PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN UNTUK SISWA KELAS XII SMAN 1 JUJUHAN KABUPATEN BUNGO ARTIKEL ROPIKO NIM. 12010042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN UNTUK SISWA KELAS XII SMAN I JUJUHAN KABUPATEN BUNGO Oleh Ropiko, Vivi Fitriani, Nursyahra Program Studi Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat Email:Ropiko98@yahoo.co.id ABSTRACT Practical do the research in SMAN 1 Bungo dstrict Jujuhan, lack of guidance to the school lab. While teachers and students only use the student worksheet (LKS). Based on the problems then the research do the development of guided inquiry-based biology lab on material growth and development in plants for SMA. This study aims to determine the validity guided. Research inquiry-based biology lab is a research development that use 4-D models comprising the steps define, design, development, and disseminate. Desseminate stage was not done because of the limitations. The study consistedof 5 people validity is 3 people lecturers and 2 people teacher. Data were analyzed by using percentage and processed descriptive. The results demonstrate the validity of the guiding practicum very valid criteria 86,14%. Based on the results of this study concluded that guided inquiry-based practical guidance on material growth and development in plant generated meet the criteria veri valid. Keywords: Practical Guidance, Guided Inquiry, Growth and Development. PENDAHULUAN Pendidikan tidak terlepas dari suatu proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa diharapkan mampu mencapai tujuan tertentu yang dirumuskan sebelum pembelajaran. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terlihat jika siswa mampu menguasai materi yang diberikan secara tuntas. diharapkan mampu membantu siswa untuk dapat mencapai ketuntasan dalam materi pembelajaran. Proses pembelajaran tidak akan berhasil jika hanya dilakukan dengan pemberian tugas kepada siswa, menghafal kata-kata, fakta dan rumus. Cara yang tepat untuk menkongkretkan materi adalah melalui kegiatan praktikum (Nasution, 2010: 32). Kegiatan praktikum menuntut siswa untuk dapat bekerja di laboratorium atau di lapangan. Laboratorium bisa dimanfaatkan secara maksimal jika sarana yang dibutuhkan untuk menunjang praktikum tersedia cukup dan dalam keadaan baik. Sebaliknya jika keadaan laboratorium tidak baik, sarana tidak cukup atau dalam keadaan rusak tentu fungsi maksimal dari laboratorium dalam pembelajaran tidak maksimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMA Negeri 1 Jujuhan Kabupaten Bungo dan siswa pada bulan Februari tahun 2016, diketahui bahwa sekolah sudah memiliki sebuah laboratorium dan alat-alat yang lengkap untuk melakukan kegiatan praktikum. Pelaksanaan praktikum selama ini siswa tidak memiliki penuntun praktikum dalam pelaksanaan praktikum. Pada dasarnya pelaksanaan praktikum akan lebih baik jika menggunakan penuntun karena dapat mengembangkan kemampuan belajar ilmiah siswa. Pada pelaksanaan praktikum sebelumnya siswa hanya menggunakan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), dimana LKS hanya memuat materi dasar dan tuntunan pratikum yang kurang sesuai dengan tahapan kerja ilmiah. Berdasarkan uraian masalah di atas
terlihat jelas bahwa untuk meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif terhadap belajar dan berusaha menemukan konsep sendiri dalam proses pembelajaran adalah dengan kegiatan praktikum. Oleh karena itu perlu dikembangkan sebuah buku penuntun praktikum yang valid. Disamping itu penuntun praktikum juga dirancang dengan pendekatan yang bervariasi agar tidak selalu memakai pendekatan konvensional. Hasil angket yang telah dibagikan kepada siswa terhadap bahan ajar yang dibagikan kepada 20 orang siswa didapatkan hasil sebanyak 100% siswa menyukai praktikum biologi, 100% siswa melakukan praktikum, 65% siswa tidak menggunakan penuntun praktikum, 85% siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan praktikum, 100% siswa membutuhkan buku penuntun praktikum, 95% siswa setuju dengan adanya buku penuntun praktikum biologi berbasis inkuiri terbimbing. Penuntun praktikum biologi disiapkan oleh guru untuk membimbing siswa ketika melaksanakan praktikum serta dapat dibaca siswa sebelum mengadakan praktikum. Proses kegiatan praktikum dapat membuat siswa mewujudkan pembelajaran yang efektif, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dapat menerapkan suatu pendekatan. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran adalah pendekatan inkuiri terbimbing. Pendekatan inkuiri merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat melakukan penyelidikan ilmiah. Inkuiri terbimbing adalah kegiatan inkuiri di mana masalah dikemukakan guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan intesif guru. Menurut Orlich dalam sofan (2010: 89) menyebutkan pembelajaran inkuiri sebagai pembelajaran penemuan ( discovery Learning), karena siswa dibimbing secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya, dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan baik oleh guru dan output pembelajaran sudah dapat diprediksi sejak awal (Sofan & Khoiru, 2010: ). Kelebihan dari pendekatan inkuiri adalah pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang. Pendekatan ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Kelebihan lainnya adalah pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar (Istarani dalam Wina Sanjaya, 2012: 180). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis telah melakukan penelitian tentang Pengembangan Penuntun Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan untuk Siswa Kelas XII SMAN 1 Jujuhan Kabupaten Bungo. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis membatasi masalah pada penuntun praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan untuk SMA yang valid. Sedangkan rumusan masalahnya adalah bagaimanakah validitas penuntun praktikum berbasis inkuiri pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada. Tujuan penelitian ini adalah: Mengetahui validitas dari penuntun praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan untuk sekolah menengah atas. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan ( research and the development) dengan model prosedural yang menghasilkan produk berupa penuntun praktikum. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jujuhan kabupaten bungo kelas XII pada tanggal 21 Februari tahun pelajaran 2016/2017. Model pengembangan yang digunakan adalah model 4-D yang terdiri dari empat tahap yaitu define, design, develop dan disseminate. Cara ini diadaptasi
dari Thiagarajan (1974 dalam Trianto, 2012:93). Penelitian ini hanya dilakukan 3 tahap, yaitu define, design, dan develop. Pelaksanaan penelitian dimulai dari tahap define. Langkah-langakah pada tahap define ini analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan analisis tujuan pembelajaran. Tahap yang kedua yaitu tahap desain, pada tahap desain yang dilakukan yaitu merancang Penuntun Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan untuk Siswa Kelas XII SMAN 1 Jujuhan Kab.Bungo. tahap yang ketiga yaitu tahap develop. Tahap yang ketiga yaitu uji validitas. Penuntun praktikum biologi berbasis inkuiri terbimbing ini di validasi oleh 5 orang validator dan di ujikan kepada 2 orang guru dan 20 orang siswa kelas XII SMAN 1 jujuhan kab.bungo. Tabel 1. Daftar Nama ator Penuntun Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing No Nama Bidang Keahlian 1 Diana Susanti, M.Pd 2 Annika Maizeli, M. Pd 3 Lince Merico, M. Si 4 Marlis, S. Pd 5 Rangkuti Adi Fourmen, S. Pd Dosen MK Media Pembelaja ran Dosen MK strategi pembelaja ran Dosen MK Fisiologi Tumbuhan Keterangan : MK = Mata Kuliah SP = Staf Pengajar Keterangan SP STKIP PGRI SUMBAR SP STKIP PGRI SUMBAR SP STKIP PGRI SUMBAR SMA N 1 Jujuhan SMA N 1 Jujuhan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validitas (ditunjukkan kepada dosen ) Lembar validasi digunakan untuk melihat penuntun praktikum dari segi komponen isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Angket uji validitas dususun menurut skala likert yang dimodifikasi dari Ridwan (2010:87) sebagai berikut ini. SS = Sangat Setuju, dengan bobot 5 S = Setuju, dengan bobot 4 KS= Kurang Setuju, dengan bobot 3 TS = Tidak Setuju, dengan bobot 2 STS=Sangat Tidak Setuju, dengan bobot 1 Teknik analisis data yang digunakan adalah data deskriptif yaitu mendeskripsikan validitas Penuntun Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing yang dikembangkan. 1. Analisis validitas Penuntun Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing menggunakan rumus dan kriteria sebagai berikut : Rumus dimodifikasi dari ridwan (2010: 89) Skor item yang diperoleh 100% Skor maksimum kriteria yang dimodifikasi dari Ridwan (2010: 89) berikut ini. 81-100%= Sangat 61-80% = 41-60% = Cukup 21-40% = Kurang 0-20% = Tidak HASIL DAN PEMBAHASAN 1. asi penuntun praktikum Hasil uji validitas penuntun praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh 5 orang validator yang terdiri dari 3 orang dosen STKIP PGRI Sumatera Barat dan 2 orang guru biologi SMA Negeri 1 Jujuhan kabupaten bungo, dapat dilihat pada Tabel 3 bawah ini. Tabel 3. Hasil asi Penuntun Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing oleh Dosen dan. No Aspek Nllai Jumlah ator 86,33% Sangat 1 Kelayakan isi 2 Kebahasaan 85,6% Sangat 3 Penyajian 87,33% Sangat 4 Kegrafikan 85,33% Sangat
