SIFAT FISIK TABLET DIHYDROARTEMISININ-PIPERAQUIN (DHP) SEDIAAN GENERIK DAN SEDIAAN DENGAN NAMA DAGANG YANG BEREDAR DI KOTAMADYA JAYAPURA

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG

PERBANDINGAN MUTU FISIK TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA MERK DAGANG DAN GENERIK

UJI PERBANDINGAN SIFAT FISIK OBAT CETIRIZINE GENERIK ANTARA PRODUKSI PABRIK A, B, DAN C

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

UJI KEKERASAN, KEREGASAN, DAN WAKTU HANCUR BEBERAPA TABLET RANITIDIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017 p-issn ; e-issn X

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

PROFIL DISOLUSI TERBANDING TABLET RIFAMPISIN MEREK DAN GENERIK. Mutiara Poetri Nurtanti, Anjar Mahardian Kusuma, Agus Siswanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN MUTU FISIK DAN PROFIL DISOLUSI TABLET GRISEOFULVIN MERK DAGANG DAN GENERIK MAKALAH

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

EVALUASI KUALITAS TABLET GLIBENKLAMIDA GENERIK A DAN MEREK DAGANG B (EVALUATION QUALITY OF GLIBENCLAMIDE TABLETS GENERIC A AND BRANDED B)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN MUTU TABLET IBUPROFEN GENERIK DAN MEREK DAGANG

OPTIMASI FORMULA TABLET PARASETAMOL DENGAN KOMBINASI Ac-Di-Sol DAN PVP K-30 MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN

UJI SIFAT FISIK DAN DISOLUSI TABLET ISOSORBID DINITRAT 5 MG SEDIAAN GENERIK DAN SEDIAAN DENGAN NAMA DAGANG YANG BEREDAR DI PASARAN

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

FORMULASI TABLET DISPERSIBEL EKSTRAK KERING DAUN SUKUN DENGAN CROSCARMELLOSE SODIUM SEBAGAI PENGHANCUR SECARA METODE GRANULASI KERING

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2 UJI KESERAGAMAN VOLUME SUSPENSI AMOKSISILIN YANG DIREKONSTITUSI APOTEK DI KOTA JAMBI.

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

FORMULASI TABLET EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val) DENGAN VARIASI BAHAN PENGIKAT

BAB II PEMBAHASAN. biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING

BAB III METODELOGI PENELITIAN

NIZAR ABDUSSALAM KORELASI ANTARA UKURAN GRANUL ASETAMINOFEN HASIL FLUIDIZED BED DRYER DENGAN VARIASI BOBOT TABLET PADA TABLETASI

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

OPTIMASI FORMULA ORALLY DISINTEGRATING TABLET DOMPERIDONE MENGGUNAKAN SUPERDISINTEGRANT AC-DI-SOL DAN PENGIKAT GELATIN

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Dwi Rahayuningsih, Agus Siswanto, Suparman

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN Heni Sumanti, Iskandar Sudirman, Indri Hapsari

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

EVALUASI WAKTU HANCUR TABLET GLIBENKLAMIDE GENERIK DAN GENERIK BERLOGO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1. Mesin cetak tablet

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi.

INTISARI EVALUASI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN. Gusti Ayna Yulisa¹, Yugo Susanto2, Rony 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

THE EFFECT OF INCREASING CONCENTRATION OF SWEET POTATO STARCH AS A BINDER ON PHYSICAL PROPERTIES OF WET GRANULATION LOZENGES OF GINGER EXTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk.

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih dengan atau zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

UJI FISIK FORMULASI TABLET FLOATING TEOFILIN DENGAN MATRIK HPMC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

OPTIMASI FORMULA TABLET ASAM MEFENAMAT MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN

Nia Kurniasih: Evaluasi Mutu Tablet Parasetamol Generik Dibandingkan Dengan Tablet Parasetamol Non Generik

OPTIMASI FORMULA TABLET EKSTRAK ETANOL SALAM-SAMBILOTO MENGGUNAKAN PVP K-30 SEBAGAI PENGIKAT DAN CROSPOVIDONE SEBAGAI PENGHANCUR

PERBANDINGAN AVAILABILITAS IN VITRO TABLET METRONIDAZOL PRODUK GENERIK DAN PRODUK DAGANG SKRIPSI

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

FORMULASI TABLET EKSTRAKDAUNMAJA (aeglemarmelos l. Correa) DENGANMETODEGRANULASIBASAH

