RENCANA KERJA PERUBAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KERJA 2017 BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PENETAPAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2014 DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

RENCANA AKSI DAERAH PERUBAHAN TAHUN 2016 DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PENETAPAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2014 (NAMA SKPD) KABUPATEN BOGOR PENETAPAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2014 DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

RENCANA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDAPATAN DAERAH BULAN : JANUARI T.A 2015 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR : 981 / 29 DISPENDA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SKPD : DINAS PENDAPATAN DAERAH

DINAS PENDAPATA DAERAH KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ... i DAFTAR ISI. ... ii. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan...

Rencana Kerja Perubahan Tahun 2016

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

RENCANA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

Kata Pengantar. Kepanjen, Januari 2015 SEKRETARIS DPRD KABUPATEN MALANG. Drs. IRIANTORO, M. Si Pembina Tk. I NIP

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi WaÇa / Tuhan Yang

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

RENCANA KERJA 2018 BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BANJAR

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDAPATAN DAERAH BULAN : MEI T.A 2015 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BUPATI MALUKU TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDAPATAN DAERAH BULAN : MARET T.A 2016 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

B A B PENDAHULUAN. Pertimbangan dilakukan perubahan atas Renja-DPPKD adalah sebagai berikut :

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

RENCANA KERJA 2017 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA MOJOKERTO

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DPRD KOTA BONTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PERUBAHAN DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2017

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DINAS DINAS PENDIDIKAN KOTA BLITAR JL. A. YANI NO. 100 KOTA BLITAR PERUBAHAN RENCANA KERJA TAHUN 2016

PENGANTAR. Soreang, Januari 2015 KEPALA BAGIAN UMUM. DIAN WARDIANA, S.IP, M.Si, MP Pembina NIP

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

KELURAHAN BERBAS PANTAI KECAMATAN BONTANG SELATAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan. Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN

RENCANA KERJA (RENJA)

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan

Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

RENCANA KERJA (RENJA) 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU SEKRETARIAT DPRD

PROGRAM, DAN KEGIATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KABUPATEN BADUNG RENCANA KERJA

RENCANA KERJA (RENJA)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

MALANG TAHUN 2016 RENCANA KERJA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2016 Bulan : MARET 2016

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BOGOR BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

RENJA KECAMATAN BELANG 2018

SKPD : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Rencana Kerja Bagian UmumTahun 2016 II - 1 PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

KATA PENGANTAR. Palu, Februari 2015 KEPALA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA PALU

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

GUBERNUR SULAWESI BARAT

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. Penyusunan rancangan Rencana Kerja SKPD merupakan tahap awal dari proses perencanaan.

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

KATA PENGANTAR. Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

PERUBAHAN RENCANA KERJA DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN LUMBUNG TAHUN LALU

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA KECAMATAN AJIBARANG

Transkripsi:

RENCANA KERJA PERUBAHAN DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B O G O R DINAS PENDAPATAN DAERAH Jl. Tegar Beriman Telp. (021)87912442, Fax. (021)87906550 Cibinong - 16914

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Maksud dan Tujuan... I-3 1.3 Dasar Hukum... I-3 1.4. Sistematika Penulisan... I-5 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD SAMPAI DENGAN TRIWULAN II... II-1 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Sampai Dengan Triwulan III dan Capaian Renstra SKPD... II-1 2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD... II-11 2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD... II-13 2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun... II-21 2.5. Penelaahan Usulan Program dan kegiatan Masyarakat... II-21 BAB III RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM PERUBAHAN RENCANA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR... III-1 BAB IV PENUTUP... IV-1

i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Perubahan Rencana Kerja (Renja) Dinas (Dispenda) Kabupaten Bogor Tahun. Renja ini merupakan penjabaran pelaksanaan dari Renstra Dispenda Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dispenda. Renja Perubahan Dispenda Tahun ini memuat evaluasi pelaksanaan rencana kerja Dispenda tahun triwulan III dan uraian mengenai tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun. Di dalamnya memuat pula sasaran kegiatan berupa indikator output kegiatan sebagai upaya pelaksanaan secara terencana dan berorientasi hasil. Kritik dan saran untuk kesempurnaan renja ini sangat kami harapkan. Ucapan terima kasih kami sampaikan ke semua pihak yang telah membantu penyusunan Renja ini, mudah-mudahan ini bermanfaat bagi semua pihak dalam melaksanakan tugas sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Cibinong, KEPALA, DEDI A. BACHTIAR Pembina Utama Muda NIP. 196201221985031004

I - 1 LAMPIRAN LXX. KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN DAERAH NOMOR : TANGGAL : PERUBAHAN RENCANA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Kabupaten Bogor tahun telah tertuang dalam dokumen Rencana Kerja Pembangunan Tahun yang telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati Bogor Nomor 25 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten Bogor Tahun. Mempedomani dokumen RKPD Tahun tersebut, telah disusun pula dokumen Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun yang telah ditetapkan melalui Keputusan Bupati Bogor Nomor 050/294/Kpts/Per-UU/2015 tentang Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Kabupaten Bogor Tahun dengan lampiran 78 SKPD. Implementasi rencana tahun telah berlangsung hampir 2 (dua) triwulan. Dalam perjalanannya, pelaksanaan program/kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh SKPD memungkinkan tidak berlangsung sesuai dengan rencana, sehingga berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Tahun, Perubahan RKPD Tahun dan Perubahan Renja SKPD Tahun dapat dilakukan apabila berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaannya dalam tahun berjalan menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan, meliputi :

