelah memenuhi uji prasyarat kemudian dianalisis. 59
Tabel 5. Data Penelitian Perlakuan Half Squat Jump No Nama Jenis Waktu (Detik) per Selisih Waktu Test 0 Test 1 Peserta Kelamin (Pre Test) (Post Test) (second) 1 Amudra K Laki-laki 0.63 0.60 0.03 2 Ovy K Laki-laki 0.71 0.65 0.06 3 Julius Albert Laki-laki 0.71 0.66 0.05 4 Hazrida Perempuan 0.72 0.68 0.04 5 Putwi Aprilia Perempuan 0.75 0.69 0.06 6 Tiara Pinky Perempuan 0.75 0.70 0.05 7 Shinta Perempuan 0.76 0.73 0.03 8 Silfia Furita Perempuan 0.78 0.75 0.03 9 Siti Nur Perempuan 0.79 0.77 0.02 10 Irvantri Indra Laki-laki 0.80 0.74 0.06 11 Dyah Iswara Perempuan 0.81 0.81 0.00 12 Rahmanti Perempuan 0.82 0.82 0.00 Rata Rata 0,036 Hasil analisis statistik deskriptif pretest half squat jump di dapat nilai minimal = 0.63, nilai maksimal 0.82 rata-rata (mean) = 0.753 dengan simpangan baku (standar deviasi) = 0.054, koevisien variasi yang terjadi sebesar 7.16%. Sedangkan untuk posttest nilai minimal = 0.60. Nilai maksimal = 0.82, rata-rata (mean) = 0.717 dengan simpangan baku (standar deviasi) = 0.066. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 6. Deskripstif Statistik Pretest dan Posttest Latihan Half Squat Jump Statistik Pretest Posttest N 12 12 Mean 0,753 0,717 Std, Deviation 0,054 0,066 Minimum 0,63 0,60 Maximum 0,82 0,82 CV 7,16% 9,19% Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, pretest dan posttest latihan half squat jump disajikan pada tabel 3 sebagai berikut: 60
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest Latihan Half Squat Jump No Interval Kategori Pretest Posttest F % F % 1 0.60 Sangat Baik 0 0.00% 1 8.33% 2 0.61 0.70 Baik 1 8.33% 5 41.67% 3 0.71 0.80 Cukup 9 75.00% 5 41.67% 4 0.81 0.90 Kurang 2 16.67% 1 8.33% 5 0.91 < Sangat Kurang 0 0.00% 0 0.00% Jumlah 12 100% 12 100% Keterangan : Pretest : Dilakukan tanggal 27 Agustus 2016. Postest : Dilakukan tanggal 6 Oktober 2016 Usia peserta : 21 tahun Keatas Gambar 18. Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest Latihan Half Squat Jump Dari gambar di atas, dapat dilihat adanya pergeseran nilai frekuensi atlet yang mampu melakukan tendangan dalam waktu 0.61 0.70 detik meningkat cukup signifikan dari 7.68% menjadi 38.46%. Hasil latihan ini berikutnya akan dibahas dalam uji T (Lampiran Statistika) 61
Tabel 8. Data Penelitian Perlakuan Split Squat Jump No Nama Jenis Waktu (Detik) per Tendangan Selisih Waktu Test 0 Test 1 Peserta Kelamin (Pre Test) (Post Test) (second) 1 Ratih Putri Perempuan 0.66 0.64 0.02 2 Frandika Geri Laki-laki 0.67 0.64 0.03 3 Bagus K Laki-laki 0.69 0.66 0.03 4 Widyaiswara Perempuan 0.72 0.68 0.04 5 Rizki Nugraha Laki-laki 0.74 0.69 0.05 6 Tiara Cahya Perempuan 0.76 0.70 0.06 7 Alfian Dandi Laki-laki 0.77 0.73 0.04 8 M Riza Laki-laki 0.78 0.75 0.03 9 Ruri Zannuba Perempuan 0.81 0.77 0.04 10 Ahmad Ervan Laki-laki 0.82 0.74 0.08 11 Vela Retna Perempuan 0.83 0.81 0.03 12 Joko Purnomo Laki-laki 0.83 0.82 0.01 Rata Rata 0,037 Hasil analisis statistik deskriptif pretest split squat jump di dapat nilai minimal = 0.66, nilai maksimal 0.83, rata-rata (mean) = 0.756 dengan simpangan baku (standar deviasi) = 0,062, sedangkan untuk posttest nilai minimal = 0.64, nilai maksimal = 0.81, rata-rata (mean) = 0.719 dengan simpangan baku (standar deviasi) = 0,056. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut: Tabel 9. Deskripstif Statistik Pretest dan Posttest Latihan Split Squat Jump Statistik Pretest Posttest N 12 12 Mean 0,756 0,719 Std, Deviation 0,059 0,061 Minimum 0,66 0,64 Maximum 0,83 0,81 CV 8,22% 8,43% Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, pretest dan posttest latihan split squat jump disajikan pada tabel 6 sebagai berikut: 62
