PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PERUBAHAN DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PERUBAHAN DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PERUBAHAN DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

2 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dapat menyelesaikan penyusunan Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Tahun Penyusunan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Tahun ini disusun sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri. Penyusunan Perubahan RENSTRA ini dilakukan karena adanya perubahan SOTK baru dari semula Dinas Pendapatan Daerah ke Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. Pemberian kewenangan dimaksudkan agar daerah dapat meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang didukung dengan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance). Upaya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dimaksud dilaksanakan dengan melalui prinsip-prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Sementara itu, Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan kepada daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Walaupun pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah tetap harus memperhatikan kesinambungan antara perencanaan pembangunan pemerintahan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan antar pemerintah daerah. Dengan demikian, pencapaian tujuan pembangunan daerah mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional. Dalam rangka penyesuaian terhadap perubahan peraturan perundang-undangan dengan terbitnya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kebijakan nasional dan pemekaran daerah, serta penyelarasan dengan RPJMN, RPJMD Provinsi, dan menyikapi perkembangan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Bogor akan melakukan perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun

3 ii Seiring dengan hal tersebut, diperlukan penyelarasan dari masingmasing Perangkat Daerah dalam bentuk Perubahan Rencana Strategis guna sinkronisasi perencanaan pembangunan jangka menengah antara Pemerintah Kabupaten Bogor dengan masing-masing Perangkat Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai bagian dari perencanaan lima tahunan, penyusunan Perubahan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) tahun perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, terutama dalam keterikatan antar substansi didalamnya dengan Perubahan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang telah disusun dalam jangka waktu lima tahunan. Akhir kata, semoga Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tahun ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai masukan bagi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah serta peningkatan kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan prima terhadap masyarakat. Cibinong, 20 Juli 2017 JABATAN PARAF TGL K E P A L A Sekretaris Ka.Sub.Bag Prolap DEDI A. BACHTIAR Pembina Utama Muda NIP

4 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I PENDAHULUAN... I Latar Belakang... I Landasan Hukum... I Maksud dan Tujuan... I Sistematika Penulisan... I-6 BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH... II Tugas, Fungsi, dan Struktur Perangkat Daerah... II Sumber Daya Perangkat Daerah... II Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah... II Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah... II-22 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI... III Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah...III Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah... III Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga dan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat...III Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis... III Penentuan Isu-Isu Strategis... III-10

5 vi BAB IV TUJUAN DAN SASARAN...IV Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah...IV-1 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF... V-1 BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD... VI-1

6 vi DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Periode Tahun 2017)... II-17 Tabel 2.2 : Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Pendapatan Daerah yang Menduduki Jabatan dan Staf pada Tahun II-18 Tabel 2.3 : Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor berdasarkan Golongan/Pangkat Tahun II-19 Tabel 2.4 : Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kab.Bogor Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tahun II-20 Tabel 2.5 : Sumber Daya Sarana dan Prasarana Pendukung Kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor... II-20

7 vi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor... II-2 Gambar 2.2 : Bagan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor...II-15 Gambar 3.1 : Skema Keterkaitan RPJMN , RPJMD Jawa Barat , RPJMD Kab. Bogor III-15

8 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR Nomor : / -Proglap Lampiran : 1 (satu) dokumen TENTANG PENETAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Perubahan Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun ; b. bahwa berdasarkan Pasal 97 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Kepala SKPD menetapkan Renstra SKPD menjadi pedoman unit kerja dalam menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang

9 perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tentang Penetapan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun sebagai pedoman dalam menyusun rancangan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8), sebagaimana telah diubah Dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

10 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembahan Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

11 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 16. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur; 17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 25 Seri E); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 95, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 95);

12 21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 96) 22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah 23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pajak Daerah 24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor tahun Peraturan Bupati Bogor Nomor 34 Tahun 2009 tentang Nilai Jual Pengambilan Bahan Galian Golongan C; 26. Peraturan Bupati Bogor Nomor 60 Tahun 2010 tentang Nilai Jual Obyek Pajak Reklame; 27. Peraturan Bupati Bogor Nomor 74 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah; 28. Peraturan Bupati Bogor Nomor 75 Tahun 2010 tentang Sistem dan Prosedur Pajak Hotel, Restoran dan Hiburan; 29. Peraturan Bupati Bogor Nomor 76 Tahun 2010 tentang Sistem dan Prosedur Pajak Penerangan Jalan; 30. Peraturan Bupati Bogor Nomor 77 Tahun 2010 tentang Sistem dan Prosedur Pajak Air Tanah; 31. Peraturan Bupati Bogor Nomor 78 Tahun 2010 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan dan Pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); 32. Peraturan Bupati Bogor Nomor 59 Tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; 33. Peraturan Bupati Nomor 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan

13 Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah; 34. Peraturan Bupati Bogor Nomor 104 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pajak Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. 35. Keputusan Bupati Bogor Nomor 050/382/Kpts/Per-UU/2017 tentang Pengesahan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah Kabupaten Bogor Tahun M E M U T U S K A N Menetapkan : KESATU : Perubahan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini; KEDUA : Perubahan Renstra sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun dan menjadi pedoman dalam menyusun rancangan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor sampai tahun 2018; KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor; KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Pada Tanggal : Cibinong : 20 Juli 2017 JABATAN PARAF TGL K E P A L A Sekretaris Ka.Sub.Bag Prolap DEDI A. BACHTIAR Pembina Utama Muda NIP

14

15 LAMPIRAN XXXII KEPUTUSAN BUPATI NOMOR : 050/382/Kpts/Per-UU/2017 TANGGAL : 7 Juli 2017 PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintahan Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, berkonsentrasi pada terjadinya Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor tahun Perubahan target indikator kinerja daerah yang disesuaikan dengan adanya pemberlakuan nomenklatur perangkat daerah baru, menuntut setiap perangkat daerah menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang berpedoman pada Perubahan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Perubahan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Tahun yang disusun berdasarkan substansi kebijakan, program dan indikator kinerja kunci daerah dalam perubahan RPJMD Tahun , merupakan dasar dan pedoman dalam perencanaan dan pencapaian target kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah untuk tahun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dalam mendukung pembangunan Kabupaten Bogor berdasarkan kewenangan Urusan Penunjang pada Bidang Keuangan, demi terwujudnya Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia. Disamping itu, diharapkan dokumen Perubahan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Tahun dapat dijadikan acuan dasar dalam penyusunan Renstra Perangkat Daerah Transisi tahun sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Bogor tentang RPJMD Tahun

16 I-2 I.2. Landasan Hukum Landasan hukum yang dijadikan pedoman dan secara langsung terkait dengan penyusunan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8), sebagaimana telah diubah Dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

17 I-3 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembahan Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 16. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

18 I Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 25 Seri E); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 95, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 95); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 96) 22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah 23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pajak Daerah; 24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor tahun Peraturan Bupati Bogor Nomor 34 Tahun 2009 tentang Nilai Jual Pengambilan Bahan Galian Golongan C; 26. Peraturan Bupati Bogor Nomor 60 Tahun 2010 tentang Nilai Jual Obyek Pajak Reklame; 27. Peraturan Bupati Bogor Nomor 74 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah; 28. Peraturan Bupati Bogor Nomor 75 Tahun 2010 tentang Sistem dan Prosedur Pajak Hotel, Restoran dan Hiburan; 29. Peraturan Bupati Bogor Nomor 76 Tahun 2010 tentang Sistem dan Prosedur Pajak Penerangan Jalan;

19 I Peraturan Bupati Bogor Nomor 77 Tahun 2010 tentang Sistem dan Prosedur Pajak Air Tanah; 31. Peraturan Bupati Bogor Nomor 78 Tahun 2010 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan dan Pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); 32. Peraturan Bupati Bogor Nomor 59 Tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; 33. Peraturan Bupati Nomor 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah; 34. Peraturan Bupati Bogor Nomor 104 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pajak Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. 35. Keputusan Bupati Bogor Nomor 050/382/Kpts/Per-UU/2017 tentang Pengesahan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah Kabupaten Bogor Tahun Maksud dan Tujuan Perubahan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan Perubahan RPJMD Kabupaten Bogor tahun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor, sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dan Peraturan Bupati Bogor Nomor 104 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pajak Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. Tujuan penyusunan Perubahan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun untuk dijadikan landasan/pedoman dalam penyusunan Perubahan Renja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah selama 2 tahun, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah serta