I - 2 1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran, rencana program dan kegiatan prioritas. 2. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan; dan/atau 3. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. 4. Pergeseran pagu kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan. 5. Perubahan RKPD Tahun sebagaimana tersebut pada angka 1, angka 2, angka 3, dan angka 4, ditetapkan dengan Peraturan Kepala. 6. Perubahan Renja SKPD Tahun sebagaimana tersebut pada angka 1, angka 2, angka 3, dan angka 4, disahkan dengan Peraturan Kepala. 7. Dalam hal keadaan darurat sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, pemerintah dapat melaksanakan kegiatan terlebih dahulu untuk mengatasi keadaan darurat dimaksud dan selanjutnya ditampung dalam Perubahan RKPD Tahun. 8. Memperhatikan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengamanatkan bahwa penyusunan RAPBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara, Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa RKPD menjadi pedoman penyusunan RAPBD, maka untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, Perubahan RKPD Tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala menjadi landasan penyusunan Perubahan KUA dan Perubahan PPAS untuk menyusun Perubahan APBD Tahun. Mengacu pada ketentuan tersebut, maka perlu disusun pedoman penyusunan Perubahan Renja SKPD Tahun, sehingga dalam proses penyusunannya, SKPD memiliki panduan terkait hal-hal

I - 3 yang diperlukan untuk menyusun dokumen Perubahan Renja SKPD Tahun dengan mengacu pada dokumen Perubahan RKPD tahun. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Pedoman Penyusunan Perubahan Renja SKPD Tahun adalah untuk membantu SKPD dalam penyusunan dokumen Perubahan Renja SKPD Tahun, sehingga sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan Pedoman Penyusunan Perubahan Renja SKPD Tahun adalah : 1. Memberikan pedoman sistematika penyusunan Perubahan Renja SKPD Tahun. 2. Memberikan sinkronisasi antara substansi dokumen Perubahan RKPD Tahun dengan substansi dokumen Perubahan Renja Tahun. 1.3 Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Perubahan Renja SKPD tahun adalah : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

I - 4 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan ; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Tahun 2015; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014, tentang Pedoman Penyusunan Anggaran dan Belanja Tahun Anggaran 2015; 9. Peraturan Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan (Lembaran Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9); 10. Peraturan Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Nomor 36); 11. Peraturan Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27);

I - 5 12. Peraturan Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 (Lembaran Kabupaten Bogor Tahun 2014 Nomor 5); 13. Peraturan Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan (Lembaran Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Nomor 37); 14. Peraturan Bupati Bogor Nomor 25 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun. 1.4 Sistematika Penulisan Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Tahun 2015, sistematika Perubahan Renja SKPD tahun disusun dengan sistematika sekurang-kurangnya sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan Memuat/menjelaskan maksud, tujuan, dan dasar pertimbangan perubahan yang disertai dengan gambaran tentang perubahan kerangka ekonomi. Khusus untuk penjelasan/deskripsi terkait gambaran tentang perubahan kerangka ekonomi, substansi Perubahan Renja SKPD Tahun mengacu pada substansi Perubahan RKPD tahun. Bab II. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Sampai Dengan Triwulan III Memuat kompilasi hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun n-1 (2015) sampai dengan Triwulan III tahun berjalan (). Format tabel 2.1 yang digunakan tercantum sebagaimana terlampir.

I - 6 Bab III. Rencana Program dan Kegiatan Dalam Perubahan Renja SKPD Memuat kegiatan lanjutan tahun sebelumnya (tahun 2015) yang belum terlaksana, pergeseran kegiatan, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja, pagu indikatif, lokasi, kelompok sasaran yang mengalami perubahan dan yang tidak mengalami perubahan di tahun. Format tabel 3.1 yang digunakan tercantum sebagaimana terlampir. Bab IV. Penutup Memuat hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan.

II - 1 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SAMPAI DENGAN TRIWULAN III 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Sampai Dengan Triwulan III Pada Tahun Anggaran, Dinas memberikan kontribusi terhadap pencapaian kebijakan prioritas yang keenam, yaitu Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Transparan. Kontribusi pencapaian kebijakan tersebut ditandai dengan capaian rata-rata Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebesar 84,65%, dengan predikat kinerja Sangat Tinggi. Uraian capaian kinerja indikator kinerja kunci sebagai berikut : 1) Optimalnya pendapatan dari rencana sebesar 5.931.881.350.000, terealisasi 4.110.540.410.625 atau 69,30 %. 2) Jumlah dan macam pajak serta retribusi, dari rencana 10 pajak, terealisasi 10 pajak atau 100%; Capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut menunjukkan telah tercapainya sasaran, yaitu : Meningkatnya pendapatan. Pencapaian Indikator Kinerja Kunci diatas merupakan hasil kontribusi dari pelaksanaan 6 program dan 70 kegiatan, dengan uraian sebagai berikut: 1) Program Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan, dengan 33 kegiatan; 2) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, sebanyak 16 kegiatan; 3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, sebanyak 9 kegiatan; 4) Program Peningkatan Displin Aparatur, sebanyak 1 kegiatan; 5) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, sebanyak 2 kegiatan;

II - 2 6) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, sebanyak 9 kegiatan. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kabupaten Bogor tahun anggaran menghasilkan ratarata capaian Indikator Kinerja Output sebesar 84,65 %, adapun realisasi keseluruhan anggaran sebesar 24.332.300.773 atau 61,87 %, dari total rencana anggaran sebesar 39.325.105.000,-, uraian kegiatan beserta capaian indikator kinerja outputnya sebagai berikut : 1) Program peningkatan dan pengelolaan keuangan terdiri dari 33 kegiatan dengan perincian sebagai berikut : 1.1. Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-sumber dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 385.509.050 (64.06%) dari total anggaran 601.754.000, dengan realisasi fisik kegiatan 64.06%; 1.2. Kegiatan Penyusunan Data dan Perhitungan Bagian Desa Dari Hasil Penerimaan dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 131.850.108 (94.66%) dari total anggaran 139.288.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 1.3. Kegiatan Penagihan Pajak dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 412.636.650 (80.91%) dari total anggaran 510.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 76.74%; 1.4. Kegiatan Pemeriksaan dan Pengendalian Pajak dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 309.744.314 (52.73%) dari total anggaran 587.400.000, dengan realisasi fisik kegiatan 70.00%; 1.5. Kegiatan Perhitungan dan Penetapan Pajak dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 127.268.260 (74.86%) dari total anggaran 170.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 79.86%; 1.6. Kegiatan Pengolahan Data Penerimaan dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 435.350.418 (53.38%) dari total anggaran 815.500.000, dengan realisasi fisik kegiatan 74.00%;

