Aminah et al, Studi Hubungan Kekerabatan 90

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, warna serta ciri lainnya yang tampak dari luar. Seiring dengan

KEKERABATAN Bulbophyllum dan Vanda DI PEKANBARU BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN 20 SPESIES ANGGREK DENDROBIUM BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

KEKERABATAN ANTAR ANGGREK SPESIES BERDASARKAN SIFAT MORFOLOGI TANAMAN DAN BUNGA PHYLOGENETIC OF ORCHIDS BASED ON MORPHOLOGICAL CHARACTERS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang

KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium

Karakterisasi Morfologi Anggrek Phalaenopsis Hibrida

SKRIPSI. KARAKTERISASI MORFOLOGI DAUN KULTIVAR DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr.) DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium SKRIPSI

IDENTIFICATION MORPHOLOGY DIVERSITY OF MANGO LEAF (Mangifera indica L.) IN CROSS PLANTS BETWEEN ARUMANIS 143 VARIETIES AND PODANG URANG 2 YEARS

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN TUMBUHAN ANGGREK (ORCHIDACEAE) DI KAWASAN RIMBO PANTI KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL

Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi

BIOSISTEMATIKA VARIETAS PADA JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI DI AGROWISATA BHAKTI ALAM NONGKOJAJAR, PASURUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Lampiran 1. Hasil Karakterisasi tiap OTU's

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika (Adrianto dkk,2011). Suhartini (2009) menyebutkan. sebanyak jenis yang hidup secara alami (Astirin,2000).

SKRIPSI. Oleh : NAZRIAH PRATIWI / AGROEKOTEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR TABEL...

SKRIPSI. ANALISIS KEKERABATAN BEBERAPA TANAMAN MANGGA (Mangifera sp.) BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN ANATOMI DAUN. Oleh

HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK TUJUH ANGGOTA FAMILIA APOCYNACEAE. Rahmawati, Hasanuddin, Cut Nurmaliah, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Karakterisasi Morfologi Anggrek Phalaenopsis spp. Spesies Asli Indonesia. Morphology Characterization of Indonesia Phalaenopsis spp.


LAPORAN TAHUNAN HIBAH FUNDAMENTAL BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI (BOPT) 2013

Analisis Kekerabatan Varietas Tanaman. Ketela Pohon (Manihot utilissima) Berdasarkan Karakter Morfologi di Wilayah Kabupaten Nganjuk SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah tanaman

Vegetalika (3): Program Studi Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada 2)

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

MODUL 6 ANALISIS CLUSTER

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT ATRA ROMEIDA. Induced Mutation by Gamma-ray Irradiation for the Development of Superior Orchid Clones Spathoglottis plicata

STUDI KERAGAMAN FENOTIPE DAN PENDUGAAN JARAK GENETIK KERBAU SUNGAI, RAWA DAN SILANGANNYA DI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANDRI JUWITA SITORUS

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE :

BAB I PENDAHULUAN. flora yang dapat ditemukan adalah anggrek. Berdasarkan eksplorasi dan

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DALAM PENYUSUNAN DESKRIPSI JERUK SIAM (Citrus nobilis) DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN KARO SKRIPSI OLEH :

INVENTARISASI TANAMAN ANGGREK DI HUTAN IRENGGOLO DUSUN BESUKI, DESA JUGO, MOJO, KEDIRI

PENINGKATAN RAGAM GENETIK ANGGREK Dendrobium spp MELAUI HIBRIDISASI UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN ANGGREK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)

PENINGKATAN PERTUMBUHAN PSEUDOBULB ANGGREK (Dendrobium antennatum) DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI FOSFOR PADA MEDIUM KULTUR IN VITRO SKRIPSI

ABSTRACT. Keywords: Performance Audit, Performance Accountability

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

Keragaman Genetik Plasma Nutfah Anggrek Spathoglottis

Morphological and Biochemical Diversity Analysis on Phalaenopsis Orchid (Orchidaceae)

