APARTEMEN MENENGAH DI KAWASAN CENGKARENG DENGAN PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN ALAMI PADA BUKAAN JENDELA

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa

APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang)

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KATA PENGANTAR. Tujuan penyusunan paper tugas akhir ini adalah sebagai syarat untuk kelulusan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

STANDAR UKURAN KEBUTUHAN RUANG. No. Sub Bagian Letak Kebutuhan Ruang Luasan Sumber. Parkir Mobil (70 unit) 875 m 2 Neufret.

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB 3 METODE PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini jenis data yang. penyinaran cahaya matahari yang didapatkan.

Kajian Pencahayaan Alami pada Bangunan Villa Isola Bandung

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan utama akibat pesatnya pertumbuhan penduduk

UNIVERSITAS DIPONEGORO APARTEMEN BIOKLIMATIK DI SEMARANG TUGAS AKHIR. Wahyu S Ikhsan H L2B009087

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sebanyak 8,2 juta hektar untuk mengatasi kekurangan pangan dan luas lahan

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA TIMUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Evaluasi Kualitas Pencahayan Alami Pada Rumah Susun Sebelum dan Setelah Mengalami Perubahan Denah Ruang Dalam

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI LEBAK BULUS JAKARTA DENGAN PENERAPAN PENCAHAYAAN ALAMI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi

HOTEL BUTIK DENGAN OPTIMALISASI BENTUK FASADE BERDASARKAN PENCAHAYAAN ALAMI DI JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan dan permintaan hunian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Tata Cahaya pada Ruang Baca Balai Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta

PENGAPLIKASIAN KONSEP HEMAT ENERGI DI WISMA ATLET SENAYAN. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2010/2011

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

PENGEMBANGAN RS HARUM

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

BAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien.

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PUSAT PERBELANJAAN DAN APARTEMEN DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Disusun Oleh: Nama : Selvi Febriane NIM :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta sebagai kota metropolitan bertumbuh sangat pesat terutama dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK APARTEMEN DAAN MOGOT CITY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMA: ARSITEKTUR HEMAT ENERGI. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

APARTEMEN DAN PERKANTORAN DENGAN PENDEKATAN TERHADAP EKONOMI BERKELANJUTAN DI JAKARTA BARAT

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

Pengaruh Konfigurasi Atap pada Rumah Tinggal Minimalis Terhadap Kenyamanan Termal Ruang

HOTEL KAPSUL DI TANAH ABANG JAKARTA DENGAN PEMANFAATAN CAHAYA ALAMI

Pengembangan RS Harum

2.2.3 Penggunaan Tata Lahan Topografi Data Lokasi dan Peraturan Bangunan Terkait Data Lokasi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

Transkripsi:

APARTEMEN MENENGAH DI KAWASAN CENGKARENG DENGAN PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN ALAMI PADA BUKAAN JENDELA Augusta Chistopher, Sigit Wijaksono, Susilo Kusdiwanggo Universitas Bina Nusantara, Jakarta Chrizzt_13@yahoo.com ABSTRAK Perencanaan proyek apartemen pada Cengkareng ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan akan pemenuhan tempat tinggal untuk masyarakat golongan menengah. Pada proyek apartemen ini, pendekatan desain mengarah kepada penggunaan pencahayaan alami untuk penerangan pada pagi hingga sore hari. Penggunaan pencahayaan alami pada hunian dapat menghemat listrik cukup besar, sehingga aspek pencahayaan cukup penting untuk di pertimbangkan dalam desain apartemen. Karya ini adalah hasil penelitian yang menggunakan metode analisis eksploratori dengan pendekatan kuantitatif. Hasil yang didapat adalah mengetahui bentuk massa yang ideal dengan tapak sesuai dengan arah pembayangan serta menentukan besaran bukaan jendela. Perhitungan besar bukaan menggunakan standart dari SNI dan analisa pembayangan menggunakan alat bantu sketchup. Segala hasil pengamatan akan di olah kedalam desain apartemen Cengkareng Jakarta. Dengan penelitian ini diharapkan dapat pengoptimalan pencahayaan alami di dalam ruang dapat dicapai. Kata Kunci : Desain berkelanjutan, Pencahayaan alami, Bukaan jendela, Apartemen ABSTRACT Project planning apartments in Cengkareng aims to address the compliance issue residence for the middle class society. In this apartment project, the design approach leads to the use of natural light for illumination in the morning until late afternoon. The use of natural lighting to save electricity in residential quite large, so it is quite important to the lighting aspect taken into consideration in the design of the apartment. This work is the result of research using exploratory analysis methods with quantitative approaches. The results are known which form an ideal mass to tread in accordance with the direction of shadowing and determine the amount of window openings. Calculations using large aperture standard of IEC and imagery analysis using the tools sketchup. All observations will process into the design of the apartment Cengkareng Jakarta. This research is expected to optimization of natural lighting in the room can be achieved. Keywords : Sustainable design, Natural Lighting, Window openings, Apartment