II - 3 1.7. Kegiatan Pelayanan dan Pengadministrasian benda berharga dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 93.074.900 (72.08%) dari total anggaran 129.120.000, dengan realisasi fisik kegiatan 71.46%; 1.8. Kegiatan Pendistribusian dan Pengendalian SPPT PBB dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 1.337.134.000 (73.51%) dari total anggaran 1.819.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 109.79%; 1.9. Kegiatan Sosialisasi dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 574.628.775 (51.47%) dari total anggaran 1.116.439.000, dengan realisasi fisik kegiatan 33.33%; 1.10. Kegiatan Pembinaan Aparatur Pelaksana Pemungut Pajak dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 293.488.325 (43.69%) dari total anggaran 671.704.000, dengan realisasi fisik kegiatan 70.00%; 1.11. Kegiatan Penyusunan Produk Hukum di Bidang Pajak dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 203.804.528 (85.08%) dari 61.00%; 1.12. Kegiatan Penagihan PBB dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 754.138.690 (44.62%) dari total anggaran 1.690.000.000, Dengan realisasi fisik kegiatan 80.49%; 1.13. Kegiatan Pelayanan Validasi BPHTB dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 318.793.850 (63.76%) dari total anggaran 500.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 63.76%; 1.14. Kegiatan Penelitian dan Verifikasi SPPD BPHTB dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 230.738.450 (73.25%) dari total anggaran 315.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 73.25%; 1.15. Kegiatan Evaluasi dan Pengendalian BPHTB dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 224.053.850 (77.80%) dari total anggaran 288.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 77.80%; 1.16. Kegiatan Penagihan dan Pengadministrasian Dana Transfer dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan

II - 4 ini 270.724.120 (60.16%) dari total anggaran 450.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 60.16%; 1.17. Kegiatan Pendaftaran Wajib Pajak dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 186.354.600 (65.39%) dari total anggaran 285.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 65.39%; 1.18. Kegiatan Pendataan Wajib Pajak dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 452.189.300 (57.41%) dari total anggaran 787.700.000, dengan realisasi fisik kegiatan 101.97%; 1.19. Kegiatan Penerbitan dan Pendistribusian Dokumen Ketetapan Pajak dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 281.768.040 (70.44%) dari total anggaran 400.000.000, Dengan realisasi fisik kegiatan 86.09%; 1.20. Kegiatan Penyusunan Target Penerimaan dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 178.137.020 (50.29%) dari total anggaran 354.200.000, dengan realisasi fisik kegiatan 48.49%; 1.21. Kegiatan Evaluasi Zona Nilai Tanah dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 423.924.380 (48.45%) dari total anggaran 875.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 87.65%; 1.22. Kegiatan Up Dating Data PBB dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 711.620.500 (64.28%) dari total anggaran 1.107.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 109.79%; 1.23. Kegiatan Pemeliharaan Basis Data Objek Pajak PBB dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 840.872.000 (49.67%) dari total anggaran 1.693.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 87.84%; 1.24. Kegiatan Pengolahan Data BPHTB & Teknologi Informasi dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 103.725.000 (51.22%) dari total anggaran 202.500.000, dengan realisasi fisik kegiatan 56.26%; 1.25. Kegiatan Penerapan Sistem Pelaporan On Line Pajak Hotel dan Restoran dengan realisasi anggaran Belanja Langsung

II - 5 pada Kegiatan ini 501.722.271 (62.06%) dari total anggaran 808.384.000, dengan realisasi fisik kegiatan 90.00%; 1.26. Kegiatan Penanganan Keberatan dan Pengurangan PBB dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 466.840.500 (62.00%) dari total anggaran 753.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 40.08%; 1.27. Kegiatan Verifikasi Data Objek Pajak Bumi dan Bangunan Pajak dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 438.659.500 (62.00%) dari total anggaran 949.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 96.83%; 1.28. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi PBB dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 119.250.000 (10.06%) dari total anggaran 1.185.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 1.29. Kegiatan Penilaian PBB pada Sektor Telekomunikasi (Tower/BTS) dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 193.816.200 (40.04%) dari total anggaran 484.000.000,dengan realisasi fisik kegiatan 106.45%; 1.30. Kegiatan Pengelolaan Teknologi Informasi PBB dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 293.440.000 (35.65%) dari total anggaran 823.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 1.31. Kegiatan Integrasi Sistem Aplikasi dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 95.116.571 (91.87%) dari total anggaran 103.535.000,dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 1.32. Kegiatan Pelayanan Mobil Keliling dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 356.547.500 (46.24%) dari total anggaran 771.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 77.16%; 1.33. Kegiatan Identifikasi dan Penilainan Individu PBB pada Objek Pajak anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini dengan realisasi 339.580.000 (47.96%) dari total anggaran 708.000.000,dengan realisasi fisik kegiatan 106.00%;

II - 6 2) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran terdiri dari 16 kegiatan dengan perincian sebagai berikut : 2.1. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 949.724.393 (72.07%) dari total anggaran 1.317.840.000 dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 2.2. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 18.654.100 (26.58%) dari total anggaran 70.180.000, dengan realisasi fisik kegiatan 26.58%; 2.3. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 260.987.600 (67.83%) dari total anggaran 384.782.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 2.4. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 182.836.300 (91.55%) dari total anggaran 199.722.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 2.5. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 196.164.850 (85.88%) dari total anggaran 228.420.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 2.6. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 167.351.400 (91.77%) dari total anggaran 182.361.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 2.7. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 94.570.800 (61.81%) dari total anggaran 153.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 2.8. Kegiatan Penyediaan Bahan Logistik Kantor dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 9.527.700 (45.26%) dari total anggaran 21.050.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%;