STUDI KEKERABATAN KULTIVAR KAMBOJA (Plumeria sp.) DENGAN TEKNIK RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA (RAPD)

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis

MORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF NORTH SUMATRA SALAK (Salacca sumatrana Becc.) AT SOUTH TAPANULI REGION

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju (Sugeng, 1985)

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS SKRIPSI OLEH: WIWIK MAYA SARI /Pemuliaan Tanaman

INVENTARISASI JENIS-JENIS ANGGREK DI SAMOSIR UTARA KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dan usaha komersil pada mulanya hanya dikenal di negara-negara maju, namun

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

Karakterisasi Anggrek Alam secara Morfologi dalam Rangka Pelestarian Plasma Nutfah

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) ASAL JAWA BARAT DENGAN PENANDA RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA)

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI JENIS TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti Asia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Indonesia

Evaluasi Karakter Kualitatif Cabai Hias Generasi F1 Hasil Persilangan Capsicum annuum Capsicum frutescens

BAB III METODE PENELITIAN

BAB. I PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Keragaman Molekuler pada Tanaman Lili Hujan (Zephyranthes spp.) Molecular Variance in Rain Lily (Zephyranthes spp.)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kawista (Limonia acidissima L.) di Indonesia salah satunya

PRAKATA. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan. hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang mahal di pasar internasional US$ 640/m 3 untuk kayu papan jati Jawa tahun

POTENSI ANGGREK SPESIES DENDROBIUM ASAL INDONESIA SEBAGAI TANAMAN INDUK BUNGA POTONG

KEANEKARAGAMAN 36 GENOTIPE CABAI (Capsicum SPP.) KOLEKSI BAGIAN GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

KEANEKARAGAMAN DAN HUBUNGAN KEKERABATAN PADA JAMBU AIR


SKRIPSI OLEH : HERMANYANTO LAIA / PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

Laboratorium Budidaya Tanaman Anggrek DD Orchids Nursery Kota. mahasiswa dan dosen, termasuk bidang kultur jaringan tanaman.

MORFOLOGI TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) KULTIVAR BELIMBING

INDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

STUDI KARAKTERISASI ANGGREK SECARA SITOLOGI DALAM RANGKA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor

IDENTIFIKASI GEN PENANDA MOLEKULER KADAR ISOFLAVON KEDELAI HITAM ADAPTIF PERUBAHAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. binatang atau fauna) adalah makhluk hidup yang paling beragam di planet.

KEANEKARAGAMAN VARIETAS BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L.) DI KEBUN PLASMA NUTFAH TUMBUHAN DAN HEWAN CIBINONG

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

Peningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X METODE CLUSTER ANALYSIS

Deteksi Kemiripan Citra Tanaman Anggrek Menggunakan Metode Support Vector Machine (SVM) Kernel Linear

PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR JARINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK PHALAENOPSIS BELLINA

TINJAUAN PUSTAKA. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan

Keanekaragaman Jenis-Jenis Anggrek di Hutan Lamasi Desa Murnaten Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat Maluku

Transkripsi:

