KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK NEGERI 6 PADANG Oleh: Imelda Gustina Afrizal Sano Gusneli Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The fact showing that learners do not have interpersonal intelligence associated with social interaction and communication. The problem in this research is how the interpersonal level students at SMK 6 Padang. This research aimed to describe the social interaction and communication skills of students.this research is a descriptive study that is tried to describe about one of the condition itself. The population in this study was the students of class XI amounting to 169 people, this study used sample of 62 people. The way of sampling is done by using a proportional random sampling, which samples were taken is compare to the number of population in each class. The sources of data in this study is primary data that is class XI. The data of research were processed using techniques percentage. Results of this study said that interpersonal intelligence of class XI students in terms of social interaction at the high category 83.3%. While on the of communication in middle category means that 95.2% of students have not been able to communicate well with other people. Key word: interpersonal intelligence, social interaction and communication
PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Bagi peserta didik untuk menjalin hubungan dengan teman-temannya maka diperlukan suatu interaksi dan komunikasi yang baik, sehingga proses belajar akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Individu yang tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik akan dikucilan, keberadaan ia dalam lingkungan tersebut tidak akan dihargai, akibatnya individu tersebut akan sulit untuk menyesuaikan dirinya sehingga akan sering terjadi perselisihan, pertentangan dan permusuhan. Ketika seseorang mencoba untuk berinteraksi dengan orang lain maka individu tersebut sudah melakukan hubungan interpersonal, dimana dalam menjalin hubungan interpersonal dibutuhkan suatu kemampuan sosial yang baik sehingga hubungan tersebut bisa bertahan. Menurut Daniel Goleman (2007:158-159) kemampuan sosial ini memungkinkan seseorang membentuk hubungan, untuk menggerakkan dan mengilhami orang lain, membina kedekatan hubungan, meyakinkan dan mempengaruhi, membuat orang-orang merasa nyaman. Begitu juga proses interaksi sosial peserta didik di dalam kelas khususnya remaja (SMA sederajat) biasanya dilakukan dengan cara mereka membentuk suatu kelompok di dalam kelompok tersebut akan terjadi proses interaksi dan komunikasi sehingga peserta didik mempunyai suatu kemampuan sosial yang mampu menciptakan hubungan yang harmonis didalam kelompok tersebut. Salah satu usaha yang diperlukan untuk menjalin hubungan yang lebih baik adalah kecerdasan interpersonal. Menurut Taufik Bahaudin (2007:19-20) kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami orang lain dan terampil dalam kemampunnya dalam berinteraksi dengan orang lain, singkatnya kecerdasan interpersonal adalah bagaimana manusia dapat saling memahami satu sama lain yang juga mempengaruhi bagaimana mereka berkomunikasi. Menurut Amir Faisal (2008:143) kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan seseorang
untuk berkomunikasi kepada sesuatu di luar dirinya jadi kecerdasan interpersonal yang dimaksudkan adalah sesuatu yang berlangsung antar pribadi, dengan melakukan proses komunikasi yang timbul sebagai suatu hasil dari interaksi individu dengan individu lainya, dimana kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain, cenderung memahami dan berinteraksi dengan orang lain, mampu dalam melakukan komunikasi yang efektif, sehingga individu tersebut mudah dalam bersosialisasi dengan orang lain. Pada kenyataanya seperti yang peneliti lihat di sekolah tempat peneliti melakukan Praktek Lapangan (PL) di SMK Negeri 6 Padang dari tanggal 16 Juli sampai dengan tanggal 20 Desember 2012 bahwa kebanyakan dari peserta didik kurang bisa menjalin interaksi yang baik di lingkungan sekolah baik dengan guru maupun dengan teman sebaya, mereka sering menggunakan komunikasi yang tidak tepat dalam berinteraksi dengan temantemanya, kurang bisa memahami perasaan orang lain, serta kurang mampu dalam mengendalikan diri dan emosinya, apapun yang mereka rasakan langsung dicurahkan tanpa memikirkan akibat dari perbuatan yang mereka lakukan. hal ini berkemukinan disebabkan karena kurangnya kecerdasan interpersonal peserta didik di SMK Negeri 6 Padang. Berdasarkan pengamatan dan konseling yang peneliti lakukan di SMK Negeri 6 Padang terlihatlah masih banyak peserta didik yang belum memiliki aspek-aspek kecerdasan interpersonal khususnya dalam keterampilan sosial dan komunikasi interpersonal, semua ini bisa dilihat dari kurang terjalinnya hubungan yang harmonis antar kelompok, kurangnya kekompakan yang terjadi di dalam kelas, cara berkomunkasi yang tidak sopan atau kasar, kurang peduli antar sesama, terjadinya pertengkaran dan perkelahian, belum mampu dalam mengendalikan diri, dan lain sebagainya. Berdasarkan masalah dan fakta lapangan di atas maka peneliti melakukan penelitian tentang permasalahan peserta didik tersebut yang berjudul kecerdasan interpersonal