II - 7 2.9. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 477.400.000 (67.58%) dari total anggaran 706.400.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 2.10. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 708.245.000 (74.42%) dari total anggaran 951.694.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 2.11. Kegiatan Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 136.591.000 (70.02%) dari total anggaran 195.088.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 2.12. Kegiatan Pelayanan dokumentasi dan arsip SKPD dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 385.294.000 (82.16%) dari total anggaran 468.968.000, dengan realisasi fisik kegiatan 82.16%; 2.13. Kegiatan Penyediaan Pelayanan Administrasi Barang dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 163.518.750 (79.74%) dari total anggaran 205.055.000, dengan realisasi fisik kegiatan 79.74%; 2.14. Kegiatan Penyediaan Sewa Tempat dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 730.650.000 (97.42%) dari total anggaran 750.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 2.15. Kegiatan Penyediaan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 208.469.325 (82.55%) dari total anggaran 252.522.000, dengan realisasi fisik kegiatan 82.55%; 2.16. Kegiatan Pengamanan Sarana dan Prasarana Perkantoran dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 777.952.500 (69.87%) dari total anggaran 1.113.360.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%;

II - 8 3) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, terdiri dari 9 kegiatan dengan perincian sebagai berikut : 3.1. Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 49.000.000 (3.44%) dari total anggaran 1.425.027.000, dengan realisasi fisik kegiatan 10%; 3.2. Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 341.520.000 (88.71%) dari total anggaran 385.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 3.3. Kegiatan Pengadaan Peralatan Kantor dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 707.326.000 (87.86%) dari total anggaran 805.106.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 3.4. Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Kantor dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 944.642.000 (95.36%) dari total anggaran 990.613.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 3.5. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 1.492.076.722 (74.65%) dari total anggaran 1.998.886.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 3.6. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala Kendaraan Dinas/Operasional dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 391.600.180 (64.86%) dari total anggaran 603.800.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 3.7. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 489.047.000 (90.34%) dari total anggaran 541.363.000, dengan realisasi fisik kegiatan 90.34%; 3.8. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala Taman Halaman Kantor dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada kegiatan ini 219.413.653 (70.41%) dari Total anggaran 311.611.000, dengan realiasi fisik kegiatan 75.00%;

II - 9 3.9. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala Instalasi Jaringan Listik dan komunikasi dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 19.697.000 (98.49%) dari total anggaran 20.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 3) Program peningkatan disiplin aparatur terdiri dari 1 kegiatan dengan perincian sebagai berikut : 3.1. Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya dengan Realisasi anggaran belanja langsung pada pada kegiatan ini 110.828.000 (67.25%), dari total anggaran 164.800.000, dengan realisasi fisik 100.00%; 5) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur terdiri dari 2 kegiatan dengan perincian sebagai berikut : 5.1. Kegiatan Pendidikan dan pelatihan Formal dengan realisasi anggaran belanja langsung pada kegiatan ini 814.000.000 (44.51%) dari total anggaran 824.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 5.2. Kegiatan Pembinaan Mental dan Rohani bagi Aparatur dengan realisasi anggaran Belanja langsung pada Kegiatan ini 219.080.000 (80.91%) dari total anggaran 270.760.000, dengan realisasi fisik kegiatan 80.91%. 6) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan terdiri dari 9 kegiatan dengan perincian sebagai berikut : 6.1. Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtiar realisasi Kinerja SKPD dengan realisasi anggaran Belanja langsung pada Kegiatan ini 56.815.700 (74.76%) dari total anggaran 75.997.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00 %; 6.2. Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran dengan realisasi anggaran Belanja langsung pada Kegiatan ini 20.384.590 (81.54%) dari total anggaran 25.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%; 6.3. Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun dengan realisasi anggaran Belanja langsung pada Kegiatan ini 15.456.940 (61.83%) dari total anggaran 25.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 100.00%;

II - 10 6.4. Kegiatan Penyusunan Perencanaan Anggaran dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 161.325.000 (71.69%) dari total anggaran 225.042.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 6.5. Kegiatan Penatausahaan Keuangan SKPD dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 525.338.600 (77.43%) dari total anggaran 678.460.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 6.6. Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SKPD dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 57.874.000 (76.18%) dari total anggaran 75.967.000, dengan realisasi fisik kegiatan 76.18%; 6.7. Kegiatan Publikasi Kinerja SKPD dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 54.000.000 (25.00%) dari total anggaran 216.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 25.00%; 6.8. Kegiatan Penyusunan Renja SKPD dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 38.700.000 (59.39%) dari total anggaran 65.164.000, dengan realisasi fisik kegiatan 75.00%; 6.9. Kegiatan Penyusunan Renstra SKPD dengan realisasi anggaran Belanja Langsung pada Kegiatan ini 49.736.000 (76.52%) dari total anggaran 65.000.000, dengan realisasi fisik kegiatan 76.52%; Hasil evaluasi kinerja pelaksanaan perencanaan anggaran sampai dengan Triwulan II tahun disajikan pada tabel 2.1.

II - 11 Prestasi dan Keberhasilan Keberhasilan yang dilaksanakan sampai dengan triwulan III tahun sebagai berikut : 1) Meningkatnya pendapatan Kabupaten Bogor yang melebihi target yaitu dari rencana sebesar 5.931.881.350.000 terealisasi 4.110.540.410.625 atau 69,30 %; Permasalahan dan Solusi 1) Masih terdapatnya wajib pajak yang belum sadar dan tertib dalam membayar pajak secara tepat waktu dan tepat jumlah; 2) Masih terbatasnya tenaga penilai, juru sita dan pemeriksa pajak yang kompeten di bidangnya; 3) Perlu ditingkatkan pelayanan pembayaran pajak ke masyarakat melalui mobling; 4) Perlunya penempatan petugas bjb di beberapa UPT potensial; 5) Pengembangan pelayanan berbasis web; 6) Perlu diadakannya in house training untuk meningkatkan kemampuan pegawai; 7) Perlu diadakannya sosialisasi peraturan per undang-undangan; 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD Analisis kinerja pelayanan Dinas berisikan capaian kinerja pelayanan Dinas berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Indikator kinerja kunci Dinas Kabupaten Bogor tahun adalah : 1. Optimalnya pendapatan dari rencana sebesar 5.931.881.350.000, terealisasi 4.110.540.410.625 atau 69,30 %. 2. Jumlah dan macam pajak serta retribusi, dari rencana 10 pajak dan 16 retribusi, terealisasi 10 pajak dan 16 retribusi ;

II - 12 Berkenaan dengan 25 penciri termaju Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, Dinas Kabupaten Bogor masuk dalam penciri ke-20, yaitu : Asli (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia. Sementara itu berkenaan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.54 tahun 2010, indikator pada Dinas Kabupaten Bogor adalah : Jumlah Pajak sebanyak 10 pajak dan Jumlah Retribusi sebanyak 16 retribusi. Hasil pencapaian kinerja pelayanan pelayanan SKPD disajikan dalam tabel 2.2.

