BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bebas dan ketat di dunia pendidikan adalah bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pada era persaingan pasar global dewasa ini, tuntutan konsumen atas peningkatan kualitas produk (lulusan perguruan tinggi) dan jasa bertambah, demikian pula tuntutan stakeholders. Hal ini membawa implikasi pada Iembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan untuk melakukan penyesua1an kembali proses penyelenggaraan pendidikan, baik kurikulum, pelayanan akademik, kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri termasuk strategi pembelajaran agar output atau lulusan yang dihasilkan mampu bersaing dengan lulusan-lulusan perguruan tinggi lain. Kapasitas manajemen dituntut bergerak lebih efisien dan efektif dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki. Perencanaan strategik yang dapat mengoptimalkan kinerja organisasi harus dilaksanakan secara terpadu tepat dan konsisten untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai daya saing yang tinggi. Lembaga pendidikan sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa harus mernpunyai standar mutu. Lembaga dapat disebut bermutu, dalam konsep manajemen mutu terpadu, harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional, mutu ditentukan oleh dua faktor, yaitu mutu sesungguhnya i
2 atau quality in jact dan mutu persepsi atau quality in perception (Sallis, 2007). Mutu sesungguhnya adalah terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan sebeiumnya. Standar mutu ini diukur dengan kriteria sesuai dengan spesifikasi, cocok dengan tujuan, tanpa cacat (zero defect), dan selalu baik sejak awal (right first time every time). Mutu daiam persepsi adalah terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut tuntutan dan harapan pengguna jasa (pelanggan). Mutu dalam persepsi dapat diukur dari kepuasan pelanggan atau pengguna, meningkatnya minat, harapan, dan kepuasan pelanggan. Banyak perguruan tinggi muiai menyadari tantangan di atas dan mulai mencoba menerapkan sistem manajemen mutu dalam rangka meningkatkan daya saing. Namun, pada umumnya lembaga pendidikan tinggi tersebut menghadapi kesukaran mendasar dalam proses "transformasi budaya" kualitas berkesinambungan dan berorentasi pada pelanggan. Terdapat beberapa model pendekatan yang dapat digunakan dalam menerapkan sistem manajemen mutu akademik di institusi pendidikan, yaitu pendekatan P-D-C-A, pendekatan Kaizen, pendekatan ISO 900 I :2008 dan yang lain. Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 merupakan sistem manajemen dengan pendekatan kepada kepuasan pelanggan. Pelanggan pada sistem manajemen mutu adaiah pelanggan internal, peianggan eksternal, dan pihak yang berkepentingan. Untuk dapat menerapkan pemenuhan kepuasan pelanggan ada delapan prinsip dasar (Budi, 2003) yaitu: (1) Perhatian pada pelanggan (customer focus)~ (2) Kepemimpinan (leadership); (3) Pelibatan orang (invoivement of peopie); (4) Pendekatan proses (process approach); (5)
3 Pendekatan sistem pada manajemen (system approach to management)~ (6) Perbaikan berkelanjutan (continual improvement); (7) Pengambilan keputusan berdasar-fakta tlactual approach to decision making); dan (8) Hubungan pemasok yang saling menguntungkan (mutually beneficial supplier relationships). Studi tentang Sistem Manajemen Mutu dengan standar ISO yang dikaitkan dengan faktor budaya organisasi di Indonesia dewasa ini masih terbatas, sehingga menarik untuk diketahui apakah penerapannya dalam organisasi perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kineija karyawan melalui budaya kualitas sebagai bagian dari budaya organisasi (Kujala & Ullrank, 2004). Hal ini karena setiap organisasi perusahaan di Indonesia memiliki karakteristik budaya yang berbeda satu dengan lainnya. Peningkatan kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh kepuasan kerjanya. Jika dipandang dari aspek nilai, seseorang merasa puas ditempat keijanya jika mernperoleh nilai ganda. Orang bekerja mempunyai makna untuk mengisi waktu luang, menambah persahabatan, bersosialisasi, memanfaatkan ilmunya, mencari uang, mendapatkan jabatan, diakui keberadaannya, menunjukkan prestasinya dan sebagainya. Sedangkan dipandang dari aspek psikologis, seseorang akan memandang bahwa pekeijaan yang sedang dihadapinya memiliki makna yang positif sehingga memberikan kebahagian atau sebaliknya menimbulkan tekanan bathin atau stress. Dipandang dari aspek fisik, seseorang menyenang1 pekerjaannya akan tampak iebih giat. iebih kuat dalam bekerja. Setelah adanya penerapan Sistem Manajemen Mutu di Perguran Tinggi yang menjadi objek peneiitian belum pemah dilakukan penelitian mengenai
4 dampak penerapannya terhadap kinerja karyawan. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui pengaruhnya secara nyata terhadap kinerja karyawan. Penilaian kinerja karyawan akibat penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO diperlukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian antara rencana kerja yang ditetapkan dengan hasil kerja. Karena pertimbangan hampir homogennya karakteristik pekerjaan di Perguruan Tinggi serta relatif luasnya karakter lingkungan, maka diadakanlah penelitian mengenai Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :2008 terhadap Kinerja Karyawan dengan Budaya Kualitas dan Kepuasan Ke~ja Sebagai Variabel Moderating pada PERGURUAN TINGGI di Surabaya yang mendapatkan sertifikasi ISO 900 1 :2008. i.2 Pertanyaan PeneHtian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :2008 berpengaruh terhadap kinerja karyawan? 2. Apakah budaya kualitas mempengaruhi hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :2008 dengan kinerja karyawan? 3. Apakah kepuasan kerja mempengaruhi hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :2008 dengan kinerja karyawan?
5 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji apakah penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :2008 berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 2. Untuk menguji apakah budaya kualitas mempengaruhi hubungan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :2008 dengan kineija karyawan. 3. Untuk menguji apakah kepuasan kerja mempengaruhi hubungan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dengan kinerja karyawan. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian 1m, diharapkan dapat memberi manfaat yang luas antara lain: 1. Kontribusi Praktis. Sebagai masukan dan sebagai informasi kepada Manajemen Perguruan Tinggi di Surabaya yang menjadi objek penelitian dan Perguruan Tinggi lainnya yang mendapatkan sertifikasi ISO 900 1 :2008 dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan. 2. Kontribusi Teoritis. Sebagai referensi dan masukan bagi peneliti di masa mendatang dalam mengkaji masalah sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berkaitan dengan kineija karyawan sehingga penelitian ini dapat disempurnakan