T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis

dokumen-dokumen yang mirip
T 4 Simulasi Level Sanitasi Pada Model Sir Dengan Imigrasi Dan Vaksinasi

T 7 Model Sir (Suspectible Infected Recovered) Dengan Imigrasi Dan Pengaruh Sanitasi Serta Perbaikan Tingkat Sanitasi

Simulasi Pengaruh Imigrasi pada Penyebaran Penyakit Campak dengan Model Susceptible Exposed Infected Recovered (SEIR)

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

T - 11 MODEL STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR)

MODEL EPIDEMI RANTAI MARKOV WAKTU DISKRIT SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED DENGAN DUA PENYAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

III PEMODELAN. (Giesecke 1994)

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

MODEL EPIDEMIK SIR UNTUK PENYAKIT YANG MENULAR SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL

Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas. Jalan Sukarno-Hatta Palu,

ABSTRAK. Kata Kunci: SEIS, masa inkubasi, titik kesetimbangan, pertussis, simulasi. iii

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM MODEL EPIDEMI SIR DENGAN EFEK DEMOGRAFI

Kestabilan Model SIRS dengan Pertumbuhan Logistik dan Non-monotone Incidence Rate

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS

TUGAS AKHIR KAJIAN SKEMA BEDA HINGGA TAK-STANDAR DARI TIPE PREDICTOR-CORRECTOR UNTUK MODEL EPIDEMIK SIR

DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED)

Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS

Analisis Kestabilan Model Matematika Penyebaran Infeksi Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dengan Faktor Host dan Vaksinasi

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gejala awal campak berupa demam, konjungtivis, pilek batuk dan bintik-bintik

BAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS)

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

MODEL SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN IMIGRASI DAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

KONTROL PENGOBATAN OPTIMAL PADA MODEL PENYEBARAN TUBERKULOSIS TIPE SEIT

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI TUGAS AKHIR

Model Deterministik Masalah Kecanduan Narkoba dengan Faktor Kontrol Terhadap Pemakai dan Pengedar Narkoba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KONTROL OPTIMAL VAKSINASI MODEL EPIDEMIOLOGI TIPE SIR

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada pengembangan aplikasi matematika di seluruh aspek kehidupan manusia. Peran

MODEL EPIDEMI SEIV PENYEBARAN PENYAKIT POLIO PADA POPULASI TAK KONSTAN

MODEL EPIDEMI DISCRETE TIME MARKOV CHAIN (DTMC ) SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS) SATU PENYAKIT PADA DUA DAERAH

KESTABILAN DAN BIFURKASI MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN LAJU KESEMBUHAN TIPE JENUH. Oleh: Khoiril Hidayati ( )

Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada Penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

MODEL SEIR PADA PENULARAN HEPATITIS B

PROBABILITAS WAKTU DELAY MODEL EPIDEMI ROUTING

MODEL MATEMATIKA DALAM KASUS EPIDEMIK KOLERA DENGAN POPULASI KONSTAN. Renny, M.Si Program Studi Matematika Universitas Jenderal Soedirman

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

Dinamika dan Aplikasi dari Model Epidemologi Hepatitis C Ema Hardika S. ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun akademik 2011/2012.

APLIKASI METODE MATRIKS GENERASI DALAM MENENTUKAN NILAI MATEMATIKA PENYEBARAN VIRUS HIV/AIDS. 10 Makassar, kode Pos 90245

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIS DENGAN PERTUMBUHAN LOGISTIK DAN MIGRASI TUGAS AKHIR

MODEL EPIDEMI SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN PROSES POISSON. oleh LUCIANA ELYSABET M

T - 1 PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK MENSIMULASIKAN EFEK POPULASI KARANTINA TERHADAP PENYEBARAN PENYAKIT HIV/AIDS DI PAPUA

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate

KAJIAN MATEMATIS PENGARUH IMIGRAN TERINFEKSI DAN VAKSINASI DALAM MODEL EPIDEMIK SIS DAN SIR

PENGARUH STRATEGI PULSE VACCINATION TERHADAP PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

PENYELESAIAN MODEL EPIDEMI SEIV DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI HANI ASRI GUARDIANI

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DIABETES DENGAN PENGARUH TRANSMISI VERTIKAL

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

ANALISIS DAMPAK PROGRAM SKRINING DAN TERAPI HIV DALAM MODEL PENYEBARAN HIV

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisis Kegunaan dari Program Aplikasi yang Dirancang

ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI. Oleh : Lisa Prihutami J2A

PROBABILITAS PUNCAK EPIDEMI MODEL RANTAI MARKOV DENGAN WAKTU DISKRIT SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular. Salah satu contohnya adalah virus flu burung (Avian Influenza),

PENGENDALIAN OPTIMAL DISTRIBUSI VAKSIN PADA MODEL EPIDEMIK RABIES DENGAN MASA KELAHIRAN PERIODIK

Evaluasi Dampak Program Edukasi, Skrining Dan Terapi HIV Pada Model Penyebaran Infeksi HIV

Tingkat Vaksinasi Minimum untuk Pencegahan Epidemik Berdasarkan Model Matematika SIR

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

Kontrol Optimal pada Model Epidemi SEIQR dengan Tingkat Kejadian Standar

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM ENDEMIK MODEL EPIDEMI SEIV DENGAN LAJU PENULARAN NONLINEAR

T 3 Model Dinamika Sel Tumor Dengan Terapi Pengobatan Menggunakan Virus Oncolytic

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Transkripsi:

T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis Adi Tri Ratmanto dan Respatiwulan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret adi.triratmanto@yahoo.com Abstrak Penyebaran penyakit yang individu terinfeksinya mempunyai kekebalan tubuh rendah dapat dimodelkan dengan model epidemic SIS (susceptible-infected-susceptible). Salah satu upaya untuk menurunkan laju penyebaran penyakit adalh program vaksinasi. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui pengaruh laju vaksinasi dan keefektifan vaksin pada model SIS. Berdasarkan simulasi jumlah individu infected dapat dikurangi dengan meningkatkan laju vaksinasi dan memperbesar keefektifan vaksin. Kata kunci: Model SIS, laju vaksinasi, keefektifan vaksin. PENDAHULUAN Penyakit infeksi merupakan masalah utama dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan penyakit infeksi merupakan pembunuh terbesar populasi manusia di samping perang. Fenomena penyebaran penyakit infeksi dapat digambarkan melalui pemodelan matematika. Melalui pemodelan matematika, fenomena-fenomena yang terjadi di kehidupan sehari-hari dapat digambarkan secara sederhana dan sistematis. Sebagaimana yang telah dituliskan oleh Lewis [4], bahawa perilaku penyebaran penyakit dapat digambarkan melalui pemodelan matematika. Beberapa penyakit seperti hepatitis B, tuberculosis, dan pertussis merupakan penyakit infeksi yang berbahaya. Menurut Hetchote [2], penyebaran penyakit hepatitis B, tuberculosis, dan pertussis dapat disajikan menggunakan model endemik SIS. Sesuai dengan namanya, pada model ini populasi dikelompokkan menjadai dua kelas yaitu kelas untuk individu yang rentan terinfeksi penyakit (susceptible) dan kelas untuk individu yang telah terinfeksi penyakit (infected). Pada model SIS, individu yang telah sembuh dapat terinfeksi kembali. Hal ini dikarenakan, tubuh tidak mempunyai kekebalan permanen terhadap penyekit-penyakit yang telah disebutkan sebelumnya. Hal ini dijelaskan oleh Ianelli [3]. Penyakit seperti hepatitis B, tuberculosis, dan pertussis mempunyai dampak yang merugikan bagi manusia. Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya untuk mengurangi atau mencegah penyebaran penyakit-penyakit tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan adanya pemberian vaksin atau lebih dikenal dengan imunisasi. Menurut Makalah dipresentasikan dalam dengan tema Matematika dan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran pada tanggal 3 Desember 2011 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

