BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V REFLEKSI TEORI Resume Temuan Penelitian 1. Budaya Lokal dan Televisi Lokal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMBUAT PAKET BERITA TELEVISI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2

Materi Perkuliahan I BERITA TV

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB I PENDAHULUAN. adalah belajar bagaimana proses editing pada sebuah program acara televisi (TV)

Penulisan Naskah Berita Televisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BERITA TELEVISI. Kuliah Jurnalistik Televisi oleh I Made Denny Chrisna P., S.Sn., M.Sn. 26 September 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB V PENUTUP KESIMPULAN

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tentu saja Indonesia harus memiliki elemen-elemen yang bangsa agar lebih

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. 1. Nama Perusahaan : PT. Aksara Solopos. 2. Alamat : Jalan Adi Sucipto Nomor Kota : Surakarta

TEKNIK REPORTASE TV. Oleh : Ratna Komala RCTI

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

Jurnalistik Televisi. Materi Kuliah. Oleh: I Made Denny Chrisna P., S.Sn., M.Sn. Materi Disampakan pada Perkuliahan hari Kamis 10 Oktober 2013.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian

PENULISAN NASKAH BERITA TELEVISI. Modul ke: 12Ilmu. Fakultas. Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Penyiaran

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada setiap daerah untuk melaksanakan kebijakan, ternyata membawa

Dasar- dasar Jurnalistik TV

FAKTOR RATING DAN SHARE DALAM PENENTUAN BERITA PADA PROGRAM METRO SIANG DI METRO TV (PERIODE APRIL 2013)

BAB I PENDAHULUAN. massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong. media elektronik (televisi dan radio), serta media online.

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa. Dalam komunikasi massainformasi disampaikan melalui media massa.

BAB III PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL-

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA PROSES EDITING VIDEO PADA PROGRAM BERITA PAGI DAN PETANG DI KOMPAS TV DEWATA. Disusun oleh : ADHI TRIYANDARTOKO D

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber : (Graeme Burton, 2007:125)

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

I. PENDAHULUAN. dan tingkatan ekonomi serta umur sudah dapat menggunakannya. Internet adalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpercaya tentang kejadian yang terjadi di sekeliling kita.

CREATIVE THINKING. Merancang Produksi Program Acara TV : News. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus menyatakan tanggung jawab media kepada masyarakat. Beberapa ahli

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Televisi dapat didefinisikan sebagai media massa yang menampilkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. acara tersebut harus memiliki strategi penyajian yang kreatif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN mulai dinikmati oleh publik Amerika, yaitu ketika berlangsungnya World s

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB III DISKRIPSI PERUSAHAAN. Alamat : Jl. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra No.88A Ketewel. Telp : /

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dirumuskan pada bab I, yaitu Kredibilitas Redaktur TVRI Jawa Barat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pamor Indonesia sebagai salah satu destinasi berlibur favorit wisatawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. video dan audio video (film). Selama ini kebanyakan orang tidak menyadari hal itu

Dasar- dasar Jurnalistik TV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertemuan 2: Jurnalistik TV

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

BAB I PENDAHULUAN. televisi telah mencapai tingkat persaingan yang sangat tajam. Sebesar 80%

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kebudayaan di pulau Bali masih lestari, sehingga pulau Bali diminati sebagai tujuan berwisata bagi turis asing maupun wisatawan lokal. Wisatawan asing berada di pulau Bali cukup lama, sehingga di Bali TV dan Dewata TV memanfaatkan kebutuhan wisatawan yang ada di Bali tersebut dengan memproduksi program berita yang berkonten kebudayaan dan kepariwisataan yang ada di Bali. Warga Bali sendiri juga merupakan target audience program berita karena sangat penting dalam keberlangsungan perkembangan budaya lokal dan pariwisata Bali. Agar program berita Bali TV dan Dewata TV diminati oleh target sasaran, maka Bali TV dan Dewata TV membuat strategi program berita masing-masing untuk membantu mengembangkan budaya lokal dan pariwisata Bali. Bali TV memiliki tiga kriteria kelayakan berita, yaitu kelayakan pertama, kesesuaian materi berita dengan visi dan misi Bali TV, kelayakan kedua, sesuai kode etik jurnalistik dari KPI, kelayakan ketiga, kelayakan berita berdasarkan agenda setting. Yang dimaksud dengan agenda setting adalah upaya Bali TV untuk membuat pemberitaannya tidak semata-mata menjadi saluran isu dan peristiwa. Bali TV tidak konsisten dalam menerapkan rencana komposisi sumber berita, dalam perencanaan program sumber berita lokal Bali sebesar 79%, sedangkan bukti nyatanya dalam observasi yang dilakukan peneliti hanya 33%, menunjukkan bahwa porsi bagi berita dari lokal Bali khususnya budaya Bali masih sedikit, karena sumber berita nasional dan internasional juga sama, sebesar 33% juga. Berdasarkan hasil pengamatan narasumber pada berita Orti Bali, narasumber yang berasal dari budayawan hanya mencapai 20%, jumlah ini lebih 136

