BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Responden berjumlah 137 orang yang terdiri dari 61 orang laki-laki (44,5%) dan 76 orang perempuan (55,5%) merupakan mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan di semester tiga sampai semester delapan. Adapun universitas yang tercatat pada biodata yang ada adalah 50 orang mahasiswa Universitas Esa Unggul (50%), 39 orang mahasiswa Universitas Bina Nusantara (28,5%), empat orang mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (2,9%), dan 44 orang mahasiswa dari Universitas Trisakti (32,1%). Persebaran usia responden antara 18 sampai 25 tahun (dipaparkan pada tabel 4.1 di bawah). Semua informasi responden tentang usia, semester yang sedang ditempuh, Fakultas, tahun mulai menggunakan Facebook, bagaimana responden mengakses Facebook, dan kegiatan responden ketika mengakses Facebook akan penulis paparkan pada tabel-tabel di bawah ini. 4.1.1 Profil Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1 Usia Responden Usia N % 18 3 2,2 19 26 18,9 20 52 37,9 21 27 19,7 31
22 20 14,5 23 5 3,6 24 2 1,4 25 2 1,4 Sumber: Hasil Olah Data Data yang telah tertera pada tabel 4.1 menunjukan bahwa rentang usia responden yang ada adalah 18-25 tahun. Responden yang berusia 18 tahun terdapat sebanyak tiga orang (2,2%), responden dengan usia 19 tahun terdapat sebanyak 26 orang (18,9%), responden dengan usia 20 tahun ada sebanyak 52 orang (37,9%), responden yang berusia 21 tahun ada sebanyak 27 orang (19,7%), responden dengan usia 22 tahun terdapat 20 orang (14,5%), responden yang berusia 23 tahun berjumlah lima orang (3,6%), responden yang berusia 24 tahun berjumlah dua orang (1,4%) dan responden yang berusia 25 tahun berjumlah dua orang (1,4%). 4.1.2 Profil Responden Berdasarkan Semester Kuliah Tabel 4.2 Semester Kuliah Semester N % 3-4 49 35,7 5-6 48 35 7-8 40 29,2 TOTAL 137 100 Sumber: Hasil Olah Data 32
Tabel 4.2 telah memaparkan semester kuliah yang sedang ditempuh oleh responden. Terdapat tiga orang responden sedang menempuh semester tiga (2,1%), 46 orang responden tengah menempuh semester empat (33,6%), 35 orang responden tengah menempuh semester lima (25,5%), 13 orang responden sedang menempuh semester enam (9,5%), empat orang menempuh semester tujuh (2,9%), dan 36 orang responden menempuh semester delapan (26,4%) 4.1.3 Profil Responden Berdasarkan Bidang Studi Tabel 4.3 Bidang Studi Responden Bidang Studi N % Humaniora 18 13,1 Ekonomi 41 29,9 Film dan Televisi 2 1,4 Musik 1 0,7 Seni Rupa 1 0,7 Ilmu Komputer 22 16,1 Kedokteran 1 0,7 Creative Advertising 1 0,7 Ilmu Kesehatan 50 50 TOTAL 137 100 Sumber: Hasil Olah Data Berdasarkan tabel 4.3 di atas, terdapat 18 responden yang ada pada Fakultas Humaniora (13,1%), 41 responden berada pada Fakultas Ekonomi (29,9%), dua responden 33
ada pada Fakultas Film dan Televisi (1,4%), satu orang responden pada Fakultas Musik (0,7%), satu orang responden pada Fakultas Seni Rupa (0,7%), 22 responden pada Fakultas Ilmu Komputer (16,1%), satu orang pada Fakultas Kedokteran (0,7%), satu orang pada Fakultas Creative Advertising (0,7%), dan 50 responden pada Fakultas Ilmu Kesehatan (50%). 4.1.4 Profil Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Facebook Tabel 4.4 Tahun Menggunakan Facebook Tahun N % 2005 1 0,7 2006 9 6,6 2007 18 13,1 2008 53 38,7 2009 40 29,2 2010 16 11,7 TOTAL 137 100 Sumber: Hasil Olah Data Tabel 4.4 menunjukkan tahun responden pertama kali menggunakan Facebook. Terdapat satu responden yang menggunakan Facebook sejak tahun 2005 atau 0,7% responden telah menggunakan Facebook selama delapan tahun, sembilan responden yang menggunakan Facebook sejak tahun 2006 atau 6,6% responden telah menggunakan Facebook selama tujuh tahun, 18 responden yang menggunakan Facebook sejak tahun 2007 atau 13,1% responden telah menggunakan Facebook selama enam tahun, 53 responden yang 34
