PENERAPAN KOOPERATIF GI MENINGKAT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TEKNIK TENDANGAN PENCAK SILAT

dokumen-dokumen yang mirip
Kata-kata Kunci: TAI, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli.

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

ARTIKEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLAA. Oleh Komang Agus Dian Tri Putrawan NIM

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW I UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH. Oleh Agus Suyasa NIM

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVICE BULUTANGKIS

MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA. Oleh I Putu Pranatha NIM

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

PENERAPAN KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

ARTIKEL MODEL KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK BOLA BASKET. Oleh Gede Arya Andreawan NIM

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh I Gede Agustina NIM.

Kata-kata Kunci: TGT, aktivitas, hasil belajar,lompat jauh.

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA. Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM

IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PUKULAN PENCAK SILAT

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVIS BOLA VOLI. Oleh I Putu Sudiadnyana NIM.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh: I Ketut Jaya Laksana NIM.

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI. I Gede Wenawa Putra

IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA. Oleh I Putu Oka Putrawan NIM

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

PENERAPAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLA

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh I Made Sudiartha NIM

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TPS MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI. Oleh DEWA AYU DWI APRIANI NIM.

ARTIKEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. I Nyoman Sandiyasa

ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh Made Arya Sudita NIM

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF (STAD) MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ROLL SENAM LANTAI. Oleh I Kade Supardika NIM.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLAVOLI

PENERAPAN KOOPERATIF TGT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PUKULAN LOB BULUTANGKIS. Dea Angga Pertiwi Savitri

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh I Gede Putrawan NIM

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET. Oleh Daniel Benu NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF (TAI) MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GULING SENAM LANTAI

ARTIKEL IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK LOMPAT JAUH. Oleh Nyoman Suwartana NIM

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE (GI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SPRINT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING (KAKI BAGIAN DALAM) SEPAKBOLA

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

Kata-kata kunci: Model kooperatif NHT, aktivitas, hasil belajar, passing bola basket

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT. Kadek Hendra Setiawan

MODEL KOOPERATIF (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. I Wayan Gatot

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF (STAD) MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING BOLAVOLI

PENERAPAN PEMBELAJARAN NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA.

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN KOOPERATIF GI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING BOLA VOLI

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVICE BULU TANGKIS

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

Abstrak. questions is 77.5 %, the percentage of the average response to the question was

ARTIKEL AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SEPAKBOLA. Oleh Josep Marsianus Rewo NIM

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ROLL SENAM LANTAI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI THINK PAIR SHARE (TPS) DI SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA

Komang Suastika, I Putu Darmayasa, dr. Putu Adi Suputra

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016)

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATAKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLABASKET

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

Transkripsi:

PENERAPAN KOOPERATIF GI MENINGKAT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TEKNIK TENDANGAN PENCAK SILAT I Gst. Pt Agus Yogaswara, I Gusti Lanang Agung Parwata, I Ketut Semarayasa Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Jalan Udayana Nomor 11 Singaraja-Bali Telepon (0362) 32559 e-mail: {yogaswara10@yahoo.co.id, agungparwata2010@yahoo.co.id, semarayasaiketut@yahoo.com} @undiksha.ac.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar teknik dasar tendangan pencak silat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada kelas VIII H SMP Negeri 2 Negara. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan refleksi. Subjek penelitian kelas VIII H SMP Negeri 2 Negara, yang berjumlah 36 orang, terdiri dari 9 putra dan 27 putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis data yang diperoleh adalah untuk motivasi belajar teknik dasar tendangan pencak silat pada VIII H SMP Negeri 2 Negara secara klasikal pada observasi awal 37 (rendah), pada siklus I meningkat menjadi 65 (tinggi), dan pada siklus II meningkat menjadi 76 (tinggi). Sedangkan persentase ketuntasan hasil belajar tendangan pencak silat secara klasikal pada observasi awal 19.4% (sangat kurang), pada siklus I meningkat menjadi 69.4% (cukup), dan pada siklus II meningkat menjadi 88.9% (sangat baik). Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa motivasi dan hasil belajar teknik dasar tendangan pencak silat meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif GI pada kelas VIII H SMP Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2013/2014. Kata kunci:gi, Motivasi, Hasil Belajar, Tendangan, Pencak Silat Abstract This study aims to increase motivation and learning basic techniques of martial arts kick through the application of cooperative learning model type Group Investigation (GI) in the eighth grade students of SMP N 2 VIII H Negara. This research is a classroom action research conducted in two cycles. Consists of a plan of action, action, evaluation, and reflection. Subjects of this research are 36 student of eighth grade from SMPN 2 Negara, cohsist of 9 men and 27 woment. Was analyzed using descriptive statistical analysis. The result of for the motivation to learn the basic techniques of martial arts kick on student VIII Junior High School H 2 in the classical state at the initial observation are 37 ( low ), on the first cycle increased to 65 (high), and on the second cycle increased to 76 (high). While the percentage of comlpeted learning outcomes of martial arts kick classically on early observations 19.4 % (very less), on the first cycle increased to 69.4 % (enough), and on the second cycle increased to 88.9 % (very good). Based on the data analysis and discussion, it can be concluded that the motivation and learning outcomes of the basic techniques of martial arts kick students increased through the implementation of cooperative learning model GI on eighth grade students of SMP N 2 VIII H Negara school year 2013/2014. Kata kunci: GI, Motivation, Learning Outcomes, kick, Pencak Silat

PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Keberhasilan pendidikan tidak dilihat dari kuantitas semata seperti meningkatnya jumlah lulusan pendidikan setiap tahunnya, tetapi juga dari segi kualitas atau mutu lulusan. Peningkatan kualitas pendidikan secara nasional merupakan salah satu uapaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini diarahkan agar lembaga pendidikan selalu berupaya untuk dapat nantinya meningkatkan kualitas pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran pendidikan sangat bermanfaat untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis (Oemar Hamalik,2008:3). Pembelajaran penjasorkes pada khususnya masih mengalami permasalahan karena model pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariatif, sehingga anak didik akan cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya perubahan kurikulum dari Kurikulum Berbasi Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana KTSP menggunakan model pembelajaran inovatif yang menekankan untuk lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan, tidak hanya mengandalkan pemberian dari guru saja. Maka dari itu untuk membantu peserta didik dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan kurikulum dalam proses belajar mengajar maka diperlukan model pembelajaran yang menarik untuk memperlancar adanya stimulus dan respon pada peseta didik ( Trianto, 2007 : 2). Salah satu materi yang diberikan dalam pembelajaran penjasorkes terdapat materi pembelajaran pencak silat yang terdiri dari teknik dasar tendangan (tendangan lurus dan tendangan T). Walaupun pembelajaran teknik dasar tendangan pencak silat kelihatan mudah untuk dilakukan, namun dalam kenyataan hasil pembelajran teknik dasar tendangan lurus dan tendangan T pencak silat belum optimal, hal ini terlihat dari kurangnya penguasaan di dalam melakukan proses pembelajran teknik dasar tendangan terutama pada pelepasan tendangan dan sikap akhir baik tendangan lurus maupun tendangan T. Berdasarkan obeservasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada kelas VIII H SMP Negeri 2 Negara, pada hari/tanggal Rabu, 30 Juli 2013 yang bertempat di Lapangan Basket SMP Negeri 2 Negara pada pukul 06.30 08.50 wita dalam pembelajaran teknik dasar tendangan pencak silat menggunakan lembar observasi, ditemukan beberapa masalah yang cukup serius baik dari motivasi maupun hasil belajar yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari persentase motivasi dan hasil belajar yang diperoleh pada saat observasi awal pada kelas VIII H SMP Negeri 2 Negara yang berjumlah 36 orang (9 orang putra dan 27 orang putri), peneliti mendapatkan data sebagai berikut. Dilihat pada motivasi belajar teknik dasar tendangan pencak silat (tendangan lurus dan tendangan T) yang berada pada kategori sangat tinggi tidak ada (0%), tinggi tidak ada (0%), cukup sebanyak 21 orang (58%), rendah 15 orang (42%), dan dalam kategori sangat rendah tidak ada (0%). Tingkat ketuntasan motivasi belajar secara klasikal baru mencapai 37. Dari motivasi belajar teknik dasar tendangan pencak silat (tendangan lurus dan tendangan T) tersebut menunjukan bahwa motivasi belajar rendah berada pada 27 X 45. Pada hasil belajar teknik dasar tendangan lurus dan tendangan T pencak silat ditemukan tidak ada yang berada pada kategori sangat baik, baik sebanyak 7 orang (19.4%), cukup sebanyak 25 orang (69.5%), kurang sebanyak 4 orang (11.1%), dan dalam kategori sangat kurang tidak ada (0%). Katuntasan hasil belajar baru mencapai 70.9, karena belum memenuhi kreteria ketuntasan klasikal 75. Berdasarkan hasil rekleksi awal, masalah umum yang dialami dalam

