UJI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp.) PADA TIKUS PUTIH GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK KULIT BATANG SAGA TELIK (ABRUS PRECATORIUS LINN.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN ALLOXAN

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2011, hal Vol. 8 No. 1 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI

POTENSI EKSTRAK DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispus) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH: UJI IN VIVO PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BATANG POHON SALAM

Lampiran 1. Identifikasi sampel

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TUNAS PISANG GOROHO

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona Muricata L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALLOXAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the

Abstract. keywords: Noni leaves, Guava leaves, Antihyperglycemic, Albino rat. Abstrak

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

Mahesti Utami Mona P. Wowor Christi Mambo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

Bab IV Hasil dan Pembahasan

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

OLEH: VEROS ALVARIS YUSTAKI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

AKTIVITAS ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK KULIT MANGGIS

UJI EFEKTIVITAS PENURUNAN KADAR GULA DARAH EKSTRAK ETANOL DAUN SENDOK

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

Pembimbing I : Dr. Diana K Jasaputra, dr,m Kes Pembimbing II: Adrian Suhendra, dr, SpPK, M Kes

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK AIR DAUN BUNGUR (LAGERSTROEMIA SPECIOSA [L.] PERS) PADA TIKUS DIABETES ALOKSAN LARISSA HINDARTO

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

The Effect of Etanol Extract of Ceremai (Phyllantus acidus L.) Leaf Toward The Reduce Blood Sugar Levels on Albino Wistar Rats with Glucose Loading

ADRIANTA KETUT AGUS*, I GUSTI AGUNG AYU KUSUMA WARDANI* Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Jalan Kamboja No 11 A, Denpasar, Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

IGNASIUS JEFFREY FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ANGSANA

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

ABSTRAK. Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa Delima.dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

III. METODOLOGI PENELITIAN

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

EDWARD WYENANTEA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

EFEK ANTIDIABETES FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) PADA TIKUS PUTIH WINDA NUGAS LESTARI

EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

ABSTRACT. Key words : Periwinkle Leaf, Blood Glucose Level, Sucrose, Rattus norvegicus L. ABSTRAK

Kata kunci: antihiperglikemia, tes toleransi glukosa, glibenklamid, belimbing wuluh (Averrhoa biimbi L.)

Sukmawati, Muhammad Akbar Harsita, Rachmat Kosman. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

III. METODE PENELITIAN

The results showed that potato was able to stablize blood sugar levels in diabetic rats compared to white rice.

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH ( PIPER CROCATUM LINN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL RAMBUT JAGUNG

1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2015, hal 1-6 Vol. 12 No. 1 ISSN: EISSN : Online :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

Uji efek ekstrak buah okra (Abelmoschus esculentus) terhadap kadar glukosa darah pada tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Identifikasi sampel

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

Lampiran 1. Ethical Clearanc

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

NOVIANA SYLVIA CHRISTY FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

Transkripsi:

UJI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) (TEST OF ANTIDIABETES COMBINATION EXTRACT OF DEWANDARU FRUIT (Eugeniauniflora L.) AND EXTRACT OF SALAM LEAF (Eugenia polyantha) ON MALE WHITE RAT (Rattus norvegicus)) PUGUH SANTOSO*, PUTU ERA SANDHI KUSUMA YUDA*, NI PUTU SISKA SUGIANTARI* *Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Jalan Kamboja No. 11 A, Denpasar, Bali Abstrak: Diabetes Mellitus adalah penyakit saat tubuh tidak dapat memproduksi insulin atau jumlah insulin cukup tetapi kerjanya kurang baik ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Sebelum para ahli mengembangkan sistem pengobatan tradisional, para orang tua yang terdahulu sudah memanfaatkan ramuan tradisional dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat disekitar pekarangan rumah. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dari kombinasi daun salam (Eugenia polyantha) dan buah dewandaru (Eugenia uniflora L.) dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan. Dua puluh ekor tikus dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol hanya diberi makan dan minum, kelompok II diberi kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam dengan dosis 1mg/kgBB, kelompok III diberi kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam dengan dosis 2mg/kgBB, dan kelompok IV diberi kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam dengan dosis 3mg/kgBB. Sebelum diberi perlakuan, tikus diinduksi aloksan dengan dosis 150mg/kgBB secara intraperitoneal. Setelah dilakukan analisis data secara statistika dengan uji anova diketahui bahwa ada perbedaan antara sebelum dan sesudah pemberian ekstrak dengan diperoleh nilai sig = 0,000 (sig > 0,05). Kata kunci: Daun Salam, Buah Dewandaru, Diabetes Mellitus, Tikus Putih Jantan Abstract: Diabetes mellitus is a disease when the body cannot produce insulin or sufficient amount of insulin but works poorly characterized by high blood sugar levels. Before the experts developed a system of traditional medicine, the ancestors previously already utilized traditional herbs from certain plants that are easily obtained around the yard of the house. This study aims to determine the activity of a combination of salam leaf (Eugenia polyantha) and dewandaru fruit (Eugenia uniflora L.) in lowering rat s blood glucose levels induced by alloxan. Twenty rats were divided into 4 treatment groups. Group 1 as a control is only fed and watered, group II was given a combination extract of dewandaru fruit and salam leaf with dose 1mg/kgBW, group III was given a combination extract of dewandaru fruit and salam leaf with dose 2mg/kgBW and group IV was given a combination extract of dewandaru fruit and salam leaf with dose 3mg/kgBW. Before the treatment, the rats induced by alloxan at dose of 150mg/kgBW intraperitoneally. After analyzing data statistically with ANOVA test, there is difference between the result of before and after giving the extract with obtained value sig = 0,000 (sig > 0,05). Keywords: Salam Leaf, Dewandaru Fruit, Diabetes Mellitus, Male White Rat PENDAHULUAN Diabetes mellitus menjadi masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah kasus diabetes mellitus di Indonesia yang berada di urutan ke-4 setelah Negara India, Cina dan Amerika dengan jumlah penderita sebanyak 8,4 juta jiwa dan diperkirakan akan terus meningkat sampai 21,3 juta orang pada tahun 2030 (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Diabetes Mellitus adalah penyakit saat tubuh tidak dapat memproduksi insulin atau jumlah insulin cukup tetapi kerjanya kurang baik ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (Kariadi, 2009). Penyakit ini dilatarbelakangi oleh lingkungan dan usia, perokok, riwayat keluarga yang terkena diabetes mellitus (turunan), kegemukan dan kerusakan kelenjar pankreas (tidak lagi memproduksi hormon insulin atau sedikit memproduksi hormon tersebut) (Mistra, 2004). 91