menggunakan Facebook sejak tahun 2008 atau 38,7% responden telah menggunakan Facebook selama lima tahun, 40 responden yang menggunakan Facebook sejak tahun 2009 atau 29,2% responden telah menggunakan Facebook selama empat tahun dan 16 responden yang menggunakan Facebook sejak tahun 2010 atau 11,7% responden telah menggunakan Facebook selama tiga tahun. 4.1.5 Profil Responden Berdasarkan Media Akses Facebook Tabel 4.5 Akses Facebook Akses Facebook N % Handphone 20 14,6 Laptop/ Komputer 67 48,9 Smartphone (Blackberry, 45 32,8 Iphone, Samsung, Android) Tablet (Ipad, GalaxyNote, 5 3,6 GalaxyTab) TOTAL 137 100 Sumber: Hasil Olah Data Mengacu pada yang telah tertera pada tabel 4.5 terdapat 20 orang responden yang sering mengakses Facebook lewat handphone (14,6%), 67 orang responden lebih sering mengakses lewat laptop atau komputer (48,9%), 45 orang responden lebih sering mengakses lewat smartphone (32,8%), dan lima orang responden yang lebih sering mengakses lewat tablet (3,6%). 35
4.1.6 Profil Responden Berdasarkan Kegiatan Ketika Mengakses Facebook Tabel 4.6 Kegiatan Ketika Mengakses Facebook Kegiatan n % Memperbaharui status 13 9,5 Mengunggah foto 23 16,8 Berkirim pesan pada kotak 3 2,1 surat Berkirim pesan dengan 9 6,6 menggunakan chat room Mengunduh foto 5 3,6 Berkirim pesan pada dinding 6 4,4 halaman Facebook teman Hanya melihat-lihat 60 43,8 Facebook sendiri atau orang lain Missing data 8 5,8 Lainnya (main games, 10 7,3 belanja online, dan melihat group kelas) TOTAL 137 100 Sumber: Hasil Olah Data Data pada tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa terdapat 13 responden lebih sering memperharui status ketika mengakses Facebook (9,5%), 23 responden lebih sering mengunggah foto (16,8%), tiga responden lebih sering berkirim pesan pada kotak surat 36
(2,1%), 9 responden lebih sering berkirim pesan dengan menggunakan chat room (6,6%), lima orang lebih sering mengunduh foto (3,6%), enam responden lebih sering berkirim pesan pada dinding halaman Facebook teman (4,4%), 60 responden lebih sering hanya melihat-lihat Facebook sendiri atau orang lain (43,8%), ada juga delapan orang responden (5,8%) yang tidak melakukan pengisian data sesuai dengan instruksi dan terdapat 10 responden yang memilih pilihan lainnya (7,3%). 4.1.7 Skor Problematic Internet Use Pada Responden Terdapat 137 orang yang telah menjadi responden pada penelitian ini. Didapatkan mean dari problematic internet use adalah 32,4. Maka seluruh responden yang memiliki nilai di bawah 32,4 memiliki nilai problematic internet use yang rendah, sebaliknya jika responden memiliki nilai 32,4 ke atas memiliki nilai problematic internet yang tinggi. Dari hasil data yang sudah diolah terlihat bahwa dari 137 responden terdapat 84 responden (61,3%) yang memiliki nilai problematic internet use tinggi. Sedangkan terdapat 53 responden (38,6%) yang memiliki nilai problematic internet use rendah. Tabel 4.8 Kategori Skor Problematic Internet Use Jumlah Responden % Rentang Skor 32,4-48 84 61,3 PIU Tinggi Rentang Skor <32,4 53 38,6 PIU Rendah 37
4.1.8 Skor Happiness Pada Responden Terdapat tiga hasil skor dari alat ukur happiness yaitu positive affectivity, negative affectivity dan skor keseluruhan. Tabel 4.9 Rentang Skor Positive Affectivity dan Negative Affectivity Rentang Skor Tinggi Rentang Skor Rendah Total Positive Negative Positive Negative Affectivity Affectivity Affectivity Affectivity (mean = (mean= 27,4) (mean = 20,1) (mean= 27,4) 20,1) 27,4-36 20,1-30 <27,4 <20,1 n 61 56 56 61 137 % 44,5 40,9 40,9 44,5 100 Sumber: Hasil Olah Data Pada tabel 4.1.8 di atas terdata bahwa terdapat 61 (44,5%) orang responden memiliki nilai positive affectivity yang lebih tinggi dari 27,4 dan 56 (40,9%) orang responden yang memiliki nilai positve affectivity yang lebih tinggi dari 20,1. Pada alat ukur happiness jika memiliki nilai positive affectivity yang lebih tinggi, mengartikan bahwa individu tersebut lebih bahagia dibandingkan dengan individu lainnya yang memiliki nilai positif yang lebih rendah, begitu juga sebaliknya. Penulis memberikan kode untuk membedakan kedua emosi ini, yaitu 1 untuk menandakan bahwa individu yang bahagia sedangkan angka 0 untuk menandakan bahwa individu tersebut yang tidak bahagia. 38