20 I-6 sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan 2 (dua) tahunan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor. 1.4 Sistematika Penulisan Penyusunan Perubahan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor dilakukan oleh Tim Penyusun Perubahan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. Dalam proses penyusunan Renstra juga melibatkan seluruh anggota organisasi dalam rapat-rapat internal serta melibatkan stakeholders Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dalam rapat koordinasi. Keterlibatan beberapa pihak baik pihak internal maupun eksternal dapat memberikan kontribusi masukan dalam penyusunan Perubahan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun Sistematika penulisan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Landasan Hukum dan Sistematika Penulisan; BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH (PD) Pada bab ini menjelaskan mengenai Struktur Perangkat Daerah (PD), Tugas Pokok dan Fungsi, Sumber Daya Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Kinerja Pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah; BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bab ini menjelaskan mengenai Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Sumber Daya Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Kinerja Pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

21 I-7 BAB IV TUJUAN DAN SASARAN Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Tujuan, dan Sasaran Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun ; BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini menjelaskan mengenai Program dan Kegiatan Lokalitas PD, Program Lintas PD dan Program Kewilayahan disertai Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif yang terdapat di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah untuk periode tahun BAB VI INDIKATOR KINERJA PD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bab ini dikemukakan indikator kinerja PD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai PD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

22 BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR PERANGKAT DAERAH Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pendapatan daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penyusunan kebijakan teknis pengelolaan pendapatan daerah; b. pelaksanaan tugas dukungan teknis pengelolaan pendapatan daerah; c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis pengelolaan pendapatan daerah; d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan pendapatan daerah; e. pelaksanaan administrasi Badan; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya. Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Badan merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang melaksanakan fungsi penunjang keuangan di bidang pendapatan daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Adapun susunan organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor terdiri dari : a. Kepala Badan; b. Sekretariat, membawahkan : 1. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan.

23 II-2 c. Bidang Perencanaan dan Pengembangan, membawahkan: 1. Sub Bidang Perencanaan dan Dana Transfer; 2. Sub Bidang Pengembangan; dan 3. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi. d. Bidang Pajak Daerah, membawahkan : 1. Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran; 2. Sub Bidang Verifikasi dan Penetapan; dan 3. Sub Bidang Penagihan dan Keberatan. e. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, membawahkan : 1. Sub Bidang Pendataan dan Penilaian; 2. Sub Bidang Pelayanan dan Penetapan; dan 3. Sub Bidang Penagihan dan Keberatan. f. Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, membawahkan: 1. Sub Bidang Pendataan; 2. Sub Bidang Validasi; dan 3. Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan. g. UPT; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional. Secara lengkap Susunan Organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1. KEPALA BADAN SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN BIDANG PAJAK DAERAH SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN BIDANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BIDANG PERENCANAAN DAN DANA TRANSFER SUB BIDANG PENDATAAN DAN PENDAFTARAN SUB BIDANG PENDATAAN DAN PENILAIAN SUB BIDANG PENDATAAN SUB BIDANG PENGEMBANGAN SUB BIDANG VERIFIKASI DAN PENETAPAN SUB BIDANG PELAYANAN DAN PENETAPAN SUB BIDANG VALIDASI SUB BIDANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI SUB BIDANG PENAGIHAN DAN KEBERATAN SUB BIDANG PENAGIHAN DAN KEBERATAN SUB BIDANG VERIFIKASI DAN KEBERATAN UPT Gambar 2.1. Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

24 II-3 Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sekretariat dan bidang adalah sebagai berikut : 1. SEKRETARIAT Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan kesekretariatan Badan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi : a. pengkoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan Badan; b. pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian Badan; c. penyusunan kebijakan penataan organisasi organisasi Badan; d. pengelolaan keuangan Badan; e. pengelolaan situs web Badan; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh : i. Sub Bagian Program dan Pelaporan; Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan, penyusunan program dan pelaporan Badan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan Badan; b. pelaksanaan pengelolaan hubungan masyarakat; c. pengelolaan penyusunan anggaran Badan; d. pengelolaan situs web Badan; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang tugasnya.

25 II-4 ii. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian Badan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana yang dimaksud diatas, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi : a. pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Badan; b. pengelolaan barang/jasa Badan; c. penyiapan bahan penyusunan kebijakan penataan organisasi Badan; d. pengelolaan layanan administrasi kepegawaian Badan; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya. iii. Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan keuangan Badan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penatausahaan keuangan Badan; b. penyusunan pelaporan keuangan Badan; dan c. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. 2. BIDANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN Bidang Perencanaan dan Pengembangan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan perencanaan, pengembangan, pengendalian dan evaluasi serta koordinasi penerimaan pendapatan daerah. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana yang dimaksud pada penjelasan sebelumnya, Bidang Perencanaan dan Pengembangan mempunyai fungsi : a. perencanaan target penerimaan pajak daerah; b. pengoordinasikan penyusunan target pendapatan daerah; c. pengembangan pengelolaan pendapatan daerah; d. penyusunan rancangan produk hukum di bidang pendapatan daerah; e. pengendalian dan evaluasi pengelolaan pendapatan daerah;

26 II-5 f. pengolahan data bagian desa dari penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah; g. pengelolaan dana transfer; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan Bidang Perencanaan dan Pengembangan; dan i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Perencanaan dan Pengembangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh : i. Sub Bidang Perencanaann dan Dana Transfer; Sub Bidang Perencanaan dan Dana Transfer mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan dalam melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis perencanaan pendapatan daerah dan pengelolaan dana transfer. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada penjelasan sebelumnya, Sub Bidang Perencanaan mempunyai tugas : a. penyusunan target pendapatan Daerah; b. penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan target target pendapatan Daerah; c. pengumpulan, pengolahan dan perumusan bahan kebijakan teknis dalam rangka penggalian potensi pendapatan Daerah; d. pelayanan dan analisis benda berharga; e. pengelolaan dana transfer; f. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Perencanaan dan Dana Transfer; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. ii. Sub Bidang Pengembangan; Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan dalam mengembangkan pengelolaan pendapatan daerah serta mempersiapkan bahan penyusunan rancangan produk hukum Daerah di bidang pendapatan Daerah. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas :

27 II-6 iii. a. penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis pengembangan pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah; b. inventarisasi, pengkajian, dan penyiapan penyusunan produk hukum di bidang pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah; c. pelaksanaan sosialisasi dan pembinaan teknis aparatur di bidang pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah; d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Pengembangan; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan dalam melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan pengendalian dan evaluasi pengelolaan pendapatan Daerah. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi mempunyai tugas : a. pengendalian pemungutan pendapatan Daerah; b. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan pendapatan Daerah; c. penghitungan dan penyusunan data bagian desa dari hasil penerimaan pajak Daerah dan retribusi Daerah; dan d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya. 3. BIDANG PAJAK DAERAH Bidang Pajak Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan pemungutan pajak daerah, yang meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir dan Pajak Air Tanah. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pajak Daerah mempunyai fungsi :

28 II-7 a. pengelolaan pendaftaran wajib pajak daerah; b. pendataan dan pengadministrasian objek dan subjek pajak daerah; c. pengelolaan penagihan pajak daerah; d. pengelolaan perhitungan dan penerbitan dokumen-dokumen ketetapan pajak daerah; e. pelaksanaan pemeriksaan pajak daerah; f. pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan Bidang Pajak Daerah; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Pajak Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh : i. Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran Sub Bidang Pendataan dan Pedaftaran mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pajak Daerah dalam melaksanakan pendaftaran dan pendataan pajak daerah. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub Bidang Pendataan mempunyai fungsi : a. pelayanan pengadministrasian pendaftaran wajib pajak daerah; b. pendataan subjek dan objek pajak daerah; c. pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parkir dan pajak air tanah; d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. ii. Sub Bidang Verifikasi dan Penetapan Sub Bidang Verifikasi dan Penetapan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pajak Daerah dalam melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dalam melaksanakan perhitungan dan penerbitan ketetapan pajak daerah. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Verifikasi dan Penetapan mempunyai fungsi :

29 II-8 a. penelitian data dan perhitungan pajak daerah; b. pendokumentasian nota perhitungan pajak daerah; c. penerbitan dan pendistribusian dokumen-dokumen ketetapan pajak daerah; d. pelaksanaan pemeriksaan pajak daerah; e. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Verifikasi dan Penetapan; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. iii. Sub Bidang Penagihan dan Keberatan Sub Bidang Penagihan dan Keberatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pajak Daerah dalam melaksanakan penagihan dan pelayanan keberatan pajak daerah. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Penagihan mempunyai fungsi : a. penerbitan surat-surat atau dokumen dalam rangka penagihan pajak daerah; b. pelaksanaan dan pengadministrasian penagihan pajak daerah; c. pelayanan dan pemrosesan permohonan keberatan, pembetulan, pembatalan, penghapusan sanksi, pengembalian kelebihan pembayaran, angsuran, penundaan pembayaran, pengurangan, keringanan, dan pembebasan pajak daerah; d. pelaksanaan monitoring data; e. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Penagihan dan Keberatan; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. 4. BIDANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN Bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perdesaan dan Perkotaan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan mempunyai fungsi :

30 II-9 a. penyusunan kebijakan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; b. pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; c. pengolahan data Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan pelaporan; d. pelaksanaan koordinasi pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh : i. Sub Bidang Pendataan dan Penilaian Sub Bidang Pendataan dan Penilaian mempunyai tugas dan membantu Kepala Bidang PBB dalam melaksanakan pendataan dan penilaian objek PBB. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Pendataan dan Penilaian mempunyai tugas : a. pelaksanaan koordinasi, pengumpulan, pengolahan data potensi, dan pemutakhiran data Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; b. pendataan objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; c. penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Pendataan dan Penilaian; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. ii. Sub Bidang Pelayanan dan Penetapan Sub Bidang Pelayanan dan Penetapan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dalam melaksanakan pelayanan dan penetapan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

31 II-10 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Pelayanan dan Penetapan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan pelayanan dan penetapan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan kepada wajib pajak; b. perekaman data penetapan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan c. penelitian, penetapan dan pencetakan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah dan/atau dokumen ketetapan lainnya; d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Pelayanan dan Penetapan; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang fungsinya. iii. Sub Bidang Penagihan dan Keberatan Sub Bidang Penagihan dan Keberatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dalam melaksanakan penagihan dan pelayanan keberatan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Penagihan dan Keberatan mempunyai fungsi : a. pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang dan dokumen penagihan lainnya; b. pelaksanaan penagihan atas tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; c. pelayanan dan pemrosesan permohonan keberatan, pembetulan, pembatalan, penghapusan sanksi, pengembalian kelebihan pembayaran, angsuran, penundaan pembayaran, pengurangan, keringanan, dan pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; d. pengolahan data setoran, monitoring penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan pencetakan salinan Surat Tanda Terima Setoran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; e. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Penagihan dan Keberatan; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya.

32 II BIDANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) mempunyai fungsi: a. pengelolaan validasi dan keberatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; b. pelaksanaan verifikasi Surat Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; c. pelaksanaan pendataan potensi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh : i. Sub Bidang Pendataan Sub Bidang Pendataan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam melaksanakan pendataan objek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Pendataan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan pendataan potensi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; b. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait; c. penyiapan dokumen penagihan sanksi administrasi kepada Pejabat Pembuat Akte Tanah/Pejabat Pembuat Akte Tanah Sementara dan pejabat lainnya; d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Pendataan; dan

33 II-12 ii. iii. e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. Sub Bidang Validasi Sub Bidang Validasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam melaksanakan pelayanan administrasi dan pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Validasi mempunyai fungsi : a. pelaksanaan pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; b. pengadministrasian penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; c. pelayanan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; d. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Validasi; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam melaksanakan verifikasi dan pelayanan keberatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan mempunyai fungsi : a. penelitian dan perhitungan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; b. pelaksanaan verifikasi objek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; c. penyiapan dokumen kurang bayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; d. pelayanan dan pemrosesan permohonan keberatan, pembetulan, pembatalan, penghapusan sanksi, pengembalian kelebihan pembayaran, angsuran, penundaan pembayaran, pengurangan, keringanan, dan pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;

34 II-13 e. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya. 6. UNIT PELAKSANA TEKNIS Berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 104 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pajak Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. UPT adalah Unsur Pelaksana Tugas Teknis Badan, yang dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. UPT mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas, tanggung jawab dan wewenang teknis Badan. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Unit Pelaksana Teknis Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penatausahaan UPT; b. penyusunan program dan kegiatan UPT; c. pelaksanaan identifikasi dan pemutakhiran data objek dan subjek pajak; d. penyusunan data penerimaan pajak; e. pelaksanaan dan pengadministrasian pendistribusian SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, SKPDN dan STPD serta Keputusan Penghapusan Piutang Pajak, Keputusan atas Permohonan Pembatalan Ketetapan, Keputusan atas Permohonan Keberatan, Keputusan atas Permohonan Pembetulan, Keputusan atas Permohonan Pengurangan atau Permohonan Keringanan dan Keputusan atas Permohonan Pembebasan Pajak dan dokumen lainnya secara manual dan/atau elektronik serta mengarsipkan tanda terima dokumen; f. penyusunan dan penyampaian data potensi dan objek pajak daerah sebagai bahan kegiatan pendataan, pemeriksaan dan penilaian pajak dalam rangka intensifikasi dan ekstensifikasi pajak; g. penyiapan bahan penyusunan target pajak daerah; h. pengkoordinasian dan fasilitasi pelaksanaan tugas petugas penerima pembayaran pajak;

35 II-14 i. fasilitasi pelayanan melalui pemberian informasi/penjelasan, penelitian kelengkapan persyaratan administrasi dan pengadministrasian permohonan Wajib Pajak serta penyampaian berkas permohonan yang dinyatakan lengkap kepada Kepala Badan melalui Kepala Bidang sesuai jenis pajaknya j. pelaksanaan verifikasi lapangan untuk memperoleh data pajak yang akurat; k. pelaksanaan koordinasi dengan Kecamatan, Kelurahan, Desa maupun pihak lainnya dalam rangka optimalisasi pemungutan pajak; l. fasilitasi pelaksanaan sosialisasi kepada Wajib Pajak, masyarakat maupun pihak lainnya dalam rangka optimalisasi penerimaan pendapatan daerah; m pelaksanaan penagihan pajak daerah; n. penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan UPT kepada Kepala Badan melalui Sekretaris; dan o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugasnya. Susunan organisasi UPT terdiri dari Kepala UPT, Sub Bagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahlian. Setiap kelompok sebagaimana dimaksud sebelumnya dipimpin oleh seorang yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada di lingkungan UPT. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis, kebutuhan dan beban kerja yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagan struktur organisasi UPT seperti yang tersaji dalam Gambar 2.2. KEPALA BADAN Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

36 II KEPALA UPT Kepala UPT mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam memimpin, mengoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan teknis pengelolaan pajak daerah pada UPT. 2. SUB BAGIAN TATA USAHA Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu dan bertanggungjawab kepada Kepala UPT dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan UPT. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. Pengelolaan administrasi umum UPT; b. Pengelolaan administrasi keuangan UPT; c. Pengelolaan administrasi kepegawaian UPT; dan d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT sesuai bidang tugasnya. Dengan Peraturan Bupati ini dibentuk UPT Pajak Daerah pada Badan, yang terdiri dari: a. UPT Pajak Daerah Cibinong yang mempunyai wilayah kerja Kecamatan Cibinong; b. UPT Pajak Daerah Sukaraja yang mempunyai wilayah kerja Kecamatan Sukaraja; c. UPT Pajak Daerah Babakan Madang yang mempunyai wilayah kerja Kecamatan Babakan Madang; d. UPT Pajak Daerah Ciawi yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Ciawi; 2. Kecamatan Cisarua; dan 3. Kecamatan Megamendung; e. UPT Pajak Daerah Caringin yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Caringin; dan 2. Kecamatan Cigombong; f. UPT Pajak Daerah Tamansari yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Tamansari; dan 2. Kecamatan Cijeruk; g. UPT Pajak Daerah Ciomas yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Ciomas; dan 2. Kecamatan Dramaga;

37 II-16 h. UPT Pajak Daerah Rancabungur yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Rancabungur; 2. Kecamatan Ciampea; dan 3. Kecamatan Kemang; i. UPT Pajak Daerah Cibungbulang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Cibungbulang; 2. Kecamatan Tenjolaya; dan 3. Kecamatan Pamijahan; j. UPT Pajak Daerah Leuwiliang yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Leuwiliang; 2. Kecamatan Leuwisadeng; dan 3. Kecamatan Nanggung; k. UPT Pajak Daerah Cigudeg yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Cigudeg; 2. Kecamatan Jasinga; dan 3. Kecamatan Sukajaya; l. UPT Pajak Daerah Parung Panjang yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Parung Panjang; dan 2. Kecamatan Tenjo; m. UPT Pajak Daerah Gunung Sindur yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Gunung Sindur; dan 2. Kecamatan Rumpin; n. UPT Pajak Daerah Parung yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Parung; dan 2. Kecamatan Ciseeng; o. UPT Pajak Daerah Bojonggede yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Bojonggede; dan 2. Kecamatan Tajurhalang; p. UPT Pajak Daerah Citeureup yang mempunyai wilayah kerja Kecamatan Citeureup; q. UPT Pajak Daerah Gunung Putri yang mempunyai wilayah kerja Kecamatan Gunung Putri ; r. UPT Pajak Daerah Cileungsi yang mempunyai wilayah kerja Kecamatan Cileungsi; s. UPT Pajak Daerah Jonggol yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Jonggol; dan 2. Kecamatan Klapanunggal;

38 II-17 t. UPT Pajak Daerah Cariu yang mempunyai wilayah kerja : 1. Kecamatan Cariu; 2. Kecamatan Tanjungsari; dan 3. Kecamatan Sukamakmur. 3. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 104 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pajak Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka kelancaran tugas pemerintah daerah SUMBER DAYA PERANGKAT DAERAH 1. Kondisi Umum Pegawai Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor pada bulan Januari tahun 2017 sebanyak 402 orang, yang terdiri dari PNS sebanyak 199 orang, tenaga kontrak/honorer sebanyak 7 orang dan tenaga rekrutmen sebanyak 196 orang. Kondisi pengawai secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1. Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor (Periode Tahun 2017) No PEGAWAI JUMLAH (ORANG) % 1. PNS ,50 2. KONTRAK/HONORER 7 1,79 3. REKRUTMEN ,80 JUMLAH ,00 Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah masih ada yang belum diangkat menjadi pegawai negeri (1,79%) yaitu tenaga kontrak/honorer. Namun demikian penulisan tentang kondisi pegawai dibawah ini difokuskan hanya pada PNS yaitu sebanyak 199 orang (49,50%) dari total jumlah pegawai. Sementara itu berdasarkan jenis

39 II-18 kelamin, jumlah pegawai pria di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah sebanyak 170 orang (atau sekitar 42,30%), sedangkan jumlah pegawai wanita di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah sebanyak 232 orang (atau sekitar 57,80%). A. Jumlah Pegawai yang menduduki Jabatan dan Staf Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, maka pengisian formasi jabatan struktural di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah terdiri dari eselon II, III dan IV yaitu sebanyak 57 orang, dimana sejumlah 21 orang di pusat dan 36 orang tersebar pada 20 UPT Pajak Daerah. Sementara itu sampai dengan saat ini (kondisi akhir Januari 2017), untuk kelompok jabatan fungsional di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor belum terisi (masih kosong). Struktur jabatan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang Menduduki Jabatan dan Staf Tahun 2017 N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang) % 1. Eselon II Eselon III Eselon IV-a Eselon IV-b Staf PNS di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah TKK Tenaga Rekrutmen Jumlah ,00 B. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/Pangkat Berdasarkan data dari 402 jumlah pegawai yang terdapat di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor, terdapat 2.50% pegawai Golongan IV, 36.40% pegawai Golongan III, 10,00% pegawai Golongan II dan 0,80% pegawai Golongan I dan tenaga kontrak sebanyak 1,80% serta tenaga rekrutmen sebanyak 48,80% dari jumlah pegawai Badan Pengelolaan

40 II-19 Pendapatan Daerah. Apabila dilihat dari golongan/pangkat, maka pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor didominasi oleh pegawai rekrutmen, yaitu sebesar 48.80%. Selengkapnya gambaran mengenai jumlah PNS maupun tenaga kontrak dan rekrutmen berdasarkan golongan/pangkat dapat dilihat dalam Tabel 2.3. Tabel 2.3. Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor berdasarkan Golongan/Pangkat Tahun 2017 N0 Golongan Jumlah (orang) % 1. IV III II I Non Golongan / TKK Non Golongan / Rekrutmen Jumlah C. Jumlah Pegawai berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Apabila dilihat dari tingkat pendidikan pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang ada, maka komposisi pegawai dengan status pendidikan S1 lebih mendominasi yaitu sebesar 49,80%, sedangkan yang paling rendah untuk PNS adalah Strata S-3, yaitu sebesar 0,00%. Selengkapnya data latar belakang pendidikan pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dapat dilihat pada Tabel 2.4.

41 II-20 Tabel 2.4 Jumlah Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tahun 2017 N0 Pendidikan Jumlah (orang) % ASN TKK Rekrutmen total 1. Strata-3 ( S3 ) Strata-2 ( S2 ) Strata-1 ( S1 ) Sarjana Muda/ D3 5. SLTA/SMK SLTP SD Jumlah ,00 2. Kondisi Sumber Daya Sarana dan Prasarana Kerja Pada saat ini kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah berlokasi di Jl. Tegar Beriman Komplek Perkantoran Pemda Cibinong. Berdasarkan sarana dan prasarana yang dimiliki saat ini oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor berada dalam kondisi baik. Data sumber daya sarana dan prasarana secara umum yang dimiliki oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor dapat terlihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 2.5. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Pendukung Kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor No Uraian Banyaknya Satuan 1 Tanah M 2 2 Gedung M 2

42 II-21 No Uraian Banyaknya Satuan 3 Listrik 1 Jaringan 4 Air 1 Jaringan 5 Telepon/ Fax 2 Line 6 Area Parkir 3 Area 7 Ruang Rapat 5 Ruang 8 Ruang Arsip 2 Ruang 9 Koperasi 1 Buah 10 Mesjid 1 Buah 11 Musolla 2 Buah 12 Toilet 8 Area 13 Kendaraan Roda 4 47 Unit 14 Kendaraan Roda 2 97 Unit 15 Meja Rapat 5 Set 16 Air Conditioner 51 Unit 17 Komputer PC 109 Unit 18 Komputer Notebook 20 Unit 19 Server 1 Unit 20 Meja Kerja 400 Unit 21 Kursi Kerja 400 Unit 22 Filling Kabinet 118 Unit 23 Rak Arsip 300 Unit 24 LCD Projector 6 Unit 25 Jaringan Internet 13 Unit 26 Buku Perpustakaan 215 Buah 27 Area Taman Halaman 2 Area 28 Lemari Arsip 50 Unit 29 Sanggar senam 1 Unit

43 II-22 Permasalahan dalam pengelolaan barang berkaitan dengan inventarisasi asset (barang dan kendaraan) dari mulai inventarisasi kebutuhan barang modal, pencatatan serta distribusi barang sesuai dengan kebutuhan yang belum dilaksanakan secara efektif KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 16 ayat 3 dijelaskan bahwa pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah, sedangkan belanja daerah dirinci menurut satuan organisasi, fungsi dan jenis belanjanya. Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang memiliki tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pendapatan daerah, memiliki fungsi sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan daerah; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan daerah; d. Pengelolaan kesekretariatan dinas; dan e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya. Pencapaian Kinerja pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor memiliki 3 indikator kinerja yaitu Optimalnya Penerimaan Pendapatan Daerah; Optimalnya Penerimaan Pendapatan Asli Daerah; dan Jumlah macam pajak daerah. yang mana target maupun realisasi serta rasio dapat dilihat pada Tabel 2.1. Kemudian dalam rangka mendukung optimalisasi pendapatan daerah, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah juga merealisasikan Pelaksanaan Anggaran sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran selama periode tahun (Target dan Realisasi) dan periode tahun (Target). Secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

44 II-23

45 II-24

46 II Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah Dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam bidang pengelolaan pendapatan daerah, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang. Tantangan yang paling nyata yang dihadapi oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah terkait pengelolaan pendapatan daerah adalah dinamika pembangunan daerah yang bergerak cepat sebagai akibat tidak terhindarinya perkembangan global di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Guna mengantisipasi tantangan tersebut, pemerintah daerah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan agar pelaksanaan program maupun kegiatan yang menunjang pembangunan khususnya di daerah dapat bersinergi sehingga tercipta kinerja pemerintah yang efektif dan efisien. Metode SWOT Analysis adalah salah satu metode untuk dapat menganalisis berbagai permasalahan baik permasalahan internal maupun eksternal yang dihadapi oleh suatu organisasi. Dalam analisis SWOT lingkungan internal dan eksternal menjadi dua kunci utama dalam menganalisis kondisi - kondisi yang dihadapi oleh suatu organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan). Sedangkan lingkungan eksternal meliputi Opportunity (Peluang) dan Threaths (Ancaman). Adapun masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai berikut : 1. LINGKUNGAN INTERNAL KEKUATAN (STRENGTH): 1). Hukum dan Perundangan : Terbitnya UU No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, kemudian Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPT Pajak Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. Sebagai dasar dalam pengelolaan pendapatan asli daerah, maka acuan

47 II-26 hukum yang digunakan oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor dapat bersumber dari aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai petunjuk teknis yang mengatur tentang sistem administrasi dalam pengelolaan PAD, maupun peraturan daerah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah/badan legislatif daerah sebagai dasar hukum penyelenggaraan pemungutan pajak/retribusi daerah; 2). Potensi dan lokasi : letak geografis Wilayah Kabupaten Bogor sebagai penyangga ibu kota negara yang strategis sudah barang tentu menjadikan suatu kekuatan terhadap perkembangan pembangunan perumahan, sektor industri dan sektor jasa perdagangan lain yang berpotensi menjadi sumbersumber penerimaan pendapatan daerah, baik dari sektor PAD, Dana Perimbangan maupun Lain-Lain Pendapatan yang Sah; 3). Kelembagaan dan Tata Laksana : Pada tahun 2012 Dinas Pendapatan, Keuangan dan Barang Daerah mengalami pemisahan fungsi menjadi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah. Hal ini menjadi suatu kekuatan bagi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah untuk lebih fokus melaksanakan pengelolaan pendapatan daerah. Indikator yang digunakan dalam penilaian kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor adalah produktivitas, kualitas layanan, responsiveness, responsibility dan akuntabilitas. Berkenaan dengan baru terbentuknya Unit Pelaksana Teknis di 20 UPT turut menjadikan kekuatan bagi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah karena dapat menjangkau wajib pajak ke seluruh desa/kecamatan serta lebih fokus menangani pendapatan daerah; 4). Sumber Daya Manusia : Aspek sumber daya manusia yang berkualitas dengan latar belakang Strata-3, Strata-2 dan Strata-1 sebanyak 37.90%, yang merupakan kekuatan dan dapat meningkatkan kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dalam melaksanakan pengelolaan pendapatan daerah maupun pelayanan terhadap masyarakat wajib pajak;

48 II-27 5). Pembiayaan : Tersedianya anggaran/dana yang memadai untuk penyelenggaraan program dan kegiatan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah; 6). Sarana/Prasarana : Tersedianya sistem informasi tentang pajak daerah dan pajak on line sehingga optimalisasi pengelolaan data pendapatan daerah dapat terwujud. Selain itu gedung yang representatif dan dilengkapi dengan peralatan memadai menjadikan kekuatan di bidang sarana/prasarana; 7). Budaya Kerja; Budaya kerja dalam satu institusi/organisasi haruslah memiliki kesamaan, dikarenakan disatukan oleh visi misi dan tujuan yang sama. Budaya kerja harus disosialisasikan terus menerus agar dapat berjalan sesuai dengan harapan; 8). Kepemimpinan; Aspek kepemimpinan yang menjadi perhatian adalah gaya kepemimpinan serta sikap dalam pengambilan keputusan oleh Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor. Dalam memimpin organisasinya kedua aspek tersebut akan mempengaruhi kinerja para pegawai yang berada didalamnya. Hal ini terkait dengan human relation, delegation of authority (pendelegasian wewenang) dan divison of work (pembagian kerja). Selain itu, komitmen pimpinan dan staf yang sangat tinggi sebagai institusi baru, dapat mewujudkan visi dan misi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor. KELEMAHAN (WEAKNESSES): 1). Hukum dan Perundangan : Masih belum banyaknya produk hukum yang berkaitan dengan optimalisasi pendapatan daerah, seperti Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan Standar Operasional Prosedur mengenai pelayanan pajak daerah, PBB, BPHTB, pelayanan benda berharga dan lainnya, yang dapat dijadikan acuan kerja sehingga masih menyulitkan untuk melakukan upaya peningkatan kinerja dan mengevaluasi kinerja;

49 II-28 2). Potensi dan lokasi : letak geografis Wilayah Kabupaten Bogor sebagai penyangga ibu kota negara belum dioptimalkan dalam menggali sumber-sumber penerimaan pendapatan daerah, baik dari sisi intensifikasi maupun ekstensifikasi. Hal ini terlihat masih belum tergali obyek pajak dan dipetakan secara detail potensi yang terkait dengan lokasi yang strategis tersebut; 3). Sumber Daya Manusia : Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang pendapatan daerah yang belum memadai khususnya dalam hal pajak daerah dan retribusi daerah, PBB dan BPHTB serta dana tranasfer, karena institusi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah baru terbentuk pada tahun 2012, yang didalamnya banyak pegawai baru, sehingga belum sepenuhnya memahami permasalahan di bidang pendapatan daerah. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM ini juga disebabkan terbitnya berbagai regulasi baru tentang pendapatan daerah sehingga persepsi dari setiap pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang belum merata tentang regulasi tersebut. Hal ini juga disebabkan karena baru terbentuknya Unit Pelaksana Teknis sebanyak 20 UPT, yang didalamnya masih banyak terdapat sumberdaya manusia baik sebagai Kepala UPT, Kasubag TU UPT maupun staf UPT yang belum sepenuhnya memahami tentang tugas pokok dan fungsi UPT, sebagai akibat belum tersedianya Standar Operasional Prosedur UPT. Selain itu kelemahan lainnya di bidang SDM adalah Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah belum memiliki PPNS, juru penilai, auditor, juru sita dan Sistem Pengawasan Internal (SPI), padahal jabatan fungsional tersebut sangat dibutuhkan; 4). Sarana/Prasarana : Kendala sarana prasarana karena Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah belum memiliki gedung UPT tersendiri sehingga menyulitkan dalam hal koordinasi, pelayanan kepada masyarakat dan sistem yang belum on line pada 40 kecamatan dan 20 UPT Pajak Daerah.

50 II LINGKUNGAN EKSTERNAL PELUANG (OPPORTUNITY): 1). Dampak diberlakukannya UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah dilimpahkannya BPHTB dan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan dari Pusat ke Daerah. Hal ini merupakan peluang bagi peningkatan penerimaan pendapatan daerah; 2). Dukungan dari Lembaga Eksekutif dan Lembaga Legislatif kepada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah atas pengelolaan pendapatan daerah di wilayah Kabupaten Bogor; 3). Kondisi sosial di wilayah Kabupaten Bogor cukup kondusif sehingga dapat memberikan rasa aman bagi investor untuk berinvestasi di wilayah Kabupaten Bogor; 4). Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan industri dan kegiatan bisnis di wilayah Kabupaten Bogor akan bertambah jumlah perusahaan/pengusaha yang melakukan kegiatan bisnisnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan potensi PAD; 5). Bantuan dana insentif dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan kegiatan dan pembangunan daerah; 6). Kemajuan teknologi dan pemanfaatan perangkat keras yang menunjang efisiensi dan efektivitas pelayanan kepada publik; 7). Perkembangan PDRB dan pendapatan perkapita di wilayah Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sehingga mengakibatkan peningkatan dalam pendapatan daerah; 8). Kerjasama yang telah terjalin baik dengan para stakeholder, seperti pemerintah daerah lainnya, pemerintah pusat dan propinsi, instansi terkait lainnya, pihak perbankan dan KPP Pratama, PLN, PDAM, BUMD lainnya, pengusaha, asosiasi dan tokoh masyarakat, sehingga pelayanan publik dapat lebih baik.

51 II-30 ANCAMAN (THREAT): 1). Kesadaran masyarakat dalam memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak/retribusi daerah dengan benar masih rendah; 2). Luas wilayah yang besar dan letak geografis yang tersebar sangat menyulitkan dalam menentukan skala prioritas di bidang pendapatan daerah; 3). Krisis ekonomi yang masih berkepanjangan yang mengakibatkan roda perekonomian masih belum dapat bergerak secara optimal; 4). Kebijakan/regulasi pemerintah pusat yang kurang mendukung terhadap para pengusaha sehingga akan berdampak terhadap laju operasi perusahaan. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi kewajiban pajak/retribusi perusahaan; 5). Dengan adanya wacana pemekaran Kabupaten Bogor Barat menjadi ancaman pengurangan pendapatan daerah Kabupaten Bogor. Strategi Umum Kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor: a. Tahap Perencanaan; Tahap ditentukannya berapa besar target dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan target tersebut dalam periode waktu tertentu, pengelolaan dan pengolahan Data Potensi Pendapatan daerah yang lebih representatif dan akurat; b. Tahap Pelaksanaan; Kegiatan pendaftaran dan pendataan merupakan kegiatan yang menentukan dalam pengelolaan pendapatan asli daerah. Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan pendaftaran dan pendataan akan diperoleh data wajib pajak/retribusi sebagai dasar dalam menetapkan target penerimaan pendapatan. menumbuhkembangkan pemahaman kepada masyarakat di bidang pendapatan daerah serta meningkatkan kapabilitas aparatur atas pengetahuan dan pemahaman mengenai pendapatan daerah; c. Tahap Koordinasi; Koordinasi dengan instansi terkait sebagai unit kerja pengelola sumber PAD diharapkan dapat lebih efektif dan efisien untuk menggali potensi-potensi baru yang belum diketahui atau yang akan dikelola oleh instansi-instansi tersebut;

52 II-31 d. Tahap Pengawasan; Pengawasan diharapkan dapat dilakukan secara sinergis tidak hanya dilakukan terpusat pada aktivitas pemungutan di lapangan saja, tetapi pengawasan pun dilakukan melalui pemeriksaan administratif terhadap hasil pungutan pajak dan retribusi daerah secara khusus. Demikian pula dengan pengawasan internal yang dilakukan secara simultan dan berkesinambungan dapat mengantisipasi penyimpangan/ penyelewengan dalam pengelolaan hasil pemungutan pajak/retribusi daerah maupun kesalahan dalam pembuatan laporan; e. Tahap Evaluasi; Evaluasi setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah diharapkan tidak hanya dilakukan secara insidentil, tetapi dapat dilakukan secara berkesinambungan secara internal maupun dengan melibatkan instansi pengelola sumber PAD lainnya, sehingga perkembangan penerimaan dan berbagai persoalan yang berhubungan dengan pengelolaan PAD dapat diikuti dengan baik.

53 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PERANGKAT DAERAH Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, permasalahan tersebut antara lain : 1. Potensi dan lokasi yang sangat strategis namun belum dioptimalkan dalam menggali sumber-sumber pendapatan daerah, baik dari sisi intensifikasi maupun ekstensifikasi; 2. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dan kelembagaan/ ketatalaksanaan yang belum memadai khususnya dalam hal pajak daerah dan retribusi daerah, PBB dan BPHTB, karena institusi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) baru terbentuk pada tahun 2012, yang didalamnya banyak pegawai baru, sehingga belum memahami permasalahan di bidang pendapatan daerah. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM ini juga disebabkan terbitnya berbagai regulasi baru tentang pendapatan daerah sehingga persepsi yang belum merata dari setiap pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah tentang regulasi tersebut; 3. Kurangnya pengawasan dan pemeriksaan pajak daerah, terutama dalam memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak/retribusi daerah dengan benar; 4. Kurangnya sosialisasi dan informasi tentang pembayaran pajak daerah sehingga masih banyak masyarakat yang belum paham akan kemudahan dalam membayar pajak daerah; 3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan, sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

54 III-2 Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , bahwa Visi Kabupaten Bogor adalah : KABUPATEN BOGOR MENJADI KABUPATEN TERMAJU DI INDONESIA Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah. Menurut Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Pernyataan misi sesuai dengan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , Misi Kabupaten Bogor adalah: 1. Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat; 2. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata; 3. Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan; 4. Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan; 5. Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan Kerjasama Antar Daerah dalam Kerangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

55 III-3 Guna mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah sesuai tugasnya yaitu membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pendapatan daerah dan dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang pendapatan daerah; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan daerah; 4. Pengelolaan kesekretariatan Badan; dan 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Secara umum tugas Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah terkait dengan pencapaian visi dan seluruh misi Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah, namun secara khusus, tugas dan fungsi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah berkontribusi langsung dalam mendukung pencapaian misi ke-5, yaitu Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan Kerjasama Antar Daerah dalam Kerangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN RENSTRA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Berdasarkan ketentuan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diatur bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga menetapkan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga yang disesuaikan dengan Rencana PembangunanJangka Menengah Nasional. Dalam Renstra Kementerian Keuangan disebutkan bahwa dengan mempertimbangkan capaian kinerja, potensi dan permasalahan, serta memperhatikan aspirasi masyarakat maka visi Kementerian Keuangan untuk tahun adalah : Kami akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia yang Inklusif di abad ke-21.

56 III-4 Dalam visi yang baru, penggerak utama berarti bahwa Kementerian Keuangan, dalam perannya sebagai pengatur dan pengelola keuangan negara, berperan sebagai prime mover dalam mendorong pembangunan nasional di masa depan. Melalui manajemen pendapatan dan belanja negara yang proaktif, Kementerian Keuangan menggerakan dan mengarahkanperekonomian negara menyongsong masa depan. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif mengindikasikan bahwa pertumbuhan dan pembangunan yang oleh Kementerian Keuangan akan menghasilkan dampak yang merata di seluruh Indonesia. Hal ini akan tercapai melalui koordinasi yang solid antar pemangku kepentingan dalam pemerintahan serta melalui penetapan kebijakan fiskal yang efektif. Menekankan abad ke-21 sebagai periode waktu menunjukan bahwa Kementerian Keuangan menyadari peran yang dapat dan harus dijalankan di dunia modern, dengan menghadirkan teknologi informasi serta prosesproses yang modern guna mewujudkan peningkatan yang berkelanjutan. Kementerian Keuangan juga memperbaharui misinya agar mencerminkan kegiatn inti dan mandatnya dengan lebih baik, yaitu Misi Kementerian Keuangan adalah : 1. Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat; 2. Menerapkankebijakan fiskal yang prudent; 3. Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum; 4. Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efesien dan efektif; 5. Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif. Tujuan Kementerian Keuangan pada Tahun yaitu: 1. Terjaganya keseimbangan fiskal 2. Optimalisasi penerimaan negara dan reformasi administrasi perpajakan serta reformasi kepabeanan dan cukai 3. Pembangunan sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang handal untuk optimalisasi penerimaan negara; 4. Peningkatan kualitas perencanaan penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan transfer ke daerah; 5. Peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan negara dan pembiayaan anggaran

57 III-5 6. Peningkatan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai serta perbatasan 7. Kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan governance, dan penguatan kelembagaan. Sasaran Strategis Kementerian Keuangan : Dalam rangka mendukung pencapaian 7 Tujuan sebagaimana disebutkan diatas, Kementerian Keuangan telah menetapkan 16 sasaran strategis yang merupakan kondisi yang diinginkan untuk dicapai oleh Kementerian Keuangan pada tahun 2019 adalah: 1. Meningkatkan tax ratio; 2. Terjaganya rasio hutang pemerintah; 3. Terjaganya defisit anggaran; 4. Penerimaan pajak negara yang optimal; 5. Penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai yang optimal; 6. Percepatan waktu penyelesaian proses kepabeanan (customs clearance) untuk mendukungupaya penurunan rata-rata dwelling time; 7. Sistem pelayanan PNBP yang optimal; 8. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran yang berkualitas; 9. Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah yang Adil dan Transparan; 10. Pengelolaan kekayaan negara yang optimal; 11. Pembiayaan yang aman untuk mendukung kesinambungan fiskal; 12. Optimalisasi pengawasan dalam rangka mendukung fungsi community protection serta melaksanakan fungsi sebagai border management; 13. Organisasi yang fit for purpose; 14. SDM yang kompetitif; 15. Sistem Informasi manajemen yang terintegrasi; 16. Peningkatan kepercayaan publik terhadap pengelolaan keuangan kementerian. Telaahan dalam Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat, diuraikan bahwa dinamika lingkungan strategis, baik nasional maupun global, permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks. Arus besar globalisasi membawa keleluasaan informasi, fleksibilitas distribusi barang dan jasa yang berdampak pada munculnya isu-isu yang berdimensi lintas bidang. Dalam konteks ketatanegaraan, arus globalisasi juga mendorong akselerasi proses demokratisasi dan desentralisasi yang melahirkan

58 III-6 situasi paradoksal, antara semakin membaiknya kebebasan sipil (civil liberty) dengan terbatasnya kapasitas kelembagaan politik dan kapasitas tata kelola pemerintahan (governance) sehingga akuntabilitas layanan publik belum sepenuhnya sesuai harapan. Visi Badan Pendapatan Propinsi Jawa Barat adalah : Menjadi Pengelola Pendapatan Daerah yang Amanah dengan Berorientasi kepada Kepuasan Pelayanan Masyarakat. Sedangkan Misi Badan Pendapatan Propinsi Jawa Barat adalah : 1. Meningkatkan pendapatan daerah; 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat; 3. Memantapkan kinerja sumber daya manusia dan organisasi; 4. Menjalin jejaring kerja (networking) dan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah. Pembangunan di Jawa Barat pada tahap ketiga RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang. Posisi Jawa Barat yang strategis dan berdekatan dengan ibukota negara, mendorong Jawa Barat berperan sebagai agent of development (agen pembangunan) bagi pertumbuhan nasional. Berbagai isu global dan nasional yang perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi Jawa Barat antara lain kemiskinan, penataan ruang dan lingkungan hidup, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, terbatasnya kesempatan kerja, mitigasi bencana serta kesenjangan sosial. Dalam mengatasi permasalahan tersebut diperlukan penguatan kepemimpinan yang didukung oleh rakyat dan aspek politis Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, revitalisasi pertanian dan kelautan, perluasan kesempatan lapangan kerja, peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, pembangunan infrastruktur strategis, perdagangan, jasa dan industri pengolahan yang berdaya saing, rehabilitasi dan konservasi lingkungan serta penataan struktur pemerintah daerah yang menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa Barat.