proses pembelajaran teknik dasar tendangan (tendangan lurus dan tendangan T) pencak silat adalah: model pembelajaran yang digunakan masih belum bervariatif dan harapan tidak sesuai dengan fakta yang ada dilapangan. Sehingga terdapat beberapa permasalahan yang diidentifikasikan sebagai faktor rendahnya motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran penjasorkes, antara lain: (1) masih pasif dalam menerima pembelajaran, (2) kurangnya minat dan perhatian terhadap pelajaran, (3) kurang semangat dan bertanggung jawab untuk melakukan tugas-tugas belajarnya. Sedangkan untuk hasil belajar permasalahan yang dialami adalah: (1) pada aspek kognitif, masih sangat kurangnya pemahaman mengenai materi teknik dasar tendangan pencak silat, hal ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan yang diberikan kepada untuk memahami teori dalam materi teknik dasar tendangan pencak silat, (2) pada aspek afektif, terlihat masih kurangnya suatu jalinan kerjasama dan rasa saling menghargai antara yang satu dengan yang lainnya dalam proses pembelajarannya, dan (3) pada aspek psikomotor permasalahan yang terjadi adalah masih banyak yang masih salah dalam melakukan gerakan, baik dari sikap pasang, gerakan pelepasan tendangan, maupun sikap akhir. Mengacu pada permasalahan di atas, maka peneliti mencoba memberikan salah satu alternatif pemecahan masalah yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI, dimana model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang menuntut para untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Nurhadi, 2004:65). Pembelajaran dengan tipe Group Investigation dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta didik memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik-topik itu (Suprijono, 2009: 93). Adapun keunggulan dalam menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe GI ini adalah: (1) rasa percaya diri akan lebih meningkat, (2) dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah, (3) meningkatkan belajar bekerja sama, (4) belajar bekomunikasi yang baik secara sistematis, (5) belajar menghargai pendapat orang lain. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan (Sudirman A.M, 2011: 102). Sedangkan hasil belajar merupakan suatu proses perubahan penampilan atau tingkah laku sebagai hasil pengalaman dan praktek, dimana dari belum bisa melakukan suatu gerakan menjadi bisa. Hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor (Aunurrahman, 2009:49-53). Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar teknik dasar tendangan pencak silat pada kelas VIII H SMP Negeri 2 Negara Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII H SMP Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Jumlah subyek penelitian ini yaitu 36 orang. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan tiap siklus terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan pada semester genap. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Waktu penelitian ini dilaksanakan tanggal 7 dan 21 Agustus 2013 untuk siklus I, sedangkan tanggal 28 Agustus dan 4 September 2013 dilaksanakan penelitian siklus II. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Basket SMP Negeri 2 Negara. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu motivasi belajar di evaluasi dengan menggunakan kuisiuner motivasi

belajar, sedangkan untuk hasil belajar ada tiga aspek penilaian yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Penilaian kognitif diberikan dengan tes kemampuan yang di buat oleh peneliti, penilaian afektif merupakan pengamatan sikap yang di evaluasi oleh peneliti dan penilaian psikomotor di evaluasi oleh 3 orang evaluator dengan menggunakan format assesment hasil belajar teknik dasar tendangan pencak silat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data motivasi belajar pada siklus I diperoleh motivasi belajar secara klasikal sebesar 65 berada pada rentang 63 X 81 dengan kategori tinggi. Siswa yang motivasi tinggi sebanyak 19 orang (53%), sedangkan yang motivasi cukup sebanyak 19 orang (53%) dan motivasi rendah sebanyak 2 orang (5%). Tabel 1. Data Motivasi Belajar Tendangan Pencak Silat Pada Jumlah No Kriteria Kategori Persentase Ket Siswa 1 X 81 0 0.00% 15 orang (42%) 2 63 X 81 15 42%% tinggi 3 45 X 61 Cukup 19 53% 4 27 X 45 Rendah 2 5% 5 X 27 Jumlah Rendah 0 0.00% 36 100% 21 orang (58%) rendah 36 0rang (100%) Penelitian hasil belajar teknik dasar tendangan (tendangan lurus dan tendangan T) pencak silat pada siklus I, diperoleh data hasil belajar dimana yang tuntas sebanyak 25 orang dengan persentase 69.4% dan yang tidak tuntas sebanyak 11 orang dengan persentase 30.6%. Adapun rincian kategori hasil belajar sebagai berikut: dengan kategori sangat baik tidak ada, dengan kategori baik sebanyak 25 orang dengan persentase 69.4%, dengan kategori cukup sebanyak 11 orang dengan persentase 30.6% dan dengan kategori kurang maupun kategori sangat kurang tidak ada, dengan persentase secara klasikalnya 76% berada pada rentang 75-84 dengan kategori baik.