Total 344,59% Rata-rata 86,14% Sangat Keterangan :(I) Annika Maizeli, M.Pd. (II) Diana Susanti, M.Pd. (III) Lince Meriko, M. Si (IV) Marlis, S.Pd. (V) Rangkuti Adi Foerman, S.Pd Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa untuk aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan didapatkan kriteria sangat valid dengan nilai rata-rata validitas penuntun praktikum adalah 86,14%. berbasis inkuiri terbimbing dari aspek kelayakan isi sangat valid dengan nilai validitas sebesar 86,33% dimana pada penuntun praktikum ini telah disesuaikan dengan KTSP 2006 yang mencangkup kesesuaian materi dengan SK dan KD yang akan dicapai siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat vivi fitriani bahwa materi sesuai dengan KTSP yang dapat menunjang ketercapaian SK,KD, dan indikator. Hal ini juga sejalan dengan Prastowo (2011: 28) yang menyatakan bahwa dalam membuat suatu bahan ajar yang baik harus terdapat kompetensi yang akan dicapai siswa. ditinjau dari aspek kebahasaan dinyatakan sangat valid oleh validator dengan nilai ratarata 85,6%. Hal ini menunjukan bahwa penulisan penuntun praktikum menggunakan bahasa yang telah sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang benar dan baik serta menggunakan kalimat yang singkat, padat dan jelas agar siswa mudah memahami penuntun praktikum tersebut. Prastowo (2011: 89) menyatakan bahwa dalam penulisan penuntun praktikum usahkan agar kalimat yang sederhana, namun jumlah kalimat perpragrafnya sekitar 3-4 kalimat. juga ditinjau dari aspek penyajian yangdinyatakan sangat valid oleh validator dengan nilai rata-rata 87,33%. Kriteria tersebut terpenuhi karena penuntun praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan dapat meningkatkan minat siswa dalam melakukan praktikum karena penuntun praktikum dilengkapi dengan tahapan inkuiri terbimbing dan memiliki tampilan yang menarik sesuai dengan aslinya. Penuntun praktikum yang dikembangkan diringkas dari beberapa buah buku sumber yang relavan sesuai dengan materi. Hal ini sejalan dengan pendapat vivi fitriani, untuk menghindar kesalahan konsep dalam penyampaian materi pada penuntun praktikum konsep-konsep dari materi yang telah diringkas dicocokan kembali dengan buku biologi untuk SMA dan buku relavan lainnya. Sebagian besar informasi (materi pembelajaran) disampaikan dalam bentuk poin-poin, sehingga informasi (materi pembelajaran) yang disampaikan dalam penuntun praktikum bisa disajikan dengan kalimat yang jelas, singkat namun maksudnya tidak berubah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dan menghindari kejenuhan siswa dalam membaca materi pembelajran yang disampaikan dalam penuntun praktikum. ditinjau dari komponen kegrafikan yaitu komponen yang berkaitan dengan tampilan pada penuntun praktikum, diperoleh nilai rata-rata 85,33% dengan kriteria sangat valid. Hal ini menunjukan bahwa desain penuntun praktikum secara keseluruhan sudah baik dan menarik, baik dari segi jenis dan ukuran huruf, tata letak isi, tampilan cover, warna yang digunakan. Gambar yang disajikan di dalam penuntun praktikum sesuai dengan materi, selain itu terdapat keterangan dan sumber gambar. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 100) bahwa dengan gambar informasi yang disampaikan dapat lebih jelas dipahami. Warna yang bervariasi pada tampilan telah disesuaikan berdasarkan warna kesukaan siswa.. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penuntun praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan untuk SMA kelas XII yang dikembangkan sangat valid dan sangat praktis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan halhal berikut ini. 1. Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap ( Develop). Oleh karena itu, disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian ini pada tahap dissiminate untuk menguji
tingkat efektifitas penuntun praktikum berbasis inkuiri terbimbing dalam proses belajar mengajar. 2. Hasil penelitian pengembangan berupa penuntun praktikum ini diharapkan digunakan bagi siswa dan guru sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Amri, Sofan & Ahmadi, Iif Khoiri. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatid Dalam Kelas Jakarta: Prestasi Pustaka. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah. Elda, Riza. 2013. Pengembangan Penuntun Praktikum Disertai Gambar pada Materi Sel untuk Kelas XI SMA. Skripsi Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogjakarta: Diva Press. Ridwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk, Karyawan dan Penelitian pemula. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksar