Pencatatan, Pelaporan Kasus Keracunan dan Penanganan Keracunan Toksikologi (Teori)
KELOMPOK 2 Anggota : 1. Adi Lesmana 2. Devy Arianti L. 3. Dian Eka Susanti 4. Eneng Neni 5. Eningtyas 6. Khanti 7. Nurawantitiani
DEFINISI Secara umum tugas toksikologi forensik adalah membantu penegak hukum khususnya dalam melakukan analisis racun baik kualitatif maupun kuantitatif dan kemudian menerjemahkan hasil analisis ke dalam suatu laporan sebagai bukti dalam tindak kriminal (forensik) di pengadilan.
Menurut masyarakat toksikologi forensik amerika society of forensic toxicologist, inc. SOFT bidang kerja toksikologi forensik meliputi: Analisis racun penyebab kematian Analisis ada/tidaknya alkohol, obat terlarang di dalam cairan tubuh Analisis obat terlarang di darah dan urin pada kasus penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan obat terlarang lainnya.
Ilmu toksikologi dibutuhkan untuk dapat memberikan kejelasankejelasan dalam hal: 1. Identitas korban; 2. Perkiraan saat kematian; 3. Perkiraan sebab kematian; 4. Perkiraan cara kematian.
Pencatatan data Pencatatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka palayanan kesehatan. Yang harus di catat dalam suatu kasus terutama keracunan yaitu : 1. Keadaan fisik korban 2. Motif keracunan - Kecelakaan - Bunuh diri - Pembunuhan 3. Makanan dan minuman terakhir di konsumsi
Hipotesis suatu kasus
pemeriksaan toksikologi mutlak harus dilakukan untuk menentukan adanya racun pada setiap kasus keracunan atau yang diduga mati akibat racun. Setelah mayat si korban dibedah oleh dokter kemudian diambil dan dikumpulkan jaringan-jaringan atau organ-organ tubuh si korban untuk dijadikan barang bukti dan bahan pemeriksaan toksikologi.
Secara umum sampel yang harus diambil adalah: 1. Lambung dengan isinya. 2. Seluruh usus dengan isinya 3. Darah 4. Hati 5. Ginjal 6. Otak 7. Urin diambil seluruhnya 8. Empedu
Wadah Bahan Pemeriksaan Toksikologi 2 buah toples masing-masing 2 liter untuk hati dan usus. 3 buah toples masing-masing 1 liter untuk lambung beserta isinya, otak dan ginjal. 4 buah botol masing-masing 25 ml untuk darah (2 buah) urine
Pemeriksaan toksikologi Kristalografi. Kromatografi lapisan tipis (TLC).
Cara pengiriman Apabila pemeriksaan toksikologi dilakukan di institusi lain, maka pengiriman bahan pemeriksaan harus memenuhi kriteria : Satu tempat hanya berisi satu contoh bahan pemeriksaan. Contoh bahan pengawet harus disertakan untuk control. Hasil otopsi dikemas dalam kotak dan harus dijaga agar botol tertutup rapat sehingga tidak ada kemungkinan tumpah atau Surat permintaan pemeriksaan dari penyidik harus disertakan dan memuat identitas korban dengan lengkap dan dugaa racun apa yang menyebabkan intoksikasi.
Pelaporan Setelah semua proses pemeriksaan diatas dilakukan oleh ahli kedokteran kehakiman maka hasil pemeriksaan tersebut dituangkan ke dalam sebuah surat yaitu surat visum et repertum. Setelah dibuat berdasarkan aturan yang berlaku maka surat tersebut sudah dapat digunakan sebagai alat bukti di dalam proses peradilan (Sinaga, 2010).
Menurut R. Soeparmono, visum et repertum(laporan) merupakan suatu laporan tertulis dari dokter (ahli) yang dibuat berdasarkan sumpah, perihal apa yang dilihat dan diketemukan atas bukti hidup, mayat atau fisik ataupun barang bukti lain, kemudian dilakukan pemeriksaan berdasarkan pengetahuan yang sebaik-baiknya.
Contoh kasus keracunan
Keracunan Gas Sianida (CN) Sianida (CN) merupakan racun yang sangat toksik, cara masuk ke dalam tubuh dapat melalui : 1. inhalasi 2. oral
Pemeriksaan sianida Pemeriksaan luar jenazah dapat tercium bau amandel yang merupakan tanda patognomonik untuk keracunan CN. Cara: menekan dada mayat sehingga akan keluar gas dari mulut dan hidung. Selain itu didapatkan sianosis pada wajah dan bibir, busa keluar dari mulut, dan lebam jenazah berwarna merah terang.
Pemeriksaan laboratorium Sampel : Darah, isi perut, urin dan muntahan Jika kematian mungkin disebabkan oleh inhalasi gas hidrogen sianida, paru-parunya harus dikirim utuh, dibungkus dalam kantong yang terbuat dari nilon (bukan polivinil klorida).
Keracunan Karbonmonoksida Definisi Karbonmonoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak merangsang selaput lendir. GasCO dapat ditemukan pada hasil pembakaran tidak sempurna dari karbon
Gejala yang ditimbulkan akibat keracunan CO
Pemeriksaan Diagnosis keracunan CO pada korban hidup biasanya berdasarkan anamnesis adanya kontak dan ditemukannya gejala keracunan CO. Pada jenazah, dapat ditemukan warna lebam mayat yang berupa Cherry Red pada kulit, otot, darah dan organ-organ interna, yang tampak jelas bila kadar COHb mencapai 30% atau lebih. Akan tetapi pada orang yang anemik atau mempunyai kelainan darah warna cherry red ini menjadi sulit dikenali.
Pemeriksaan Laboratorium 1. Uji Kualitatif Menggunakan 2 cara: 1. Uji Dilusi Alkali 2. Uji Formalin 2. Uji Kuantitatif
Penanganan Keracunan 1. Emesis Menggunakan sirup ipecac mengeluarkan sebagian isi lambung jika diberikan dengan segera setelah keracunan, tapi menghambat kerja karbon aktif, sekarang tidak dipakai lagi. 2. Diberi laksans Cara pemberian: magnesium sulfat 10% 2-3 ml/kg atau sorbitol 70% 1-2 ml/kg 3. Kumbah lambung Efektif pada racun yang berbentuk cair/pil yang kecil dan sangat efektif jika dilakukan <1 jam setelah keracunan
SEKIAN.