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest Latihan Split Squat Jump No Interval Kategori Pretest Posttest F % F % 1 0.60 Sangat Baik 0 0,00% 0 0,00% 2 0.61 0.70 Baik 3 23,08% 6 46,15% 3 0.71 0.80 Cukup 5 38,46% 5 38,46% 4 0.81 0.90 Kurang 4 30,77% 1 7,69% 5 0.91 < Sangat Kurang 0 0,00% 0 0,00% Jumlah 12 100% 12 100% Keterangan : Pretest : Dilakukan tanggal 27 Agustus 2016. Postest : Dilakukan tanggal 6 Oktober 2016 Usia peserta : 21 Tahun Keatas Gambar 19. Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest Latihan Split Squat Jump Dari gambar di atas, dapat dilihat adanya pergeseran nilai frekuensi atlet yang mampu melakukan tendangan dalam waktu 0.61 0.70 detik meningkat cukup signifikan dari 23.08% menjadi 46.15%. Hasil latihan ini berikutnya akan dibahas dalam uji T (Lampiran Statistika). 63
B. Hasil Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam penelitian mempunyai sebaran distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov Z, dengan pengolahan menggunakan bantuan program SPSS 23. Hasilnya disajikan pada tabel 7 sebagai berikut. Tabel 11. Uji Normalitas Latihan Kelompok P Sig. Keterangan Half Squat Jump Pretest 0.054 0.200 Normal Posttest 0.065 0.200 Normal Split Squat Jump Pretest 0.071 0.200 Normal Posttest 0.059 0.200 Normal Dari uji yang dilakukan, dikalkulasi dengan menggunakan software SPSS 23, didapatkan sebaran data dengan distribusi normal pada uji pretest maupun posttest 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas berguna untuk menguji kesamaan sampel, yaitu seragam atau tidaknya varian sampel yang diambil dari populasi. Kaidah homogenitas jika sig > 0.05, maka tes dinyatakan homogen, jika sig < 0.05, maka tes dikatakan tidak homogen. Hasil uji homogenitas penelitian ini dapat dilihat. Hasilnya disajikan pada tabel 8 sebagai berikut. Tabel 12. Uji Homogenitas Latihan Kelompok df1 df2 sig Keterangan Half Squat Jump Pretest-Posttest 1 22 0.404 Homogen Split Squat Jump Pretest-Posttest 1 22 0.617 Homogen Dari uji yang dilakukan, dikalkulasi dengan menggunakan software SPSS 23, didapatkan keseragaman data dengan signifikansi > 0.05, yang dapat dikategorikan homogen pada uji pretest maupun posttest. 64
3. Uji T Uji T digunakan untuk menguji hipotesis yang berbunyi ada pengaruh latihan terhadap peningkatan, dimana apabila uji T dengan taraf kepercayaan 95% menyatakan taraf signifikansi di atas 0,05 maka tidak ada pengaruh antara perlakuan terhadap pretestposttest. Sedangkan apabila taraf signifikansi di bawah 0,05; maka dinyatakan ada pengaruh perlakuan uji terhadap pretest-posttest. Begitu juga dengan nilai t tabel, jika nilai thitung < ttabel maka tidak ada pengaruh antara perlakuan terhadap pretest-posttest sedangkan jika nilai thitung > ttabel maka ada pengaruh antara perlakuan terhadap pretest-posttest. Tabel 13. Uji T Perlakuan Latihan Half Squat Jump Dari uji yang dilakukan, dikalkulasi dengan menggunakan software SPSS 23, didapatkan nilai data dengan signifikansi 0.000, dengan thitung 6,303 yang dapat dikategorikan ada hubungan yang erat antara latihan half squat jump terhadap kecepatan tendangan mae geri chudan. 65