PUGUH SANTOSO Langkah-langkah pengobatan diabetes mellitus meliputi diet, olahraga dan obat antidiabetik. Obat antidiabetes tersedia dalam bentuk antidiabetes oral dan dalam bentuk injeksi insulin. Penggunaan obat yang berlangsung lama terlebih injeksi insulin akan menyebabkan beberapa hal antara lain sangat mengganggu, tidak disukai penderita, adanya efek samping obat dan bahaya ketoksikan obat. Sedangkan obat antidiabetes oral mungkin berguna untuk penderita yang alergi terhadap insulin atau yang tidak menggunakan suntikan insulin. Sementara penggunaannya harus dipahami, agar ada kesesuaian dosis dengan indikasinya tanpa menimbulkan hipoglikemia. Karena obat antidiabetes oral maupun bentuk injeksi insulin memberikan efek samping yang tidak diinginkan, maka para ahli mengembangkan sistem pengobatan tradisional untuk diabetes melitus yang relatif aman (Agoes, 1991). Sebelum ahli mengembangkan sistem tersebut, para orang tua dan nenek moyang kita dengan pengetahuan dan peralatan yang sederhana telah mampu mengatasi problem kesehatan. Berbagai macam penyakit dan keluhan ringan maupun berat diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat di sekitar pekarangan rumah dan hasilnya pun cukup memuaskan (Thomas, 1992). Salah satu obat yang dapat digunakan untuk penderita diabetes mellitus adalah daun salam (Eugenia polyantha) dan buah dewandaru (Eugenia uniflora L.). Kandungan kimia daun salam (Eugenia polyantha) adalah minyak atsiri yang mengandung sitral dan eugenol, tanin dan flavonoid sedangkan buah dewandaru (Eugenia uniflora L.) memiliki kandungan kimia yaitu flavonoid dan fenolik. Flavonoid yang terkandung dalam kedua tanaman ini merupakan salah satu golongan senyawa yang dapat menurunkan kadar glukosa darah. Golongan flavonoid, fenolik, alkaloid dan terpenoid merupakan golongan senyawa yang berpotensi menurunkan kadar glukosa darah. Mekanisme hipoglikemik diduga disebabkan oleh flavonoid yang dapat menghambat reabsorbsi glukosa dari ginjal dan dapat meningkatkan kelarutan glukosa darah sehingga mudah diekskresikan melalui urin (Nublah, 2011). Berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan penelitian terhadap kandungan flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan mengkombinasi ekstrak daun salam (Eugenia polyantha) dan buah dewandaru (Eugenia uniflora L.) dengan menginduksi aloksan untuk menaikkan kadar glukosa pada tikus. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan tikus putih jantan sebagai hewan percobaan dengan bahan tanaman yang digunakan adalah buah dewandaru dan daun salam. Buah dewandaru didapat dari kota Banyuwangi sedangkan daun salam di dapat dari Tabanan, Bali. Bahan lain yang digunakan adalah etanol 80 % dan aloksan. Pembuatan Ekstrak Buah Dewandaru dan Daun Salam. Serbuk buah dewandaru ditimbang dan dimaserasi menggunakan pelarut etanol 80 % dalam bejana tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari, aduk selama 60 menit menggunkan batang pengaduk. Hari kedua, maserasi diaduk lagi selama 60 menit, ditutup dan disimpan kembali. Hari ketiga, maserasi disaring dengan corong Buchner sehingga diperoleh filtrat 1 kemudian ampas dimaserasi sebanyak dua kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama dengan prosedur, maserasi tersebut dilakukan sampai hari ketujuh. Hari ketujuh, maserasi disaring kembali untuk memperoleh filtrat 3 lalu digabung dengan filtrat 1 dan 2. Untuk ekstrak daun salam cara pembuatannya sama seperti pembuatan ekstrak buah dewandaru. Penentuan Dosis Aloksan. Tikus jantan yang sudah diadaptasi selama tiga hari diinjeksikan aloksan 150 mg/kg BB secara intraperitoneal. Untuk tikus dengan berat badan 150 g diberi aloksan sebanyak: 150 g 1000 g x 150mg/kgBB = 22,5mg Aloksan. Aloksan sebanyak 50 mg dilarutkan dalam aquades hingga 30 ml, dalam 1 ml larutan aloksan 50 mg mengandung = 1,67 mg/ml aloksan. Dosis 30 ml pemberian aloksan adalah 22,5 mg/150 g berat 22,5 mg tikus yaitu = 13,5 ml. 1,67 mg/ml Penentuan Dosis Ekstrak. Dosis ekstrak yang digunakan pada penelitian ini yaitu dibagi menjadi tiga perlakuan yakni perlakuan 1 (P1) adalah 1g/kgBB, perlakuan (P2) adalah 2g/kgBB, dan yang terakhir perlakuan 3 (P3) adalah 3g/kgBB. Bila setiap tikus jantan mempunyai rata-rata berat 150gram dan karena volume cairan maksimal yang dapat diberikan per oral pada tikus adalah 5ml per oral untuk tikus dengan berat badan 100gram. Sehingga untuk tikus dengan 92