STUDI HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA SPESIES ANGGREK BERDASARKAN CIRI MORFOLOGI MENGGUNAKAN METODE TAKSIMETRI DI DD ORCHID NURSERY The Study of Kinship Relationship to Several Species of Orchid Based on Morphological Characteristic by Using Taximetry at DD' Orchid Nursery Siti Aminah 1, Nurwidodo 2, Lise Chamisijatin 3 1,2,3 Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas 246 Malang 65144 e-mail korespondensi: st.aminah152@gmail.com ABSTRAK Anggrek merupakan kelompok tanaman yang memiliki keanekaragaman cukup besar. Salah satu upaya melestarikan anggrek dapat dilakukan melalui kegiatan pemuliaan yaitu dengan melakukan penyilangan. Keberhasilan dalam persilangan salah satunya dipengaruhi oleh kedekatan dalam hubungan kekerabatan. Hubungan kekerabatan dapat dipelajari dengan menggunakan penanda morfologi melalui metode taksimetri. Taksimetri merupakan metode evaluasi kuantitatif mengenai kesamaan atau kemiripan sifat antar golongan organisme, dan penataan golongangolongan itu melalui analisis kelompok (cluster analysis). Penelitian dilakukan di kebun DD Orchid Nursery dengan mengamati secara langsung ciri morfologi pada 17 sampel yang diteliti, yang kemudian dianalisis menggunakan program komputer SPSS 17. Hasil penelitian berdasarkan analisis kelompok dan dendrogram menunjukkan terdapat 2 kelompok besar yang memiliki hubungan kekerabatan terdekat, yaitu kelompok 1 beranggotakan D. gouldii, D. tangerinum, D. nindii, D. liniale, D. lasianthera, D. laxiflorum, D. stratiotes, D. strepsiceros, dan D. bracteosum. Sedangkan kelompok 2 beranggotakan S. plicata, S. kimbaliana, D. macrophyllum, Paph. glaucophyllum, Paph.praestan, A. miniatum, V. sanderiana, dan V. tricolor. Selanjutnya hasil analisis diskriminasi pada 26 ciri, diperoleh 10 ciri yang menjadi pembeda antar spesies yang diamati diantaranya bentuk tepi daun, lebar daun, warna sepal, bentuk petal, warna petal, bentuk labellum, warna labellum, panjang bunga, lebar bunga, dan aroma bunga. Kata Kunci: analisis kelompok, anggrek, diskriminasi, hubungan kekerabatan, morfologi ABSTRACT Orchids is a group of plants that have a large diversity. One of the efforts to preserve the orchids can be made through plant breeding activities, that is by crossing. One of success in crosses is influenced by closeness in kinship. Kinship relationships can be studied using morphological markers through the taximetry method. Taximetry is a method of quantitative evaluation of the similarity or resemblance of the nature of organisms, and the arrangement of the classes through cluster analysis. The study was conducted by directly observing the morphological characteristics of 17 samples studied, which were then analyzed using SPSS 17 computer program. The results of this study based on cluster analysis and dendrogram showed that there are two large groups which have the closest kinship relationship, namely group 1 consists of D. gouldii, D. tangerinum, D. nindii, D. liniale, D. lasianthera, D. laxiflorum, D. stratiotes, D. strepsiceros, and D. bracteosum. While group 2 consists of S. plicata, S. kimbaliana, D. macrophyllum, Paph. glaucophyllum, Paph.praestan, A. miniatum, sanderiana V. and V. tricolor. Then discrimination analysis results on 26 characteristics, obtained 10 characteristics that distinguish between observed species such as shape of leaf edge, leaf width, sepal color, petal shape, petal color, labellum, labellum color, flower length, flower width, and floral scent. Keywords: cluster analysis, orchid, discrimination, kinship relationships, morphological Anggrek (bahasa Latin: Orchidaceae) merupakan kelompok tanaman yang memiliki keanekaragaman cukup besar. Tanaman anggrek meliputi 25.000 30.000 spesies dan merupakan 10% dari jumlah tanaman berbunga di dunia (Tuhuteru et al., 2012). Famili Orchidaceae terdiri dari sekitar 5.000 jenis yang tersebar luas di Indonesia. Sebanyak 1.327 jenis tumbuh di pulau Jawa dan selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau lainnya (Nurmaryam, 2011). Salah satu upaya melestarikan anggrek dapat dilakukan melalui kegiatan pemuliaan tanaman, dengan melakukan penyilangan. Kegiatan penyilangan anggrek memerlukan indukan yang memiliki sifat unggul sehingga dapat dihasilkan hibrida-hibrida baru dengan sifat yang unggul pula. Namun demikian, upaya persilangan interspesifik maupun intergenerik tanaman anggrek sebagai upaya menjaga kelestarian anggrek sering kurang berhasil karena terdapat kendala, salah satunya dipengaruhi oleh kedekatan dalam hubungan kekerabatan (Purwantoro et al., 2005). Hubungan kekerabatan dari suatu populasi organisme dapat dipelajari dengan menggunakan penanda (marker) sebagai alat untuk melakukan karakterisasi genetik baik secara molekuler maupun morfologis (Kartikaningrum et al., 2002). Penanda morfologi pada tanaman meliputi akar, batang, daun, bunga, buah, dan Aminah et al, Studi Hubungan Kekerabatan 90