kecil dibandingkan narasumber dari pejabat sipil yang mencapai 40%, untuk itu dapat disimpulkan bahwa dalam berita Orti Bali sumber berita budaya lebih kecil dibandingkan dengan berita pemerintahan maupun politik. Padahal berdasarkan wawancara dengan Dewa Ayu Dewi Kartika selaku Direktur Pemberitaan dan Program Bali TV, mereka ingin mewujudkan Ajeg Bali melalui tayangannya, dalam program hiburan maupun program berita dengan memberikan porsi lebih untuk budaya dan pariwisata Bali. Dalam komposisi berita, Orti Bali tidak monoton melainkan diselangseling agar pemirsa tidak merasa bosan ataupun tegang ketika menonton berita. Selain berita yang bersifat hard news, yang harus segera disampaikan langsung ke publik, juga berita-berita yang bersifat soft news yang memiliki kecenderungan sifat human interest,yang struktur penyajiannya relatif lebih luwes, dan dari segi isi tidak terlalu berat, yang umumnya berasal dari masyarakat Bali sendiri, misalnya pemahat patung, pelukis, pemijat di Pantai Kuta dan berita-berita sejenis. Bali TV lebih memilih menggunakan format berita package dengan alasan bahwa dengan format ini, berita yang disampaikan lebih mudah dicerna masyarakat karena presenter hanya menyampaikan fakta dan inti berita secara singkat (hanya intro), dan naskah selanjutnya dibacakan secara langsung di lokasi berita oleh reporter. Dalam program pemberitaan Orti Bali, inti berita disampaikan secara ringkas oleh presenter dalam fakta yang penting dan menarik sehingga lebih mudah dipahami oleh masyarakat Bali. Selain itu dengan materi berita dibacakan reporter secara langsung (tanpa dubber) di lokasi kejadian menjadikan masyarakat Bali lebih antusias memirsa berita tersebut karena pemirsa seakan-akan merasa berada dan terlibat dalam lokasi berita. Sedangkan Dewata TV memilih menggunakan program hiburan untuk memberikan porsi yang cukup besar bagi tayangan budaya dan pariwisata Bali, menurut Pimpinan Program dan Berita Dewata TV, hal ini dilakukan karena pada program hiburan waktu dan jenis tayangan programnya lebih mudah diminati oleh 137