berat badan 150gram yaitu menjadi 7,5ml (Ngantidjan,1991). Jadi pemberian peroral adalah setengah dari pemberian maksimal yaitu ½ x 7,5 ml = 3,75ml pada masing-masing tikus, karena dosis tersebut sudah memberikan efek yang diinginkan, maka: Dosis perlakuan 1 (P1) Dosis 1 ekor tikus jantan = 1g/kg x150gram/bb = 1 g/kg x 0,15kg = 0,15 mg Pembuatan Ekstrak: Volume pemberian Ekstrak = dosis 93 volume 0,04 mg = 0,15 mg 3,75ml = 1 ml = 4 mg 100 ml = 0,004g = 0,004% b/v 100 ml = 3,75 ml Oleh karena itu ekstrak sebanyak 0,004 gram = 4 mg dilarutkan dengan aquadest 100ml aquadest dan diambil 3,75 ml. Agar ekstrak dapat tercampur merata digunakan elmasonic. Prosedur Pelaksanaan Penelitian. Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan dengan bobot tikus berkisaran 100-150 g yang dibagi menjadi 4 perlakuan. Tikus jantan diadaptasi selama 3 hari diinduksi dengan aloksan secara teratur. Setelah 3 hari tikus jantan diadaptasi, tikus dikelompokkan sesuai kelompoknya masing-masing. Kelompok tikus jantan ditentukan berdasarkan bobot badan yang dibagi kedalam 4 kelompok perlakuan. Perlakuannya seperti berikut: 1. Kelompok I, yaitu kelompok tikus jantan yang hanya diberikan air saja selama percobaan. 2. Kelompok II, yaitu tikus jantan diberikan kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam dengan dosis 1 g/kgbb. Selama 1 minggu 3. Kelompok III, yaitu tikus jantan diberikan kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam dengan dosis 2 g/kgbb. Selama 1 minggu 4. Kelompok IV, yaitu mencit diberikan kombinasi ekstrak daun salam dan buah dewandaru sebanyak 3 g/kgbb. Selama 1 minggu. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini menggunakan dua jenis tanaman yaitu dewandaru (Eugenia uniflora L.) dan salam (Eugenia polyantha). Kedua tanaman ini berasal dari ordo dan famili yang sama. Bagian tanaman yang digunakan untuk penelitian adalah buah dewandaru dan daun salam. Buah dewandaru berasal dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Pada penelitian ini buah dewandaru yang digunakan adalah buah antioksidan. Pada umumnya senyawa antioksidan rusak pada temperatur diatas 70 0 C. Pengeringan dilakukan hingga buah benar-benar kering yaitu ketika buah mudah dipatahkan dan mudah dihaluskan. Sampel yang telah kering kemudian dihaluskan menggunakan blender. Penghalusan sampel bertujuan untuk mempermudah proses ekstraksi. Semakin kecil permukaan sampel maka proses ektraksi akan berlangsung lebih efektif karena interaksi antara pelarut dengan komponen kimia dalam sampel semakin besar. Sedangkan daun salam berasal dari daerah Tabanan, Bali. Pada penelitian ini daun salam yang digunakan adalah daun salam yang telah kering. Daun salam yang telah dipetik, dicuci bersih lalu dikeringkan. Pengeringan daun salam dilakukan dengan diangin-anginkan tanpa langsung terkena cahaya matahari karena bila dikeringkan dalam suhu tinggi akan merusak zatzat yang terkandung dalam daun salam. Pengeringan dilakukan sampai daun benar-benar kering. Daun yang telah kering kemudian dihaluskan menggunakan blender. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda sedangkan maserasi adalah salah satu metode pemisahan senyawa dengan cara perendaman menggunakan pelarut organic pada temperatur ruangan. Proses maserasi sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena selain murah dan mudah dilakukan, dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan antara didalam dan diluar sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut. Pelarut yang mengalir ke dalam sel dapat menyebabkan protoplasma membengkak dan bahan kandungan sel akan larut sesuai dengan kelarutannya. Semakin lama waktu ekstraksi, kesempatan untuk bersentuhan makin besar sehingga hasilnya juga bertambah sampai titik jenuh larutan. Kontak antara sampel dan pelarut dapat ditingkatkan apabila dibantu dengan pengadukan agar kontak antara sampel dan pelarut semakin sering terjadi sehinggaa proses ekstraksi lebih sempurna. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 80%, pemilihan