SILABUS MODUL TECHNOLOGY AND FORMULATION OF SOLID DOSAGE FORMS

Pengaruh Natrium CMC, HPMC K100M, dan Etil Selulosa terhadap Karakteristik Tablet Nifedipin dengan Sistem Penghantaran Mukoadhesif

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN OPTIMASI PENGGUNAAN SPRAY DRIED LACTOSE DAN AVICEL PH 102 SEBAGAI FILLER- BINDERS TABLET ASPIRIN

Transkripsi:

SIFAT FISIK TABLET DIHYDROARTEMISININ-PIPERAQUIN (DHP) SEDIAAN GENERIK DAN SEDIAAN DENGAN NAMA DAGANG YANG BEREDAR DI KOTAMADYA JAYAPURA Syamsia 1), Rani Dewi Pratiwi 2), Susana 1) 1) Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Jayapura 2) Prodi Farmasi Universitas Cenderawasih *Email : run_dewi2987@yahoo.com ABSTRACT The goverment is currently promoting the use of generic drugs. People still consider that drugs withbrand name are more qualified than generic. To socializing and increasing the use of generic drugs required information about the quality of drugs. Therefore a physical test can be used as one of the quality parameters with the dyhidroartemisinin-piperaquin drugs sample. Sampling was done form one generic product and one product by brand name. Physical characteristic tests include test of weight unuformity, friability and hardnees test compare to standard in Indonesia Pharmacopoeia. The result showed that the physical test of generic dosage form and brand names dosage form of dyhidroartemisinin-piperaquin tablet were eligible by the Indonesia Pharmacopoeia and other literature. Keywords : Physical Test, Dyhidroartemisinin-Piperaquin Table, Generic dosage form, Brand Names dosage form ABSTRAK Pemerintah saat ini sedang menggalakkan pemakaian obat generik. Masyarakat masih menganggap bahwa obat dengan nama dagang lebih bermutu dari pada obat generik. Untuk memasyarakatkan dan meningkatkan penggunaan obat generik diperlukan informasi tentang mutu obat tersebut, oleh karena itu dilakukan uji sifat fisik yang dapat digunakan sabagai salah satu parameter mutu dengan sampel obat Dihydroartemisinin-Piperaquin. Pengambilan sampel dilakukan dari 1 produk generik dan 1 produk dengan nama dagang. Uji sifat fisik meliputi keragaman bobot, kerapuhan dan kekerasan yang dibandingkan dengan persyaratan dalam literatur. Hasil uji sifat fisik menunjukkan sediaan generik dan sediaan dengan nama dagang tablet Dihydroartemisinin-Piperaquin memenuhi persyaratan sifat fisik tablet sesuai yang tercantum dalam Farmakope Indonesia dan pustaka yang lain. Kata kunci : Sifat Fisik, Tablet Dihydroartemisinin-Piperaquin, Generik, Nama Dagang 310