sebagainya. Pada anggrek, karakter morfologi daun dan bunga merupakan karakter yang digunakan sebagai penanda untuk membedakan antar kelompok tanaman (Pangestu et al., 2014). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan kekerabatan anggrek adalah dengan menggunakan metode taksimetri. Metode taksimetri atau taksonomi numerik didefinisikan sebagai metode evaluasi kuantitatif mengenai kesamaan atau kemiripan sifat antar golongan organisme, dan penataan golongan-golongan itu melalui suatu analisis yang dikenal sebagai analisis kelompok (cluster analysis) ke dalam kategori takson yang lebih tinggi atas dasar kesamaan tadi (Tjitrosoepomo, 2009). Kegiatan pemuliaan anggrek banyak dilakukan oleh pemelihara ataupun pembudidaya anggrek. DD Orchid Nursery merupakan salah satu kebun anggrek yang ada di Kota Batu yang telah melakukan kegiatan pemuliaan anggrek dengan menyilangkan indukanindukan dengan karakter tertentu. Anggrek yang menjadi koleksi DD Orchid beranekaragam. Berdasarkan hal tersebut maka di tempat ini memungkinkan dilakukan pengamatan morfologi anggrek untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar spesies anggrek yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kekerabatan pada beberapa spesies anggrek berdasarkan ciri morfologi menggunakan metode taksimetri di DD Orchid Nursery. METODE Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10-25 Maret 2017 di kebun DD Orchid Nursery yang berlokasi di Jalan Ir. Soekarno No. 48, Dadaprejo, Kota Batu. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat tulis, penggaris, benang, kamera, dan kertas label. Bahan yang digunakan terdiri dari 17 spesies anggrek yang ada di kebun DD Orchid Nursery. Penelitian dilakukan dengan mengikuti langkahlangkah metode taksimetri. Ciri morfologi pada masingmasing STO (Satuan Taksonomi Operasional) yang diamati dibandingkan dengan ciri morfologi pada parameter penelitian. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan koefisien asosiasi, analisis kelompok (cluster analysis), dan analisis diskriminasi dengan bantuan program komputer SPSS 17. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hubungan kekerabatan pada 17 spesies anggrek yaitu Dendrobium nindii, Dendrobium lasianthera, Dendrobium gouldii, Dendrobium stratiotes, Dendrobium lineale, Dendrobium bracteosum, Dendrobium tangerinum, Dendrobium macrophyllum, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium strepsiceros, Vanda tricolor, Ascocentrum miniatum, Vanda sanderiana, Spathoglottis plicata, Spathoglottis kimbaliana, Paphiopedilum glaucophyllum, dan Paphiopedilum praestan diperoleh 26 ciri. Kemudian ciri yang sesuai diberi kode (+), sedangkan ciri yang tidak sesuai diberi kode (-). Selanjutnya dilakukan analisis koefisien asosiasi yang bertujuan untuk menunjukkan kemiripan secara sederhana pada masing-masing OTU (Wijayanti et al., 2015). Hasil perhitungan koefisien asosiasi disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Matriks Koefisien Asosiasi dari 17 Spesies Anggrek di Kebun DD Orchid Nursey Aminah et al, Studi Hubungan Kekerabatan 91

