I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsi fonetik, mastikasi, dan estetik (Jubhari, 2007). Hal tersebut dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang memiliki kasus

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Bahan restorasi warna

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. 2, 3

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam fungsi pengunyahan, berbicara, maupun segi estetik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang hilang serta jaringan sekitarnya (Zweemer, 1993). Penggunaan gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi atas dan bawah. Alat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kanker mulut (Lamster dan Northridge, 2008). Kehilangan gigi dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gigi tiruan lepasan adalah protesis yang menggantikan sebagian ataupun

I. PENDAHULUAN. dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan adalah perubahan morfologi dan fungsional pada suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. di atas. 3 Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan konsumsi per

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma sel hati merupakan tumor ganas hati primer yang berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat

BAB I PENDAHULUAN. kekompakan dengan jaringan mulut (Anusavice, 2004). banyak unit. Polimer ada dua jenis yaitu polimer alami dan polimer sintetik.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut The Glossary of Prostodontics Term prostodonsia adalah cabang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsional gigi dapat menyebabkan migrasi (tipping, rotasi, dan ekstrusi),

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kebutuhan dan tuntutan pasien akan bahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pergaulan, pasien menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati

I. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi sebagian. 3 Salah satu kelemahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari gigi dan mencegah kerusakan selanjutnya (Tylman, 1970).

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu tindakan restorasi gigi tidak hanya meliputi pembuangan karies

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. mengenai , dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan yang bervariasi dari wajah, rahang, gigi, dan abnormalitas dentofasial

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T

Pengaruh perendaman plat resin akrilik dalam larutan kopi dengan berbagai kekentalan terhadap perubahan volume larutan kopi

DEFORMASI PLASTIS NYLON THERMOPLASTIC SETELAH DIRENDAM DALAM EKSTRAK BIJI KOPI ROBUSTA (Coffea robusta)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 0,1%, usia tahun 0,4 %, usia tahun 1,8%, usia tahun 5,9%

MAKALAH DISKUSIINTEGRASI MODUL 3.11 SEMINAR BAHAN KEDOKTERAN GIGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuanpenemuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan minuman yang tidak mengandung alkohol. Selain sebagai obat dalam budaya pengobatan tradisional Arab

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehilangan gigi menyebabkan pengaruh psikologis, resorpsi tulang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brazil,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 14% pada awal perkembangannya tetapi selama zaman pertengahan, saat bangsa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture) adalah gigi tiruan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Resin akrilik polimerisasi panas berbahan polimetil metakrilat masih

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kuat. Resin komposit terdiri atas dua komponen utama, yaitu matriks resin dan filler

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mulai menggunakan secara intensif bahan cetakan tersebut (Nallamuthu et al.,

IV. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara produsen kopi ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi merupakan minuman psikostimulant yang akan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tidak diganti dapat menimbulkan gangguan pada fungsi sistem stomatognatik

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. struktural seperti papan pelapis dinding (siding), partisi, plafon (celing) dan lis.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Resin akrilik merupakan bahan yang paling banyak digunakan di Kedokteran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigitiruan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodonti terbagi atas beberapa jenis di pasaran, antara lain copper nickel titanium,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggantikan gigi hilang. Restorasi ini dapat menggantikan satu atau lebih gigi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. terhadap restorasi estetik semakin banyak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi. Resin komposit banyak digunakan sebagaibahan restorasi pada gigi anterior