Tabel 14. Uji T Perlakuan Latihan Split Squat Jump Dari uji yang dilakukan, dikalkulasi dengan menggunakan software SPSS 23, didapatkan nilai data dengan signifikansi 0.001 dengan thitung 4,580, yang dapat dikategorikan ada hubungan yang erat antara latihan split squat jump terhadap kecepatan tendangan mae geri chudan. 4. Uji Reliabilitas dan Validitas Metode Suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika faktor Kaiser-Meyer-Oikin memiliki nilai 0,500 atau lebih. Hasil uji analisis faktor Kaiser- Meyer-Oikin dari sampel hasil uji menunjukkan nilai 0,500 untuk uji perlakuan half squat jump, dan 0,500 untuk uji perlakuan split squat jump, yang lebih dari atau sama dengan 0,500 berarti bahwa hasil uji cukup valid untuk dapat digunakan. 66
Suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien Cronbach s Alpha lebih besar atau sama dengan 0,700. Sebagai hasil uji reliabilitas, untuk perlakuan half squat jump, didapatkan hasil Cronbach s Alpha sebesar 0,967; lebih besar dari 0,700 yang mengindikasikan bahwa hasil uji cukup reliabel. Dan hasil Cronbach s Aplha sebesar 0,975 untuk perlakuan split squat jump, lebih besar dari 0,700 yang mengindikasikan bahwa hasil uji cukup reliabel. Tabel 15. Hasil faktor Kaiser-Meyer-Oikin dan Cronbach s Alpha Perlakuan Half Squat Jump KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.,500 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 23,025 Df 1 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,967 2 Sig.,000 Tabel 16. Hasil faktor Kaiser-Meyer-Oikin dan Cronbach s Alpha Perlakuan Split Squat Jump Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,975 2 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.,500 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 22,349 Df 1 Sig.,000 67
Tabel 17. Titik Persentasi Distribusi T Tabel C. Pembahasan Hipotesis Berdasarkan analisis data hasil penelitian, diperoleh peningkatan signifikan terhadap kelompok yang diteliti. Pemberian perlakuan latihan half squat jump dan split squat jump selama 16 kali pertemuan memberikan pengaruh terhadap penurunan waktu eksekusi tendangan mae geri chudan pada atlet karate senior (usia 21 tahun keatas) kabupaten Klaten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan signifikan eksekusi tendangan mae geri chudan pada atlet karate senior (usia 21 tahun keatas) kabupaten Klaten. Urutan kegiatan yang harus dilakukan sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut. Dilakukan pretest dengan tujuan supaya kecepatan awal tendangan mae geri chudan diketahui. Selanjutnya pemberian treatment latihan half squat jump dan split squat jump sebanyak 16 kali pertemuan, yang kemudian dilakukan posttest yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kecepatan tendangan mae geri chudan terhadap subjek yang diberi perlakuan. Untuk mengetahui adanya perbedaan atau pengaruh latihan 68
sirkuit terhadap kecepatan tendangan mae geri chudan, dapat dibuktikan dengan uji T. Uji T akan menampilkan besar nilai t hitung dan signifikansinya. Ada tidaknya hubungan erat antara treatment latihan sebagai variabel bebas terhadap kecepatan tendangan mae geri chudan sebagai variabel terkontrol. Hasil penelitian setelah melakukan treatment dapat diketahui dari nilai rata-rata pretest dan posttest pada uji T tersebut. Uji T digunakan untuk mengetahui signifikansi, dimana perbedaan kecepatan tendangan pada saat pretest, dibandingkan dengan posttest secara statistik deskriptif hanya berbeda sebesar 5,00%, yang jika digambarkan sebagai kurva lonceng, akan menjadi data yang saling tumpang tindih. Tabel 18. Perbandingan Statistik Perlakuan Half Squat Jump dengan Split Squat Jump Statistik Pretest Posttest Statistik Pretest Posttest N 12 12 N 12 12 Mean 0,753 0,717 Mean 0,756 0,719 Std, Deviation 