PENDAHULUAN Perkembangan di dalam dunia arsitektur pada masa ini sedang gencar-gencarnya mengarah kepada pengembangan desain berkelanjutan, hal ini dipengaruhi oleh individu-individu yang sudah mulai sadar akan pentingnya desain berkelanjutan bagi generasi penerus. Dalam desain berkelanjutan terdapat beberapa segmen salah satunya adalah arsitektur berkelanjutan. Penerapan arsitektur berkelanjutan sekarang sudah merambah ke bangunan hunian, karena hunian akan mengkonsumsi energi cukup besar apabila tidak dirancang dengan baik, khusunya untuk hunian vertikal. Selain itu untuk melakukan pemenuhan akan kebutuhan tempat tinggal khususnya untuk masyarakat golongan menengah dibutuhkan hunian vertikal. Hunian vertikal dipilih karena merupakan salah satu strategi untuk melakukan penghematan lahan serta mengikuti peraturan peruntukan lahan yang telah ditetapkan. Pemilihan lahan pada kawasan cengkareng karena kawasan cengkareng merupakan kawasan yang strategis untuk pencapaian ke daerah atau pusat bisnis. Apartemen yang akan dirancang merupakan apartemen dengan konsep sustainable dengan fokus hemat energi pada penggunaan pencahayaan buatan. Penggunaan pencahayaan buatan pada hunian sudah mengkonsumsi terlalu banyak energi sehingga perlu perhatian khusus pada bukaan apartemen agar penggunaannya listrik dapat dikurangi, khususnya pada siang hari. Tujuan dari penelitian ini ialah agar tercapainya aspek hemat energy khususnya energy listrik dengan memanfaatkan pencahayaan alami sebagai sumber pencahayaan dengan berbagai pertimbangan yang mendukung. Pokok permasalahan yang akan diselesaikan disini ialah bagaimana menentukan besaran massa, perletakan massa dan orientasi massa agar nantinya tiap unit mendapatkan terpapar cahaya matahari secara adil, serta menentukan besaran bukaan jendela agar cahaya yang masuk optimal untuk kebutuhan ruang tersebut. Banyak cara dan metode yang dapat digunakan untuk memasukan cahaya ke dalam ruangan, semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu memanfaatkan cahaya alami sebagai sumber penerangan utama. Seperti yang dilakukan N,Fachrizal, ia melakukan penelitian tentang pipa cahaya, dimana pipa tersebut berfungsi membawa cahaya dari luar kedalam ruang-ruang yang tidak dapat terpapar sinar cahaya secara langsung. Dari penelitiannya ia menarik beberapa kesimpulan, beberapa diantaranya ialah model modul penyalur cahaya ini dapat dimanfaatkan sebagai solusi alternative sistem pencahayaan alami di bangunan untuk penghematan penggunaan energy listrik, penggunaan kubah kaca transparan berkontribusi untuk mengumpulkan cahaya terutama pada sudut datang cahaya yang besar, diperlukan pengembangan material reflector logam sebagai pengganti cermin untuk mengurangi bobot modul dan kerapuhan material terhadap benturan, juga fabrikasi atau perakitan yang murah namun tidak mengurangi kualitas.

METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan ialah menganalisa pergerakan matahari serta pembayangan yang akan terjadi pada tapak, untuk software pendukung menggunakan google sketchup. Setelah menganalisa pergerakan matahari kemudian, menganalisa kebutuhan besaran ruang yang nantinya setiap ruang akan diukur besaran dari kebutuhan bukaan untuk pencahayaan alami. Metode perhitungan besaran bukaan menggunakan rumus perhitungan dari standarisasi SNI untuk pencahayaan alami yang optimal. Hasil dari perhitungan akan dihasilkan dalam bentuk tabel sehingga memudahkan untuk dipahami, dan hasilnya akan diaplikasikan kedalam desain nantinya. HASIL DAN BAHASAN Dari hasil dan analisa dan perhitungan besaran kebutuhan bukaan jendela tiap unitnya di dapat hasil sebagai berikut Nama Ruang Luasan Ruang (m 2 ) Tabel. IV.3.10.1. Luas kebutuhan jendela Kebutuhan Luas Jendela Pencahayaan efektif 1 (m 2 ) (lux) Luas Jendela efektif 2 (m 2 ) Total luas Jendela efektif (m 2 ) Unit 1 36 125 3 7.2 1.2-2.88 4.2-10.08 Unit 2 20 125 1.66-4 0.67-1.6 1.46-5.6 Unit 3 12.5 125 1.04 2.5 0.4-1 1.45-3.5 Terlihat dari table diatas kebutuhan luas jendela efektif untuk suatu ruangan yang memiliki lebar tidak lebih dari 6 meter memiliki persentase antara luas ruangan dengan luas bukaan sebesar 10% - 30% dari luas ruangan. Detail Bukaan Pada Unit