Keterangan Spesies : A. Dendrobium nindii J. Dendrobium strepsiceros B. Dendrobium lasianthera K. Vanda tricolor C. Dendrobium gouldii L. Ascocentrum miniatum D. Dendrobium stratiotes M. Vanda sanderiana E. Dendrobium liniale N. Spathoglottis plicata F. Dendrobium bracteosum O. Spathoglottis kimbaliana G. Dendrobium tangerinum P. Paphiopedilum glaucophyllum H. Dendrobium macrophyllum Q. Paphiopedilum praestan I. Dendrobium laxiflorum Berdasarkan tabel matriks di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien asosiasi yang paling tinggi terdapat pada spesies A-E dan C-G yaitu sebesar 0,962, yang menunjukkan spesies A-E dan C-G memiliki hubungan kekerabatan paling dekat dibandingkan dengan spesies lainnya. Spesies tersebut adalah Dendrobium nindii (A), Dendrobium lineale (E), Dendrobium gouldii (C), dan Dendrobium tangerinum (G). Sedangkan nilai koefisien asosiasi yang paling rendah terdapat pada spesies J-N yaitu sebesar 0,269, yang menunjukkan pasangan spesies tersebut memiliki hubungan kekerabatan paling jauh dibandingkan dengan spesies lainnya. Spesies tersebut adalah Dendrobium strepsiceros (J) dan Spathoglottis plicata (N). Selanjutnya analisis kelompok (cluster analysis) dilakukan dengan cara mengelompokan dan membandingkan pasangan STO yang memiliki hubungan paling dekat. Tahap pertama dilakukan dengan menjelaskan urutan proses pembuatan kelompok (Tabel 2). Tabel 2. Matriks Cluster Analysis dari 17 Spesies Anggrek di Kebun DD Orchid Nursey Agglomeration Schedule Cluster Combined Stage Cluster First Appears Next Stage Coefficients Cluster 1 Cluster 2 Cluster 1 Cluster 2 Stage 1 3 7.962 0 0 8 2 1 5.962 0 0 8 3 16 17.923 0 0 14 4 12 13.885 0 0 12 5 4 10.885 0 0 10 6 2 9.885 0 0 9 7 14 15.846 0 0 11 8 1 3.808 2 1 9 9 1 2.769 8 6 10 10 1 4.731 9 5 13 11 8 14.654 0 7 15 12 11 12.654 0 4 14 13 1 6.615 10 0 16 14 11 16.500 12 3 15 15 8 11.346 11 14 16 16 1 8.269 13 15 0 Angka yang tertera pada kolom koefisien menunjukkan besarnya kesamaan ciri morfologi dari dua STO yang dibandingkan serta menyebabkan kedua STO tersebut mengelompok. Semakin besar harga koefisien asosiasi pasangan sampel yang dibandingkan, maka hubungan kekerabatannya semakin dekat pula (Wijayanti et al., 2015). Berdasarkan tahap proses pembuatan kelompok tersebut, selanjutnya diperoleh tabel pengelompokan antara 17 spesies anggrek yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pengelompokan 17 Spesies Anggrek di Kebun DD Orchid Nursery Cluster Membership Case 4 Clusters 3 Clusters 2 Clusters 1:A 1 1 1 2:B 1 1 1 3:C 1 1 1 4:D 1 1 1 5:E 1 1 1 6:F 1 1 1 7:G 1 1 1 8:H 2 2 2 9:I 1 1 1 10:J 1 1 1 11:K 3 3 2 12:L 3 3 2 13:M 3 3 2 14:N 2 2 2 15:O 2 2 2 16:P 4 3 2 17:Q 4 3 2 Tabel pengelompokan menunjukkan terdapat 2 kelompok besar dari 17 spesies anggrek yang diamati. Spesies yang terdapat dalam satu kelompok yang sama menandakan bahwa antar spesies dalam kelompok tersebut mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat, dikarenakan memiliki banyak kemiripan atau kesamaan pada ciri-ciri morfologinya. Hasil analisis kelompok digunakan untuk membuat dendrogram (Gambar 1) yang menggambarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan dari masing-masing spesies yang dibandingkan berdasarkan ciri morfologi yang diamati. Pada dendrogram terdapat 2 kelompok besar yaitu kelompok 1 dan kelompok 2 yang memiliki kekerabatan terdekat. Kelompok 1 terdiri dari spesies D. gouldii, D. tangerinum, D. nindii, D. liniale, D. lasianthera, D. laxiflorum, D. stratiotes, D. strepsiceros, dan D. Aminah et al, Studi Hubungan Kekerabatan 92