0,054 0,066 Std, Deviation 0,059 0,061 Minimum 0,63 0,60 Minimum 0,66 0,64 Maximum 0,82 0,82 Maximum 0,83 0,81 CV 7,16% 9,19% CV 8,22% 8,43% 1. Latihan Half Squat Jump Meningkatkan Kecepatan Tendangan Mae Geri Chudan Atlet Senior (Usia 21 Tahun Keatas) Kabupaten Klaten. Berdasarkan hasil analisis pada data penelitian hubungan latihan half squat jump dengan kecepatan tendangan mae geri chudan diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga nilai korelasi nya signifikan begitu juga jika dilihat dari nilai t hitung diperoleh sebesar 6,303 dimana nilai tersebut lebih besar dari t tabel 1,79588. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh latihan half squat jump terhadap peningkatan kecepatan tendangan mae geri chudan. Latihan half squat jump merupakan salah satu bentuk latihan berbeban guna meningkatkan dan mengembangkan kekuatan otot tungkai yang diperlukan untuk meningkatkan kecepatan tendangan mae geri chudan. Dalam melakukan tendangan mae geri 69
chudan memerlukan kekuatan kaki, betis, paha, dan otot punggung. Keberhasilan dan pencapaian hasil kecepatan tendangan dipengaruhi kekuatan otot tungkai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari latihan half squat jump terhadap peningkatan kecepatan tendangan mae geri chudan pada atlet karate senior (usia 21 tahun keatas) kabupaten Klaten. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa latihan half squat jump memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecepatan tendangan mae geri chudan pada atlet karate senior (usia 21 tahun keatas) kabupaten Klaten dapat diterima kebenarannya. 2. Latihan Split Squat Jump Meningkatkan Kecepatan Tendangan Mae Geri Chudan Atlet Senior (Usia 21 Tahun Keatas) Kabupaten Klaten. Berdasarkan hasil analisis pada data penelitian hubungan latihan split squat jump dengan kecepatan tendangan mae geri chudan diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05; sehingga nilai korelasinya signifikan begitu juga jika dilihat dari nilai t hitung diperoleh sebesar 4,580 dimana nilai tersebut lebih besar dari t tabel 1,79588. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh latihan split squat jump terhadap peningkatan kecepatan tendangan mae geri chudan. Latihan split squat jump merupakan bentuk latihan kekuatan tungkai yang melibatkan lutut dan tumit. Semakin baik kekuatan otot pada tungkai maka semakin baik kecepatan tendangan mae geri chudan-nya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari latihan split squat jump terhadap peningkatan kecepatan tendangan mae geri chudan pada atlet karate senior (usia 21 tahun keatas) kabupaten Klaten. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa latihan split squat jump memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecepatan tendangan mae geri chudan pada atlet karate senior (usia 21 tahun keatas) kabupaten Klaten dapat diterima kebenarannya. 70
Latihan fisik secara teratur, sistematis, terprogram, dan berkesinambungan dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dituangkan dalam program latihan sehingga dapat meningkatkan kualitas fisiknya. Dimana setiap cabang olahraga menuntut kondisi fisik dan kualitas fisik yang berbeda, hal ini sesuai dengan karakteristik cabang olahraganya. Kondisi fisik merupakan persyaratan penting yang harus dimiliki seorang pemain dalam meningkatkan dan mengembangkan prestasi olahraga yang optimal, sehingga segenap faktor komponen kondisi fisiknya harus dikembangkan dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing cabang olahraga. 71