peserta didik kelas XI di SMKN 6 Padang. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimanan interaksi sosial peserta didik di SMKN 6 Padang dan bagaimana komunikasi interpersonal peserta didik di SMKN 6 Padang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang kemampuan interaksi sosial dan kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik di SMKN 6 Padang. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru pembimbing, peserta didik, program studi, sekolah maupun bagi diri peneliti sendiri. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Lehman (A. Muri Yusuf, 2005:80) Penelitian deskriptif adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu,atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Dalam penelitian ini akan diggambarkan tentang kecerdasan interpersonal peserta didik kelas XI di SMK Negeri 6 Padang. Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 6 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 341 orang. Dari populasi yang ada ditentukan dengan tekhnik tekhnik proporsional random sampling yaitu sampel diambil sebanding dengan jumlah anggota populasi pada masingmasing kelas yang telah ditetapkan dimana pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh A. Muri Yusuf (2005:202): Sub kelompok = Jumlah masing masing kelompok x besaran sampel Jumlah total Pengolahan data penelitian ini dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data diolah dengan rumus persentase yang dikemukakan oleh A. Muri Yusuf (2005:365) dengan rumus. P= 100 Keterangan:
P : Persentase jawaban F : frekuensi N: Jumlah keseluruhan responden 100: Jumlah angka mutlak HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terungkap bahwa kecerdasan interpersonal peserta didik di SMKN 6 Padang secara umum tergolong pada kategori sedang dengan persentase 79%, dengan demikian peserta didik belum memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Dari semua peserta didik yang diambil sebagai sampel penelitian terdapat 49 orang yang belum memiliki kecerdasan interpersonal atau kurang mampu dalam menjalin hubungan dengan sesuatu yang ada diluar dirinya. Berdasarkan gambaran umum di atas maka dapat di gambarkan indikator-indikator dari kecerdasan interpersonal peserta didik yang terdiri dari: 1. Interaksi sosial peserta didik dalam aspek interaksi sosial termasuk dalam kriteria tinggi, dimana peserta didik cukup mampu dalam berinteraksi dengan orang lain. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya H. Bonner (Abu Ahmadi, 2009:49). Maka dari iti diharapkan kepada peserta didik agar lebih meningkatkan hubungan sosial kearah yang lebih baik lagi. a. Interaksi Sosial Asosiatif 1) Kerjasama Dalam aspek interaksi sosial asosiatif kerjasama termasuk sedang, dimana peserta didik belum mampu menciptakan hubungan yang baik seperti, dalam membuat tugas, membantu teman dan kegiatan sosial lainnya. Menurut Soerjono Soekarno (2012:66) kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
2) Akomodasi peserta didik yang terkait dengan interaksi sosial asosiatif dalam indikator akomodasi terlihat rendah, jadi kemampuan peserta didik dalam hal penyelesaian masalah dengan cara kompromi atau musyawarah belum terlaksana dengan baik. Soerjono Soekarno (2012:69) akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiaanya. 3) Asimilasi Dalam aspek interaksi sosial asosiatif dilihat dari indikator asimilasi termasuk dalam kriteria sangat tinggi, dimana peserta didik telah mampu dalam menciptakan interaksi sosial kearah peleburan kebudayaan sehingga ada kebudayaan tunggal yang dimiliki bersama. Dalam hal ini terbukti bahwa peserta didik tidak lagi membeda-bedakan individu yang mempunyai latar belakang budaya, suku, agama, dan status sosial ekonomi. Soerjono Soekarno (2012:73) asimilasi ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaanperbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan prosesproses mental dengan memperhatikan kepentingankepentingan dan tujuan bersama. 4) Akulturasi Dalam indikator akulturasi kecerdasan interpersonal berada pada kategori tinggi, jadi kemampuan peserta didik dalam hal menyatukan budaya yang berbeda dan membentuk