II - 13 2.3 Isu Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD Dinas Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintah berdasarkan asas otonomi di bidang pendapatan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kabupaten Bogor mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan ; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang pendapatan ; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan ; 4. Pengelolaan kesekretariatan dinas; dan 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Berdasarkan Peraturan Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Dinas merupakan perangkat sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan di bidang pendapatan, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, pernasalahan tersebut antara lain : 1. Potensi dan lokasi yang sangat strategis namun belum dioptimalkan dalam menggali sumber-sumber pendapatan, baik dari sisi intensifikasi maupun ekstensifikasi; 2. Masih belum banyaknya produk hukum yang berkaitan dengan optimalisasi pendapatan, seperti Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan Standar Operasional Prosedur mengenai pelayanan pajak, PBB, BPHTB, pelayanan benda berharga dan lainnya, yang dapat dijadikan acuan kerja sehingga memudahkan untuk melakukan upaya peningkatan kinerja dan mengevaluasi kinerja;

II - 14 3. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dan kelembagaan/ ketatalaksanaan yang belum memadai khususnya dalam hal pajak dan retribusi, PBB dan BPHTB, karena institusi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) baru terbentuk pada tahun 2012, yang didalamnya banyak pegawai dari luar yang baru masuk, sehingga belum terlalu menguasai permasalahan di bidang pajak dan retribusi. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM ini juga disebabkan terbitnya berbagai regulasi baru tentang pendapatan sehingga persepsi yang belum merata dari setiap pegawai Dinas tentang regulasi tersebut; 4. Belum terbentuknya budaya kerja dari seluruh pegawai Dispenda, karena Visi, Misi, Nilai-nilai, Strategi dan Kebijakan dari Dinas baru disusun dalam Renstra pada tahun 2012 dan sekarang diperbaharui pada Renstra 2013-2018, sehingga belum disosialisasikan kepada seluruh pegawai Dispenda; 5. Kurangnya pengawasan dan pemeriksaan pajak, terutama dalam memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak/retribusi dengan benar, termasuk dalam melakukan porporasi karcis/bill/nota penjualan serta melaporkan secara teratur bonggol karcis/bill/nota penjualan dan sisa karcis/bill/nota pejualan yang tidak laku setiap bulannya, termasuk dalam membayar pajak dan retribusi ; 6. Kurangnya sosialisasi dan informasi tentang pembayaran pajak sehingga masih banyak masyarakat yang belum paham akan kemudahan dalam membayar pajak ; Apabila capaian kinerja Dinas Kabupaten Bogor rendah/tidak mencapai target sesuai yang telah ditetapkan pada tahun 2015 yaitu optimalisasi Asli (PAD), yang merupakan target penciri termaju ke-20 yaitu Asli (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia, maka akan berdampak terhadap tidak tercapainya visi Pemerintah Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju se-indonesia, misi ke-5 Pemerintah Kabupaten Bogor, tidak tercapainya prioritas Kabupaten Bogor ke-6 dan fokus yaitu peningkatan kualitas pelayanan kelembagaan perangkat. Hal ini akan berdampak juga pada tidak tercapainya prioritas provinsi Jawa

II - 15 Barat dan prioritas nasional, khususnya yang berkaitan dengan pendapatan. Metode SWOT Analysis adalah salah satu metode untuk dapat menganalisis berbagai permasalahan baik permasalahan internal maupun eksternal yang dihadapi oleh suatu organisasi. Dalam analisis SWOT lingkungan internal dan eksternal menjadi dua kunci utama dalam menganalisis kondisi-kondisi yang dihadapi oleh suatu organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan). Sedangkan lingkungan eksternal meliputi Opportunity (Peluang) dan Threaths (Ancaman). Adapun masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai berikut : 1. LINGKUNGAN INTERNAL KEKUATAN (STRENGTH): 1). Hukum dan Perundangan :Terbitnya Peraturan No. 8 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas dan Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPT Pajak pada Dinas. Sebagai dasar dalam pengelolaan pendapatan asli, maka acuan hukum yang digunakan oleh Dinas Kabupaten Bogor dapat bersumber dari aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai petunjuk teknis yang mengatur tentang sistem administrasi dalam pengelolaan PAD, maupun peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah /badan legislatif sebagai dasar hukum penyelenggaraan pemungutan pajak/retribusi ; 2). Potensi dan lokasi : letak geografis Wilayah Kabupaten Bogor sebagai penyangga ibu kota negara yang strategis sudah barang tentu menjadikan suatu kekuatan terhadap perkembangan perumahan, sektor industri dan sektor jasa perdagangan lain yang berpotensi menjadi sumbersumber pendapatan, baik dari sektor PAD, Dana Perimbangan maupun Lain-Lain yang Sah; 3). Kelembagaan dan Tata Laksana : Pada tahun 2012 Dinas, Keuangan dan Barang berubah