WHO [5], Imunisasi adalah proses dimana seseorang dibuat kebal atau resisten terhadap penyakit menular, biasanya dengan pemberian vaksin. Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melindungi orang terhadap infeksi berikutnya atau penyakit. Pada artikel ini akan dibahas mengenai model SIS dengan pengaruh vaksinasi dan keefektifan vaksin. PEMBAHASAN 1. Model SIS Menurut Iannelli [3], penyebaran penyakit infeksi dapat dimodelkan dengan model SIS. Pada model SIS populasi dikelompokkan menjadi dua yaitu susceptible (S) dan infected (I). Susceptible adalah kelompok yang sehat tetepi rawan terinfeksi penyakit dan infected adalah kelompok yang telah terinfeksi penyakit. Untuk menurunkan model SIS diperlukan asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Berikut asumsi-asumsi dalam penurunan model SIS. 1. Individu yang lahir merupakan individu yang sehat tetapi rentan terserang suatu penyakit. Laju kelahiran yang masuk sama dengan laju kematiannya, sehingga populasi pada suatu wilayah adalah konstan. 2. Jumlah individu dalam populasi bercampur secara homogen, sehingga bisa terjadi kontak langsung dengan individu terinfeksi atau melalui perantara lainnya dalam penularan penyakit. Dengan laju kontak atau penularannya adalah konstan. 3. Hanya terdapat satu jenis penyakit, sehingga hanya terdapat satu macam penularan dengan penyakit yang sama. 4. Individu yang telah sembuh dianggap tidak memliki kekebalan permanen sehingga dapat tertular penyakit lagi. 5. Masa inkubasi penyakit tidak diperhatikan 6. Infeksi penyakit tidak menyebabkan kematian terhadap penderitanya 7. Tidak terjadi emigrasi atau imigrasi dalam daerah tersebut. Sebagaimana yang telah diasumsikan bahwa penularan atau penyebaran penyakit terjadi dikarenakan adanya kontak dengan individu infected. Laju kontak dinotasikan dengan dan banyaknya individu susceptible yang menjadi infected yaitu sebesar MT 2

untuk setiap t. Jumlah semua kelahiran masuk dalam kelompok susceptible Dimisalkan merupakan laju kelahiran sehingga jumlah populasi pada kelompok susceptible bertambah sebesar. Akan tetapi, dikarenakan adanya kematian alami pada kelompok susceptible yaitu sebesar. Jumlah individu yang sembuh dari sakit kemudian masuk dalam kelompok susceptible. Besarnya laju kesembuhan penyakit dinotasikan dengan. Sehingga banyaknya individu yang sembuh adalah. Dari hal tersebut diperoleh laju perubahan populasi pada kelompok susceptible (S) untuk setiap t waktu dapat diekspresikan sebagai berikut (2.1.1) Berkurangnya individu susceptible karena terinfeksi oleh suatu penyakit mengakibatkan bertambahnya individu infected sebanyak. Pada kleompok infected terjadi kematian alami yang mengakibatkan berkurangnya individu infected sebesar. Individu infected yang telah sembuh akan mengakibatkan berkurangnya jumlah individu infected dengan laju kesembuhan sebanyak. Sehingga didapat laju perubahan populasi pada kelompok infected (I) untuk setiap t waktu yang diekspresikan sebagai berikut (2.1.2) Dari persamaan (2.1) dan (2.2), diperoleh model SIS sebagai berikut.. (2.1.3) 2. Model SIS dengan Vaksinasi Pada bagian ini dijelaskan model SIS dengan vaksinasi. Diasumsikan bahwa efek dari vaksin tidak 100 % efektif dan cakupan pemberian vaksin tidak dapat mencakup semuanya. Vaksinasi ditujukan terhadap individu-individu pada kelas susceptible (S). Laju pemberian vaksin sebesar dan besarnya laju vaksin yang usang (wears off) sebesar. Individu-individu yang divaksin kemudian masuk dalam kelas vaccinated (V). Pada kelas vaccinated (V), populasi berkurang karena adanya vaksin yang usang (wears MT 3

PROSIDING ISBN : 978 979 16353 6 3 off). Jumlah populasi dikarenakan vaksin yang usang (wears off) sebesar yang masuk dalam kelas susceptible (S). Keefektifan vaksin sebesar, dengan interval. Jika maka vaksin efektif mengurangi penyakit, sedangkan jika maka vaksin tidak efektif mengurangi penyakit. Perubahan populasi model SIS dengann vaksinasi disajikan pada Gambar 1. Selanjutnya vaksinasi disajikan sebagai berikut model SIS dengan (2.2.1) Nilai parameter keefektifan vaksin dan adalah positif. Laju vaksinasi adalah. dan SIMULASI MODEL Pada bagian ini diberikan simulasi model SIS dengan pengaruh vaksinasi dan keefektifan vaksin, dimana untuk kasus diambil dari Arino [1]. Diberikan nilai-nilai parameter yaitu laju kontak, laju kesembuhan sebesar, laju kelahiran dan kematian sama yaitu, dan besarnya laju vaksin yang usang (wears off). Kondisi awal jumlah penduduk suspectible, infected, dan vaccinated adalah 960, 40, 0. Berdasarkan keterangan persamaan (2.2.1) menjadi (3.1) MT 4