target audience Dewata TV, program hiburan dapat dikemas dalam berbagai kreatifitas yang unik. Apabila lebih banyak diletakkan pada program berita maka akan menganggu berita yang bersifat hardnews, karena berita budaya dan pariwisata lebih banyak bersifat softnews, untuk itu tayangan budaya lebih banyak diletakkan pada program hiburan agar lebih efektif. Dewata TV menetapkan komposisi sumber berita yang berasal dari lingkup lokal Bali 85%, nasional 10% dan internasional 5%. Dalam konteks Program Sources, Dewata TV lebih mengedepankan program yang menginformasikan atau menayangkan tayangan yang mengunggulkan masyarakat lokal Bali, dengan presentase yang cukup besar yakni 85%. Untuk tema berita yang ada di Lintas Dewata/Gatra masing-masing memiliki porsi yang berbedabeda, yaitu tema budaya sebesar 20%, berita politik & pemerintahan sebesar 15%, berita hukum 10%, berita ekonomi 15%, kesehatan 15%, pendidikan 15%, dan masalah sosial masyarakat sebesar 10%. Dewata TV memberikan porsi yang cukup besar pada berita budaya karena Dewata TV ingin agar masyarakat Bali tetap mempertahankan budaya lokalnya yang diharapkan mampu mendongkrak pariwisata Bali. Ada 4 kriteria yang diterapkan oleh Dewata TV mengenai kelayakan berita di Lintas Dewata, pertama, sesuai Kode Etik Jurnalistik, tidak ada unsur SARA (suku, agama, dan ras), memiliki nilai bayar, tidak mengandung pornografi dan budaya murni. Bagi Dewata TV, peristiwa atau pendapat yang pantas disajikan sebagai berita adalah yang memiliki news value (nilai berita). Dalam hal ini nilai berita diartikan sebagai nilai penting atau memiliki daya tarik bagi para pemirsa Dewata TV. Cara yang dilakukan Dewata TV untuk menentukan nilai berita adalah melalui beberapa kriteria, yaitu, kedekatan, aktual dan popularitas. Jenis format berita yang digunakan Dewata TV adalah Voice Over (VO) yakni format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. Dalam format ini presenter Dewata TV muncul didepan kamera untuk 138

membacakan berita tentang budaya dan pariwisata. Format ini kerap dipakai dalam program berita Gatra, karena pertimbangan Dewata TV bahwa dengan format ini VO dapat menjelaskan berita secara komprehensif dan spesifik melalui video yang detail mulai dari intro sampai kalimat terakhir. Masyarakat Bali memang tidak dapat melepaskan diri dari perubahan sosial budaya, hal ini bisa terjadi karena adanya globalisasi yang makin pesat, karena pulau Bali merupakan tujuan wisata yang sangat diminati oleh wisatawan asing, sehingga pengaruh kebudayaan asing pun dapat terjadi pada budaya murni Bali. Dewata TV dan Bali TV menganggap semua itu sebagai tantangan bagi mereka untuk semakin melestarikan dan mengembangkan budaya lokal Bali dalam tayangannya, sehingga mereka memberikan beberapa wadah bagi kebudayaan lokal Bali untuk tampil melalui media ini, sehingga budaya lokal masih bisa dinikmati oleh seluruh warga Bali melalui televisi lokal yang ada di Bali. Namun, tetap ada kelemahannya, yaitu tayangan budaya yang tidak memiliki nilai berita pun kadang dapat ditayangkan karena demi memenuhi kebutuhan target audience. B. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dalam menjelaskan tentang strategi program berita, pada program berita Orti Bali dan program berita Lintas Dewata dalam pengembangan budaya lokal dan pariwisata Bali. Penelitian yang dilakukan belum sempurna karena adanya keterbatasan peneliti dalam mendalami aspek-aspek yang terkait dengan penelitian, seperti keterbatasan data yang diperoleh, karena objek penelitian jauh dan tidak memungkinkan peneliti untuk bolak-balik dari Yogyakarta ke Bali. 139

C. Saran dan Kritik 1. Bagi Bali TV dan Dewata TV, khususnya dalam rangka pengembangan budaya lokal dan pariwisata Bali Peneliti memberikan masukan kepada stasiun Bali TV dan Dewata TV sebagai berikut: a. Mempertahankan identitas kelokalannya terutama dengan sumber berita yang bertema budaya dan pariwisata Bali, penggunaan bahasa Bali dan segala hal yang berhubungan dengan budaya Bali dalam program berita yang ditayangkan, mengingat pulau Bali yang merupakan kota dengan sebutan pulau Dewata yang terkenal dengan pariwisata budaya. b. Mengemas berita budaya dalam tampilan yang menarik, sehingga pemirsa juga tertarik untuk menonton berita budaya tersebut. 2. Peneliti Selanjutnya Peneliti memberikan saran kepada para peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dalam bidang strategi program berita televisi dalam pengembangan budaya lokal agar lebih memperdalam pada strategi program berita yang bertema selain budaya. Peneliti selanjutnya tidak hanya melakukan penelitian bidang strategi program berita dalam pengembangan budaya lokal dan pariwisata saja, tetapi juga pengembangan di bidangan lain, sehingga penelitian selanjutnya dapat lebih bervariasi dan mendalam dengan hasil yang maksimal. 140