Pada gambar diatas merupakan beberapa detail dari bukaan pada unit-unit, khususnya pada unit yang paling besar. Terlihat adanya detail dari kisi-kisi yang diletakan pada unit yang menghadap barat, dimana kisi-kisi ini difungsikan saat cahaya matahari mulai menembus masuk kedalam unit sehingga tidak menimbulkan panas. Selain kisi-kisi solusi lainnya ialah menambahkan reflector pada unit, reflector ini bekerja membawa cahaya matahari melewati ruangan sehingga dapat menyinari ruangan yang tidak bersentuhan langsung dengan sisi luar, dimana ruang tersebut kurang mendapat cahaya langsung. Perencanaan Ruang Tabel V.1.2. Perencananaan ruang Total Ruang Luasan (m 2 ) Unit Unit 1 Unit 2 Unit 3 1188 1520 2600 Lobby 62,5 Ruang serbaguna 150 Kantor pengelola 73,6 15.537,12 Mini market 70 ATM center 16 Musholla 22,5 Gudang 8 R. utilitas (ME) 90 Parkir 3072 Open Space bangunan 2500 Taman bermain 990 Total 12.947.6 m 2 Sirkulasi 20 % = 2.589,52 m 2 Perencanaan ruang diusahakan seoptimal mungkin agar tidak banyak ruang yang terbuang, sehingga sisa ruangan dapat digunakaan sebagai open space, yang dimana open space tersebut dapat digunakan sebagai urban farming yang dapat mendukung konsep berkelanjutan pada bangunan ini. Bentuk Gubahan Massa Bangunan Konsep gubahan massa: Gubahan massa bangunan terbentuk mengikuti analisa lingkungan, bangunan yang terbentuk merupakan respon dari analisa yang telah dibuat. Pada bagian bawah setiap tower unit dijadikan sebagai tempat parkir untuk kendaraan penghuni maupun pengelola.

Gambar V.3.2. Bentuk Gubahan Massa Bangunan 1 Pada konsep awal gubahan massa dibuat massa tunggal dengan mengikuti bentuk dari tapak yang digunakan untuk mengamati bagian yang terpapar sinar matahari dan bagian yang terbayangi. Gambar V.3.3. Bentuk Gubahan Massa Bangunan 2 Massa 1 Massa 2 Massa 3 Pada konsep gubahan kedua, massa 1 lebih rendah dibanding massa 2 dan massa 2 sejajar dengan massa 3, pada ketinggian 5 lantai. Perbedaan massa 1 dan massa 2, 3 berbeda 1 lantai. Bentuk massa seperti ini akan tidak akan memberikan pembayangan antar massa karena dengan jarak dan ketinggian yang terlah diatur, selain itu dengan massa yang menghadap barat dan timur akan terjadi pergantian pencahayaan setiap 6 jam

Denah Unit Gambar. Perspektif 3dimensi dan denah unit 1 Pada gambar diatas terlihat sistem furniture pada interior unit-unit nantinya memiliki mode saat digunakan dan mode saat tidak digunakan. Hal ini bertujuan agar lebih mengefisiensikan ruangan yang ada agar tidak terbuang. Sistem ini juga secara tidak langsung mendukung dari konsep berkelanjutan, yang menjadi konsep utama dalam perancangan ini.

Perspektif Massa Akhir Gambar. Perspektif 3dimensi massa Massa terakhir menyerupai gubahan massa sesuai dengan konsep diatas, tetapi dengan bentuk yang lebih spesifik seperti deretan unit yang dipecah dengan adanya open space pada bangunan, yang dimana open space ini dapat berfungsi sebagai salah satu jalan masuknya cahaya ke dalam bangunan. Selain itu juga fungsi open space ini agar bangunan seolah-olah tidak berdiri sendiri tanpa terhubung dengan lingkungan, sehingga dengan adanya open space, secara tidak langsung bangunan memiliki koneksi dengan lingkungan di dalam tapak. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa untuk mendapatkan bukaan untuk pencahayaan yang optimal bagi ruangan perlu diketahui kebutuhan kuat cahaya yang disesuaikan dengan fungsi ruang, selain itu juga dipengaruhi luasan ruang, sehingga factorfaktor yang saling terkait tersebut kita dapat menentukan besaran bukaan tersebut. Saran yang dapat diberikan ialah karena penelitian ini masih jauh dari sempurna, karena belum ada pembuktian apakah benar dengan rumus untuk perhitungan besaraan bukaan tersebut. REFERENSI Fachrizal, N. (2008). Pemandu Cahaya Matahari Untuk Pencahayaan Alami di Bangunan. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.10. Karyono, Tri. H. (2010). Green Architecture Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau Di

Inonesia. Jakarta : PT, Raja Grafindo Persada. RSNI 03-2396. (2001). Tata cara perancangan Penerangan alami siang hari untuk rumah dan gedung. Satwiko, Prasasto.(2006) Fisika bangunan 1 dan 2. Jakarta. RIWAYAT PENULIS Augusta Christopher lahir di kota Jakarta pada 13 agustus 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Binus dalam bidang arsitektur pada 2012. Saat ini bekerja sebagai freelance 3d arstist, kontraktor interior yang dibangun bersama rekannya.