II - 16 mengalami pemisahan fungsi menjadi Dinas dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang. Hal ini menjadi suatu kekuatan bagi Dinas untuk lebih fokus melaksanakan pengelolaan pendapatan. Indikator yang digunakan dalam penilaian kinerja Dinas Kabupaten Bogor adalah produktivitas, kualitas layanan, responsiveness, responsibility dan akuntabilitas. Berkenaan dengan baru terbentuknya Unit Pelaksana Teknis di 20 UPT turut menjadikan kekuatan bagi Dinas karena dapat menjangkau wajib pajak ke seluruh desa/kecamatan serta lebih fokus menangani pendapatan ; 4). Sumber Daya Manusia : Aspek sumber daya manusia yang berkualitas dengan latar belakang Strata-3, Strata-2 dan Strata-1 sebanyak 37.90%, yang merupakan kekuatan dan dapat meningkatkan kinerja Dinas dalam melaksanakan pengelolaan pendapatan maupun pelayanan terhadap masyarakat wajib pajak; 5). Pembiayaan : Tersedianya anggaran/dana yang memadai untuk penyelenggaraan program dan kegiatan Dinas ; 6). Sarana/Prasarana : Tersedianya sistem informasi tentang pajak dan pajak on line sehingga optimalisasi pengelolaan data pendapatan dapat terwujud. Selain itu gedung yang representatif dan dilengkapi dengan peralatan memadai menjadikan kekuatan di bidang sarana/prasarana; 7). Budaya Kerja; Budaya kerja dalam satu institusi/organisasi haruslah memiliki kesamaan, dikarenakan disatukan oleh visi misi dan tujuan yang sama. Budaya kerja harus disosialisasikan terus menerus agar dapat berjalan sesuai dengan harapan; 8). Kepemimpinan; Aspek kepemimpinan yang menjadi perhatian adalah gaya kepemimpinan serta sikap dalam pengambilan keputusan oleh Kepala Dinas Kabupaten Bogor. Dalam memimpin organisasinya kedua aspek tersebut akan mempengaruhi kinerja para pegawai yang berada didalamnya. Hal ini terkait dengan human relation, delegation

II - 17 of authority (pendelegasian wewenang) dan divison of work (pembagian kerja). Selain itu, komitmen pimpinan dan staf yang sangat tinggi sebagai institusi baru, dapat mewujudkan visi dan misi Dinas Kabupaten Bogor; KELEMAHAN (WEAKNESSES): 1). Hukum dan Perundangan : Masih belum banyaknya produk hukum yang berkaitan dengan optimalisasi pendapatan, seperti Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan Standar Operasional Prosedur mengenai pelayanan pajak, PBB, BPHTB, pelayanan benda berharga dan lainnya, yang dapat dijadikan acuan kerja sehingga masih menyulitkan untuk melakukan upaya peningkatan kinerja dan mengevaluasi kinerja; 2). Potensi dan lokasi : letak geografis Wilayah Kabupaten Bogor sebagai penyangga ibu kota negara belum dioptimalkan dalam menggali sumber-sumber pendapatan, baik dari sisi intensifikasi maupun ekstensifikasi. Hal ini terlihat masih belum tergali obyek pajak dan dipetakan secara detail potensi yang terkait dengan lokasi yang strategis tersebut; 3). Sumber Daya Manusia : Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang pendapatan yang belum memadai khususnya dalam hal pajak dan retribusi, PBB dan BPHTB serta dana tranasfer, karena institusi Dinas baru terbentuk pada tahun 2012, yang didalamnya banyak pegawai dari luar yang baru masuk, sehingga belum sepenuhnya menguasai permasalahan di bidang pajak dan retribusi. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM ini juga disebabkan terbitnya berbagai regulasi baru tentang pendapatan sehingga persepsi dari setiap pegawai Dinas yang belum merata tentang regulasi tersebut. Hal ini juga disebabkan karena baru terbentuknya Unit Pelaksana Teknis sebanyak 20 UPT pada tahun 2012, yang didalamnya masih banyak terdapat sumberdaya manusia baik sebagai Kepala UPT, Kasubag TU UPT maupun staf UPT yang belum sepenuhnya memahami tentang tugas pokok dan fungsi UPT,

II - 18 sebagai akibat belum tersedianya Standar Operasional Prosedur UPT. Selain itu kelemahan lainnya di bidang SDM adalah Dinas belum memiliki PPNS, juru penilai, auditor, juru sita dan Sistem Pengawasan Internal (SPI), padahal jabatan fungsional tersebut sangat dibutuhkan; 4). Sarana/Prasarana : Kendala sarana prasarana karena Dinas belum memiliki sistem yang terintegrasi dan on line pada 40 kecamatan dan 20 UPT Pajak ; 2. LINGKUNGAN EKSTERNAL PELUANG (OPPORTUNITY): 1). Dampak diberlakukannya UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi adalah dilimpahkannya BPHTB dan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan dari Pusat ke. Hal ini merupakan peluang bagi peningkatan pendapatan ; 2). Dukungan dari Lembaga Eksekutif dan Lembaga Legislatif kepada Dinas atas pengelolaan pendapatan di wilayah Kabupaten Bogor; 3). Kondisi sosial di wilayah Kabupaten Bogor cukup kondusif sehingga dapat memberikan rasa aman bagi investor untuk berinvestasi di wilayah Kabupaten Bogor; 4). Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan industri dan kegiatan bisnis di wilayah Kabupaten Bogor akan bertambah jumlah perusahaan/pengusaha yang melakukan kegiatan bisnisnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan potensi PAD; 5). Bantuan dana insentif dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan dan ; 6). Kemajuan teknologi dan pemanfaatan perangkat keras yang menunjang efisiensi dan efektivitas pelayanan kepada publik; 7). Perkembangan PDRB dan pendapatan perkapita di wilayah Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sehingga mengakibatkan peningkatan dalam pendapatan ; 8). Kerjasama yang telah terjalin baik dengan para stakeholder, seperti pemerintah lainnya, pemerintah pusat dan