budaya baru tanpa menghilangkan ciri-ciri kepribadian budaya masingmasing telah terlaksana dengan baik. b. Interaksi Sosial Disosiatif 1) Persaingan peserta didik dalam aspek interaksi sosial asosiatif dilihat dari indicator persaingan termasuk dalam kriteria sedang, dimana peserta didik sering melakukan persaingan untuk mendapatkan keuntu-ngan tertentu bagi dirinya. Menurut Sunaryo (2009:269) ada beberapa bentuk persaingan yaitu persaiangan ekonomi,kebudayaan,kedudu kan, dan ras. 2) Kontravensi peserta didik dalam aspek interaksi sosial disosiatif dalam indikator kontravensi berada pada kategori tinggi, dimana proses sosial peserta didik berada diantara persaingan dan pertentangan yang ditandai dengan perasaan tidak suka yang disembunyikan. Untuk itu diharapkan kepada peserta didik untuk menghindari interaksi sosial disosiatif yang terkait dengan kontravensi karena dapat menciptakan hubungan yang tidak sehat. 3) Pertentangan peserta dalam aspek interaksi sosial disosiatif dilihat dari indikator konflik termasuk dalam kriteria sedang, dimana peserta didik sering melakukan konflik sosial atau pertentangan karena adanya perbedaan paham yang mendasar antar individu atau kelompok sosial sehingga terjadi perlawanan antar kelompok. 2. Komunikasi Dalam aspek komunikasi kecerdasan interpersonal peserta didik berada pada kategori
sedang dengan pencapaian persentase 95,2% dimana 59 orang dari 62 orang peserta didik dimana peserta didik kurang mampu dalam membangun komunikasi yang baik dengan orang lain. a. Empati 1) Memahami orang lain peserta didik dalam aspek empati dilihat dari indikator memahami orang lain termasuk dalam kriteria rendah, dimana peserta didik kurang bisa memahami teman atau orang lain yang ada disekitarnya, sehingga menimbulkan sikap saling acuh dan tidak peduli antar sesama. 2) Mengatasi keragaman Dalam aspek empati dalam indikator mengatasi keragaman berada pada kategori rendah, dimana peserta didik masih membeda-bedakan teman dalam bergaul, sulit untuk menerima hal-hal baru yang ada disekitar mereka. Untuk itu diharapkan kepada peserta didik untuk tidak membedabedakan teman yang berbeda karakter ataupun latar belakangnya sehingga akan tercipta suasana bhineka tunggal ika. b. Peka terhadap Orang Lain 1) Ekspresi wajah dalam aspek ekspresi wajah termasuk dalam kriteria rendah, dimana peserta didik kurang bisa mengekspresikan wajah nya sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu. Ekspresi wajah seseorang dalam melakukan komunikasidapat memberikan informasi orang tersebut lagi sedih, gembira ataupun bahagia, ada beberapa bentuk emosi dasar seperti bahagia, sedih, marah, takut, jijik, dan terkejut yang biasanya terpancar dari ekspresi wajah
yang mudah di kenali oleh orang lain. 2) Suara Dalam indikator suara berada pada kategori tinggi, dimana peserta didik bisa menggunakan intonasi atau tinggi rendah nya suara yang baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Klopstock (Larry A. Samover dkk 2010:310) nada suara manusia lebih dahsyat dari dawai atau seruling untuk menggerakan jiwa, suara yang kita hasilkan memberi arti lebih dari pada kata-kata yang kita ucapakan. 3) Gerakan tubuh peserta didik dalam penelitian ini menemukan bahwa gerakan tubuh berada pada kategori sedang dengan pencapain 58,1%. Disini terlihat bahwa peserta didik kurang bisa memahami gerakan tubuh lawan bicaranya. Rauscher, Krauss, & Chen, 1996 (Dian Wisnuwardhani dan Sri Fatmawati Mashoedi 2012:45) gerakan tubuh akan membantu kita untuk dapat memahami apa yang dibicarakan oleh seseorang, bahkan gerakan tubuh dapat menggantikan kata-kata yang tidak diucapkan oleh sesorang KESIMPULAN peserta didik kelas XI di SMKN 6 padang dapat diambil kesimpulan sebagai berilut: 1. Interaksi sosial yang terjalin pada diri peserta didik berada pada kategori tinggi 82,3% berarti dalam aspek interaksi sosial peserta didik dalam menjalin hubungan dengan orang lain sudah baik. Peserta didik mulai bisa untuk menjalin hubungan baik dalam bentuk interaksi asosiatif maupun
disosiatif dengan individu yang ada disekitarnya. 2. Dalam aspek komunikasi peserta SARAN Diharapkan kepada peserta didik agar lebih meningkatkan kecerdasan didik di SMK Negeri 6 padang interpersonal,karena dengan termasuk dalam kategori sedang 95,2% dimana peserta didik belum mampu dalam menggunakan komunikasi yang baik dengan orang lain terutama dalam hal memahami orang lain dan peka terhadap keadaan orang lain 3. Secara umum kecerdasan interpersonal peserta didik kelas XI di SMK Negeri 6 Padang berada pada kategori sedang 79%, jadi dapat disimpulkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum memiliki kecerdasan interpersonal dalam menjalin hubungan dengan hal-hal yang ada di luar dirinya kemampuan peserta didik dalam kecerdasan interpersonal ini akan membantu menciptkan hubungan yang lebih baik sehingga peserta didik akan sukses dalam menjalani kehidupan ini. KEPUSTAKAAN Abu Ahmadi. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta:PT. Rineka Cipta Amir Faizal. 2008. Menyiapkan Anak Jadi Juara. Jakarta: Gramedia A. Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press Padang Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group Dian Wisnuwardhani dan Sri Fatmawati Mashoedi. 2012. Hubungan Interpersonal. Jakarta: Salemba Humanika. Muhammad Yaumi.2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat.
Soerjono Soekarno. 2012. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta: Gramedia Taufik Bahaudin. 2007. Brainware Leadership Mastery Kepemimpinan Abad Otak dan Milenium Pikiran. Jakarta: Gramedia