PUGUH SANTOSO pelarut karena etanol merupakan pelarut yang bersifat polar, mudah diperoleh dan selektif sehingga diharapkan semua senyawa yang terkandung di dalam simplisia dapat terambil. Selain itu, etanol bersifat tidak toksik serta ekonomis (Ratna Radjani, 2013). Serbuk simplisia buah dewandaru dan daun salam yang telah halus diekstraksi menggunakan etanol. Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali, hal ini dimaksudkan agar semua zat dapat tersari dengan baik. Hasil maserasi yang didapat dipekatkan dengan rotary evaporator dengan suhu 40 0 C sehingga didapat ekstrak kental. Rotary evaporator dipilih untuk pemekatan ektrak dikarenakan memiliki pompa vakum. Vakum tersebut berfungsi untuk mempermudah proses penguapan pelarut dengan memperkecil tekanan dalam labu evaporator dari pada diluar ruangan sehingga temperatur dibawah titik didih dan pelarut dapat menguap (Adithya et.al., 2012 dalam Yuni Wulandari, 2016). Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus jantan (Rattus norvegicus). Pemilihan hewan tersebut didasarkan atas pertimbangan relatif murah, mudah didapatkan, dan mudah diberi perlakuan. Tikus yang digunakan sebanyak 20 ekor dengan berat badan 100-150gram yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok P1 (kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam 1 gram/kgbb), Kelompok P2 (kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam 2 gram/kgbb), dan Kelompok P3 (kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam 3 gram/kgbb). Sebelum perlakuan tikus terlebih dahulu diadaptasi selama tiga hari dan diukur berat badan serta kadar gula darah pada tikus (Tabel 1). Peningkatan kadar gula darah pada tikus dilakukan dengan pemberian induksi Aloksan terhadap tikus sebanyak 22,5 mg/kgbb/ekor. Setelah pemberian Aloksan dicek kembali kadar gula dalam darah tikus (Tabel 2) menggunakan Gluco M, kemudian setelah tikus dikatakan diabetes diberikan ekstrak kombinasi buah dewandaru (Eugenia uniflora L.) dan daun salam (Eugenia polyantha) sesuai dengan kelompok perlakuan masing-masing selama satu minggu dan dicek kembali kadar gula darah tikus (Tabel 3). Tabel 1. Kadar Gula Darah Sebelum Perlakuan (mg/dl) Kelompok Kontrol 76 109 96 86 102 Kombinasi buah dewandaru dan daun salam 1 g/kg BB 102 85 89 100 97 Kombinasi buah dewandaru dan daun salam 2 g/kg BB 100 98 110 106 99 Kombinasi buah dewandaru dan daun salam 3 g/kg BB 103 119 100 87 110 Tabel 2. Kadar Gula Darah Tikus Setelah Pemberian Aloksan (mg/dl) Kelompok Kontrol 155 190 160 200 187 Kombinasi buah dewandaru dan daun salam 1 g/kg BB 160 185 200 175 162 Kombinasi buah dewandaru dan daun salam 2 g/kg BB 174 165 210 178 200 Kombinasi buah dewandaru dan daun salam 3 g/kg BB 196 220 160 176 185 Tabel 3. Kadar Gula Darah Setelah Pemberian Ekstrak (mg/dl) Kelompok Kontrol 210 255 236 260 247 Kombinasi buah dewandaru dan daun salam 1 g/kg BB 120 127 130 125 122 Kombinasi buah dewandaru dan daun salam 2 g/kg BB 120 117 122 120 125 Kombinasi buah dewandaru dan daun salam 3 g/kg BB 116 115 110 112 116 94

Dari penelitian yang telah dilakukan selama 7 hari, tidak terjadi kematian terhadap tikus. Dari hasil menunjukkan adanya perbedaan kadar gula darah pada kelompok kontrol, pemberian ekstrak kombinasi 3g/kgBB dimana kelompok kontrol memiliki nilai kadar gula darah yang tertinggi dan pada kelompok pemberian kombinasi ekstrak 3 g/kgbb memiliki nilai kadar gula darah paling rendah. Hal ini terjadi karena semakin besar konsentrasi yang diberikan kepada tikus semakin tinggi efek yang diinginkan. Hasil penelitian dianalisis secara statistika untuk mengetahui hasil data yang lebih signifikan. Dilihat dari uji statistik, uji Shapiro-Wilk didapatkan nilai sig> 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan populasi data dari kelompok perlakuan terdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan dengan tes Anova. Tes ini berguna untuk mengetahui apakah ada perbedaan kadar gula dari seluruh perlakuan yang dilaksanakan. Hasil dari test Anova yaitu 0,000 (sig<0,05) jadi ada perbedaan antara sebelum dan sesudah pemberian ekstrak kombinasi dari buah dewandaru dan daun salam. SIMPULAN Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diambil simpulan bahwa kombinasi ekstrak etanol buah dewandaru (Eugenia uniflora L.) dan daun salam (Eugenia polyantha) dengan dosis 3 g/kg BB memiliki efek antidiabetes paling baik dibandingkan dengan dosis 1 g/kg BB dan 2 g/kg BB. DAFTAR PUSTAKA Agoes A., 1991, Pengobatan Tradisional di Indonesia, Medika No. 8, Thn 17, hal 632 Kariadi, S.H.K.S, 2009, Diabetes? Siapa takut!! Panduan Lengkap untuk Diabetisi, Keluarganya, dan Profesional Medis. Mizan pustaka, Bandung Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Tahun 2030 Prevelensi Diabetes Mellitus Di Indonesia Mencapai 21,3 Juta Orang. http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/414- tahun-2030-prevalensi-diabetes-mellitusdi-indonesia-mencapai-21,3-jutaorang.html. Mistra. 2004. Tiga Jurus Melawan Diabetes Mellitus. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara Nublah. 2011. Identifikasi Golongan Senyawa Penurun Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Hiperglikemia pada Daun Sukun. Tesis. Universitas Gajah Mada Thomas ANS. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius 95