Tabel 2. Data Hasil Belajar Tendangan Pencak Silat Pada Jumlah Persent No Kriteria Kategori Ket Siswa ase 1 85-100 Baik 0 0.00% 22 orang 2 75-84 Baik 25 69.4% (69.4%) tuntas 3 65-74 Cukup 11 30.6% 11 orang 4 55-64 Kurang 0 0,00% (30.6%) tidak 5 0-54 0 0.00% Kurang tuntas Jumlah 36 100% 36 0rang (100%) Hasil analisis data motivasi belajar pada siklus II diperoleh motivasi belajar secara klasikal sebesar 76 berada pada rentang 63 X 81 dengan kategori tinggi. Siswa yang motivasi sangat tinggi sebanyak 10 orang (28%) sedangkan yang motivasi tinggi sebanyak 20 orang (55%) dan rendah sebanyak 6 orang (17%). Tabel 3. Data Motivasi Belajar Tendangan Pencak Silat Pada I No Kriteria Kategori 1 X 81 Jumlah Siswa Perse ntase 10 28% 2 63 X 81 20 55% Ket 30 orang (83%) tinggi 3 45 X 63 Cukup 6 17% 6 orang 4 27 X 45 Rendah 0 0,00% (17%) 0 0,00% rendah 5 X 27 Jumlah Rendah 36 100% 36 0rang (100%) Penelitian hasil belajar teknik dasar tendangan (tendangan lurus dan tendangan T) pencak silat pada siklus II, diperoleh data hasil belajar dimana yang tuntas sebanyak 32 orang dengan baik sebanyak 9 dengan persentase 25.0, dengan kategori baik sebanyak 23 orang dengan persentase 63.9%, dengan kategori cukup sebanyak 4 orang dengan persentase persentase 88.9% dan yang tidak tuntas sebanyak 4 orang dengan persentase 11.1%. Adapun rincian kategori hasil belajar sebagai berikut: dengan kategori sangat 11.1%, dengan kategori kurang dan kategori sangat kurang tidak ada, dengan persentase secara klasikal 81.6% berada pada rentang 75-84 dengan baik.

Tabel 4. Data Hasil Belajar Tendangan Pencak Silat Pada I Jumlah Persent No Kriteria Kategori Ket Siswa ase 1 85-100 Baik 9 25.0% 32 orang 2 75-84 Baik 23 63.9% (88.9%) tuntas 3 65-74 Cukup 4 11.1% 4 orang 4 55-64 Kurang 0 0,00% (11.1%) tidak 5 0-54 0 0.00% Kurang tuntas Jumlah 36 100% 36 0rang (100%) PEMBAHASAN Pada observasi awal yang dilakukan pada kelas VIII H SMP Negeri 2 Negara diketahui bahwa motivasi belajar rendah secara klasikal dan hasil belajar tidak tuntas secara klasikal. Hal ini dikarenakan saat proses pembelajaran berlangsung banyak tidak bersemangat dalam melakukan gerakan dan banyak tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi sehingga motivasi dan hasil belajar tidak maksimal. Untuk itu peneliti mencoba memberikan solusi dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe GI. GI merupakan model pembelajaran ini efektif untuk membut variasi suasana pola diskusi kelas, dimana diberikan waktu lebih banyak untuk berpikir, untuk merespon, dan saling membantu satu sama lain dalam satu kelompok (Trianto, 2009: 132). Dengan menerapkan model pembelajaran koopertif tipe GI motivasi dan hasil belajar menjadi lebih baik dari observasi awal. Pada siklus I pada saat diberikan tindakan motivasi belajar meningkat dengan jumlah 15 orang (42%) dan pada siklus II saat diberikan tindakan motivasi belajar meningkat dengan jumlah 30 orang (83%) sehingga dilihat dari ketuntasan secara klasikal sebesar 83% pada kategori tinggi. Tabel 5. Peningkatan Motivasi Belajar Teknik Dasar Tendangan Pencak Silat No Tahapan Persentase Motivasi Belajar Ketuntasan Siswa Peningkatan Motivasi Belajar ke Siklus II Observasi Awal ke Observasi Awal ke I 1. Observasi Awal 0 orang (0%) Motivasi 2. 15 orang (42%) Motivasi 3. I 30 orang (83%) Motivasi 15 orang (42%) 30 orang 83% 15 orang (42)%