Tabel 4.10 Responden Bahagia dan Tidak Bahagia Jumlah Responden % Bahagia 84 61,3 Tidak Bahagia 53 38,7 TOTAL 137 100 Sumber: Hasil Olah Data Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa terdapat 84 orang responden (61,3%) yang melaporkan diri merasa bahagia dan terdapat 53 orang responden (38,7%) yang melaporkan diri tidak merasa bahagia. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas merupakan sebuah cara apakah data yang didapatkan sudah berdistribusi normal atau belum agar dapat dipakai dalam statistik parametik. Cara yang ditempuh oleh penulis untuk melakukan uji normalitas pada penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov. 39
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. PIU.076 137.050.986 137.177 Happiness.091 137.007.976 137.016 a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0 Tabel 4.11 menunjukkan hasil uji normalitas pada variabel problematic internet use dan happiness. Perhitungan statistik menggunakan program SPSS 16.0 dan telah diperoleh hasil Sig (2-tailed) pada variabel problematic internet use adalah 0.050 dan pada variabel happiness memiliki nilai 0.07. Nilai tersebut memiliki arti bahwa data telah bersifat normal, sebab memiliki nilai yang lebih signifikan dari pada 0.05 4.2.2 Uji Korelasi 4.2.2.1 Uji Korelasi Problematic Internet Use dengan Positive Affectivity Tabel 4.12 Problematic Internet Use dengan Positive Affectivity Correlations PIU Happiness PIU Pearson Correlation 1 -.189 * Sig. (2-tailed).027 Happiness Pearson Correlation -.189 * 1 Sig. (2-tailed).027 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Hasil Olah Data Pada SPSS 16.0 Pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa problematic internet use dan positive affectivity pada happiness memiliki nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,027 pada tingkat 0,05. Dengan nilai korelasi sebesar -0,189 sehingga menunjukkan arti bahwa hubungan negatif yang artinya semakin tinggi nilai problematic internet use maka semakin rendah nilai positive affectivity yang ada begitu pula sebaliknya. Sehingga H01 ditolak, Ha1 diterima yaitu terdapat hubungan negatif antara problematic internet use dengan positive affectivity pada mahasiswa Jika mengacu pada tabel interval korelasi pada Sarwono (2009), maka terlihat bahwa tingkat korelasi yang ditunjukan adalah -0,189 yang mana angka tersebut berada pada interval 0,00-0,25 yang berarti bahwa variabel memiliki korelasi namun sangat lemah. Berikut ini merupakan tabel interval kekuatan korelasi. Tabel 4.13 Tabel interval kekuatan korelasi Interval Korelasi 0 Tidak ada korelasi 0,00-0,25 Korelasi sangat lemah 0,25-0,50 Korelasi cukup 0,50-0,75 Korelasi kuat 0,75-0,99 Korelasi sangat kuat 1 Korelasi sempurna 41
4.2.2.2 Uji Korelasi Problematic Internet Use dengan Negative Affectivity Tabel 4.14 Problematic Internet Use dengan Negative Affectivity Correlations PIU happiness PIU Pearson Correlation 1.151 Sig. (2-tailed).079 Happiness Pearson Correlation.151 1 Sig. (2-tailed).079 Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0 Tabel 4.14 menunjukan bahwa nilai signifikansi yang dimiliki oleh problematic internet use dan negative affectivity dalam happiness sebesar 0,079 pada tingkat 0,05 sehingga menunjukan bahwa tidak adanya korelasi antara problematic internet use dengan negative affectivity. Maka hasil ini pun membuktikan bahwa hipoteses H02 yang berbunyi tidak ada hubungan positf antara problematic internet use dengan negative affectivity diterima. 4.2.2.3 Uji Korelasi Problematic Internet Use dengan Happiness Tabel 4.15 Problematic Internet Use dengan Happiness Correlations PIU NORMAHAPPINE SS 42