bracteosum. Kelompok ini memiliki persamaan pada ciri morfologi diantaranya tipe pertumbuhan, tipe perakaran, bentuk tepi daun, tekstur permukaan daun, panjang daun, warna daun, pseudobulb, posisi pembungaan, dan bentuk sepal. Dendrogram using Complete Linkage Rescaled Distance Cluster Combine C A S E 0 5 10 15 20 25 Label Num +---------+---------+---------+---------+---------+ C 3 G 7 A 1 E 5 1a B 2 I 9 1 D 4 ----- J 10 1b F 6 ---- N 14 2a O 15 2 H 8 P 16 2b Q 17 L 12 M 13 K 11 Gambar 1. Diagram dendrogram Namun demikian, kelompok 1 memisah menjadi sub kelompok 1a dan 1b. Sub kelompok 1a beranggotakan D. gouldii, D. tangerinum, D. nindii, D. liniale, D. lasianthera, D. laxiflorum, D. stratiotes, dan D. strepsiceros, sub kelompok 1b beranggotakan D. bracteosum. Pemisahan pada kelompok 1 ini disebabkan perbedaan ciri bentuk daun, bentuk ujung daun, ketebalan daun, dan jumlah kuntum bunga. Kelompok 2 terdiri dari spesies S. plicata, S. kimbaliana, D. macrophyllum, Paph. glaucophyllum, Paph.praestan, A. miniatum, V. sanderiana, dan V. tricolor. Kelompok ini memiliki persamaan pada ciri morfologi yaitu susunan daun, simetri daun, dan tipe pembungaan. Namun, kelompok 2 memisah menjadi sub kelompok 2a dan 2b. Sub kelompok 2a beranggotakan S. plicata, S. kimbaliana, dan D. macrophyllum. Persamaan ciri morfologi pada sub kelompok 2a yang menyebabkan spesies-spesiesnya mengelompok yaitu bentuk ujung daun, tekstur permukaan daun, pseudobulb, dan bentuk petal. Sedangkan sub kelompok 2b beranggotakan Paph. glaucophyllum, Paph.praestan, A. miniatum, V. sanderiana, dan V. tricolor yang memiliki persamaan ciri morfologi yaitu bentuk daun, bentuk ujung daun, ketebalan daun, dan pseudobulb. Terbentuknya kelompok-kelompok ini menunjukkan bahwa spesies yang membentuk satu kelompok yang sama memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dikarenakan memiliki banyak persamaan pada ciri morfologinya, sedangkan pemisahan pada kelompok menunjukkan hubungan kekerabatannya jauh dikarenakan memiliki banyak perbedaan pada ciri morfologinya. Jika anggrek dalam satu kelompok yang sama disilangkan maka keberhasilan persilangan makin tinggi (Purwantoro et al., 2005). Tahap selanjutnya adalah analisis diskriminasi. Diskriminasi atau pembeda dilakukan untuk mengetahui ciri yang paling konstan dan berpengaruh (Tjitrosoepomo, 2009). Hasil perhitungan dengan program SPSS 17 disajikan tabel chi-square test (Tabel 4) untuk mengetahui analisis diskriminasi. Tabel 4. Hasil analisis chi-square test No. Variabel Nilai pearson 1 Tipe pertumbuhan.043 2 Tipe Perakaran.015 3 Bentuk daun.002 4 Bentuk ujung daun.000 5 Susunan daun - 6 Bentuk tepi daun.110 7 Tekstur permukaan.005 8 Simetri daun - 9 Panjang daun.015 10 Lebar daun.486 11 Ketebalan daun.027 12 Warna daun.000 13 Pseudobulb.005 14 Posisi Pembungaan.015 15 Tipe Pembungaan - 16 Bentuk Bunga.008 17 Bentuk Sepal.000 18 Warna Sepal.064 19 Bentuk Petal.457 20 Warna Petal.490 21 Bentuk Labellum.490 22 Warna Labellum.486 23 Panjang Bunga.819 24 Lebar Bunga.149 25 Jumlah kuntum.027 26 Aroma Bunga.486 Nilai pearson > 0,05 maka signifikan; < 0,05 tidak signifikan Berdasarkan analisis diskriminasi (pembeda), 10 ciri spesifik yang menjadi pembeda antar spesies yang diamati diantaranya bentuk tepi daun, lebar daun, warna Aminah et al, Studi Hubungan Kekerabatan 93