Sedangkan untuk hasil belajar pada siklus I sebanyak 25 (69.4%) tuntas namun pada siklus II terjadi peningkatan sehingga yang tuntas sebanyak 32 (69.4) dan hanya 4 (11.1) yang tidak tuntas sehingga dilihat dari ketuntasan secara klasikal sebesar 81.6% pada kategori baik. Pada siklus II ini peneliti memberikan tindakantindakan GI dengan melihat kelemahankelemahan pada observasi awal dan siklus I. Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Teknik Dasar Tendangan Pencak Silat No Tahapan 1. Observasi Awal 2. 3. I Persentase Hasil Belajar 7 orang (19.4%) Sudah 25 orang (69.4%) Sudah 32 orang (88.9%) Sudah Ketuntasan Siswa Peningkatan Hasil Belajar ke Siklus II Observasi Awal ke 18 orang 50% 7 orang 19.4% Observasi Awal ke I 25 orang 69.4% Berdasarkan uraian tersebut, ini berarti bahwa tingkat penguasaan materi teknik dasar tendangan (tendangan lurus dan tendangan T) pencak silat pada siklus II sudah memenuhi KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran penjasorkes di kelas VIII H SMP Negeri 2 Negara, yakni sebesar 75% dari nilai maksimal 100. Secara klasikal penelitian ini dianggap berhasil karena telah mencapai target yakni 75% di kelas terteliti telah memperoleh rata-rata nilai sebesar 75 berdasarkan KKM dari SMP Negeri 2 Negara tersebut. Karena sudah tercapainya target yang ditentukan maka penelitian ini dihentikan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah direncanakan sebelumnya. Keberhasilan dalam penelitian sesuai dengan teori-teori yang mendukung dalam proses pembelajaran. Hamalik (2008: 171-172) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas sendiri kepada. Siswa belajar dan beraktivitas sendiri untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilan yang bermakna. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar merupakan dasar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Selain itu hasil penelitian ini juga dikuatkan dari peneliti-peneliti sebelumnya diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh F.X. Gamaliel, (2007) menemukan bahwa motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran biologi meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada kelas VII SMP Dewantoro Purwosari Pasuruan. Selain itu juga ada Fauzi, Mohammad Arif (2010) menemukan bahwa motivasi dan hasil belajar fisika meningkat melelui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada kelas VII SMP Negeri 2 Malang.

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Motivasi belajar teknik dasar tendangan (tendangan lurus dan tendangan T) pencak silat meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada kelas VIII H SMP Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2013/2014. Hasil belajar teknik dasar tendangan (tendangan lurus dan tendangan T) pencak silat meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada kelas VIII H SMP Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2013/2014. Saran peneliti kepada guru penjasorkes yaitu agar menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI, karena terbukti dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar teknik dasar tendangan pencak silat.?mod=detail&id=42740 tanggal 11 Mei 2013). (diakses Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada. Silvia, Nurdiana. 2000. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Guling Pada Mata diklat akuntansi pada kelas X AK SMK 6 PGRI Malang. Tersedia pada http://jurnal.fkip.uns.ac.id/indek.php/ sosant/article/view/337.diakses tanggal 11 mei 2013) DAFTAR PUSTAKA Aunrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. F.X. Gamaliel. 2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP Dewantoro Purwosari Pasuruan. Tersedia pada http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=34122 (diakses tanggal 11 Mei 2013) Fauzi, Muhamad Arif. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil belajar fisika kelas VII SMP Negeri 2 Malang. Tersedia pada http://library.um.ac.id/ptk/index.php