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi mempunyai banyak fungsi antara lain fonetik, mastikasi, estetis dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kehilangan gigi biasa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain trauma, karies, dan penyakit periodontal. Kehilangan gigi akan menyebabkan gangguan fungsi fonetik, mastikasi, dan estetik (Jubhari, 2007). Hal tersebut dapat menimbulkan dampak emosional bagi setiap individu misalnya rasa kurang percaya diri atau merasa malu akan penampilannya. Selain itu, kehilangan gigi geligi juga mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas pengunyahan dan berbicara serta dapat mempengaruhi estetis (Wulan, 2013). Terdapat berbagai pilihan dalam melakukan perawatan di bidang kedokteran gigi untuk kehilangan gigi sebagian, seperti gigitiruan sebagian lepasan, gigitiruan cekat dan implan. Gigitiruan sebagian lepasan dijadikan pilihan perawatan sejak beberapa dekade yang lalu setelah ditemukan resin akrilik dan logam, sebagai bahan restorasi gigi (Thakral dkk., 2012). Resin Akrilik mulai diperkenalkan sebagai basis gigitiruan pada tahun 1937 dan kemudian digunakan secara luas dalam bidang Kedokteran Gigi sejak tahun 1946 (Craig, 1997). Resin akrilik terdiri dari serbuk dan cairan. Cairan dan bubuk diaduk dengan proporsi yang tepat, diperoleh masa yang dapat dibentuk dan dimasukkan ke dalam rongga cetakan (Anusavice, 1996). Pada tahun 1940an, 95% bahan basis gigitiruan terbuat dari resin akrilik dan populer hingga saat ini (Tandon dkk., 2010). Resin akrilik mempunyai keunggulan yaitu mudah diolah, konduksi panas yang baik, permeabilitas yang rendah pada cairan rongga mulut, mempunyai stabilitas warna, dapat dipolis dan

2 cukup kaku. Tetapi pada beberapa pasien, resin akrilik terbukti mempunyai sifat alergi oleh karena monomer residual (Takabayashi, 2010). Selain itu, menurut Salman dan Saleem (2011) resin akrilik polimerisasi panas memiliki sifat mudah fraktur. Selama beberapa tahun, dokter gigi kembali ke teknik tradisional gigitiruan sebagian lepasan logam untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan edentulous sebagian. Namun gigitiruan logam ini sering rapuh dan kaku, menyebabkan iritasi jaringan, memiliki insiden patah yang lebih tinggi, memiliki dukungan logam dan clasps yang buruk. Dengan kemajuan terbaru dalam hal bahan, gigitiruan fleksibel memberikan pilihan yang layak untuk merawat berbagai kondisi edentulous (Levin, 2002; Prashanti dkk., 2010). Thermoplastic nylon lebih banyak dipilih sebagai bahan basis gigitiruan karena mempunyai banyak keuntungan, diantaranya estetik baik, mempunyai elastisitas tinggi, serta tahan terhadap fraktur (Saied, 2011). Bahan thermoplastic nylon memiliki keuntungan lebih tipis dibanding dengan resin akrilik sehingga nyaman digunakan dan memiliki efek menyerap tekanan sehingga dapat melindungi jaringan yang masih ada (Billmayer, 1984). Fleksibilitas thermoplastic nylon membuat bahan ini dapat beradaptasi dengan konstan dan fleksibel dalam rongga mulut serta tidak menyebabkan alergi seperti pada resin akrilik (DiTolla, 2004). Fleksibilitas bahan thermoplastic nylon memberi efek stress-breaker sehingga mengakibatkan jaringan gingiva distimulus secara perlahan selama proses pengunyahan dan dapat mengurangi tekanan yang tidak diinginkan pada gigi asli yang masih ada (Negrutiu dkk., 2005).