Dengan menggunakan model (3.1) dan metode Runge kutta orde 4 diperoleh perilaku S, I, V yang ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Perilaku S (garis putus-putus), I (titik-titik), dan V (garis tebal) terhadap perubahan waktu Pada Gambar 2 ditunjukkan bahwa individu suscpectible mula-mula ada 960, dan jumlah individu yang terinfeksi ada 40. Besarnya jumlah individu yang mendapatkan vaksin adalah 0. Hal ini dikarenakan belum adanya program vaksinasi sehingga laju vaksinasinya adalah 0. Pada gambar dijelaskan seiring bertambahnya waktu jumlah individu suspectible mengalami penurunan menjadi 400 orang, sedangkan untuk individu yang terinfeksi bertambah menjadi 600 orang. Kemudian bagaimana pengaruh adanya program vaksinasi terhadap jumlah yang terinfeksi. Ditentukan besarnya laju vaksinasi adalah 0.175, 0.4, dan 0.7 dengan keefektifan vaksin sebesar 90 %. Pengaruh pemberian vaksin terhadap jumlah individu yang terinfeksi disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Perubahan jumlah individu terinfeksi karena pengaruh 0 (garis tebal), 0.175 (garis tipis), 0.4 (garis titik-titik), dan 0.7 (garis putus-putus) MT 5

Gambar 3 menunjukkan bahwa pada saat 0 atau dikatakan tidak adanya vaksinasi, jumlah individu meningkat dari 40 orang menjadi 650 orang. Selanjutnya, ketika diadakan program vaksinasi dengan laju vaksianasi sebesar 0.175, jumlah individu yang terinfeksi mengalami penurunan sebesar 100 menjadi 550 orang yang terinfeksi. Selanjutnya dengan meningkatkan laju vaksinasi sebesar 0.4, jumlah individu yang terinfeksi menjadi 400 orang dan dengan laju vaksinasi sebesar 0.7, jumlah individu yang terinfeksi sebesar 300 orang. Selanjutnya bagaimana pengaruh keefektifan vaksin terhadap jumlah individu yang terinfeksi. Diberikan besarnya keefektifan vaksin yaitu antara 01, dengan laju vaksinasi tetap yaitu sebesar 0.7. Pengaruh keefektifan vaksin terhadap jumlah individu yang terinfeksi disajikan pada Gambar 4. Gambar 4 Perubahan jumlah individu terinfeksi karena pengaruh keefektifan dari vaksin 1 (garis tebal), 0.65 (garis putus-putus), 0.4 (garis titik-titik) dan 0.1 (garis tipis) Gambar 4 menunjukkan bahwa dengan keefektifan vaksin sebesar 1 atau dikatakan bahwa pemberian vaksin tidak efektif, jumlah individu yang terinfeksi sebesar 650 orang, kemudian dengan meningkatkan keefektifan vaksin sebesar 35 % atau 0.65, jumlah individu yang terinfeksi menjadi 550 orang, selanjutnya dengan 0.4, jumlah individu yang terinfeksi menjadi 450 orang, dan ketika kefeektifan vaksin ditingkatkan menjadi 90 % atau 0.1, jumalh individu yang terinfeksi menjadi 300 orang. MT 6

KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dapat diambil kesimpulan 1. model SIS dengan vaksinasi ditunjukkan sebagai berikut. 2. dari hasil simulasi adanya vaksinasi dengan laju vaksinasi sebesar 0.7 dan keefektifan vaksin sebesar 90 % dapat menurunkan jumlah individu yang terinfeksi menjadi 300 orang dari sebelumnya ada 650 orang yang terifeksi DAFTAR PUSTAKA [1] Arino, J., K. L. Cooke, and J. Velasco Hernandez, An Epidemiology Model That Includes A Leaky Vaccine with General Waning Function. Discrete and Continous Dynamical System Series, Vol.4, May 2004. [2] H. W., Three Basic Epidemiology Models, Springer Verlag Berlin Heidelberg 18 (1989), 119-142. [3] Ianelli, M, The Mathematical Modelling of Epidemics, Mathematics Department University of Trento, 2005. [4] Lewis, M, Mathematical Modelling and Infectious Diseases Dynamics. Wicslaw Kraweewicz (2004). [5] WHO. Immunization. http://www.who.int/topics/immunization/en/ MT 7