59 III-7 Gambaran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dirumuskan dalam KABUPATEN BOGOR TERMAJU ditunjukan oleh beberapa faktor yang menjadi penciri. Penciri ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya alam, pertimbangan keuangan daerah, potensi kabupaten pembanding dan waktu pencapaian indikator, sehingga dihasilkan 25 (dua puluh lima) penciri, sebagai berikut : 1. Terbangunnya Mesjid Besar di setiap kecamatan; 2. Penduduk miskin turun menjadi 8,0 sampai 5,00 persen ; 3. Tuntasnya pembangunan stadion olahraga berskala internasional; 4. Pelayanan perijinan berstandar ISO; 5. Laju Pertumbuhan Ekonomi melebihi Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dan Nasional; 6. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga berlaku termasuk tertinggi di Indonesia; 7. Kunjungan wisatawan termasuk tertinggi di Indonesia; 8. Terbangunnya pasar di setiap Kecamatan; 9. Produksi benih ikan hias dan benih ikan konsumsi air tawar termasuk terbanyak di Indonesia; 10. Tercapainya swasembada benih padi unggul bersertifikat; 11. Pelayanan penyediaan listrik pedesaan tertinggi di Indonesia; 12. Mendorong terbangunnya Cibinong Raya sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW); 13. Terbangunnya Poros Barat-Utara-Tengah-Timur dan infrastruktur yang mantap; 14. Tidak ada daerah terisolir; 15. Bebas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH); 16. Tercapainya Rata-rata laman sekolah (RLS) 7,82 tahun; 17. Tuntas Angka Melek Huruf (AMH) bagi penduduk berusia tahun; 18. Angka Harapan Hidup (AHH) termasuk tertinggi di Indonesia; 19. Seluruh masyarakat memiliki jaminan kesehatan; 20. Seluruh RSUD dan UPT Puskesmas terakreditasi: 21. Mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); 22. Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia; 23. Seluruh masyarakat mempunyai KTP-el; 24. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah; 25. Tersedianya layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD dan Desa.

60 III-8 Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah dicirikan termaju dalam poin ke 22 yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun , disebutkan bahwa tujuan penataan ruang adalah untuk mewujudkan : (a) terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien, melalui pemberian Building Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan yang memiliki nilai konservasi; (b) meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan lindung sebagai kawasan konservasi air dan tanah, melalui program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan vegetatif dan sipil teknis serta kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak dapat mengganggu fungsi kawasan; (c) tercapainya pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian masyarakat khususnya pada daerah-daerah tertinggal dan terisolasi guna menekan migrasi dari desa ke kota dengan pengembangan desa desa potensial; (d) pembangunan dan pengembangan perkotaan berhirarkis yang dibentuk oleh sistem jaringan antara kegiatan perdesaan dan perkotaan internal daerah dan eksternal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya rencana tata ruang yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan, dan pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan sistem kota-kota. Selanjutnya dalam RTRW juga telah ditetapkan kebijakan pengembangan struktur ruang dan kebijakan pengembangan pola ruang. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi : (a) peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki; dan; (b) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah. Selanjutnya kebijakan pengembangan pola ruang meliputi : (a) kebijakan pengembangan kawasan lindung, dalam rangka pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan pencegahan

61 III-9 dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup; (b) kebijakan pengembangan kawasan budi daya, dalam rangka perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya; dan pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; (c) kebijakan pengembangan kawasan strategis, yang meliputi : pengembangan kawasan strategis Puncak sebagai kawasan strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan andalan pariwisata melalui pembatasan pemanfaatan ruang yang lebih selektif dan efisien; pengembangan kawasan strategis industri sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui penataan dan pemanfaatan ruang serta pembangunan jaringan infrastruktur yang mendorong perkembangan kawasan; pengembangan kawasan strategis pertambangan sebagai kawasan strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan andalan sumber daya alam melalui konservasi bahan galian; dan pengembangan kawasan strategis lintas administrasi kabupaten sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui sinkronisasi sistem jaringan. Sistem prasarana wilayah yang telah direncanakan meliputi : (a) sistem prasarana transportasi meliputi sistem transportasi jalan, sistem transportasi perkeretaapian dan sistem transportasi udara; (b) sistem prasarana telekomunikasi; (c) sistem prasarana sumberdaya energi; (d) sistem prasarana sumberdaya air; (e) sistem prasarana gas; dan (f) sistem prasarana lingkungan. Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditindaklanjuti dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Bogor ini, diharapkan menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor/bidang serta mengakomodasikan pembagian peran dengan kabupaten/kota dan bersifat saling melengkapi serta selaras serta sebagai matra spasial bagi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta rencana pembangunan lainnya.

62 III-10 Sebagai respon atas berbagai su lingkungan hidup yang tercantum dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Bogor, maka Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah perlu merancang berbagai rencana intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah untuk pembangunan yang ramah lingkungan. Sebagai implikasi dari Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), maka peningkatan kompetensi SDM Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah di bidang pajak daerah dan retribusi daerah perlu ditingkatkan. Selanjutnya perumusan rencana optimalisasi pendapatan daerah berwawasan lingkungan perlu melibatkan berbagai sektor, sehingga kuantitas dan kualitas koordinasi juga perlu ditingkatkan. Elemen penting lainnya dalam perencanaan pendapatan daerah berwawasan lingkungan adalah ketersediaan data dan informasi yang lengkap dan akurat tentang kondisi degradasi lingkungan, sehingga ke depan perancangan sistem data dan informasi lingkungan hidup semakin penting PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS Mengacu pada RPJMN Tahun menjelaskan bahwa Pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional, bangsa Indonesia dihadapkan pada tiga masalah pokok bangsa, yakni : (1) merosotnya kewibawaan negara; (2) melemahnya sendi-sendi perekonimian nasional; dan (3) merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa. Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka visi pembangunan nasional untuk tahun adalah "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong". Upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah melalui 7 misi Pembangunan yaitu : 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah; 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan demokratis berlandaskan negara hukum; 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim;

63 III Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,maju, dan sejahtera; 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing; 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Untuk menunjukan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri, dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA. 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara; 2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional; 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa; 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Pembangunan nasional akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yaitu antara lain : Ekonomi (ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan air, Infrastruktur dasar dan konektivitas), Lingkungan, Politik, Penegakan Hukum, Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi, Pertahanan dan Keamanan, Kesejahteraan Rakyat (Kependudukan dan Keluarga Berencana, Pendidikan, Kesehatan), Pembangunan Kewilayahan, dan Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan.

64 III-12 Mengacu pada sasaran utama serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional serta mempertimbangkan lingkungan strategis dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia ke depan, maka arah kebijakan umum pembangunan nasional adalah: 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan; 2. Meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan; 3. Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan; 4. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, mitigasi bencana alam dan perubahan iklim; 5. Penyiapan landasan pembangunan yang kokoh 6. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan; 7. Mengembangkan dan memeratakan pembangunan daerah. Untuk memantapkan tujuan dan sasaran Visi dan Misi pembangunan Jawa Barat tahap ketiga perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan dalam merespon percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional dalam rangka implementasi Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional. Kebijakan umum Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada RPJMD diarahkan untuk: 1. Membangun Masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing; 2. Membangun Perekonomian yang kokoh dan berkeadilan; 3. Meningkatkan kinerja pemerintah melalui profesionalisme tatakeloa dan perluasan partisipasi publik; 4. Mewujudkan Jawa Barat yang nyaman dengan pembangunan infrastruktur strategis yang berkelanjutan; 5. Mengokohkan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui peningkatan peran pemuda, olahraga, seni, budaya dan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal.