3 Menurut Stern (1964), penggunaan thermoplastic nylon sebagai bahan basis gigitiruan telah dibahas pada literatur tahun 1950 walaupun tidak direkomendasikan untuk penggunaan umum pada saat itu. Beberapa kerugian yang dilaporkan mengenai bentuk awal thermoplastic nylon adalah kerentanan warna basis bahan untuk berubah, mengalami stain, penyerapan air yang tinggi dan pembentukan kekasaran permukaan. Thermoplastic nylon akan mengalami kejenuhan dalam penyerapan air setelah direndam ke dalam air selama 7 hari dengan suhu 37 C (Power dan Sakaguchi, 2006). Kopi merupakan minuman yang tidak hanya terkenal di Indonesia tetapi juga terkenal di seluruh dunia. Hal ini karena seduhan kopi memiliki aroma yang khas. Masyarakat memiliki kebiasaan meminum kopi setiap harinya. Berbagai kalangan status sosial menggemari kopi dengan tujuan konsumsi yang berbedabeda, antara lain untuk mencegah penyakit syaraf, menurunkan resiko kanker payudara, mencegah diabetes dan berkhasiat merevitalisasi sel kulit baru dan menjaga kelembapan (Anonim, 2011). Konsumsi kopi dunia dari tahun 2001 s/d 2008 mengalami kenaikan ratarata sekitar 2%. Konsumsi kopi dunia tahun 2008 diperkirakan sebesar 7.680,0 ribu ton, terdiri dari kopi arabika sebesar 4.909,0 ribu ton dan kopi robusta sebesar 2.771,0 ribu ton. Kenaikan konsumsi kopi dunia dikarenakan konsumsi kopi di negara-negara produsen kopi tumbuh sangat cepat, meskipun di negaranegara komsumen juga mengalami kenaikan. Pertumbuhan konsumsi kopi yang terjadi di negara-negara produsen seiring dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara produsen tersebut yang kebanyakan adalah Negara berkembang

4 termasuk Negara Indonesia dan Brazil. Menurut Konsultan International Coffee Organization (ICO) yaitu P &A Marketing International, memperkirakan bahwa pertumbuhan konsumsi kopi global dalam periode 2005-2015 meningkat 35,5% (Departemen Perindustrian, 2009). Kopi digolongkan sebagai minuman phsicostimultant yang menyebabkan orang tetap terjaga dan mengurangi kelelahan. Oleh karena itu tidak mengherankan di seluruh dunia kopi menjadi minuman favorit, terutama bagi kaum pria (Saputra, 2008). Selain itu, masyarakat yang memakai gigitiruan juga banyak yang merupakan peminum kopi. Ada kurang lebih 60 jenis jenis kopi tetapi dalam garis besarnya ada tiga jenis kopi yaitu kopi robusta, kopi arabika dan kopi liberika. Jenis biji kopi yang terkenal sebagai bahan minuman adalah kopi arabika dan kopi robusta. Saat ini kopi jenis robusta mendominasi perkebunan di Indonesia terutama Jawa Timur sekitar 95%. Kopi ini memiliki sifat unggul dan sangat cepat berkembang sehingga banyak dibudidayakan sebagai tanaman industri (Steenis, 1975). Minum kopi sebenarnya baik untuk kesehatan bila tidak dikonsumsi secara berlebihan. Meminum kopi sebaiknya tidak melebihi dua cangkir setiap harinya atau setara dengan 180 ml kopi, karena untuk setiap 180 ml kopi jenis kopi arabika setara degan 600 mg kafein. Kadar kafein yang terdapat pada kopi robusta dua kali lebih banyak dari kopi arabika (Spillane, 1990). Efek negatif jika mengkonsumsi kafein secara berlebihan antara lain kecanduan, bertambah stress, hipertensi, resiko kanker mulut dan penyakit lambung (Sofiana, 2011). Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan meminum kopi dengan frekuensi rata-

5 rata dua cangkir sehari pada usia 30-39 tahun (Wardani, 2012). Apabila waktu meminum kopi dua cangkir setiap harinya dapat dikonversikan, perendaman selama 7 hari dapat diartikan sebagai penggunaan selama 6 bulan dan perendaman selama 14 hari dapat diartikan sebagai penggunaan selama 1 tahun. Kopi mengandung asupan mineral, antara lain memberikan hingga 8% dari kebutuhan harian Cr dan merupakan salah satu sumber penting dari Mg, yaitu 63,7 mg/cangkir (100ml). Kopi juga merupakan sumber penting dari polifenol, diantaranya asam kafeat, asam klorogenat, asam koumarat, asam ferulat, dan asam sinapat (Hecimovic dkk., 2011). Asam klorogenat merupakan senyawa yang memberikan kontribusi terhadap sifat keasaman pada minuman kopi. Kadar asam klorogenat pada biji arabika bervariasi antara 6-7%, sedangkan pada biji kopi robusta sekitar 7-11% dan meningkat seiring dengan tingkat kemasakan, memiliki titik leleh 208 C dan memiliki citarasa yang pahit sama seperti citarasa kafein (Widyotomo dkk., 2012). Zat aktif asam klorogenat diduga berperan besar dalam merusak ikatan thermoplastic nylon. Asam klorogenat menyebabkan kopi bersifat asam sehingga memiliki ion H+ lebih banyak (Amaliyah, 2014). Apabila gugus karboksil dari thermoplastic nylon bereaksi dengan radikal bebas yang bersifat asam maka akan mengakibatkan penurunan kekuatan mekanik karena gugus karboksil dari thermoplastic nylon akan terpecah. Gugus karboksil dari thermoplastic nylon terpecah maka akan menyebabkan degradasi pada ikatan kimiawi thermopastic nylon (Sastrohamidjojo, 2011).