sepal, bentuk petal, warna petal, bentuk labellum, warna labellum, panjang bunga, lebar bunga, dan aroma bunga. Jadi, 10 ciri tersebut dapat dijadikan petunjuk dalam mengelompokan spesies anggrek di Kebun DD Orchid Nursery, Kota Batu. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan, 1) Berdasarkan 17 spesies anggrek di DD Orchid Nursery yang diamati, terdapat 2 kelompok besar yang memiliki hubungan kekerabatan terdekat, yaitu kelompok 1 beranggotakan D. gouldii, D. tangerinum, D. nindii, D. liniale, D. lasianthera, D. laxiflorum, D. stratiotes, D. strepsiceros, dan D. bracteosum. Sedangkan kelompok 2 beranggotakan S. plicata, S. kimbaliana, D. macrophyllum, Paph. glaucophyllum, Paph.praestan, A. miniatum, V. sanderiana, dan V. tricolor. 2) Berdasarkan analisis diskriminasi (pembeda), dari 26 ciri terdapat 10 ciri spesifik yang menjadi pembeda antar spesies yang diamati diantaranya bentuk tepi daun, lebar daun, warna sepal, bentuk petal, warna petal, bentuk labellum, warna labellum, panjang bunga, lebar bunga, dan aroma bunga. DAFTAR RUJUKAN Kartikaningrum, S., & Effendie, K. (2005). Keragaman Genetik Plasma Nutfah Anggrek Spathoglottis. Jurnal Hortikultura, 15(4), 260-269. Nurmaryam, S. (2011). Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus: Maya Orchid Taman Anggrek Indonesia Permai Jakarta Timur). (Skripsi), Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor. Pangestu, F., Aziz, S. A., & Sukma, D. (2014). Karakterisasi Morfologi Anggrek Phalaenopsis Hibrida. Jurnal Hortikultura Indonesia, 5(1), 29-35. Purwantoro, A., Ambarwati, E., & Setyaningsih, F. (2005). Kekerabatan Antar Anggrek Spesies Berdasarkan Sifat Morfologi Tanaman dan Bunga. Jurnal Ilmu Pertanian, 12(1), 1 11. Tjitrosoepomo, G. (2009). Taksonomi Umum (Dasardasar Taksonomi Tumbuhan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tuhuteru, S., Hehanussa, L., & Raharjo, S.H.T. (2012). Pertumbuhan dan Perkembangan Anggrek Dendrobium Anosmum Pada Media Kultur In Vitro dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa. Jurnal Agrologia, 1(1), 1-12. Wijayanti, L., Mahmudati, N., & Prihanta, W. (2015, Maret). Studi Kekerabatan Fenetik Genus Pteris dengan Metode Taksimetri. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang, Malang Jawa Timur. Aminah et al, Studi Hubungan Kekerabatan 94