PENDAHULUAN Salah satu obat yang sering digunakan di Papua adalah obat malaria. Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat aktif maupun kronik disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali. Malaria merupakan masalah kesehatan utama di propinsi Papua. Pada tahun 2004, program pengendalian malaria di Indonesia telah merekomendasikan pengobatan kombinasi derivatif artemisinin (artesunat-amodiakuin) terhadap malaria falsiparum tanpa komplikasi. Selanjutnya sejak tahun 2008 kombinasi Dihidroartemisinin-Piperakuin (DHP) digunakan di provinsi Papua dan secara bertahap diharapkan dapat digunakan di seluruh Indonesia. Dihidroartemisinin-Piperakuin merupakan tablet kombinasi yang terdiri atas 40 mg dihidroartemisinin dan 320 mg piperaquin pospat dalam bentuk fixed dose/dosis tunggal (Depkes RI, 2008). Sediaan tablet mempunyai beberapa persyaratan antara lain uji mutu fisik. Mutu dijadikan dasar acuan untuk menetapkan kebenaran khasiat dan keamanan. Mutu suatu sediaan obat dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain aspek teknologi yang meliputi stabilitas fisik dan kimia dimana sediaan tablet harus memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh Farmakope. Desain suatu tablet yang menekannkan hanya pada efek zat aktif yang diinginkan saja dapat menghasilkan sediaan tablet yang tidak memadai secara fisik (Siregar, 2010). Berdasarkan hal di atas, maka dilakukan penelitian untuk membandingkan perbedaan mutu fisik tablet Dihidroartemisin-Piperakuin (DHP) sediaan generik dan sediaan nama dagang dengan tujuan mengetahui mutu fisik dari tablet Dihidroartemisin-Piperakuin (DHP) sediaan generik dan sediaan nama dagang. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Kertas perkamen, Gelas ukur, Timbangan analitik, alat uji kekerasan tablet (Hardness tester), Alat uji kerapuhan (Friability tester), Alat uji waktu hancur (disintegration tester), Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : tablet DHP generik dan sediaan nama dagang Penguji mutu fisik 1. Keseragaman ukuran Diameter masing-masing tablet diukur menggunakan jangka sorong, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga kali ketebalan tablet (Depkes RI, 2014). 2. Keseragaman bobot tablet Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut: Ditimbang 20 tablet dan hitung bobot rata-ratanya.jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata, lebih dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh ada satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan dari kolom A dan B. Diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobot rata-rata yang ditetapkan di kolom A dan B (Depkes RI, 2014). 3. Kerapuhan Sejumlah 20 tablet dibebasdebukan dengan aspirator, lalu ditimbang seksama pada neraca analitik, kemudian dimasukkan dalam friability tester tester. Pengujian dilakukan selama empat menit atau sebanyak 100 putaran. Tablet dikeluarkan dari alat, lalu dibebasdebukan lagi, kemudian ditimbang. Kerapuhan tablet 311

dinyatakan dalam selisih berat tablet sebelum dan sesudah pengujian dibagi berat mula-mula dikalikan 100%. 4. Kekerasan Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertikal. Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah atau hancur. Skala yang terbaca pada saat tablet pecah atau hancur menunjukkan kekerasan tablet dalam satuan kg. Kekuatan minimum dalam bidang farmasi yang sesuai untuk tablet adalah 4 kg (Ansel, 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN Keseragaman Bobot Uji keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui keragaman sediaaan dan memastikan bahwa setiap tablet mengandung sejumlah obat atau bahan aktif dengan takaran yang tepat dan merata. Tabel 1. Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet Sediaa n Paramete Generi Uji Nama r k Dagan g Keseragama n Bobot Rata- Rata 520,62 520,59 (Mg) SD 22,81 7,40 Cv (%) 4,38 1,42 Hasil pengujian menunjukkan generik memenuhi keseragaman bobot Farmakope Indonesia Edisi III yaitu tidak satu tablet pun yang menyimpang dari kolom A (5%) dan B (10%). Nilai CV yang diperoleh yang diperoleh dari pengujian generik yaitu 4,38%. Hasil untuk nama dagang yaitu 1,42%. Semua tablet yang diuji memenuhi persyaratan menurut Farmakope Indonesia Edisi V yaitu dengan nilai CV kurang dari 5%. Keseragaman bobot yang berbeda dari kedua tablet kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor pelaksanaan maupun faktor peralatan (aliran/distribusi granul yang kurang baik dan sistem pencampuran yang kurang baik) dan setiap produk diproduksi menggunakan standart CPOB dengan menghasilkan keragaman bobot yang memenuhi syarat. Pengujian keseragaman bobot ini diharapkan dapat mewakili keseragaman bobot yang baik untuk semua tablet. Keseragaman Ukuran Faktor yang mempengaruhi masalah keseragaman ukuran adalah tidak seragamanya distribusi bahan obat pada pencampuran bubuk atau granulasi, pemisahan dari campuran bubuk atau selama proses pembuatan dan penyimpangan bobot tablet. Tabel 2. Hasil Uji Keseragaman Ukuran Tablet Uji Keseragama n Ukuran Paramete r tebal (mm) diameter Generi k Sediaa n Nama Dagan g 4,34 4,41 12,05 12,08 (mm) SD 1,01 1,43 CV(%) 0,01 44,24 312