6 Hidrolisis asam klorogenat dengan air menghasilkan ion klorogenat dan ion hidronium. Atom O dari ion klorogenat yang memiliki ion negatif kemungkinan akan bereaksi dengan atom N dari polimer thermoplastic nylon kemudian membentuk gugus hidroksil, atom C merupakan serat yang terikat pada atom N terputus. Pemutusan rantai panjang poliamida menyebabkan ikatan menjadi lebih pendek dan menurunkan sifat fisik dari thermoplastic nylon (Amaliyah, 2014). Semakin lemah ikatan, semakin lemah pula sifat material tersebut (Salman dan Saleem, 2011). Plasticizer adalah bahan anorganik dengan berat molekul rendah yang ditambahkan ke dalam polimer berfungsi untuk menaikkan elastisitas polimer (Noort, 2007; William, 1993). Menurut Bursztyn (2010), plasticizer dapat larut ke dalam pelarut organik. Apabila plasticizer terlarut berarti sifat elastisitas dari thermoplastic nylon menjadi berkurang (Noort, 2007). Fenol merupakan struktur yang terbentuk dari benzene tersubstitusi dengan gugus OH (Fessenden, 1982). Benzena sendiri dikenal sebagai pelarut organik yang baik untuk berbagai proses di industri seperti industri rubber, sepatu, pelarut cat, komponen dalam bahan bakar motor, komponen dalam detergent, pestisida dan pembuatan farmasi (Maywati, 2012). Elastisitas basis gigitiruan thermoplastic nylon diperlukan untuk menjamin basis gigitiruan mampu menahan beban yang timbul pada saat berfungsi tanpa menyebabkan perubahan bentuk secara permanen. Elastisitas bahan dipengaruhi oleh modulus elastisitas atau kekakuan bahan (McCabe, 2008).

7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, timbul permasalahan: apakah ada pengaruh lama perendaman dalam minuman kopi arabika dan kopi robusta terhadap modulus elastisitas thermoplastic nylon sebagai bahan basis gigitiruan? C. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, penelitian mengenai pengaruh lama perendaman dalam minuman kopi robusta terhadap modulus elastisitas thermoplastic nylon sebagai bahan basis gigitiruan belum pernah dilakukan. Penelitian pernah dilakukan oleh Amaliyah (2014) dengan judul Deformasi Plastis Nylon Thermoplastic setelah direndam dalam Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea robusta). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat peningkatan deformasi plastis nylon thermoplastic setelah direndam dalam ekstrak biji kopi robusta 12,5%. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada penggunaan minuman kopi arabika dan kopi robusta terhadap modulus elastisitas thermoplastic nylon. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh lama perendaman minuman kopi arabika dan robusta terhadap modulus elastisitas thermoplastic nylon sebagai bahan basis gigitiruan.

8 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh minuman kopi arabika dan kopi robusta terhadap elastisitas basis gigitiruan thermoplastic nylon. 2. Sebagai tambahan informasi kepada masyarakat mengenai dampak minuman kopi arabika dan kopi robusta terhadap elastisitas permukaan basis gigitiruan thermoplastic nylon yang mereka gunakan.