II - 19 propinsi, instansi terkait lainnya, pihak perbankan dan KPP Pratama, PLN, PDAM, BUMD lainnya, pengusaha, asosiasi dan tokoh masyarakat, sehingga pelayanan publik dapat lebih baik; ANCAMAN (THREAT): 1). Kesadaran masyarakat dalam memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak/retribusi dengan benar masih rendah; 2). Luas wilayah yang besar dan keterbatasaan sumber pendapatan dan pembiayaan untuk sangat menyulitkan menentukan skala prioritas; 3). Kebijakan/regulasi pemerintah pusat yang kurang terhadap para pengusaha sehingga akan berdampak terhadap laju operasi perusahaan. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi kewajiban pajak/retribusi perusahaan; 4). Dikarenakan adanya lokasi objek pajak/subjek pajak/retribusi dengan kabupaten/kota yang berada di sekitar wilayah Kabupaten Bogor, maka akan berdampak terhadap pembagian realisasi pajak itu sendiri terhadap masing-masing wilayah; 5). Dengan adanya wacana pemekaran Kabupaten Bogor Barat menjadi ancaman pengurangan pendapatan Kabupaten Bogor. Strategi Umum Kinerja Dinas Kabupaten Bogor: a. Tahap Perencanaan; Tahap ditentukannya berapa besar target dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan target tersebut dalam periode waktu tertentu, pengelolaan dan pengolahan Data Potensi yang lebih representatif dan akurat; b. Tahap Pelaksanaan; Kegiatan pendaftaran dan pendataan merupakan kegiatan yang menentukan dalam pengelolaan pendapatan asli. Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan pendaftaran dan pendataan akan diperoleh data wajib pajak/retribusi yang potensi sebagai dasar dalam menetapkan prediksi pendapatan. menumbuhkembangkan pemahaman kepada masyarakat di bidang pendapatan

II - 20 serta meningkatkan kapabilitas aparatur atas pengetahuan dan pemahaman mengenai pendapatan ; c. Tahap Koordinasi; Koordinasi dengan instansi terkait sebagai unit kerja pengelola sumber PAD diharapkan dapat lebih efektif dan efisien untuk menggali potensi-potensi baru yang belum diketahui atau yang akan dikelola oleh instansi-instansi tersebut; d. Tahap Pengawasan; Pengawasan diharapkan dapat dilakukan secara sinergis tidak hanya dilakukan terpusat pada aktivitas pemungutan di lapangan saja, tetapi pengawasan pun dilakukan dengan pemeriksaan administratif terhadap hasil pungutan pajak dan retribusi secara khusus. Demikian pula dengan pengawasan internal yang dilakukan secara simultan dan berkesinambungan dapat mengantisipasi penyimpangan/ penyelewengan dalam pengelolaan hasil pemungutan pajak/retribusi maupun kesalahan dalam pembuatan laporan; e. Tahap Evaluasi; Evaluasi setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan di Dinas diharapkan tidak hanya dilakukan secara insidentil, tetapi dapat dilakukan secara berkesinambungan secara internal maupun dengan melibatkan instansi pengelola sumber PAD lainnya, sehingga perkembangan dan berbagai persoalan yang berhubungan dengan pengelolaan PAD dapat diikuti dengan baik; Isu penting dalam rencana penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas tahun yaitu melaksanakan urusan Pemerintah berdasarkan asas otonomi di bidang pendapatan adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya realisasi pendapatan ; b. Optimalnya dari pemerintah Pusat dan pemerintah Provinsi; dan c. Meningkatnya kualitas administrasi dan teknologi informasi, sistem perencanaan, pendataan, penilaian, penetapan, penatausahaan, pembinaaan, pengembangan, penagihan, sistem pengawasan internal, evaluasi dan pengendalian pendapatan.

II - 21 2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Rencana Kerja Pembangunan (RKPD) merupakan kerangka dan langkah awal dalam menghimpun dan menyusun semua rencana kebutuhan. Sudah menjadi kewajaran apabila kebutuhan akan selalu lebih besar daripada sumber daya yang dimiliki. Dengan melihat dan membandingkan antara keinginan (rencana ) dengan realita kemampuan yang dimiliki, maka dilakukanlah seleksi terhadap rencana untuk menuju skala prioritas rencana hingga akhirnya disusunlah rumusan kebijakan umum anggaran. Dengan berdasarkan beberapa pertimbangan yang ada baik dari tingkat pusat, provinsi maupun, prioritas Kabupaten Bogor tahun yang ditetapkan adalah: 1. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Layanan Pendidikan dan Kesehatan; 2. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial Masyarakat; 3. Meningkatkan Daya Saing Perekonomian ; 4. Optimalisasi Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pelayanan Masyarakat; 5. Optimalisasi Pengelolaan Ruang dan Lingkungan Hidup; 6. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Transparan. Dengan telah ditetapkannya prioritas pada tahun harus diarahkan untuk tercapainya seluruh target penciri termaju yang tertuang di dalam RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Berkaitan dengan arah kebijakan RKPD, Bappeda sebagai badan yang bertugas sebagai perencana berada pada kebijakan ke empat yakni tata kelola pemerintahan yang baik. Review terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun dan rumusan kebutuhan program dan kegiatan tahun disajikan pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4. 2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat Program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas merupakan hasil rumusan perencanaan yang di mulai dari tingkat Desa, Kecamatan (melalui Musrenbang dan yang masuk melalui

II - 22 Unit Pelayanan Teknis Pajak ) hingga tingkat Kabupaten (melalui Forum Gabungan SKPD dan rapat intern bidang-bidang pada Dinas ). Tetapi dalam perjalanannya terdapat masukan dari para pemangku kepentingan untuk menjembatani atau mengaspirasikan usulan masyarakat yang tidak tertampung dalam pintu perencanaan. Proses penjaringan aspirasi oleh para pemangku kepentingan ini melalui mekanisme yang dilakukan secara simultan melalui kunjungan kerja anggota legislatif, reses atau kebijakan-kebijakan yang diambil melalui proses jumling atau boling, yang dihadiri oleh UPT Pajak maupun Dinas. Hasil usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan tahun Kabupaten Bogor disajikan pada tabel 2.5.