Spearman's rho PIU Correlation Coefficient 1.000 -.167 Sig. (2-tailed)..050 NORMAHAPPINESS Correlation Coefficient -.167 1.000 Sig. (2-tailed).050. Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0 Tabel 4.15 menunjukan signifikansi sebesar 0,050 dengan nilai korelasi yang sebesar -0,167. Hal ini menunjukan bahwa tidak adanya korelasi di antara kedua variabel. Maka membuktikan bahwa H03 yang berbunyi tidak ada hubungan negatif antara problematic internet use dengan happiness secara keseluruhan diterima. 4.3 Analisa Tambahan Untuk menunjang hasil penelitian ini maka dilakukan analisa tambahan yaitu dengan menganalisa korelasi antara problematic internet use dengan sarana subjek dalam mengakses Facebook, korelasi antara problematic internet use dengan kegiatan subjek saat mengakses Facebook, korelasi antara happiness dengan kegiatan subjek saat mengakses Facebook. 4.3.1 Analisa Hubungan Antara Problematic Internet use Dengan Sarana Mengakses Facebook Tabel 4.16 Tabel Problematic Internet use Dengan Sarana Mengakses Facebook Correlations PIU Sarana Mengakses FB 43
Spearman's rho PIU Correlation Coefficient 1.000.324 ** Sig. (2-tailed)..000 KodeAksesFB Correlation Coefficient.324 ** 1.000 Sig. (2-tailed).000. **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Pada tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara problematic internet use dengan sarana subjek dalam mengakses Facebook. Hal ini memiliki arti bahwa sarana atau gadget yang digunakan oleh subjek untuk mengakses Facebook bisa menentukan tingkat permasalahan internet yang dimiliki. Dimana sarana yang subjek gunakan paling lengkap, canggih, dan cukup mudah untuk dibawa ke mana-mana menjadi salah satu pilihan untuk kemudahan dalam mengakses Facebook. Dalam hal ini menurut hasil penelitian, paling banyak subjek menggunakan laptop untuk mengakses Facebook. Hal ini berhubungkan mungkin saja oleh karena fungsi laptop yang lebih canggih dibandingkan dengan alat komunikasi lainnya, seperti contohnya saja, kita bisa membuka lebih dari satu tab dalam satu waktu saat mengakses Facebook. Hal ini tentu saja memberi kemudahan untuk mengakses lebih banyak hal dalam satu waktu saja. 4.3.2 Analisa Hubungan Antara Problematic Internet Use dengan Kegiatan Mengakses Facebook Tabel 4.17 Tabel Problematic Internet Use dengan Kegiatan Mengakses Facebook Correlations PIU KegAksesFB Spearman's rho PIU Correlation Coefficient 1.000 -.023 Sig. (2-tailed)..791 44
KegAksesFB Correlation Coefficient -.023 1.000 Sig. (2-tailed).791. Pada tabel 4.17 menunjukan bahwa tidak adanya hubungan antara problematic internet use dengan kegiatan subjek saat mengakses Facebook, begitu pula sebaliknya bahwa tidak ada hubungan kegiatan subjek saat mengakses Facebook dengan problematic internet use. Hal ini bisa terjadi mungkin saja karena paling banyak kegiatan yang dilakukan oleh subjek dalam penelitian ini saat mengakses Facebook hanya sekedar melihat-lihat Facebook sendiri atau Facebook orang lain, bukan berkegiatan aktif. Pada penelitian ini memang tidak diukur tentang keaktifan subjek dalam menggunakan Facebook. 4.3.3 Analisa Hubungan Antara Happiness dengan Kegiatan Mengakses Facebook Tabel 4.18 Tabel Happiness dengan Kegiatan Mengakses Facebook Correlations Happiness KegAksesFB Spearman's rho Happiness Correlation Coefficient 1.000 -.039 Sig. (2-tailed)..648 KegAksesFB Correlation Coefficient -.039 1.000 Sig. (2-tailed).648. Pada tabel 4.18 di atas menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara happiness dengan kegiatan subjek saat mengakses Facebook. Dalam hal ini disimpulkan bahwa happiness tidak menentukan mahasiswa untuk melakukan kegiatan mengakses Facebook, demikian pula sebaliknya bahwa kegiatan mengakses Facebook tidak menentukan apakah individu tersebut bahagia atau tidak bahagia. Bisa saja terdapat faktor 45
lain yang memiliki hubungan dengan happiness selain kegiatan saat mengakses Facebook, demikian pula sebaliknya bahwa mungkin saja ada faktor lain yang memiliki hubungan dengan kegiatan mengakses Facebook dengan happiness. Terdapat hal-hal lainnya yang menentukan seseorang dalam melakukan kegiatan mengakses Facebook selain untuk mendapatkan kebahagiaan. 46