65 III-13 Fokus pembangunan Jawa Barat pada tahun diarahkan pada pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) serta kawasan strategis dengan membagi peran strategis pembangunan kewilayahan. Fokus tersebut memperhatikan kebutuhan kawasan yang secara fungsional dapat berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan strategis dan kawasan sekitarnya. Secara umum, kebijakan pembangunan kewilayahan adalah : Pemerataan pembangunan melalui pengembangan wilayah yang terencana dan terintegrasi, Peningkatan percepatan pembangunan wilayah tertinggal, Peningkatan keseimbangan pembangunan perkotaan dan pedesaan, Peningkatan kerjasama antar daerah khususnya di kawasan metropolitan dan pengembangan Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis Provinsi, Peningkatan pembangunan di wilayah perbatasan. Skenario Pembangunan berbasis kewilayahan (tematik kewilayahan) yang berdasarkan kepada wilayah koordinasi pemerintah dan pembangunan, untuk Wilayah Bogor adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan sentra ternak sapi potong, sapi perah, ayam ras dan unggas lokal; 2. Mengembangkan agribisnis ikan air tawar, dan ikan hias untuk pasar regional dan global; 3. Mengembangkan pusat pemuliaan padi varietas pandan wangi dan varietas unggul lainnya; 4. Mengembangkan agrowisata koridor Bogor-Puncak-Cianjur; ekowisata pemandangan alam dan bahari koridor Bogor, Sukabumi Pelabuhanratu dan mengelola cagar biosfer Cibodas; 5. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru (growth center) Pelabuhan Ratu dan Metropolitan BODEBEK KARPUR. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis faktor internal (strengths, weakness) dan faktor eksternal (opportunities, threats), maka pembangunan daerah Kabupaten Bogor masih dihadapkan pada permasalahan pokok sebagai berikut : 1. Masih rendahnya upaya koordinasi dalam pengendalian masalah kependudukan; 2. Rendahnya sumber daya manusia yang berdaya saing; 3. Sarana dan prasarana dasar yang belum optimal;

66 III Kurang memadai kualitas dan kuantitas serta cakupan infrastruktur wilayah; 5. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah belum tercapai secara optimal; 6. Pengelolaan kebencanaan, terutama masih rendahnya sarana dan prasarana penanggulangan bencana; 7. Kesolehan sosial terkait dengan belum terbangunnya mesjid besar di setiap kecamatan dan pelanggaran terhadap ketertiban umum; 8. Ketenagakerjaan, terutama masih tingginya tingkat pengangguran, dan rendahnya pengawasan tenaga kerja asing; 9. Masih tingginya angka kemiskinan; 10. Belum terlayaninya kebutuhan administrasi kependudukan dengan optimal; 11. Masih rendahnya swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat; 12. Masih timpangnya distribusi pendapatan masyarakat dan pembangunan antar wilayah; 13. Perekonomian berdaya saing dan perlindungan terhadap UKM; 14. Pemekaran Wilayah; 15. Belum optimalnya pengelolaan lingkungan hidup serta masih adanya konversi lahan pertanian ke non pertanian dan konversi lahan di kawasan lindung. Dengan mengacu pada permasalahan pokok di atas, maka prioritas pembangunan Kabupaten Bogor periode tahun , yaitu : 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama pendidikan dan kesehatan maupun aspek lainnya yang mengutamakan manusia dalam pembangunan; 2. Peningkatan pembangunan perekonomian masyarakat melalui pembangunan atau fasilitasi usaha maupun pengembangan agribisnis, agro-industri, pariwisata serta koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah; 3. Peningkatan investasi dan penciptaan peluang kerja; 4. Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur serta pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan untuk mendorong percepatan pembangunan perekonomian daerah;

67 III Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih; 6. Peningkatan kesolehan sosial masyarakat dan/atau pembangunan sosial keagamaan untuk mencapai harkat dan martabat kemanusiaan yang tinggi atau tingkat peradaban masyarakat yang tinggi. Keenam prioritas tersebut, sejalan dengan 8 (delapan) tujuan pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJMN dan sejalan pula dengan 10 (sepuluh) Common Goals Jawa Barat yang tertuang dalam RPJMD Propinsi Jawa Barat, keterkaitannya dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3.1 Skema Keterkaitan RPJMN , RPJMD Jawa Barat, dan RPJMD Kabupaten Bogor Perumusan isu-isu strategis didasarkan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal yaitu peluang dan ancaman serta memperhatikan kekuatan dan kelemahan pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor dalam melaksanakan tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5049);

Lebih terperinci

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Hukum... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan... I-9 1.4.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 8 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2011 T E N T A N G PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... I1 1.1. Latar Belakang... I1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I5 1.3 Maksud dan Tujuan... I10 1.4. Sistematika Penulisan... I11 BAB II

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 BAB I PENDAHULUAN......I-1 1.1. Latar Belakang...... I-1 1.2. Landasan Hukum...... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan...... I-9 1.4. Sistematika Penulisan...... I-9

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-nya, sehingga Badan Pendapatan

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN JALAN RAYA Jakarta KM. 50. CIMANDALA KEC SUKARAJA Perubahan Renstra 2013-2018

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON wo* NOMOR 89 TAHUN 2016, SERI D. 38 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 89 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 5 TAHUN

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 5 TAHUN BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN KERINCI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

Bab V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan pendanaan Indikatif...

Bab V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan pendanaan Indikatif... DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1.2. Landasan Hukum... 1.3. Maksud dan Tujuan... 1.4. Hubungan renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dengan Dokumen

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH

TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A. Kepala Badan.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR NOMOR : TANGGAL : RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 89 TAHUN 2016

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 89 TAHUN 2016 BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah

Lebih terperinci

II Luwu Utara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesia Nomor 3826 );

II Luwu Utara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesia Nomor 3826 ); RENCANA STRATEGIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah pertama yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1405 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH KOTA BANDUNG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A B U P A T I TASIKMALAY A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 1291 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 1291 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 1291 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DILINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Paragraf 2 Bagian Kesatu Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 22. Pasal 23

Paragraf 2 Bagian Kesatu Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 22. Pasal 23 Paragraf 2 Bagian Kesatu Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 22 Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah dibidang pengelolaan

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TUGAS, POKOK DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH KAB. SERDANG BEDAGAI

TUGAS, POKOK DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH KAB. SERDANG BEDAGAI TUGAS, POKOK DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH KAB. SERDANG BEDAGAI Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing jabatan yang ada pada struktur organisasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN, KEUANGAN

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN, PENGELOLAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR : 16 TAHUN 2011 URAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BADAN PENDAPATAN DAERAH Jl. Wr. Soepratman No. 9 Telp. (0342) B L I T A R

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BADAN PENDAPATAN DAERAH Jl. Wr. Soepratman No. 9 Telp. (0342) B L I T A R PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BADAN PENDAPATAN DAERAH Jl. Wr. Soepratman No. 9 Telp. (0342) 802596 B L I T A R KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR : 188.4 /16 / 409.203.1 / KPTS

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA 2017 BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

RENCANA KERJA 2017 BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH RENCANA KERJA 2017 BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B O G O R BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Jl. Tegar Beriman Telp.(021)87912462, Fax.(021)87912441 Cibinong

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN,

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 144 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 144 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 144 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN RINCIAN TUGAS SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

Undang-Undang

Undang-Undang - 1 - PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA Diubah dengan Perwal Nomor 93Tahun 2012 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2012 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI

Lebih terperinci

PEMBUAT DOKUMEN. Kasubbag Program KADIPENDA Kasubbag Umum KADIPENDA Perda Pajak Dipenda Bupati INHU 2011

PEMBUAT DOKUMEN. Kasubbag Program KADIPENDA Kasubbag Umum KADIPENDA Perda Pajak Dipenda Bupati INHU 2011 LAMPIRAN II Nama Unit / Satker DAFTAR PUBLIK BADAN PUBLIK DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU : DINAS PENDAPATAN DAERAH KAB. INHU. RINGKASAN ISI UMUM SKPD DISPENDA Renstra Dinas Pendapatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA A L I K O T A G Y A K A R PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PAJAK DAERAH DAN

Lebih terperinci

PUBLIKASI KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 Cibinong, 12 Desember 2014

PUBLIKASI KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 Cibinong, 12 Desember 2014 PUBLIKASI KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 Cibinong, 12 Desember 2014 Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Bogor yang memiliki tugas pokok membantu

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015 SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 1 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 23 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERIZINAN TERPADU Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU 0 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 8 TAHUN 2008

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN, PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH DRAFT PER TGL 14 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tugas Pokok dan Fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tugas Pokok dan Fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam sistem

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA/DENDA PAJAK DAERAH YANG TERUTANG Menimbang : Mengingat : DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i KATA PENGANTAR Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng disingkat Diskominfo adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terbentuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 84/2016 WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS LAYANAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok dan Fungsi Lingkup tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 21 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR Nomor :.. Lampiran : 1 (satu) dokumen TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER

Lebih terperinci

Menetapkan : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN SUBANG

Menetapkan : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN SUBANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : 75 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN SUBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUBANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH DRAFT PER TGL 27 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA. BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA. BAB I KETENTUAN UMUM BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH Menimbang KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 66 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 7 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN BARANG DAERAH Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR : 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2008 2013 DENGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT. A. Sejarah Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT. A. Sejarah Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Berdasarakan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.061/7200/SJ Tanggal 21 Maret 2000,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Karanganyar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 117 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 117 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 117 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN RINCIAN TUGAS SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS LABORATORIUM KESEHATAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 39 SERI B

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 39 SERI B BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 39 SERI B BUPATI BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 788 TAHUN 2010 T E N T A N G TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Natuna Visi Kabupaten Natuna adalah Menuju Natuna yang Sejahtera, Merata dan Seimbang. Sesuai dengan visi tersebut, maka ditetapkan pula misi pembangunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR m BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten DATI II Boyolali

Lebih terperinci