BAB III RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM PERUBAHAN RENCANA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR Rencana Program dan Kegiatan Dalam Perubahan Rencana Kerja Dinas Kabupaten Bogor Tahun yang dituangkan dalam Bab III ini, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi program dan kegiatan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya. Adapun penjabarannya disajikan dalam bentuk Matrik Rencana Program dan Kegiatan berdasarkan SKPD yang menanganinya. Uraian Rencana Program dan Kegiatan yang disajikan dalam Bab III ini adalah bersifat menyeluruh, yang didanai oleh APBD perubahan Kabupaten Bogor tahun. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Dalam Renstra Dinas tahun 2013-2018, program dan kegiatan dikategorikan kedalam Program/Kegiatan lokasilitas SKPD, berikut disajikan Program dan Kegiatan Dinas Kabupaten Bogor tahun dan prakiraan maju tahun 2017. Adapun rincian Rencana Program dan Kegiatan Kabupaten Bogor Tahun dapat dilihat dalam Tabel 3.1

BAB IV P E N U T U P Perubahan Renja Dinas Tahun merupakan dokumen perencanaan yang penting dipedomani untuk memberikan arah bagi pelaksanaan program dan kegiatan pada Semester II tahun di lingkup Dinas yang ditargetkan untuk mewujudkan visi Pemerintah Kabupaten Bogor yaitu Kabupaten Bogor menjadi kabupaten termaju di Indonesia. Dalam upaya mencapai target tahun, seluruh perubahan yang terjadi dalam program/kegiatan tahun telah mempertimbangkan kemampuan realisasi pelaksanaannya hingga akhir tahun. Dengan demikian diharapkan seluruh unsur di lingkup Dinas dapat mempedomani isi dokumen Perubahan Renja SKPD tahun ini dengan sebaik-baiknya. Ditetapkan di Cibinong Pada tanggal KEPALA DINAS PENDAPATAN DAERAH DEDI A. BACHTIAR Pembina Utama Muda NIP. 196201221985031004

TABEL 2.1 EVALUASI KINERJA PELAKSANAAN PERENCANAAN ANGGARAN DAERAH SAMPAI DENGAN TAHUN URUSAN BIDANG URUSAN SKPD : WAJIB : OTONOMI DAERAH UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,PERANGKAT DAERAH,KEPAGAWAIAN DAN PERSANDIAN : DINAS PENDAPATAN DAERAH Kode Program/Kegiatan 20 52 01 Program pelayanan - Tersediaya fasilitasi pendukung administrasi perkantoran Indikator Kinerja Program (Outcome) / Kegiatan (Output) guna meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran Target Capaian Kinerja Renstra Tahun 2018 Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan Tahun 2015 1 2 3 4 5 Target Kinerja Renja Tahun 6 Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan s/d Triwulan II Tahun Capaian Target Renstra s/d Triwulan II Tahun Realisasi Realisasi Tingkat Realisasi Kinerja Renja Tingkat Capaian Realisasi Target Capaian Target Kinerja (%) (%) 7 8=(7/6) 9=(5+7) 10=(9/4) 20 52 01 01 1 Penyediaan Jasa Surat - Jumlah Materai 3000 yang 15000 lembar 3000 lembar - - - - - - - - Menyurat dipergunakan - Jumlah Materai 6000 yang 15000 lembar 3050 lembar - - - - - - - - dipergunakan - Jumlah Perangko yang 500 lembar 500 lembar dipergunakan 20 52 01 02 2 Penyediaan Jasa - Jumlah jaringan telepon yang 23 line 23 line 23 line 23 line 1.00 23 line 1 Komunikasi, Sumber Daya dipergunakan Air dan Listrik - Jumlah jaringan listrik yang 23 jaringan 21 jaringan 21 jaringan 21 jaringan 1.00 21 jaringan 1 dipergunakan - Jumlah jaringan Internet yang 21 line 21 line 21 line 21 line 1.00 21 line 1 dipergunakan - Jumlah jaringan Air yang 22 jaringan 21 jaringan 21 jaringan 21 jaringan 1.00 21 jaringan 1 dipergunakan 20 52 01 06 3 Penyediaan Jasa Jumlah kendaraan dinas/operasional Pemeliharaan dan Perizinan yang di bayar pajaknya Kendaraan Dinas/ - kendaraan roda 4 47 Unit 45 Unit 47 Unit 47 Unit 1.00 47 Unit 1 Operasional - kendaraan roda 2 106 Unit 106 Unit 106 Unit 106 Unit 1.00 106 Unit 1 20 52 01 08 4 Penyediaan Jasa Kebersihan - Jumlah orang petugas kebersihan 14 Orang 14 Orang 14 orang 14 Orang 1.00 14 Orang 1 Kantor - Jumlah alat kebersihan kantor 38 jenis alat 38 jenis alat 33 jenis 17 jenis alat 17 Jenis alat 20 52 01 10 5 Penyediaan Alat Tulis Kantor - Jumlah alat tulis yang tersedia 14 ATK Dinas 14 ATK Dinas 7 jenis ATK 7 jenis ATK 1.00 7 jenis ATK 0.5 36 ATK UPT 36 ATK UPT 20 52 01 11 6 Penyediaan Barang Cetakan - Jumlah barang cetakan dan 175 Jenis 25 Jenis 20 jenis barang 20 jenis barang 1.00 20 jenis barang 0.1 dan Penggandaan penggandaan yang tersedia 1,000,000 lembar 19,613 lembar cetakan dan cetakan dan cetakan dan 0.00 penggandaan penggandaan penggandaan 20 52 01 12 7 Penyediaan Komponen - Jumlah komponen instalasi listrik/ 45 Jenis 9 Jenis 8 jenis 8 jenis 1.00 8 jenis 0.2 Instalasi Listrik/Penerangan penerangan bangunan kantor yang 12 bulan 12 bulan 419 materai 419 materai 1.00 419 materai 34.91666667 Bangunan Kantor tersedia 20 52 01 15 8 Penyediaan Bahan Bacaan - Jumlah surat kabar yang tersedia dan Peraturan Perundang- - Buku peraturan perundang - 15 Jenis 3 Jenis 12 Bulan 6 Bulan 0.50 6 Bulan 0.4