Uji keseragaman ukuran tablet Dihydroartemisinin-Piperaquine sediaan generik diperoleh rata-rata nilai diameter yaitu 12,05 mm tidak lebih dari rata-rata tiga kali tebal tablet 13,02 mm dan juga tidak kurang dari rata-rata 1 sepertiga kali tebal tablet 5,78 mm. Uji keseragaman ukuran tablet Dihydroartemisinin-Piperaquine sediaan nama dagang diperoleh rata-rata nilai diameter yaitu 12,08 mm tidak lebih dari rata-rata tiga kali tebal tablet 13,23 mm dan juga tidak kurang dari rata-rata 1 sepertiga kali tebal tablet 5,87 mm. Hasil yang diperoleh dari pengujian keseragaman ukuran tablet Dihydroartemisinin-Piperaquine baik sediaan generik ataupun sediaan dengan nama dagang menunjukkan adanya keseragaman untuk setiap tablet yang diukur. Hal ini menunjukkan tampilan dari tablet seragam dan menunjukkan adanya keseragaman bobot dan zat yang terkandung di dalam tablet seragam. Kerapuhan Tablet Kerapuhan tablet menunjukkan ketahanan tablet terhadap tekanan mekanik terutama goncangan dan pengikisan. Kerapuhan tablet yang baik yaitu lebih kecil dari 0,8 % (Hadisoewignyo & Fudholi, 2013). Uji kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaa tablet. Semakin besar masa tablet yang hilang maka semakin tinggi kerapuhannya. Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi atau kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet. Tabel 3. Hasil Uji Kerapuhan Tablet Sediaan Uji Parameter Generik Nama Dagang Kerapuhan 0,222 0,056 SD 0,24 0,0125 Hasil uji yang diperoleh pada pengujian kerapuhan tablet Dihydroartemisinin- Piperaquine sediaan generik memenuhi persyaratan dengan hasil presentase 0,056 %, tetapi pada tablet yang telah diuji terkelupas dan terdapat satu tablet yang tebelah menjadi dua bagian. Uji kerapuhan tablet nama dagang menghasilkan presentase 0,0125%. Berbeda dengan sediaan generik, sediaan nama dagang ini pada pengujiannya tidak menunjukkan perubahan. Tablet tidak mengelupas dan tidak ada tablet satu pun yang terbelah menjadi dua seperti sediaan generik. Faktor yang dapat mempengaruhi kerapuhan tablet salah satunya adalah penggunaan punch yang kurang baik, tepi permukaan aus atau pencampuran lubrikan yang kurang merata. Kekerasan Tablet Kekerasan tablet mencermikan kekuatan tablet secara keseluruhan (Hadisoewignyo & Fudholi, 2013). Tablet yang terlalu keras memiliki waktu hancur yang lama. Hasil uji kekerasan tablet Dihydroartemisnin-Piperaqine sediaan generik memenuhi persyaratan yaitu 4,391 kg dan tablet Dihydroartemisinin- Piperaquine sediaan nama dagang memenuhi syarat kekerasan yaitu 4,32 kg. Tabel 4. Hasil Uji Kekerasan Tablet Sediaan Uji Parameter Generik Nama Dagang 4,391 4,32 (N) Kekerasan SD 1,28 0,167 CV (%) 2,9 3,86 313

Tablet harus menunjukkan kekuatan mekanik yang cukup untuk menghadapi syok atau penanganan secara manufaktur, pengemasan, transportasi dan peracikan (Agoes, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat penabletan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet yang keras memiliki waktu hancur yang lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang rendah, namun tidak selamanya demikian. Pada umumnya tablet yang baik dinyatakan mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak mutlak, artinya kekerasan tablet dapat lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 10 kg. Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit penanganannya pada saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet lebih besar dari 10 kg masih dapat diterima, jika masih memenuhi persyaratan waktu hancur/disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan. Ansel, C Howard, 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Penerbit Universitas Indonesia:Jakarta. 2008, Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria Indonesia di Indonesia, Depkes:Jakarta. 2008, Pelayanan Kefarmasian Untuk Penyakit Malaria, Depkes:Jakarta. 2014, Farmakope Indonesia edisi V, Jakarta. Hadisoewignyo L dan Fudholi A, 2013, Sediaan Solida, Pustaka Belajar, Yogyakarta Siregar, Charles, J.P, 2001, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, Buku Kedokteran:Jakarta KESIMPULAN Sifat fisik tablet Dihydroartemisinin- Piperaquin sediaan generik dan sediaan dengan nama dagang meliputi keseragaman bobot, keseragaman ukuran, keregasan dan uji kekerasan memenuhi persyaratan berdasarkan Farmakope Indonesia dan pustaka resmi yang lain. DAFTAR PUSTAKA Agoes Goeswin, 2012, Sediaan Farmasi Padat, Penerbit ITB 314